Cerita Dewasa Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

Apemtembem.com Cerita Dewasa Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri,

Cerita Dewasa Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

Sejak Bapak meninggal tujuh tahun lalu dan Ibu meninggal enam tahun yang lalu, aku tinggal bersama kakak sulungku, Mbak Tasya. Rumah orang tuaku di Madiun terpaksa dijual. Uangnya kami bagi bertiga, Mbak Tasya, Mbak Mona, dan aku, Mila.

Rumah waris itu hanya laku Rp. 6,5 juta. Waktu itu aku masih duduk dibangku kelas tiga SMA. Masing-masing kebagian Rp. 2 juta, sisa Rp.500 ribu dimasukkan ke bank untuk memperbaiki makam kedua orang tua dan biaya keselamatan.

Ketika menerima uang waris Rp. 2 juta, aku sengaja menyimpan Rp. 1 juta sebagai deposito ke sebuah bank, sedangkan sisanya kubelikan sebuah TV. Sebab aku ingin punya TV sendiri dikamar tidurku.

Begitu lulus, aku pergi berduaan ke Sarangan bersama Doni, pacarku yang sekelas denganku. Ditempat rekreasi yang sejuk itulah aku memadu kasih dengan Doni. Entah bagaimana mulanya, setelah aku dicium dan diremas-remas payudaraku, aku seperti terhipnotis dan terbuai dengan segala rayuannya, sehingga aku menuruti saja ketika Doni mengajakku memasuki kamar hotel di Sarangan, aku tidak menolaknya.

Bahkan ketika di dalam kamar tidur, Doni mulai kembali dengan cumbuannya dan remasan-remasan hangatnya yang benar-benar membuatku tak berdaya dan diam saja saat Doni mulai melepas satu demi satu seluruh pakaian yang menempel ditubuhku, aku hanya bisa merasakan desah nafasku yang semakin tidak beraturan dan seluruh tubuhku benar-benar di luar kendaliku.

Saat tangan Doni semakin bergerak leluasa ke bagian-bagian sensitif tubuhku, aku semakin pasrah dan menikmati seluruh kecupan hangat,remasan-remasan yang luar biasa nikmatnya, hingga akhirnya seluruh pertahananku jebol setelah penis Doni dengan cepatnya masuk dan merenggut keperawananku dengan sekali hentakan saja.

Namun semuanya tak kupikirkan terlalu lama karena aku benar-benar sangat menikmatinya saat penis Doni mulai bergerak maju-mundur, turun-naik, sehingga membuat liang vaginaku mengeluarkan cairan kenikmatan yang terasa hangat saat tubuhku terhempas ke ranjang karena puncak orgasme yang kurasakan saat itu. Lemas, mataku berat, dan akhirnya aku tertidur di dalam pelukan dada Doni kekasihku itu.

Noktah merah yang seharusnya kupersembahkan buat suamiku, akhirnya keberikan lebih awal kepada Doni, pacarku sekaligus calon suamiku kelak. Aku ingat persis Doni kembali melakukan persetubuhan denganku hingga lebih dari tiga kali pada hari itu, aku benar-benar dibuat takluk dengan keperkasaan seksualnya.

“Tak udah memikirkan keperawanan. Jaman sudah maju, manusia tidak membutuhkan keperawanan, melainkan kesetiaan”, kata Doni setelah berhasil mengambil keperawananku. Aku juga masih ingat persis ketika Doni memberiku uang Rp.10 ribu.

“Ini untuk beli jamu”, katanya singkat. Hampir saja aku melempar uang itu ke wajahnya. Tetapi Doni keburu mencium pipiku, keningku dan tengkukku sehingga aku tidak bisa marah atas sikapnya tadi.

Benar dugaanku. Setelah peristiwa itu Doni tidak muncul-muncul. Hampir dua minggu aku menunggu, tak kelihatan juga batang hidungnya. Akhirnya aku memaksakan untuk datang ke rumahnya di jalan Borobudur. Betapa terkejutnya aku, ketika ibunya bilang Doni sudah berangkat ke Jakarta, untuk mengadu nasib di sana. Niat hati ingin menyampaikan masalah ini kepada ibunya bahwa aku dan Doni telah berbuat hal layaknya suami istri. Tetapi mulutku tidak bisa bersuara. Aku hanya menahan nafas dan mengehembuskannya dalam-dalam.

Saat paling membuatku berdebar-debar adalah saat aku tidak mengalami menstruasi. Aku kalut, Beberapa macam pil yang disebut orang-orang bisa untuk menggugurkan kandungan, kuminum. Tetapi, aku tetap terlambat datang bulan. Aku makin kalut. Apalagi aku harus hengkang dari rumah, karena rumah kami sudah laku dijual. Aku harus ke Surabaya, tidak ada jalan lain.

Bulan kedua aku lewati dengan mengurung diri di kamar di ruman Mbak Tasya, kakak sulungku. Di rumah ini tinggal juga suaminya, Mas Sancaka, dan anak tunggalnya Sarma, yang masih balita. Selain itu pula ada pula Mas Sudrajat, adik Mas Sancaka, yang hingga kini masih hidup membujang.

Sebulan dirumah Mbak Tasya, aku sudah tidak bisa menyembunyikan diri lagi. Ketika Mbak Tasya tidur aku mengutarakan permasalahanku ini kepada Mas Sancaka, dan berharap dia bisa memeberikan jalan keluar terbaik bagi diriku.

“Besok kamu ikut aku. Kita harus menggugurkan anak haram itu”, kata Mas Sancaka, “Dan Mbak Tasya tidak perlu tahu musibah ini”, tambahnya. “Kamu masih punya uang simpanan?”, katanya.
“Satu juta”, jawabku singkat.
“Besok pagi kita ambil, kekurangan uangnya biar aku yang tanggung”, kata Mas Sancaka.

Keesokan pagi harinya aku dibawa ke dokter yang ada dikawasan lokalisasi di Surabaya. Di tempat yang tidak terlalu luas itu, kandunganku digugurkan. “Biayanya Rp. 1,6 juta, itu belum termasuk biaya kamar, biaya perawatan, dan obat-obatan. Siapkan saja uang sekitar Rp. 2 juta”, kata dokter yang merawatku kepada Mas Sancaka.

Aku memandangi Mas Sancaka untuk meminta reaksi atas ucapannya tadi malam. “Ya, Dok. Ini kami membawa uang Rp. 1 juta, nanti saya akan ambil uang di ATM untuk melengkapi seluruh biayanya”, kata Mas Sancaka kepada dokter yang akan menggugurkan kandunganku, sembari melirikku. Lega rasanya aku dibantu kakak iparku. Dibenakku aku punya harapan untuk kuliah kembali, agar jadi ‘orang’.

Uang Rp. 1 juta kuserahkan, dan dalam waktu sepuluh menit aku sudah tidak sadarkan diri. Ketika aku bangun, aku telah berada di ruangan yang sama sekali tidak aku kenal. Ada seorang perawat disini. “Jangan banyak bergerak dahulu ya jeng”, kata perawat itu yang kira-kira berusia 40 tahun. dia kemudian menyeka keringatku dan meneyelimuti tubuhku dengan baju putih.

Tak lama kemudian Mas Sancaka datang dan membawa buah-buahan untukku. Aku tersenyum kepadanya. Diapun membalas senyumku. Diusapnya rambutku, dan diciumnya keningku.

“Sus, meski kami menggugurkan kandungannya, tetapi kami ingin tetap menikah. Kami hanya merasa belum siap saja. Saya ingin Mila menjadi istri kedua”, kata Mas Sancaka kepada perawat itu, tanpa meminta persetujuanku kalau aku pura-pura jadi WIL-nya.

Sehari kemudian aku pulang. Tetapi aku tidak diijinkan untuk pulang ke rumah Mbak Tasya oleh Mas Sancaka, Aku justru dibawanya kesebuah hotel. “Kenapa disini, Mas?” tanyaku.

“Kamu masih kelihatan pucat. Jangan pulang dulu, kamu tidur disini sekitar 3 sampai 4 hari dulu, nanti baru pulang. Lagian Mas Sancaka sudah bilang ke Mbak Tasya, bahwa kamu balik sementara ke Bandung untuk keperluan menjenguk saudara”, katanya. Aku mengikuti saja sarannya tersebut.

Hari-hari pertama Mas Sancaka bersikap sopan kepadaku, Dia tampak mengasihiku. Tetapi, pada hari kedua, Mas Sancaka mulai berubah, setelah berbaringan di sebelah tubuhku, Mas Sancaka secara mengejutkan memintaku untuk memegang ‘senjatanya’.

“Aku nggak kuat, Mila. Tolong kamu pegang-pegang penisku sampai ‘keluar’, agar kepalaku tidak pusing. Mbakyumu sedang mestruasi. Jadi aku tidak melakukan hubungan badan selama dua hari ini, biasanya kami melakukannya setiap hari”, begitu kata Mas Sancaka beralasan kepadaku.

Ingin rasanya aku menolak, tetapi bagaimana lagi? Mas Sancaka telah begitu berbaik hati kepadaku. Kupikir tidak ada salahnya aku melakukannya sekali ini untuk membalas kebaikan-kebaikan Mas Sancaku kepadaku selama ini, khususnya saat-saat seperti ini. Dengan malu-malu aku melakukan apa yang dimintanya,

Kulihat penis Mas Sancaka masih tertidur, panjangnya lumayanlah, aku mulai mengusap-usap batang penis Mas Sancaka secara lembut. Sedikit demi sedikit aku mulai melihat reaksinya, Penis Mas Sancaka sedikit demi sedikit mulai mengembang dan membesar, tanganku merasakan penisnya yang bergerak-gerak hingga akhirnya tidak bisa bergerak lagi, karena seluruh batang penisnya telah tegang dengan sangat kerasnya.

Mas Sancaka kulihat memejamkan matanya menikmati permainan ini, aku semakin berani untuk memain-mainkan penisnya, kuusap, kugosok-gosok dengan jariku dan terakhir aku mulai mengocok-ngocok penis Mas Sancaka secara turun naik, kulihat tubuh Mas Sancaka kadang-kadang menggeliat merasakan kenikamatan ini, sampai akhirnya tiba-tiba tubuh Mas Sancaka tiba-tiba mengejang, penisnya terasa panas sekali, kulihat kepala penisnya kini berubah warnanya menjadi sangat merah sekali dan berdenyut-denyut.

Tiba-tiba Mas Sancaka memejamkan matanya sangat erat, bibirnya seperti menggigit menahan sesuatu yang amat luar biasa, tidak lebih dalam hitungan dua detik, tiba-tiba aku melihat cairan kental menyemprot deras keluar dari batang penisnya Mas Sancaka, cairan spermanya muncrat banyak sekali seiring dengan itu tubuhnya berkelejat-kelejat sampai pada akhirnya spermanya habis,

Tubuhnya jatuh lunglai dan kulihat wajah Mas Sancaka tersenyum puas. Perlahan-lahan aku membersihkan tubuh Mas Sancaka yang belepotan spermanya, kubersihkan dengan perlahan-lahan sambil memijat-mijat tubuh Mas Sancaka, hingga akhirnya Mas Sancaka tertidur di ranjangku.

Di hari kedua aku benar-benar tidak mampu menolak permintaannya, saat aku sedang mandi tiba-tiba pintu kamar mandiku diketok oleh Mas Sancaka, ketika kubukakan, tiba-tiba Mas Sancaka menerkamku dengan buasnya. “Kalau kamu tidak melayaniku, maka kasus pengguguran ini akan kuberitahukan kepada Mbak Tasya”, ancamnya.

Maka, aku tidak mampu menolak keinginannya ini, Semalaman itu aku harus melayani Mas Sancaka ronde demi ronde. Sejak saat itu aku semakin tidak punya keberanian untuk menolak keinginan Mas Sancaka untuk mencicipi kehangatan tubuhku yang masih sintal, dan rapatnya liang vaginaku, karena aku memang belum pernah melahirkan.

Perbuatannya ini tidak hanya dilakukan di hotel saja, tetapi sudah mulai berani dilakukan di rumah Mbak Tasya, Hampir Setiap tengah malam menjelang pukul 3 pagi, Mas Sancaka selalu mengendap-endap menuju kamarku dan mengetuk kamar tidurku untuk meminta jatahnya, karena aku takut suatu waktu akan ketahuan akibat Mas Sancaka mengetuk pintuku maka aku setiap tidur tidak pernah mengunci kamar tidurku.

Yang membuatku semakin tertekan adalah tiba-tiba pada suatu hari tubuhku serasa terindih sesuatu, ketika aku membuka mataku alangkah kagetnya aku, karena yang menindih tubuhku adalah Mas Sudrajat, adik Mas Sancaka, aku ingin berteriak, tetapi Mas Sudrajat menutup mulutku sambil mengancamku. “Awas, kamu tidak perlu berteriak, Jika tidak saya akan melaporkan perselingkuhan kamu dengan Mas Sancaka kepada Mbak Tasya. Aku telah mengetahui kejadian ini sejak minggu lalu, lalu apa salahnya jika kamu melakukannya kepadaku juga”, ancamnya.

Sejak saat itu aku menilai Mas Sudrajat sama bejatnya dengan Mas Sancaka. Hingga mulai saat itu hampir setiap hari aku melayani dua pria. Antara pukul 12 malam sampai denga pukul 1.30 pagi aku melayani Mas Sudrajat, dan Antara pukul 3 pagi sampai dengan pukup 4 pagi aku harus kembali bergumul dengan Mas Sancaka. Tubuhku benar-benar sebagai pelampiasan nafsu kedua saudara-saudara iparku.

Bahkan menurutku Mas Sudrajat adalah orang paling bejat didunia ini, ia bahkan menceritakan perselingkuhan kami kepada Mas Suwono yang tinggal di jakarta. Ketika suatu saat Mas Suwono menginap di rumah Mbak Tasya berkaitan dengan tugas kantornya. Dia tidak tidak sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku malam hari bersama dengan Mas Sudrajat untuk kembali merasakan kehangatan tubuhku.

malah pernah suatu kali ketiganya tiba-tiba berkumpul di kamarku dan benar-benar menguras seluruh tenagaku, hingga aku pernah pingsan menahan kenikmatan yang datang bertubi-tubi tanpa hentinya dari ketiga saudara iparku yang menggilir aku secara bergantian. Hingga akhirnya puncak dari seluruh kenikmatan tersebut adalah kelelahan yang luar biasa, aku knock out alias KO!

Lebih celaka lagi ketika suatu saat Mbak Tasya pada siang hari datang ke kamarku dan menemukan celana dalam suaminya ada di kamarku. Aku sangat yakin Mbak Tasya mengetahui kalu suaminya sering masuk ke kamarku. Mbak Tasya hanya diam saja. Dia hanya melemparkan celana dalam suaminya itu kewajahku.

Dan, sejak itulah Mbak Tasya jarang mengajakku bicara. Ketika kuceritakan kejadian ini kepada Mas Sancaka, Diluar dugaan di berkata, “Mila, Mbak Tasya sudah tidak kuat lagi melayani nafsuku, pernah kusampaikan aku punya pacar seorang janda muda, dia diam-diam saja”, kata Mas Sancaka.

Aku tercenung. Napasku terasa berhenti di tenggorokan. Kasihan Mbak Tasya. Tetapi siapa yang menaruh rasa belas kasihan kepadaku? Aku telah melayani nafsu biadab ketiga saudara iparku. Ingin rasanya aku lari minggat dari rumah Mbak Tasya, Tetapi kemana aku harus menetap? aku tidak ingin menjadi seorang Wanita Tuna Susila, dan aku sudah tidak memiliki uang pula untuk menyambung hidup jika aku minggat.

Sampai akhirnya sedikit demi sedikit keberanianku benar-benar hilang sama-sekali, dan hingga sampai ini aku masih harus tetap melayani nafsu binatang ketiga lelaki iparku.

Cerita Dewasa Sex Hangat Nya Tubuh Bu Guru Sasha

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Hangat Nya Tubuh Bu Guru Sasha,

Cerita Dewasa Sex Hangat Nya Tubuh Bu Guru Sasha

Saat itu sedang liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Sasha ( saya memanggilnya Sasha ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu sasha usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak.

Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Sasha dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Sasha sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Sasha minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Sasha. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Sasha saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Sasha basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Sasha minta aku meminjamkan jaketku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Sasha dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Sasha. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.
“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Sasha.
Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Sasha. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman
” Maaf Sasha ?”
“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Sasha merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.

Aneh bin ajaib, Sasha tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Sasha. Lalu aku menghindar. “Kenapa?” tanya Sasha
” Maaf Sasha ? ” Jawabku.

” Tidak apa-apa Anton, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Sasha yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku.

Kami masih berciuman, tangan Sasha melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Sasha, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.

Sasha sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Sasha meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.
” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.
” Biasa main dimana ?” tanyanya
“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Sasha meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”
” Don’t worry !” katanya. Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Sasha tampak anggun dan cantik sekali.

Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Sasha minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

Aku menuruti permintaan Sasha. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Sasha bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Sasha meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya.

Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Sasha minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Sasha layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan.

Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Sasha hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Sasha dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Sasha minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar.

Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Sasha menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Sasha membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Sasha merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Sasha minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Sasha mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Sasha.

“Jahat kamu ?!” kata Sasha seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Anton, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi.

Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Sasha menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata ” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Sasha tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Sasha tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Sasha selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra
” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Sasha. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Sasha sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

Ketika sampai di rumah Sasha, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Sasha guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Sasha minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Sasha malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Sasha. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

Sasha memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Sasha. Cincin Sasha hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Sasha berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Sasha akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Sasha Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Sasha tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Anton kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Sasha lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Sasha. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Sasha”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Sasha Maharani, persis nama Sasha. Ku kabari Sasha dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Anton, cuma Anton berbeda usia tiga tahun dengan Sasha putriku.

Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Sasha masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

Cerita Dewasa Sex Nikmatya Memek Sempit Pembantu Ku

apemtembem – Cerita Dewasa Sex Nikmatya Memek Sempit Pembantu Ku,

Cerita Dewasa Sex Nikmatya Memek Sempit Pembantu Ku

Cerita dewasa ngentot dengan pembantu ini, di mulai ketika aku mengalami kesusahan ketika menerima tamu di apartement baruku, dan melihat hal ini akhirnya aku meminta bantuan seorang cewek yang kebetulan sudah aku kenal lama untuk mencarikan pembantu. Namun yang di tugaskan mencarikan pembantu malah menawarkan dirinya untuk menjadi pembantu di apartementku tersebut dan tanpa pikir panjang aku terima saja di sebagai pembantu apertement tersebut.

Dari sinilah di mulai cerita dewasa tersebut ketika suatu siang aku hendak mengecek persiapan untuk menjamu teman-temanku di apertement aku mendengar suara aneh seperti seorang wanita yang sedang masturbasi, dan ternyata suara itu adalah Laili Anita pembantuku anak desa tersebut, dan berikut cerita panas lengkapnya:

Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal, dari rumahku sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja Laili Anita/nita.

Dia juga pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau istriku belanja, NIta-lah yang melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya hitam manis namun bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal, jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi aku yang bisa mencicipi kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat ini.

Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan NIta dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku.

“NIta, bisa tolong saya cariin pembantu…”
“Untuk di rumah Bapak…?”
“Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta.”
“Wah gede tuh Pak, yach nanti NIta cariin… kabarnya minggu depan ya Pak.”
“Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu…”
“Wah.. banyak amat Pak, makasih deh..”

Kutinggal NIta setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku.

Dua hari kemudian, mobilku dicegat NIta ketika melintas di depan rumah majikannya.

“Malam Pak…”
“Gimana NIta, sudah dapat apa belum temen kamu?”
“Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung.”
“Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya.”
“Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu.”
“Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen.”
“Ok… Pak.”

Keesokan pagi kujemput NIta di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku. Begitu sampai NIta terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui atas keberadaan apartemenku.

“Tugas saya apa Pak…?”

“Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini.”
“Baik Pak…”

Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan NIta, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada NIta yang membantuku di apartemen.

Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam. Pikiranku khawatir atas diri NIta kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang. NIta sedang mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun.

Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip lagi, kali ini NIta menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek. Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Dewasa Bercumbu di Saat Nonton Bioskop

Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, NIta yang sudah kembali membelakangiku, perlahan kudekati NIta yang membasuh sabun di bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. NIta yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya. “Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak…” Karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya NIta melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.

“Ahhh.. ahhh.. . jangan.. Pak…”
“Tenang sayang.. nanti juga enak…”

Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat NIta mengalah dan NIta pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan, NIta pun mulai menggelinjang di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya. “Arghh.. arghh… enak.. Pak.. argh…” Tubuh NIta kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya kutemukan juga, langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit. Payudaranya kenyal sekali seperti busa. NIta makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya. “Argh.. akkkhh… akhh… terus.. Pak… enak… terus…” Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari vaginanya.

Aku pun kagum karena NIta merawat vaginanya sebaik-baiknya. Bulu halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya. “Ssshh.. sshh.. argh.. aghh… aw… sshhh.. trus… Pak.. sshh… aakkkhh…” Aku makin kagum pada NIta yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina NIta yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis rasa vagina NIta. Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina NIta diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina NIta yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal. NIta pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari vaginanya.

“Auwwwhhh… aahhh… terus.. sedappp… Pakkkh…”
“NIta… vaginamu sedap sekali… kalau begini… setiap malam aku pingin begini terus…”
“Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak… oohhh…”

NIta makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 30 menit vagina NIta kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis serta menyegarkan membanjiri vagina NIta, dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.

“Ooohhh… ough… arghhh… sshh.. Pak, NIta… keluar.. nihhh… aahhh… sshh…”
“Yar… cairanmu… mmmhh… sedap.. sayang… boleh.. saya masukin sekarang… batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang…”
“Hmmm… boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu…”

NIta pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.

“Ohhh… NIta.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya… saya jadi makin suka nih…”
“Mmmmhh… mhhh.. Pak.. perih.. Pak… sakit…”
“Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya…”

Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina NIta yang masih perawan dan NIta pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina NIta walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina NIta sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina NIta membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di dalam vagina NIta.

“NIta, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu…”
“Iya.. Pak, tapi masih perih Pak…”
“Sabar ya sayang…”

Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina NIta yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5 cm, wajar saja kalau NIta menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya. “Ahh.. ahhh.. aah.. aww… Pak… iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek NIta.. aahh…” NIta yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Sebuah Peristiwa Dalam Keluarga Ayah

Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya dimana NIta hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali. Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka NIta yang basah oleh air shower membuat tubuh hitam manis itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, NIta pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu. “Mmmhh… mmmhhh… Pak.. batangnya nikmat sekali, NIta jadi.. mmauu… tiap malam seperti ini.. aaakh… aakkhh.. Paaakkhh.. NIta keeluuaarrr.. nniihh…”

Akhirnya bobol juga pertahanan NIta setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan NIta, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.

Vagina NIta makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental dan membuat batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh. “Ohhh… ohhh.. Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa… aakkh.. aakkhh… sshhh…” Yarmi tidak memberi komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah pertahanan NIta untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya. “Akhhh… aakkhh… Pak… Pakkhh… nikmattthhh…”

Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina NIta dan muncrat ke rahim NIta, yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah NIta yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi. Batangku yang sudah lepas dari vagina NIta dan masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh NIta dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan.

Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh NIta yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, NIta layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering NIta bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.

“Pak.. NIta puas deh… batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek NIta, NIta jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim NIta… kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama NIta…?”

“Yar.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina NIta yang masih rapat.. terus terang… baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang… makanya saya mau NIta siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya… gimana..?”

“Saya mah terserah Bapak aja.”
“Sekarang saya pulang dulu yach.. NIta… besok aku ke sini lagi…”
“Oke… Pak.. janji yach… vagina NIta maunya tiap hari nich disodok punya Bapak…”
“Oke.. sayang…”

Kukecup pipi dan bibir NIta, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat NIta terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh NIta pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan NIta.

Cerita Dewasa Sex Diajarin Ngeseks Sama Tanteku

apemtembem – Cerita Dewasa Sex Diajarin Ngeseks Sama Tanteku,

Cerita Dewasa Sex Diajarin Ngeseks Sama Tanteku

ini merupakan kisah yang tidak bisa saya lupakan karena bisa bercinta dengan tanteku yang sange – Dikala itu saya baru saja kembali kuliah, langsung saja kumasuk kekamar. Kala baru hingga di depan pintu kamar, samar- samar kudengar tante lagi bicara dengan temannya di telpon.

Saya orangnya memanglah suka jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memanglah sedikit terbuka. Kudengar tante ingin mengadakan acara seks di rumah ini pada hari Sabtu. Saya gembira sekali mencermatinya. Buat membenarkan kabar itu, langsung saja saya masuk ke kamar tante. Sehabis berakhir telpon, tante kagetmelihatku telah masuk ke kamarnya.

“ Lho Leo, Kalian udah kembali warnanya. Kalian terdapat butuh ama Tante, ya..?” katanya.

Saya langsung saja to the point,“ Tante, Leo ingin nanya.., boleh khan..?” kataku.

“ Boleh aja keponakanku sayang, Kalian ingin nanya apa..?” sambungnya sembari menyubit pipiku.

“ Tetapi lebih dahulu Leo memohon maaf Tante, soalnya Leo tadi tidak terencana nguping pembicaraan Tante di telpon.”

“ Aduhh.. Kalian bandel ya Leo, awas nanti Saya bilangin ama Mama Kamulho. Tetapi.. Oke dech tidak apa- apa. Terus apa yang ingin Kalian tanyakan, mari bilang..!” katanya agak gusar.

“ Leo tadi dengar Tante ama sahabat Tante ingin ngadain acara seks disini, benar itu Tante..?” kataku pelan.

“ Idihh.. jorok ach Kalian. Masak Tante ingin ngadain acara seks disini, itu tidak benar Leo.”

“ Tetapi tadi Leo dengar sendiri Tante bicara ama sahabat Tante, please donk Tante, jangan bohongin Leo. Nanti Leo bilangin ama Om kalauTante ingin ngadain acara disini.” kataku agak mengecam.

“ Apaa..! Aduhh.., Leo, please jangan bilang ama Om Kalian. Iya dech Tante ngaku.” katanya agak meminta.

“ Nah, khan ketahuan Tante bohongin Leo.” kataku bahagia.

“ Terus Kalian ingin apa jika Tante ngadain acara..?” katanya penasaran.

“ Ini Tante, anuu.., anuu.., Leo.., pengen.. anuu..”

“ Anu apa sih Leo..? Ngomong donk terus cerah..!” katanya tambah penasaran.

“ Boleh tidak, Leo ikutan pestanya Tante..?”

Aduh tante melotot lagi sembari mengatakan,“ Udah, ah, Kalian ini seperti orang kurang kerjaan aja.”

Terus kurayu lagi,“ Yaa.. Tante.. ya.. please..!”

“ Tetapi ini khan buat orang berusia lagi, Kalian ngaco dech. Lagian khan Kalian masih kecil.” katanya agak jengkel.

“ Tetapi Tante, Leo khan udah gede, masak tidak boleh turut. Jika tidak yakin, Tante boleh amati punyaLeo..!”

Kemudian kulepaskan celana serta CD- ku. Kemudian terlihatlah batang kemaluanku yang cukup besar, kira- kira panjangnya 17 centimeter dengan diameter 10 centimeter.

Tante kaget sekali memandang ulahku kemudian,“ Wowww.., Leo sayang.., memiliki Kalian besar serta panjang sekali. Memiliki Kalian lebih besar dari OmKamu. Hhhmm.., boleh tidak Tante pegang kepala yang besar ituSayang..?” katanya dengan centil.

“ Tante boleh ngobok- ngobok kontolku, tetapi Tante wajib ngijinin Leo turut acara nanti..!” kataku agak mengecam.

“ Ya dech, Leo nanti boleh turut. Tetapi Tante ingin nanya ama kalian, Leo udah sempat ngeseks belom..?” tanyanya.

Kemudian kukatakan saja jika saya belum sempat melaksanakan seks dengan wanita, tetapi jika raba situ, raba mari, cium situ, cium mari sih saya sempat melaksanakannya.

“ Ingin tidak Tante ajarin..?” katanya dengan centil.

Saya cuma terdiam. Kemudian seketika tante meletakkan tangannya di pahaku. Saya begitu kaget.

“ Mengapa Kalian kaget..? Tante cuma memegang paha Kalian aja kok..!”

Setelah itu tante mengambil tanganku, kemudian ia mulai menciumi tanganku. Saya merasakan barangku mulai bangun.

Tanteku mulai menciumi leherku, setelah itu bibirku dilumat pula. Diamasukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari saya mengulumlidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. Sedangkan kami asyikberciuman, tangannya mulai meraba- raba batang kemaluanku. Diameremas- remas pelan. Saya juga jadi mulai berani. Kumasuki tanganku kedalam bajunya buat meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku ke dalambra- nya, terus kuremas- remas.

Aaahh..” ia mulai mendesah.

Tidak lama saya disuruh duduk di tepi ranjang, sedangkan tante membebaskan bajunya step- by- step. Mataku tidak berkedip sedetik juga. Saya tidak ingin membebaskan pemandanganyang indah itu dari mataku. Nampak bra- nya yang bercorak hitamtransparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar nampak. CD- nya nyatanya bercorak gelap transparanberenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak terdapat bulunya itu. Kemudian diamelepaskan bra- nya, payudaranya yang cukup besar itu semacam loncatkeluar serta mulai berayun- ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudiandia membebaskan CD- nya. Nampak vaginanya begitu menarik, agakkecoklatan rupanya. Kemudian tante jalur menghampiriku yang duduk di tepiranjang.

“ Tante buka pakaian Kalian yaa.., Leo..?” katanya centil. Saya cuma mengangguk. Sehabis saya telanjang total, tante langsung jongkok di depanku serta menyuruhku membuka kaki lebar- lebar. Batang kejantananku yang telah tegang itu pas di depan mukanya. Kemudian diamulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku serta yang yang lain. Dianaik ke betisku yang berbulu rimbun, persis hutan di Kalimantan. Setelah itu ia naik lagi ke pahaku, dielusnya serta dijilatinya, setelahitu ia berpindah ke lubang anusku yang pula dicium serta dijilatinya. Tidak cuma itu, nyatanya ia memasukkan jari tengahnya ke lubanganusku. Ohh.., nikmatnya. Kemudian ia mulai mengelus- elus batang kejantananku serta tangan satunya memijat- mijat my twins egg- ku.

“ Aaahh..!” saya mengerang kenikmatan.

Setelah itu ia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, ia hisappenisku, terus diemut- emutnya senjata kejantananku. Ia gerakkankepalanya naik- turun dengan batang kejantananku masih di dalammulutnya. Terasa penis aku memegang tenggorokannya serta masih terusdia tekan. Masih ia tekan terus hingga bibirnya memegang badanku. Seluruh batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagianbawah penisku serta bibirnya dibesar- kecilkan, suatu rasa yang tidakpernah kubayangkan. Penisku setelah itu dikeluar- masukkan, tetapi tetapmasuk sepenuhnya ke tenggorokannya.

Sehabis sebagian lama dihisap serta dikeluar- masukkan, terasa batang penisku telah ingin menghasilkan cairan.

Sembari memeras biji kemaluanku serta tangan yang satu lagidimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante,“ Tante.., Saya ingin keluar, ohh..!”

Ia keluarkan penisku serta bilang,“ Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Leo. Hhhmm..”

Penisku dimasukkan lagi, serta saat ini ia memasukkan dengan lebih dalam serta dihisap lebih keras lagi. Sehabis sebagian kali keluar masuk, kukeluarkan spermaku di dalam mulut tante, serta langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil serta jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi hingga seluruhnya masuk. Saya betul- betul merasakan nikmat yang susah dikatakan.

Lambat- laun ia menghasilkan batang penisku sembari mengatakan,” Memiliki Kalian lezat Leo.., Tante suka,” katanya,“ Saat ini giliran Kamuyaahh..!” pintanya.

Setelah itu ia tiduran di tempat tidur serta kakinya dikangkanginyalebar- lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang nampak sudahbasah. Baru awal kali itu kulihat Miss V secara langsung. Denganagak ragu- ragu, kupegang bibir vaginanya.

“ Jangan malu- malu..!” katanya.

Kugosok- gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhh.., ia mulai mengerang. Lambat- laun klitorisnya mulai membeku serta menebal.

“ Kalian jilat dong..!” pintanya.

Setelah itu saya menunduk serta mulai menjilati liang senggamanya yang telah merah itu.

“ Mmmhh.., lezat pula..” kupikir.

Saya terus menjadi bergairah menjilati Miss V tanteku sendiri. Lagi asyik- asyiknya saya menjilati liang senggama, seketika tubuh tantekumengejang. Desahannya terus menjadi keras,“ Aaahh.., aahh..!” Kemudian muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali. Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., lezat pula rasanya. Setelah itu ia bilang,“ Ohh.., God.. bener- bener hebat Kalian Leo.. lemes Tante.. tidak kokoh lagi dech buat berdiri.., ohh..!”

Kemudian dengan lama- lama kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubuka pahanya lebar- lebar serta kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanyasekarang telah terbuka agak lebar. Nampaknya ia masih terbayang- bayangatas peristiwa tadi serta belum sadar atas apa yang kulakukan sekarangpadanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku telah melekat dibibir kemaluannya.

“ Tante, Leo udah tidak tahan nich..!” kataku meminta.

Ia mengangguk lemas, kemudian,“ Ohh..!” ia cuma dapat menjerit tertahan.

Kemudian berikutnya saya tidak ketahui gimana metode memasukkan penisku kedalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil serta rapat. Tiba- tibakurasakan tangan tante memegang batang kejantananku serta membimbing senjataku ke liang kenikmatannya.

“ Tekan disini Leo..! Pelan- pelan yaa.., memiliki Kalian gede buanget sih..!” katanya sembari tersenyum.

Kemudian dengan lama- lama ia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum hingga separuh bagian yang masuk, ia sudahmenjerit kesakitan.

“ Aaa.., sakit.. oohh.., pelan- pelan Leo, aduhh..!” tangan kirinyamasih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya supaya tidakterlalu keras.

Sedangkan tangan kanannya meremas- remas rambutku. Saya merasakanbatang kejantananku diurut- urut di dalam liang kenikmatannya. Akuberusaha buat memasukkan lebih dalam lagi, tetapi tangan tante membuatpenisku sulit buat memasukkan lebih dalam lagi.

Saya menarik tangannya dari penisku, kemudian kupegang erat- erat pinggulnya. Setelah itu kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi.

“ Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh..” kembali tante mengerang serta meronta.

Saya pula merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak tabah lagi kupegang erat- erat pinggulnya biar ia menyudahi meronta, lalukudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tantemenjerit serta meronta dengan buasnya.

Saya menyudahi sejenak, menunggu ia tenang dahulu kemudian,“ Lho kokberhenti, mari goyang lagi donk Leo..,” ia telah dapat tersenyumsekarang.

Kemudian saya menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkanpinggulnya seirama dengan goyanganku.

Lama pula kami bertahan di posisi semacam itu. Kulihat ia cuma mendesis, sembari memejamkan mata. Seketika kurasakan bibir kemaluannyamenjepit batang kejantananku dengan sangat kokoh, badan tante mulaimenggelinjang, nafasnya mulai tidak karuan serta tangannya meremas- remaspayudaranya sendiri.

“ Ohh.., ohh.., Tante udah mo keluar nich.., sshh.. aahh..” goyangan pinggulnya saat ini telah tidak beraturan,“ Kalian masih lamanggak, Leo..? Kita keluarin bareng- bareng aja ayo.. aahh..!”

Tidak menanggapi, saya terus menjadi memesatkan goyanganku.

“ Aaahh.., Tante keluar Leo..! Ohh ennaakk..!” ia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

Saya terus menjadi bergairah menggenjot. Saya pula merasa kalau saya pula hendak keluar tidak lama lagi. Serta kesimpulannya,“ Ahh.., sshh.. ohh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya. Kemudian kucabut batang kejantananku serta terduduk di lantai.“ Kalian hebat..! Telah lama Tante tidak sempat klimaks.., oohh..!” katanya girang.“ Ohh.., Leo cape.., Tante!” kataku sembari tersenyum keletihan.

Kami tidak lama setelah itu tertidur dalam posisi kaki tante melingkardi pinggangku sembari memeluk serta berciuman. Saya telah tidak ingat jamberapa kami tertidur. Yang kutahu, terdapat yang mensterilkan penisku denganlap basah tetapi hangat. Nyatanya tante yang mensterilkan batangkejantananku serta ia telah nampak bersih lagi. Sehabis selesaimembersihkan penisku, ia langsung menjilatinya lagi. Dengan senantiasa semangat, batang kejantananku dihisap serta dimasukkan ke dalam mulutnya. Yang ini terasa lebih dalam serta lebih lezat, bisa jadi posisi mulut lebihcocok dibanding waktu saya berdiri.

Dengan kilat batang keperkasaanku jadi keras lagi serta ia bilang,“ Leo, saat ini Kalian kerjain Tante dari balik ya..!”

Ia setelah itu membelakangiku, pantat dan vaginanya nampak merekah serta basah, tetapi bekas- bekas spermaku telah tidak terdapat. Sebelumkumasukkan batang kejantananku, kujilat dahulu bibir vaginanya serta lubangpantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya serta sangat bersih. Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku nampak cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubangvaginanya serta memencet ke dalam dengan pelan- pelan sembari merasakangesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batangkejantananku serta vaginanya, serta lumayan lama saya memompanya dengan posisiini.

Tante setelah itu berdiri serta bersandar ke bilik di atas tempat tidur sembari membuka pahanya lebar- lebar. Satu dari kakinya dinaikan keatas. Dari dasar, kemaluannya nampak sangat merah serta basah.

“ Mari masukin lagi saat ini, Leo..!” pintanya tidak tabah.

Saya dengan bahagia hati berdiri serta memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk- keluarkan batangkejantananku. Tiap kali saya mendesak batang penisku ke liangsenggamanya, tubuh tante membentur bilik.

Sembari memelukku serta sembari berciuman, ia bilang,“ Leo, Tante mo keluar nich..!”

Setelah itu kurasakan lubang senggamanya diperkecil serta memijat batangkeperkasaanku serta bertepatan kami keluar serta orgasme. Saya masih bisajuga keluar, meski tadi telah keluar 2 kali. Serta yang kali inisama enaknya.

Kepala tante didadaku serta tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh mani dancairan vaginanya. Dengan bandel tante menyimpan jari- jarinya ke wajahku serta mengusap ke segala wajahku. Bau mani serta vaginanya melekat diwajahku. Ia tertawa waktu saya pura- pura ingin muntah. Buat membalasnya, kuraba- raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku serta seluruhtelapak tanganku basah oleh mani serta cairan ia. Pelan- pelan kutaruhdi mukanya, serta mukanya kuolesi dengan cairan itu. Ia tidak mengeluhtapi malah jari- jariku dijilat satu persatu.

Sehabis jari serta tanganku bersih, ia mulai menjilati wajahku, seluruh sisa mani serta cairannya dibersihkan dengan lidahnya.

Berakhir dengan kerjaannya, ia bilang,“ Leo, saat ini giliran Kalian yaahh..!”

Wow, tidak disangka saya wajib menjilat spermaku sendiri. Sebab tidak memiliki opsi, saya mulai menjilati cairan di mukanya, dimulaidari bibirnya sembari kukulum keras- keras. Napas tante terasa naik lagidan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalauaku dapat pula mensterilkan mukanya serta menjilat spermaku sendiri. Tanganku ditunjukan ke liang senggamanya serta digosok- gosokkan keklit- nya. Kami silih memegang kira- kira 30 menit. Terus kami berdua mandi buat mensterilkan tubuh kami.

Cerita Dewasa Sex memaksa anak ibu kost yang pendiam dan masih perawan

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex memaksa anak ibu kost yang pendiam dan masih perawan ,

Cerita Dewasa Sex memaksa anak ibu kost yang pendiam dan masih perawan

AKu, pria 25 tahun seorang mahasiswa salah satu universitas di jogja yang sampai saat ini belum tamat-tamat. Walau dari segi akademis Aku tergolong gagal, tapi dalam hal menakhlukkan hati kaum hawa Aku termasuk orang-orang berprestasi, heheee..

AKu pengen cerita pengalaman pribadi Aku, mudah2an ada manfaatnya. Kisah ini bermula ketika Aku dapat tempat kos yang baru. Dari pagi sampe sore muter-muter daerah jogja, akhirnya nemu juga tempat kos yang bakal ditempetin.

Awalnya gak begitu suka, karena tempat kosnya terpisah jauh dari temen2 Aku yang lain. Tempatnya juga terlalu masuk ke lorong-lorong. Tapi ada satu hal yang membuat Aku mutusin buat ngambil kosan disana, yaitu anak ibu kosnya yang cakep alang kepalang. Namanya Rina, mahasiswi semester 3.

Pertama kali Aku ngeliat dia, jantung Aku langsung berdesir karena doi manis banget. “iya, kosan yang disebelah ada kok kak, tapi Cuma satu kamar.” Begitu suaranya ramah ketika pertama kali Aku komunikasi sama doi. Ibu kosnya juga baik. Namun ibu kos nya yang berprofesi pedagang di Sleman belum pulang. Rina mengatakan kalau ibu dan bapaknya berdagang pergi pagi pulang malam.

Akhirnya sore besoknya Aku mutusin untuk ngambil kamar kosan yang bersebelahan langsung dengan rumah ibu Kosnya. Walau tinggal terpencil jauh dari temen2, gak masalah lah.. yang penting Aku bisa dapetin nih si bidadari khayangan. Malam itu Aku udah ready untuk tinggal di kosan baru Aku.

Begitu keluar, ehh.. ternyata gebetan Aku Rina lagi telponan diluar sambil duduk santai di teras rumahnya. “wah.. kesempatan buat pdkt nih..” dalam hati Aku. Setelah nungguin dia selesai telponan lumayan lama, akhirnya Aku keluar kamar dan samperin doi. “Hai.. lagi ngapain?” sapa Aku sambil melempar senyum. “Eh, lagi santai aja kak.” Balasnya membalas senyum Aku.

“Telponan sama siapa?” “Sama pacar kak” jawabnya. Plaaakk.. Aku serasa kena tampar. Ternyata doi udah punya pacar. Habis deh! Namun, pembicaraan tetap berlanjut. Walau Rina sudah punya pacar, Aku tetap pengen akrab sama dia. Siapa tau ntar dia putus, siapa tau ntar dia bosen sama pacarnya.. Siapa tau.. siapa tau.. Aku menghibur diri.

AKu perhatikan wajah manis Rina. Bener-bener wajah bidadari! Kulitnya halus tanpa jerawat. Ternyata ada tai lalat mungil di pipinya. “Kak kok ngeliatin Rina gitu sih?” tanya Rina risih. AKu tersadar. “Ehh.. gak. Ternyata Rina punya tai lalat di pipi yah?” tanya Aku.

“Orang yang punya tai lalat di pipi itu beruntung lho..” ucap Aku keumudian. “Emang kenapa kak?” tanya nya penasaran. “Iyalah beruntung! untung aja tai lalat, kalo tai kebo gimana coba?” seloroh Aku. Rina langsung ketawa. Manis banget ngeliat dia ketawa.

Akhirnya malam itu Aku berhasil ngobrol panjang lebar dan ketawa ketiwi bareng Rina. Bahkan setelah cerita tai lalat itu, rina bahkan nunjukin kalau dia punya tanda lahir di lengannya. “Mana mungkin itu tanda lahir! Itu tatto tuh!” Aku langsung aja nuduh.

“Sumpah kak ini tanda lahir!” balasnya. “Gak percaya! Pasti kamu orangnya tattoan yah! Harus diperiksa nih!” tuduh Aku. Dia malah tertawa cekikikan. AKu senang.. Paginya, Aku sempetin dulu olahraga pagi. Angkat barbel dan push up ringan sudah jadi rutinitas pagi buat Aku.

Punya badan atletis dan berotot memang kharakteristik Aku. Alah.. Tiba-tiba Aku denger suara cebar-cebur dari kamar mandi. AKu selidiki asal suara tersebut, ternyata persis bersebelahan dengan dinding disebelah kamar Aku. Ternyata disebelahnya kamar mandi! AKu coba dengerin suara gemercik air tersebut.

Ternyata suara berikutnya adalah lantunan nyanyian seorang gadis. Tidak salah lagi, itu suara Rina! AKu begitu menikmati suara nyanyiannya. Merdu banget! Akhirnya timbul pikiran kotor Aku. Dinding tembok yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu bisa Aku panjat! Akhirnya dengan secepat kilat, otak Aku berfikir keras.

Bagaimana caranya untuk memanjat dinding yang tingginya dua setengah meter ini. Setelah yakin orang tua Rina sudah berangkat pergi berdagang dan Rina pasti sendirian di rumah, Aku nekat untuk ngintipin Rina mandi. Dengan bantuan kursi, akhirnya Aku bisa mencapai ujung tembok paling atas.

Pelan-pelan Aku angkat kepala untuk melihat pemandangan disebelah sana. Ternyata benar! Rina sedang mandi sambil bernyanyi. Rina dengan wajah manis itu ternyata punya tubuh yang sangat seksi. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dapat Aku liat secara jelas.

Payudaranya yang montok bergelantungan. Kulitnya putihnya yang dibalut busa-busa sabun. Hingga rambut-rambut halus yang tumbuh didaerah kemaluannya dapat terlihat jelas. Hal itu tanpa sadar sudah membuat batang kemaluan Aku langsung mengeras.

Rina masih asyik menggosok-gosok bagian tubuhnya dengan sabun. Yang membuat Aku gak tahan yaitu terkadang tangannya meremas payudaranya sendiri. Kilauan sabun dari payudaranya yang putih licin oleh sabun membuat Aku serasa mau pingsan. Sejurus kemudian, rina membilas sabunnya dengan menimba air. Kulitnya makin terlihat putih bercahaya.

Berikutnya bagian selangkangannya yang dicuci dengan air. Diluar dugaan Aku, ternyata Rina mengelus-elus bagian kemaluannya. Awalnya Aku berfikir Rina melakukan pembersihan di daerah vaginanya. Ternyata, ia begitu keasyikan mengelus-elus daerah yang berbulu tersebut.

AKu liat matanya sudah merem-merem keenakan. “Ohh tidaakk.. Rina sedang masturbasi!” Baru kali ini Aku melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri ada seorang cewek yang masturbasi. Secara jelas Aku menonton Rina yang tengah keasyikan memainkan jarinya di bibir kemaluannya. Secara tak sadar Aku jadi lupa diri kalau sebenarnya posisi Aku sangat rawan.

Bisa bahaya kalau sampai ketahuan oleh Rina. Malu banget lah, baru satu hari ngekos ditempat orang sudah berlaku kurang ajar. Ternyata bata yang menjadi pijakan Aku tak sanggup lagi menahan pijakan Aku. Akhirnya salah satu batu bata tersebut terjatuh. Rina jadi kaget dan menghentikan adegan masturbasinya. “Mati Aku kalo rina sampai tau!” batin Aku terus cemas.

AKu langsung menghentikan tontonan langka nan sangat istimewa tersebut. AKu segera turun dari dinding yang Aku panjat buru- buru. Ternyata Rina menyadari dirinya diintip. Rina segera memakai handuknya dan buru-buru keluar kamar mandi. AKu segera menuju pintu kamar mandi untuk menghalangi dan menenangkan Rina, kalau-kalau ia berteriak.

Bisa mampus Aku kalau dia ngadu ke ortunya. Ternyata Aku yang buru-buru melintasi pintu kamar mandi langsung bertabrakan dengan Rina yang baru saja keluar kamar mandi. Handuk rina langsung tersibak, ia terjatuh. “Maaf.. maaf..” Cuma itu yang bisa terlontar dari mulut Aku sambil membantu Rina untuk berdiri.

AKu langsung mengambil handuknya. Rina tampak kelabakan ketika handuknya hampir saja copot. Rina tidak memakai apa-apa selain handuk yang membuat payudaranya menyembul kelihatan. “Kak, ngintipin Rina barusan yah?” tanya Rina dengan menundukkan kepalanya. Ia menunduk mungkin karena ia malu. Karena baru saja ia melakukan masturbasi.

AKu jadi ngerasa bersalah. “Maafin kakak ya.. Kakak menyesal banget” Aku ucapin itu dengan nada memelas. Rina cuma mengangguk tapi masih menunduk. Tangannya masih memegang handuknya erat-erat. Tak lama setelah itu dia berjalan pelan kedalam rumahnya sambil terisak. Matanya berkaca-kaca. AKu jadi tambah merasa bersalah.

“Blum ada lho yang ngeliat Rina gitu, kok kakak tega sih?” suaranya lirih. Akhirnya Aku anterin Rina ke kamarnya. AKu bimbing dia menuju kamarnya. Dibenak Aku semuanya campur aduk. Perasaan bersalah udah membuat dia trauma. Mungkin saja bagi cewek hal seperti itu bisa membuatnya trauma. Sesampainya dikamar Rina, Aku malah memeluknya.

Terlintas dipikiran Aku, kalau cewek sedih atau nangis untuk menenangkannya dengan di peluk. “Rina maafin kakak ya..” Aku bisikin itu ke telinganya. Sekali lagi Rina mengangguk. Dari pelukan, Aku beralih mendekap Rina. AKu cium pipinya kemudian bibirnya. Serentak tangan Aku juga ikut memainkan perannya meremas dada Rina dari luar handuknya.

“Kakak! Ngapain sih ini!” ucap Rina kaget. Dalam fikiran Aku, kepalang basah mandi aja! Tanggung ketahuan ngintipin Rina mandi, kenapa gak Aku tidurin aja sekalian? Mumpung kesempatan ada! AKu dorong Rina ke tempat tidurnya. Pintu kamarnya segera Aku kunci. Handuknya dengan mudah Aku lepas. Bibir Rina Aku lumat dan kulum sejadi-jadinya.

Tangan Aku menjamah payudaranya yang montok. Rina berontak dan kakinya menghentak-hentak gak karuan. “Kakaaaakk..” Rina berteriak. AKu mulai cemas. Nanti kalau ada warga yang dengar gimana? AKu bisa dihajar massa. Akhirnya Aku menghentikan aksi brutal Aku. AKu mutusin untuk membujuk Rina pelan-pelan.

Sambil mengelus-elus bahunya dan membelai rambutnya Aku ngomong pelan-pelan “Rina, tenang aja yaa.. kakak gak bermaksud nyakiti Rina. Kakak gak mungkin menyakiti Rina karena kakak sayang banget sama Rina..” bisik Aku pelan-pelan ke Rina. AKu cium leher Rina, tangan Aku mulai lagi main-main mengelus payudaranya, meremas, kemudian turun ke daerah kemaluannya. “Kakak, Rina mohon jangan kak” Rina memelas ketakutan.

“Rina tenang aja yaa.. Kakak gak akan nyakitin Rina. Kakak Sayang sama Rina.” Bujuk Aku pelan-pelan sambil terus memainkan daerah kemaluannya. Tangannya terus mendorong-dorong Aku. Rina ketakutan setengah mati. AKu terus memberikan rangsangan dengan terus menciumi leher Rina. Kemudian turun dan menjilati puting susunya yang memerah.

Sementara tangan kanan Aku mengelus-elus daerah vaginanya. Jari tengah Aku mulai masuk ke lipatan bibir vaginanya. AKu terus mainkan itu pelan-pelan. “Kakak.. Rina mohon, Rina masih perawan kak.. Rina takut..” Rina masih memelas. Tangannya terus memegangi tangan kanan Aku yang bergerilya didaerah bibir vaginanya.

AKu cuma jawab permohonan Rina dengan ciuman dan kuluman dibibirnya. AKu terus lumat bibir Rina dan bibir vaginanya dilumat jari tengah Aku. Perlahan Aku masukin jari tengah Aku dengan pelan-pelan. Terasa daerah vagina Rina sudah basah. Mengetahui daerah vagina nya sudah basah dan licin, Aku jadi yakin kalau sebenarnya Rina juga menikmati permaikan Aku.

Rina juga sudah tidak menunjukkan perlawanan yang kuat. “Rina, kak masukin jari kakak pelan-pelan ya.. gak sakit kok.. Rina tenang aja yaa..” Belum lagi Rina memberikan persetujuannya, jari tengah Aku sudah menikam masuk ke vaginanya.

Akhirnya jawaban Rina Cuma erangan dan rintihan. AKu terus mainkan dengan memasukkan jari tengah Aku kedalam vaginanya sedikit demi sedikit. Akhirnya bisa masuk semua jari Aku! “Kakak.. Rina takut kak..” Rina terus menceracau.

Tapi kakinya malah membuka lebar dan sesekali nafasnya mendesir berat. AKu yakin Rina sebenarnya mungkin saja sering bermasturbasi. Cewek-cewek seperti Rina mungkin saja cewek hyperseks yang sering memuaskan dirinya dengan masturbasi. Seperti yang Aku liat barusan di kamar mandi. AKu makin sibuk.

Tangan kiri Aku membelai rambutnya, mulut Aku sesekali mengisap dan menjilati putingnya, dan tangan kanan Aku memasukkan jari kedalam liang vagina Rina yang makin banjir dengan cairan dan licin. Akhirnya Aku gak tahan lagi. Dengan sekejap segera Aku lucuti semua pakaian Aku hingga kami berdua sudah benar-benar telanjang bulat. Segera Aku tindih tubuh Rina yang terkapar.

“Rina, kita coba masukin yuk.. Tahan sedikit ya.. mungkin agak sakit.” Rina dengan lugunya mengangguk. Tampaknya ia sudah diliputi gejolak syahwat yang sangat. AKu makin bersemangat. Perlahan Aku gosok-gosokin penis Aku yang udah tegang dari tadi ke bibir kemaluan Rina. Rina yang makin terangsang gak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Jiwa raganya sudah diliputi kenikmatan seks.

Setelah penis Aku licin dengan cairan Rina, perlahan Aku tusukin penis Aku ke dalam liang kemaluan Rina. Walaupun pekerjaan Aku halus dan pelan, tetap saja Rina merintih kesakitan. Sekarang penis Aku bercampur dengan cairan licin dari Rina dan darah keperawanannya. Rina menangis. Namun bibirnya terus mengeluarkan suara “ahhh.. ahhhh.. kakak..” AKu gak mau ambil pusing.

AKu sibuk dengan mendobrak vagina Rina yang sangat sempit agar batang kemaluan Aku bisa masuk lebih dalam lagi. Dibantu dengan cairan pelicin Rina yang sudah banjir, penis Aku bisa masuk semuanya. AKu terus menggenjot dengan memaju mundurkan batang kemaluan Aku. Sesekali Aku cium dan jilatin leher Rina hingga ke payudaranya.

Kemudian putingnya Aku hisap sekuat-kuatnya. Akhirnya Aku liat tanda-tanda Rina akan orgasme. Segera Aku pacu kecepatan goyangan Aku. AKu pun pengen keluar dan klimaks. Akhirnya Rina lebih dahulu mencapai klimaks dan berteriak “Kakakk…” Berurutan setelah itu Aku juga keluar menyemprotkan cairan sperma Aku didalam memeknya.

“ahhh.. Ahhhh.. Rina..” AKu **kan beberapa kali semburan dengan menekan penis Aku sedalam-dalamnya kedalam liang vaginanya. Rina pun menjepitkan pahanya. Akhirnya untuk beberapa saat kita terbuai merasakan nikmatnya orgasme.

Beberapa saat setelah itu terasa kedutan dan denyutan dari vaginanya. Penis Aku belum Aku cabut. Batang kemaluan Aku itu Aku biarin sampai lemas didalam vaginanya Rina. AKu terus perhatikan wajah cantik Rina yang termenung sayu. Sesaat Aku jadi kasihan telah melakukan ini semua kepada Rina. Kembali Aku elus-elus dan benerin rambutnya yang berantakan.

AKu tatap matanya dalam-dalam sambil berkata pelan “Rina, mau gak jadi pacar kakak?” Rina hanya diam. AKu tau dia udah punya pacar. Tapi Aku sama sekali gak tau apa yang mau Aku katakan selain itu kepada Rina. AKu pasang kembali celana dan keluar dari kamar Rina.

Rina masih termenung sayu diranjangnya dan belum memakai pakaiannya. AKu udah siap dengan segala konsekwensi dari perbuatan Aku barusan. Setelah itu Aku langsung berkemas di dalam kamar kos Aku. “Mungkin setelah ini Rina akan mengadukan semua itu ke orang tuanya dan Aku bakal di usir” pikir Aku.

Siang harinya, Aku sudah selesai beres-beres barang-barang. AKu pengen cabut duluan sebelum Aku di usir sama orang tuanya Rina. Atau mungkin saja hal yang lebih buruk bakal terjadi ke Aku. Ternyata pintu kamar kos Aku diketuk. Setelah Aku buka ternyata Rina. AKu persilahkan Rina masuk. Rina pun masuk kedalam kamar Aku.

Dia liat Aku sudah packing barang-barang siap-siap mau kabur. “Kakak mau kemana?” tanya Rina. AKu cuma diam. “Kakak gak boleh pergi! Rina takut.. gimana kalau Rina sampai hamil? Kakak harus tanggungjawab untuk semua ini!” kata Rina lirih. “Baiklah kakak gak akan pergi.

Kakak akan tanggungjawab kalau terjadi apa-apa. Tapi kakak mohon jangan kasih tau orang tua Rina ya..” pinta Aku. Rina hanya mengangguk. Matanya masih sembab karena menangis. AKu jadi kasihan, akhirnya Rina Aku peluk lagi. Seminggu setelah itu, Aku dan Rina Cuma diam-diam dan tak ada tegur sapa.

Tapi akhirnya Aku beranikan diri lagi untuk menyapanya dan mengajaknya bercanda lagi. Akhirnya, Aku bisa ngajakin Rina untuk berhubungan badan lagi. Kadang dikamar Aku, kadang dikamar dia. Bahkan dia sempat tidur di kamar Aku, padahal orang tuanya ada dirumah.

Ternyata Rina selalu diliputi gairah. Permainan seks kami semakin hari semakin fariatif. Dalam waktu tak kurang dari seminggu, Rina sudah berani menelan habis sperma yang Aku semburin didalam mulutnya. Seks lagi dan lagi.. kami berdua sama-sama diliputi gairah yang membara. Walaupun status hubungan Aku belum jelas hingga saat ini, Aku tetap menjalani ini sama Rina.

Rina tetap pacaran dengan pacarnya, tapi kalo soal ranjang Rina lari ke Aku. Hampir setiap malam Rina mampir ke kamar Aku buat gituan. Kadang setelah gituan dia balik ke kamarnya, kadang tidur di kamar Aku. Sejak saat itulah, Rina ternyata diam-diam juga main sama pacarnya. AKu pernah nanya ke Rina, apa dia pernah melakukan hubungan badan dengan cowoknya?

Awalnya Rina bilang belum. Tapi setelah Aku selidiki sms dari cowoknya, ternyata mereka juga udah ngelakuin hal begituan. Setelah perawannya hilang, dia malah jadi hyperseks dan pengen ngelakuin hal itu terus. Suatu sore, pembicaraan Aku sama Rina sampai ke sesuatu yang bahkan gak Aku duga.

Rina bilang kalau dia membayangkan dientotin dua orang, yaitu Aku dan pacarnya. Hehehee… kadang Aku gak habis pikir, mengapa cewek yang dulu pemalu dan lugu ini bisa jadi liar kayak gini?

Cerita Dewasa Sex Sasha Sih Binal Suka Ngentot

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Sasha Sih Binal Suka Ngentot,

Cerita Dewasa Sex Sasha Sih Binal Suka Ngentot

Aku Sasha, cerita ini terjadi ketika Aku baru masuk SMU. Aku tinggal bersama dengan ke 2 ortu dan adikku di sebuah apartment. Ortu membeli 2 apartmen yang letaknya saling berhadapan di lantai yang sama. Aku dan adikku tinggal di satu apartment dan ortu di apartmen satunya lagi.
Om sering berkunjung ke apartmen baik untuk urusan pekerjaan maupun hanya bersilaturahmi. Maklum om dah pisah dari tante, yang telah menikah lagi dengan orang lain, sedang om masih sendiri sejak perpisahannya dengan tante. Om ku ganteng, walaupun umurnyaa sedikit diatas ayahku tapi malah kelihatan lebih muda dari ayahku.

Badannya tegap atletis, mungkin karena dia masih rajin melakukan fitness seminggu sekali, jogging ampir tiap hari dan juga renang seminggu sekali.

Diam-diam aku mengagumi om, kelihatannya macho sekali deh. ketika ortu dan adikku harus keluar kota untuk melihat adik mamaku yang sedang sakit. Aku tidak ikut karena hari ini om akan datang untuk mengambil pesanannya yang dititipkan lewat mama. Aku senang juga karena bisa berduaan aja ama om tanpa ada orang lain diapartment yang mengganggu.

“Hai cantik”, om selalu menyapa aku seperti itu. Seneng aku dipuji cantik oleh om.

“Kok seneng banget kelihatannya”.

“Iya om, seneng bisa berduaan ama om”, jawabku terus terang.

“Loh kok seneng, kan dah sering jalan ma om”.

“Om jalan yuk”, kataku.

“Mau kemana”, tanya om.

“Ke mall yuk”.

“Mau nyari apa?”

“Makan ama liatliat aja. di apartment gak ada makanan. tadi mama pesen supaya aku ngajak om nyari makan diluar aja”.

“Terus kamu takut sendirian, mau om temenin”. Wah itu yang aku harapkan bisa berduaan ama om sampe besok.

“Bentar ya om, aku tuker baju dulu”.

Segera aku menghilang kekamarku dan tukar pakean. Aku gak tau, rupanya om ngintip ketika aku tuker pakean. Tapi ya gak tejadi apa2. Kemudian segera aku keluar apartment. Dengan manjanya aku memeluk tangan om. Sampe malem aku bener2 have fun bersama om, kami cari makan, dan setelah makan om ngajak aku nonton film.

“Kamuu nakal banget sih, Lihat uth toket kamu nempel2 ditangan om. malah gede banget lagi”, kata om mengelus pipiku.

“iyahh, biarin aja sih. namanya juga pengen”.

“pengenn apa ?”, jawabku.

“Ntaran aja ntar tunggu udah sampe apart aja”. Kataku sambil mengigit manja tangan omku

“Ahh kamu ini nggak2 aja”.

“ayuk pulang”.

Kami menuju ke tempat parkir dan langsung kembali ke apartment. Sesampe di apartment aku segera tuker dengan pakean rumah lagi. aku kalo dirumah Memang gak memakai bra. Aku hanya memakai tanktop ketat sepinggang dan celana pendek yang juga ketat. kedua pentilku tampak jelas sekali tercetak di tanktopku. Si om terpana melihat lekak liku bodiku yang Memang mengundang selera lelaki yang melihatnya.

“Kamu beneran mo om temenin”.

“Kalo om gak keberatan”.

“Yasudah, tapi om mau mandi dulu yah…”.

“okeedeh om, Akutungguin yah..”.

Aku naik keranjang tidurku sambil nonton tv, lalu om pergi kekamar mandi. sekitaran 20menitan kulihat om sudah selesai mandi lalu pakaian

Si om masuk ke kamarku, ketika masuk kamar hanya memakai celana pendek besar dan kaos. Kelihatannya dia tidak mengenakan CD karena penisnya kelihatan jelas tercetak di celananya, kayanya dah ngaceng deh. Mungkin dia napsu ngeliat bodiku. Om duduk di sofa nonton tv. Aku duduk disebelahnya.

“Din kamu seksi sekali. toket kamu besar juga ya, pasti sering diremesin makanya gede”.

“Ihh om nakal banget”.

“Abisnya kamu seksi banget, Pasti yang jadi pacar kamu puas banget remesin toket kamu terus”. kata om

“iyah sekali2 kalau Sasha lagi sange berat om”. Om cuma tersenyum,

“Ohh, Sekarang mau nggak kalau om remesin? Kelihatannya kamu lagi sange nih”.

“Yaah, om mah gatel. Toket kecil gini mau diremes juga”.

“Iyah dong, Keponakan om sendiri masa ngga boleh sih”

“he he”, aku hanya tertawa. “Kamu sering yah ngesex?”.

“Gak sering om, cuma ampir tiap malem minggu”.

“Liar kali kamu sha, buat om geregetan”, kata om sambil merangkul pundakku.

Aku merinding ketika om menarikku merapat kebadannya. Dia mencium pipiku.

Si om rupanya sudah dibawah pengaruh napsu berahinya. Dia menatapku dengan nafsu yang membara. Segera dia mencium bibirku, aku menyambutnya.

Lidah kami saling melilit dan kemudian dijulurkan lidahnya kedalam mulutku. Segera kuemut lidahnya, kemudian ganti aku yang menjulurkan lidahku ke mulutnya.

“Sasha? Om boleh kan ngeremes toket kamu? Kaayaknya enak banget nih”. Pentilku yang dah mulai mengeras dipilin2 dari luar tanktopku.

“untuk tubuh kecil gini, toket kamu gede banget sha, kenceng lagi, om kasih kenikmatan kamu mau kan?”, katanya perlahan sambil mencium toket ku yang montok. “.

Aku diam saja, mataku terpejam. Dia mengendus-endus kedua toketku yang harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahnya. pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentil itu digencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasnya.

“Om…Aaah”, rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga.

Nafsu ini sangat membara aku jadi pengen dientot cepat, Disedot-sedotnya pentil toketku secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toketku yang kencang itu diciumi dan disedot-sedot secara berirama.

Kecupan-kecupan bibir, jilatan-jilatan lidah, dan endusan-endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling pusarku yang putih mulus. Wajahnya bergerak lebih ke bawah.

Dengan nafsu yang menggelora dia memeluk pinggulku secara perlahan-lahan. Celana pendekku ditariknya kebawah, aku mengangkat pantatku supaya lebih mudah dia melepaskan celanaku. Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku. Ditelusurinya pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Dijilatnya helaian-helaian rambut jembutku yang keluar dari CDku.

“Din, jembut kamu lebat banget ya, pantes kamu napsunya besar”. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir memekku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali aku melenguh menahan kenikmatan yang kurasakan.

Disingkapkan semua pakaianku tanpa sisa. Aku terkejut melihat penisnya yang begitu besar dan panjang dalam keadaan sangat tegang. Napsuku bangkit juga melihat penisnya, timbul hasratku untuk merasakan bagaimana nikmatnya kalo penis besar itu menggesek keluar masuk memeku. Dia bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut dikangkanginya tubuhku. Kepala penis digesek-gesekkan di toketku yang montok itu.

“Ah… hhh… hhh… ah…” penisnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku

“Haaahh…aaahh….Ennnakk bangett,” dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku,

“Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak.

Gesekan-gesekan maju-mundurnya penisnya di jepitan toketku semakin cepat. penisnya semakin tegang dan keras.

“Enak sekali, sayang”, erangnya tak tertahankan.

Dicopotnya CD minimku. Pinggulku yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perutku yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutku, jembutku yang hitam lebat menutupi daerah sekitar nonokku.

Kedua paha mulusku direnggangkannya lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perutku terkuak. Dia pun mengambil posisi agar penisnya dapat mencapai memekku dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang penis, kepalanya digesek-gesekkannya ke jembutku. Kepala penisnya bergerak menyusuri jembut menuju memekku. Digesek-gesekkan kepala penis ke sekeliling bibir memekku. Terasa geli dan nikmat. Kepala penis digesekkan agak ke arah nonokku. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut memekku menjadi basah. Digetarkan perlahan-lahan penisnya sambil terus memasuki memekku.

Kini seluruh kepala penisnya yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut memekku. Sementara dinding mulut memekku terasa semakin basah. Perlahan-lahan penisnya ditusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh penis yang tersisa di luar. Secara perlahan dimasukkan penisnya ke dalam memekku. Terbenam sudah seluruh penisnya di dalam memekku. Sekujur penis sekarang dijepit. Secara perlahan-lahan digerakkan keluar-masuk penisnya ke dalam nonokku. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam memekku hanya kepalanya saja. Sewaktu masuk seluruh penis terbenam di dalam nonokku sampai batas pangkalnya.

Dia terus memasuk-keluarkan penisnya ke lobang memekku. Alis mataku terangkat naik setiap kali penisnya menusuk masuk memekku secara perlahan. Bibir segarku yang sensual sedikit terbuka, sedang gigiku terkatup rapat. Dari mulut sexy ku keluar desis kenikmatan,

“Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Dia terus mengocok perlahan-lahan memekku. 10 menitan sudah hal itu berlangsung. Kembali dikocoknya secara perlahan nonokku sampai selama dua menit.

Kembali ditariknya penisnya. Namun tidak seluruhnya, kepala penis masih dibiarkannya tertanam dalam memekku .

“Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…” Tiga menit kemudian dimasukkannya lagi seluruh penisnya ke dalam nonokku. Dan dikocoknya perlahan. Sampai kira-kira empat menit.

Lama-lama dia mempercepat gerakan keluar-masuk penisnya pada nonokku. Sambil tertahan-tahan, dia mendesis-desis,

“Sha?? memekmu enak banget, om sampe kelojotan” Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit.

Penis dikocoknya maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan nonokku yang membasahi penisnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan penisnya dan kulit toketku.

“Oh…hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, dia merintih-rintih keenakan. Aku juga mendesis-desis keenakan,
“Sssh.. sssh… sssh…” Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah.

Dia mempercepat maju-mundurnya penisnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar penisnya terjepit lebih kuat. Karena basah oleh cairan nonokku, kepala penisnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher penis yang berwarna coklat tua dan helm penis yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketku. Semakin dipercepat kocokan penisnya pada toketku. Tiga menit sudah kocokan hebat penisnya di toket montok ku berlangsung. Dia makin cepat mengocokkan penis di kempitan toket indah ku. Akhirnya dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahanannya.

“tubuhmu enak banget sha” dia bergumam.

“Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kataku lirih.

“Gak apa kalo om ngecret didalem Sha”, jawabnya.

“Gak apa om, biasanya cowokku juga ngecret didalem kok om. Tapi belum dientot juga aku ngerasa nikmat sekali om”, kataku lagi.

“Ini baru ronde pertama Sha, mau lagi kan ronde kedua”, katanya.

“Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabku.

“Engh…” aku menggeliatkan badanku.

Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketku yang montok menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. penisnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar ku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. penisnya tergencet diantara perut bawahku dan perut bawahnya. Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku, diciumi, dihisap-hisap dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya.

“Ah… geli… geli…,” desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dadaku dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya.

Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku yang montok, dan meremas-remas toketku dengan perasaan gemas. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kini dia menyedot-sedot pentil toket kiriku. Di ainkan pentilku di dalam mulutnya dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat.

“Ah… ah… om…geli…,” aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya.

Sementara tangannya meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dn diperkecil menuju puncak, dan diakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku.

“Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu…ngilu…” Dia semakin gemas.

Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang disedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya.

“Ah…om… terus… hzzz…ngilu… ngilu…” aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya. Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan awalnya. Jari-jari tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap penisnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. penisnya besar ya”, ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jari-jari lentik tangan kananku meremas-remas perlahan penisnya secara berirama.

“Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri.

“Sasha.. enak sekali Din… sssh… luar biasa… enak sekali…,” diapun mendesis-desis keenakan.
“Om keenakan ya? penis om terasa besar dan keras sekali menekan perut aku. Wow… penis om terasa hangat di kulit perut aku. Tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintihku.

“Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya.

Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa dia ini om suamiku.
“Om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali..Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… penis om … besar sekali… kuat sekali…”

“Sssh… sssh…enak… enak… geli..geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat.

Sementara tenaga dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dan…satu… dua… tiga! penisnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam nonokku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara penisnya bagaikan diplirid oleh bibir nonokku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!

“Auwww!” pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan penisnya tertanam seluruhnya di dalam memekkutanpa bergerak sedikit pun.

“Sakit om… ” kataku sambil meremas punggungnya dengan keras.

Dia pun mulai menggerakkan penisnya keluar-masuk nonokku. Seluruh bagian penisnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya.

“Bagaimana sayang, sakit?” tanyaku.

“Sekarang sudah enggak om…ssh… enak sekali… enak sekali… penis om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru nonok aku..,” jawabku. Dia terus memompa nonokku dengan penisnya perlahan-lahan.

ngan berirama oleh otot-otot nonokku sejalan dengan genjotannya tersebut. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala penisnya menyentuh suatu daging hangat di dalam nonokku. Sentuhan tersebut serasa geli-geli nikmat. Dia mengangkat kedua kakiku. Sambil menjaga agar penisnya tidak tercabut dari nonokku, dia mengambil posisi agak jongkok.

sambil mempertahankan gerakan penisnya maju-mundur perlahan di memekku. sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan penis perlahan di memekku, tangannya meremas-remas toket montok ku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama.

Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.

“Ah…om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar penisnya di memekkku. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat…Terus om, terus… ”

Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk penisnya di memekku. Terus dan terus. Seluruh bagian penispenisnya diremas-remas dengan cepatnya oleh memekku. Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Sayanggenak sekali… enak sekali mememkmu enak sekali nonokmu…”

“Ya om, aku juga enak sekali… terusss…terus om, terusss…” Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk penisnya pada memekku.

“Om… sssh… sssh… Terus… terus… aku hampir nyampe…sedikit lagi… sama-sama ya om…,” aku jadi mengoceh tanpa kendali. Sementara itu memekku. berdenyut dengan hebatnya.

“Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba penisnya dijepit oleh dinding nonok ku dengan sangat kuatnya.

Di dalam memekku, penisnya disemprot oleh cairan yang keluar dari memmekku, dengan cukup derasnya. Dan aku meremas lengan tangannya dengan sangat kuatnya. Aku pun berteriak tanpa kendali:

“…keluarrr…!” Mataku membeliak-beliak. Sekejap tubuh kurasakan mengejang. Dia pun menghentikan genjotannya.

Dia menghabiskan sisa-sisa peju dalam penisnya. Cret! Cret! Cret! penisnya menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam memekku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuhku maupun tubuhnya tidak mengejang lagi. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara aku mengusap-usap punggungnya dan mengelus-elus rambutnya. Aku merasa puas sekali dientot om.

Cerita Dewasa Sex Ngentot Memek Sepupu Sempit

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Ngentot Memek Sepupu Sempit,

Cerita Dewasa Sex Ngentot Memek Sepupu Sempit

Pada pagi yang indah dan cerah itu, aku sedang lewat depan kamar Kakak sepupuku, Amanda adalah anak dari Tanteku, Dia bekerja sebagai Pramugari dipesawat Air Asia. Ketika itu kulihat pintu kamar Amanda sedikit terbuka, ketika itu tiba-tiba timbul keinginan di benakku untuk mengintip Amanda.

Amanda yang masih tertidur pulas saat itu hanya mengenakan Lingerie tidur yang berbahan tipis dan sexy. Sungguh benar-benar cantik sekali dia, batinku sembari menatap wajahnya yang putih bersih. Pelan-pelan, aku Masuk ke dalam kamar sambil melangkah sangat pelan, dan sebelumnya sepatuku telah kubuka terlebih dahulu agar tidak terdengar suara langkah kakiku karena sepatu.

Garis Vaginanya membayang jelas dibalik celana dalam yang tipis itu, biraku tiba-tiba memanas. Secara pelan penisku-pun mulai tegang tegak berdiri, Ditambah lagi aku melihat, dari pinggiran celana dalam Amanda, saat itu kuperhatikan rambut kemaluanyanya sedikit keluar dari celana dalamnya yang mini dan tipis itu.

Lalu ketika dia tidur aku langsung memasukan Obat Perangsang kepada Minumanya. Setelah itu aku langsung balik keluar sampai Amanda bangun dan meminumnya.

Setelah keluar dari kamar Amanda, Lalu selang 30 menitan aku balik lagi kekamarnya dan melihat Amanda terkapar lemas dengan baju yang obrak2 tersingkap
“Nda kamu kenapa? kok geliat2 gitu”, kataku
“iyah dek, badan kakak panas dingin”,

Aku menahan nafasku yang mulai memburu, lalu Penisku mulai ku pegang dan kukocok. Kulihat Vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu halus yang lebat namun rapih sudah tidak terbungkus Celana dalam. Dalam batinku berkata apapun caranya aku harus bisa menikmati tubuhnya.

“Aduh Bang, kok kepala Amanda pusing gini ya Bang”, keluh Amanda. saat itu aku langsung mendekatinya sambil duduk disampingnya
“Wah… Kenapa? Kamu sakit yah?” tanyaku
“nngak dik, tapi kok rasanya gelisah aja”, jawabnya.
sambil tanganku mengelus2 pahanya sampaai kebagian selangkangannya, kulihat dia diam saja tanpa perlawanan sampai akhirnya aku beranikan diri untuk menyentuh Kemaluannya yang ternyata Sudah becek, kumainkan klistorisnya dengan lembut dan tambah ciuman dilehernya

“Mmhh kamuu bakalan puas Ndaa”, ucapku pelan ditelinganya
“iyahh dik..” jawbanya simple
Setelah itu tiba-tiba matanya menatapku sayu, sembari dia terus menggigit-gigit bibirnya. maka aku memberanikan diri untuk mencoba melepas celanaku,

“Dikk Itumu kenaapa dikeluarin?” ucapnya dengan setengah sadar.
Lalu setelah celana dan celana dalamku terlepas, nampaklah batang Penisku yang sudah tegak dan besar maksimal itu. Lalu tangan kiriku yang sedang memegang Penis, lalu kuarahkan kepada Amanda.
“Iyah ini untuk memberikanmu kepuasann yang nikmatt Sayanggggg”,

Tangan kananku kemudian meraih tangan Amanda, lalu tangan kirinya Amanda kuarahkan ke Penisku, hingga dia menggenggam batang Penisku. Semula Amanda hanya menggenggam Penisku saja, tapi kemudian dia mulai mengelus dan mengocok-kocok Penisku yang sudah tegak menantang itu,

“ Ouwhhh… terus Amanda n… yahh… terus Amanda sayang… ”, kataku sedikit berbisik.
Lalu tanganku langsung melucuti Lingrienya dari atas toketnya sampai kebawa memeknya. Sungguh seksi sekali Amanda ini. Payudara Amanda yang membusung dengan puting yang mengeras mancung, nafas Amanda yangsemakin memburu deras-pun mengiringinya.

“ Ouhhhh… dikkkk… Aghhhh…. ”, gumamnya sambil terus mengelus dan mengocok batang Penisku yang besar dan keras.
Seluruh sudut batang Penisku di dielus lembut, termasuk biji pelerku dan bulu-bulu jembutnya. Perlahan-lahan kudekatkan wajah ku ke payudaranya yang membusung. Lalu kukecup ringan payudaranya,
“Ahhhh… Ughhh…. geliii … Sss… Ahhh…” desah Amanda lirih.

Amanda mendesah disaat mulutku mengulum putingnya dengan penuh gairah. Lalu mulai kujamah seluruh permukaan payudara Amanda yang besar, montok dan putih itu. sembari terusku hisap di payudaranya, sesekali kutarik pelan pake gigi. Tanganku bergerak cepat melepaskan rok mini kerjanya, dan celana dalam-nya yang mini serta tipis itu.

“Indah sekali Vaginamu ini Amanda”, kataku berbisik di telinga kanannya.

Tanpa menjawab, Amanda hanya memejamkan mata dan berkedip mendengar kata-kataku itu. Lalu tangannya yang tengah mengelus-ngelus batang Penisku, segera ku angkat dan kulepas dari batang Penisku. Lalu tangannya ku angkat dan kutaruh disamping kepalanya. Saat itu dia terlihat pasrah saat kubuka pahanya lebar-lebar. Wow, belahan Vaginanya sunguh membuatku semakin terangsang saja.

Lalu, Dengan cepat kudekatkan kepalaku ke permukaan Vaginanya, lalu dengan mantap kujilat permukaan liang Vaginanya,

“Sruppp… Sruppp…”enak dan harum sekali vagina Amanda ini,
“Sss… Ahhh…. dikkk… Ouwhh… terus dikkk… Aghhh…”, desah Amanda seirama gerakan lidahku yang nakal menjilati liang kenikmatannya.

Ketika itu tangan Amanda menjambak rambutku saat lidahku mulai kutusukan dalam Vaginanya itu, “ Ouwhhh… Bang… Aghhh…”, desah nikmatnya.

Dengan semangat kujilati terus Vaginanya hingga basah, selang 10 menit kemudian kuhentikan gerakan ku menjilati Vaginanya itu. Keringat dan desahan nafas Amanda seakan berpacu, lalu kuarahkan batang Penisku ke lubang Vagina Amanda. Lalu sesaat kusapu Vaginanya dengan lidahku,

“Aghhh…. geli bangett Ahhkkss… Ughhh….”, desahnya pelan.
“iyah enak Manda?”, tanyaku sambil kumasukan kepela kontolku lalu kukeluarkan
“kalau mau ditusuk buruan dik, soalnya kakak perawan”, aktanya

Lalu aku berusahan untuk menjebol memeknya kutekan pelan2 kedalam lalu kukeluarkan lalu kutekan lagi sampai jadi akhirnya masuk semua..
“Aahkkkkksss HHHHKKKKKKSSSS, pelan-pelan yah masukin kontolnya ke Vagina aku ”, pinta nya padaku.
“ Iya sayang”, jawabku singkat.

Sembari mengarahkan kepala Penisku yang bulat besar ke lubang Vaginanya, dengan perlahan kudorong Penisku. Sedikit demi sedikit, walaupun agak susah karena vagina masih perawan dan sempit sekali aku terus mencoba tanpa mengenal lelah,

“Aouw… sa.. sakit… Aghhh…Auow… pelan g”, ucap Amanda sembari mencengkram sprey tempat tidur dan sedikit menutup bukaan pahanya.

“Aghhh… Tahan dulu ya Amanda sayang” rayuku menenangkanya.Setelah bersusah payah, pada akhirnya, Zlebbbbbbbbbbb….. akhirnya batang Penisku amblas juga Masuk kedalam Vaginanya Amanda

“Aowwwwwww… sakitttt… saaakit sekalliiii Bang… Huuu… huu… hu… ”, kata Amanda sambil menggigit bibirnya.
Ketika itu kudiamkan batang Penisku sejenak didalam Vaginanya, ughhh… kuat sekali jepitan Vagina Amanda, batinku. Lalu beberapa saat kemudian segera ku ayun perlahan Penisku maju mundur didalam liang Vagina Amanda,
“Zlebb… Zlebb… Zlebb… ” , bunyi penisku yang sedang menyelami Vagina Amanda.

Lama-kelamaan aku merasa mudah mengayun Penisku. Ketika itu Amanda memejamkan mata seraya memeluk leherku erat. Dengan irama yang tetap santai ku ayun gerakan Penis ku maju mundur mencoblos Vaginanya,
“Aghhh… enak sekali Vagina kamu sayang… Oughhh… ”, bisikku penuh gairah di telinganya,

“Ssss… Aghhh… … pelan … aoww… Sss… ahhh” desah nikmat dan sakit menjadi satu.
Pada awalnya gerakan Amanda kaku, namun lama-kelaman Amanda mulai membalas goyangan pinggangku dengan goyangan sedikit memutar pinggul,

“Enak Amanda, Aghhhh… terus goyang sayang ”, pintaku.

“Slebb… Sluppp… Plakkk… Plakkk… Plakkk… ”, bunyi gesekan Penis dengan Vagina semakin nyaring.
Dengan semangat, kurasakan tubuhku terbang melayang keenakan, lalu kupacu gerakan tusukan Penisku lebih cepat lagi. Saat itu Amanda semakin mendesah dan terengah keenakan,

“ Aghhhh…. dikkk… enak deikkka… aa… aku mau pipis dikkkaghhh…” mulutnya mulai meracau sembari menggigit dadaku.
Rupanya Amanda telah mencapai puncaknya, Vaginanya terasa sangat basah sekali hingga Penisku terasa saat menggelosor masuk ke Vaginanya. Tubuhnya Amanda setelah itu lemas seperti tak bertulang.

aku terus mengocok lubang Vagina Amanda. Dari lubang Vagina Amanda tampak menetes darah bercampur cairan lengket. Akirnya tercapai juga keinginaku, sungguh puas aku mendapatkan keperawan Amanda, kataku dalam hati. Lalu kucabut batang Penisku yang Masih keras dari lubang Vagina Amanda yang sudah tidak perawan lagi karena aku.

Sementara itu Amanda terkulai lemas dan wajahnya Masih tampak tegang, dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Hal itu membuat tubuh putihnya semakin terlihat menggairahkan saja. Batang Penisku yang mengkilat dikelilingi lendir kawin Amanda, saat itu masih belum memuntahkan sperma juga, maka dari itu aku masih sangat bernafsu sekali,

“Amanda sayang… akuu belum keluar nih, sekarang kamu uka mulut donk sayang… perintahku.
Tanpa menjawab Amanda pun lalau membuka mulutnya, lalu aku mengarahkan batang Penisku ke dalam mulutnya. Pada awalanya Amanda mau muntah saat Penisku Masuk kemulutnya yang mungil itu. Namun kemudian dia mulai terbisa mengocok dan mengulum Penisku,

“Aghhh… enak Manda, sepong terus… Oughh… kamu mulai mahir deh, Ssss… Aghhh…”, desahku mulai merasa nikmat oleh kuluman Amanda.

Secara konstan Amanda pun terus mengkulum penisku dengan lembutnya. Tak lama setelah itu kurasakakan batang penisku berdenyut dan,

“Crottt… Crottt… Crottt… ”,
Akhirnya Penisku memuntahkan spermanya kedalam mulut Amanda yang mungil itu, saking banyaknya spermaku yang keluar sampai-sampai mulut Amanda yang mungil itu tidak mampu menampung spermaku.

Walaupun mulut Amanda mungil, hampir setengah spermaku tertelan oleh Amanda.

Cerita Dewasa Sex Tante Maria Mesum Haus Kenikmatan

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Tante Maria Mesum Haus Kenikmatan ,

Namaku Bambang umurku sekarang 22tahun aku baru saja masuk kuliah menginjak semester I di kulihaanku aku termasuk orang yang bergaya diatas standart sih hehe^^.. Dikulihannku aku selalu dipandang oleh kakak kelasku, Karna Wajahku tampan, putih, tinggi dan bodyku proposional siapa yang melihatku tak berkedip. dan dikulihaanku terkenal juga banyak tante girangnya hihi

Cerita Dewasa Sex Tante Maria Mesum Haus Kenikmatan

Salah satu temen kelasku namanya Dita. Dia seorang gadis cantik dan model. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Dia mempuyai tubuh yang idel dan semok, Payudaranya padat dan sintal, pahanya mulus, pantatnya bulat padat sekalii. Siapa juga yang gak tertarik padanya terlebih dia sering memakai baju yang tipis dan ketat dan celana jeans sepangkal paha.

Aku sering sekali bermain dirumahnya dan bertemu dengan mamanya. Akupun sedikit minder bila menjemputnya menggunakan motor, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Indah. Mamanya pun baik sekali padaku menganggap seperti anak sendiri, pada suatu hari aku datang kerumahnya dan kondisi hanya mamanya yang ada dirumah Karena Dita belum pulang dari rumah kakeknya dikampung. Jadi aku disuruh masuk dan nyantai diruang tamu

Kemudian Tante Maria tampak melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh aku dibuatnya. Terlebih Tante Maria duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

“Ohiyah Tante sendirian aja dirumah sebesar ini?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.

“Iyah Mbang, tante cuman tinggal ber4 dirumah. Kebeneran Pembantu tante lagi pulang kampung semua” jawabnya.

“Oh begitu, Maaf nih tan Bambang mau nanya? Tante Single Parent ya?” tanyaku menatapnya

“Ehmm Iyah Mbang tante udah 2 tahun ditinggal Suami.” katanya agak murung

“Tante semakin lama semakin cantik aja yah” kataku memuji agar dia tidak cemberut lagi

“Cantik ya?” tanyanya

“Cantik dong tante..” jawabku lagi.

Waduh, Tante Maria semakin menjadi. pahanya dibukanya agak lebar dan roknya terbuka sedikit sampai CDnya kelihatan.
“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.
Sambil berkata, Tante Maria mulai berpindah ke bangkuku dan tangannya ditimpah dipahaku.

“Ahh belum lah.. Aku masih perjaka tingting tan hihi” jawabku tersenyum kepada tante.

Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, ditambah lagi toketnya menempel ditanganku membuatku semakin terasa ngaceng.

“Tantee mau minta sesuatu nih sama kamu, Tapi kamu harus nurutin?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.

“Apa itu tan?” tanyaku sambil menghadap kewajahnya sangat dekat dengan mata tante yang berbinar2

“Tante kan udah lama nih nggak berhubungan intim, Dan belakangan ini tante pengen banget tau.. bantuin tante ya sayang” katanya dengan nada lembut mengharapkan lalu mengecup bibirku dengan lembut sekali

“Tantee yakin minta bersetubuh denganku?” tanyaku

“Iyah kenapa nggak sayang? Tante yakin kami pasti bakal ketagihann” katanya Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya perlahan.

Tante pun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun telah saling berpagut. Tak kuasa lagi aku menolak tante Maria. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun. sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Rupanya Ibuku Pun Senang Kusetubuhi

“Ayo, tante pengen merasakan batang brondongg” dengan rakus melumat bibirku.

Tante Maria pun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekaligus.

“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka kontol besar anak muda begini”.

Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian Tante Maria merebahkan kepalanya dipangkuanku. Diciumnya kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.

“Ah.. Tante..Aahhs hangett bangett” desahku menahan nikmat, ketika mulut Tante Maria mulai menghisap dan menjilati penisku.

Tangan Tante Maria pun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Setelah sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Sonya bangkit dan menciumiku.

“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.

Nafsu berahi telah menguasai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur Tante Maria. Sesampainya aku di kamar, Tante Maria kembali menciumiku. Kemudian tangankupun diraihnya dan diletakkan di payudaranya yang membusung.

“Ayo sayang.. Kamu remas ya” pintanya

Kuremas payudara Tante Maria. Tante Maria pun terdengar mengerang nikmat.

Payudara Tante Maria yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar.

“Bambang khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..” katanya

Tangan Tante Maria merengkuh kepalaku dan didorong ke arah dadanya. Tangannya yang satunya lagi meremas payudaranya sendiri dan menyorongkannya ke arah wajahku.

“Ah.. Enak.. aahh eennakk sshh gila hisap sayang ahhss” desah Tante Maria ketika aku mulai menghisap payudaranya.

“Jilati putingnya yang..” pintanya lagi. akupun menjilati puting payudara Tante Maria yang telah mengeras.

Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Setelah puas aku hisapi payudaranya, Tante Maria kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.

“Sekarang kamu buka rok tante ya”

Tante Maria merengkuh tanganku dan diletakkannya di pantatnya yang padat.
Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Aku terbelalak melihat Tante Maria ternyata menggunakan celana dalam yang sangat mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh Tante Maria yang padat dengan payudara yang membusung indah, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.

Kembali Tante Maria mencium bibirku. Lantas ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan Tante Maria lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berbulu halus dan tercukur rapi nampak jelas di depanku.

“jilatinn memek tante ya sayang, pennngen nihh aahh.” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.

“Oh..my god.. Sshh shhh ennakk aahhh ahhh sshhh” erang Tante Maria ketika mulutku mulai menciumi vaginanya.

Kujilati juga vagina yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.

“Ahh..iyah sayang..aahh ahhh gilaa ahhh shhh eennak” desahnya.

Tante Maria lantas melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya.

“Jilat di sini sayang..”Tante Maria sambil tangannya mengusap klitorisnya.

Kujilati klitoris Tante Maria. Desahan Tante Maria semakin menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Beberapa saat kemudian, tubuh Tante Maria pun mengejang.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Layaknya Bulan Madu Berduaan Di Hotel

“Aahh aahh yeess..aahh Gilla aahh ahhh ennnak Teruuss.” jeritnya.

Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan memek nya sambil sesekali kuciumi paha mulus Tante Maria.

Payudara Tante Maria yang membusung kenyal, Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara Tante Maria, tangannya menuntun tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap vagina dan klitorisnya.

Tante Maria kembali mengerang ketika nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya wajahku dari payudaranya dan kembali diciuminya bibirku dengan ganas. Selanjutnya, tante Sonya menindih tubuh atletisku. Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku pun tak lupa diciuminya.

Sesampainya di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala tante Sonyapun sudah naik turun ketika mulutnya menghisapi penisku.

“Masukin sekarang yah sayang, tante udha nggak tahan lagi pengenn ngentott” ktanya memasang muka sangee berat

Sambil berkata begitu, Tante Maria menaiki tubuhku. Diarahkannya penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisku mulai menerobos liang memek Tante Maria.

“Uh.. Nikmat sekali.. Tante suka tongkolmu.. Enak..” desah Tante Maria sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.

“Aahh aahh aahh ekehh aahh Eekkhh Kimochii Ohh ooohh” begitu suara yang terdengar dari mulut Tante Maria. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.

“Tante suka.. Ahh.. Ngentotin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..” rancaunya

Tante Maria terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahan Tante Maria semakin menjadi-jadi.

“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. entotin tante.. Ahahh ahhh good ahhh ennnakk KONTOLL ENNNAKK.. Ahh..” rancaunya tak beraturan lagi

Tak lama tubuh Tante Maria pun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, Tante Maria mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh Tante Maria kemudian rubuh di atasku. Karena aku belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Kubalikkan tubuh Tante Maria, dan kugenjot penisku dalam liang kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.

“Oohh Oohh tanntee Ennak banget Akuuu mauu cortt Tantee” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.

“Keluarin di mulut memek tantee sayanggg” katanya sambil mengimbangi pompaan kontolku

aku mengenjot kuat2 memek Tante Maria sampai akhirnya kubenamkan didalam rahim memek tante. kusemprotkan maniku semua didalam memeknya yang lecin

“Ahh.. Tante.. ennakk” jeritku

“Enak Sayang?” tanyanya sambil tersenyum genit.

“Enak tante… memang tante sering ya beginian”

“Nggak kok.. Kalau pas ada anak muda yang tante suka saja..”

“Oh.. Tante sukanya anak muda ya..”

“Iya sayangg..” jawab Tante Maria genit.

https://apemtembem.com/

Cerita Dewasa Sex Adik Pacarku Ternyata Suka Ngentod

apemtembem – Cerita Dewasa Sex Adik Pacarku Ternyata Suka Ngentod

Cerita Dewasa Sex Adik Pacarku Ternyata Suka Ngentod

Namaku Ferdi Firmansyah langsung menuju TKP, Pada Hari Rabu malam aku pergi kerumah pacarku.
Took.. Too.. Took.. Lala…

Tak Lama Kemudian, Sari Adiknya Pacarku yang membukakan pintu.
“Kak.. Masuk Ajah Dulu Ke Dalem. Mbaknya Belom Pulang.”
Saya Langsung Buka Pintu dan Masuk Ke Dalam.

“Din.. kakak kamu kemana?”tanyaku

“Kakak lagi dikamar lagi mandi mungkin. paling bentar lagi udahan”jawabnya

“Yowes aku nunggu disini aja”kataku

“Yah kak aku kebelakang dulu yah ngambilin kakak minum” katanya

“Sar, Lagi Ngapain? Kok Tumben Dah Pulang?”

“Lagi Ganti Baju kak. Iya Nih Tumben.. hehehe…”

Tak lama Sari keluar dari kamar mandi, menganti pakaiannya lebih kecil dari bajunya yang biasa
Sari Sambil Meletakkannya Di meja. Ketika Meletakkan Di Meja, Tak Sengaja Saya Melihat Toketnya Yang Besar Dan Mulus Jauh Dari Toket Punya Sari.

Wah, kebetulan banget sih gw udah lama juga pengen ngejamah tubuhnya Sari asli molek bener buat sih joni bangkit pengen masuk kedalam lobang belutnya

Dina Masuk Kembali Ke Kamarnya Dan Mengajak Saya Untuk Menonton Televisi.
“Kak Fer masuk saja kekamar Sari, Nonton disini aja” katanya
“Iya sar bentaran” kataku

Pikiranku Tambah Kotor. aku Langsung Masuk Ke Kamar Dan Mulai Ngobrol. Aku Dan Sari Mengobrol Tetapi Aku Hanya Terfokus Dengan Toketnya Dari Luar Tanktop. Dan Juga Saya Melihat Pahanya Yang Mulus. Sari Hanya Memakai Baju Tipis Minim Dipadukan Dengan Toketnya yang Besar Dan Nyembul Membuat Bajunya Terangkat Ditambah Lagi Dengan Dia Cuma pakai Celana Pendek Sampai Pangkal Pahanya Saja.

Walau Dia Baru Berumur 16 Tahun Tapi Tubuhnya Layak seperti Abg2 Model Hot. Wajahnya Cantik, Bibirnya, Facenya. Tak Lama Ngobrol, Sari Berjalan Menuju Kaca. Sari Mengaca Tapi Matanya Terkadang Melirikku Tapi aku terpana Dengan Bongkahan Pantatnya Yang Bulat

 

“Kak? Ngelihatin apa? Body Sari bagus yah?”

“Uuuh Nggak Kok, Kamu cantik yah”

“Yee… Sari Tauu Kakak Dari Tadi Liatin Apaaa? Toket sama Pantat Sarikan”

Dina Sambil Memegang Kedua Toketnya Dari Luar. Dan Bergaya Sedikit Nakal Sambil Mengoyangkan pantat yang bulatnya itu.”
“Apaan kamu, Udahh Jagoo yah soal Goyang-Goyyang” Kataku sambil merangkul pinggangnya

Kulihat dia mulai gelisah dan mulai menyender kepadaku setelah kupegang pinggalnya
“Pinggul kamu empuk juga yah” Kataku

“Iyah dong kak, Sari Kan Selalu Olaraga Buat Body Sari Mantep”Katanya sambil mengelus dadaku

“Kalau Emang Punya Kamu Mantep, Kasih Lihat Kakak dong”

“Nakal Banget Kak, Yaudah Nih Lihat”Sambil menurunkan Tangtopnya dan menjepit Toketnya menjadi gempal gemas

“Gempal banget punya kamu, Kakak Jadi Gemas Bangett”Kataku sambil memberanikan diri memegang toketnya

“Din,Kakak Pegang Ya”

Aku terpelongok melihat aksi Sari yang Mulai Panas. Sari melucuti semua pakaiannya dan hanya tertinggal CD yang dipakai, Payudaranya Bergelantungan Bebas. Aku Perlahan Membuka Bra nya Dan Menghisap Pentilnya Yang Pink Yang Serasi Dengan Kulitnya Yang Kuning Langsat.
Sembari Menghisap kuMeremas-Remas Toketnya. Sari Sama Sekali Tak Berontak Malahan Dina Merasa Keenakan. Kulumat Bibirnya yang lembut.

“Kakak Bebas Menjamah Tubuhku tapi SAri Minta Jangan Sampai ini Ketahuan Yah Kak”

“Iyahh Kamu Tenang Saja”

Kugendong Sari Dan kutaruk diatas Ranjang. Kubuka Celana Dalamku Aku Memintanya Sari Hisap Kontolku. Sari langsung Melumat kontolku Dengan Lahaap Aku hanya Menikmati Setiap Sedotan yang Dilakukanya Oouugh.. Nikmat… Setelah Itu, Kubaringkan Tubuhnya Kubuka CD warna Pinknya. Terlihatlah memek mulusnya yang ditumbuhi bulu2 kemaluan halus Kujilatin bibir memeknya dan Kristolisnya, Sesekali Lidahku Masukkan Ke Dalam memeknya.

“ Aawww Enakkk Kak Gatelll Aaaahhh” Kuhisap-Hisap terus Vaginanya kusedot Bibir Memeknya Kumainkan Klistorisnya dengan lidahku dan Sari hanya mengelinjang dan Mendesah menahan Nikmatnya

“Aaaahhh Ooohhh Sssshhh Oohh Sedot teruss Memek aku kakk” tangannya menjambak rambutku dan membenamkan mulutku dimemeknya tandanya dia sudah sampai

“Aaaaaahhhhh Kaaaakkkk Aaaakkkkuuu Keeeellluuarr!! Ooooohhhh”Jeritanya bergetar dan mengelinjang hebat

“ Aaaw.. eeegh.. Aaaw..Aku Nggak Tahan Lagi Kak Massukinn Sekaranngg” Desahnya Setelah Itu Saya Bersiap Untuk Memasukan Kontol Saya. Secara Perlahan Tapi Pasti Saya Menerobos Memeknya.

Sari sudah sangat Horny Memeknya sudah berkedut Pertanda sudah Tidak Tahan ingin Dimasukin oleh Kontol
“Awwwhhh Aaahh Pelan Yah Kak sakittt!”
Perlahan Kumasuk kontolku kedalam Luabang Kewanitaannya kugesek-gesek Dan Blesssshh! Masuk langsung dibantu cairan Kewanitaanya Ternyata Sari sudah Tidak Perawann lagi

Kugenjot langsung memeknya yang sudah becek karena orgasmenya, Kusodok dengan irama agak kencang sambil menikmati memek sempit adekku yang sangean Nikmatt Bangett!!
Setelah 15menitan Kami Ngentot Akhirrnyyaa Sarii Mau keluarrr Laggii Dan Creeettt Creeettt Kelaurlah membanjiri kontolku yang tetap ku genjot memeknya membaut dia mengelinjang dan medesah enak

“Aaaahhh Ooohhh Sssshhh Oohh Enakk terus Lebih kencang Genjot memekku Kaka” Rancaunya yang sudah tidak tahan menerimah semburan spermaku
Akhirnya Keluarlah Cairan yang telah ditunggu oleh Sari, Crott Crottt Crottt Kutumpahkan Semua spermaku didalam Rahim Sari
Akhirnya Saya Dan Dina Klimaks.

Cerita Dewasa Sex Kudapat Kenikmatan Bersama ABG Binal

apemtembem – Cerita Dewasa Sex Kudapat Kenikmatan Bersama ABG Binal

Cerita Dewasa Sex Kudapat Kenikmatan Bersama ABG Binal

Pekernalkan Namaku Putra Aku berkerja diprusahan PLN(Perusahan Listrik Negara) Aku menjabat sebagai Pengurusan Sistem Tenaga Kerja Perusahaan. Aku berumur25 tahun sekarang masih cukup muda sih, Tapi aku kemana-mana selalu bersama Skertaris Cantik Dan Montok yang selalu membantu urusan perusahann sampai suatu hari aku terbawa oleh suasana dan terjadilah!

“Selamat Pagi Pak Putra?” sapa Anjani padaku.

“Iyah Pagi Jani, Ada Apa yah?” aku balik bertanya.

“Ini pak saya mau mengantarkan Laporan tentang Kondisi mesin mesin Pabrik”

“Ooh Iyah makasih yah Jani” Jawabku singkat.
Tapi Anjani tidak beranjak dari kantorku tapi malah menatapku tajam dan tersenyum sedikit membuat ku menoleh kehadapannya lalu aku memandangi dari kaki sampai ke kepalanya dia begitu cantik dan sexy hari ini membuatku tertarik

“Loh? Kamu kok ngelihatin saya gitu sih? hehe”tanyaku

“Nggak kok pak, Bapak terlihat gagah sekali, apalagi kalau Itunya bapak lagi bangun hihi” ledeknya

“Eeh..hh Maafin saya Anjani” aku sangat malu ketika kejantananku terlihat tegang oleh skertarisku karena tadi aku sempat melihat video porno karena bosan dikantor

“Iyah tidak masalah pak, Itu sudah biasa kok” senyumnya

“Sudah biasa gimaanaa? Emang kamu sering ngelihatin beginian?” tanyaku

“Nggak sih pak, cuman kan masa sama Skertaris Sendiri harus malu?”godanya semakin liar

“Ehm..m Emang kamu nggak risih apa kalo Adik saya lagi ngacung?”tanyaku

“Sudah tidak gakperlu ditutup pak,”

Lalu kusingkirkan berkas yang menutupi kejantannaku terlihatlah begitu gagah dan besarnya kejantananku kutaruh posisi menyamping Anjani tidak berhenti melirik batangku aku tau apa yang diinginkan dia. Lalu aku berdiri dan mengatakan..

“Kamu Kelihatannya Sangat Tertarik Dengan punya saya iyah Sayang?”Godaku

“Ehhmm”dia tersenyum manis memacang wajah menantangku

aku beranjak kepintu dan menguncinya lalu kubuka kemejaku terlihatlah tubuhku yang atletis dan berotot membuat dia semakin luluh padaku “Ayoo kita mulaii.” Dia hanya menurut dan mengikutiku

Aku peluk Anjani dan mencium bibirnya lembut
Anjani tak melawan.. hanya pasrah.. tapi dia ikut melumat bibirku juga.

Tanganku tidak tinggal diam begitu saja.. kuraba ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh semakin membuatku kian terangsang.

Kukeluarkan Kontolkuu yang sudah tegang dan kutemepelkan pada perut Anjani.

Kulepaskan baju kemejanya dan branya kuremas remas kuat payudara besar berukuran 36B kencang dan sintal itu dia meringgis kesakitan

Setiap remasan yang aku lakukan Anjani mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah.
Tanpa kusadari Kontolku sudah berada dibawah selakangkannya dan Anjani memaju mundurkan pantatnya sehingga tergeseknya kontolku dan mememeknya yang masih dibalut oleh CD

Aku menghentikan ciumanku dan menjalar kelehernya, tapi aku mengatakan
“Nggak papa kalau kita sampai begini?”Tanyaku

“Nggak papa kok mas, lagian aku juga mau kok” kata Anjani mengelus kontolku

Tangannku mulai memainkan puting toketnya yang masih merah kecoklatan yang menambah gairahku memuncak
Desahan Anjani berubah menjadi erangan penuh gairah.
“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erangnya

Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Anjani semakin keras dan kuat.
Ciuman dan jilatanku pada payudara Anjani membuatku mengerang semakin keras..

Apalagi ketika jariku menggosok vagina Anjani yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.

“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Anjani
Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..

Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya.
Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Anjani kembali mengerang panjang..

Tubuh Anjani menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.

Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya.
Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Kurelakan Perawanku Demi Melunasi Hutang Abah

Selang beberapa saat.. Anjani yang telah ‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku.
Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok yang tersingkap sampai pinggulnya.

Setelah beberapa saat kemudian.. Anjani telah tenang.
Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..

“Haaah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah..”

Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!
Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekitar 17cm. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.

Anjani memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Anjani mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.

Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya.. dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.

kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya. Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi. Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Anjani pada penisku.

Beberapa saat berselang Anjani mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.

Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Anjani menurunkan tubuhnya perlahan..
Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.

“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.

Peniskupun membelah bibir vagina Anjani terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat.
Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku..
Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.

Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Anjani Pijatan dan denyutan dinding vagina Anjani kurasa sangat nikmat..

“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..

“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.

Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Anjani lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..

Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Anjani membuat hanya tak sampai 20 menit aku harus mengerang panjang.
“Aaahh.. aahh.. jani jani aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.

“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. Didaalammm.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”

Anjani semakin memainkan tekniknya sambil memeluk tubuh Anjani penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Anjani

Di atas selangkanganku Anjani semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya.
Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Anjani semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.

Tiba-tiba Anjani memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.

Sementara di bawah.. Anjani semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya..
Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..

Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Anjani yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata..
“Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”

“Iya, aku juga enak. Makasih Anjani enak banget. Mas puas banget..”

Kata Anjani yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Guruku, Pelampiasan Nafsuku

Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.

Anjani yang kemudian mengulum penisku. Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Anjani juga melakukan isapan lembut pada penisku.
Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.

Anjani melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan.

Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..
Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..

Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..

Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya..
Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya.
Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..

Kakinya menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku.. kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat.

Anjani mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.

Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri. Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..
Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..

Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”
Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan. Kupegang pantatnya yang padat berisi… Anjani melawan gerakan kocokanku..
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.

Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.

Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Anjani makin liar.
“Aduh Masssss enak banget masshh.. Anjani sukaa, terus Massss..”

Kulepaskan tubuh Anjani kembali kami bercinta dengan doggie style..
Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.

Kami berganti posisi.. Anjani kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.

Gerakan Anjani berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar putar dan mengobok kontolku

Tak lama kemudian.. tiba-tiba Anjani menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Mas, Anjani ngga mau keluar sekarang..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.

Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..

Anjani mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku.
Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..
“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.

“Sss.. aduuh Mass, enak bangettt Massss.. kontol mass mentokk bangett sampai dinding rahimku”
Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.

Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..
Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.

“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Anjanii nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya
“Sama.. saya juga..hhhh..”

“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja,”

“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..
“Auughh.. masshh..!”