apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Threesome Dengan Lelaki Bisexsual ,
Satu lagi pengalamanku yang kutuangkan dalam tulisan, mungkin ini adalah kejadian yang umum, tetapi bagiku.. Ini adalah pengalaman yang sensasional dan terjadi pada masa sekarang. Dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.. Sengaja nama pelaku aku samarkan, kecuali namaku.
Dalam posisiku sebagai sekretaris sekarang ini, maka hubungan dengan relasi tidak bisa aku hindari.. Tugas entertaint selalu diberikan kepadaku, mungkin bos ku tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikanku didalam menghadapi klien atau relasinya, hingga akhirnya aku berkenalan.. Sebut saja namanya Mas Toni.. Seorang eksekutif muda.. Usianya kira-kira 30 tahun, tinggi 175 cm dengan bentuk tubuh proposional. Mas Toni ini sudah berkeluarga dan punya 2 putra, dalam sehari bisa 3-4 kali Mas Toni menghubungiku via telepon..
Dari membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis sampai ke permasalahan rumah tangganya.. Hingga akhirnya aku mendengarkan pengakuan dari Mas Toni, ternyata dia seorang bisexual.. Gila..? Memang gila.. Tetapi aku malah antusias mendengarkan ceritanya, dan menurut pengakuannya.. Sekarang ini dia juga jalan dengan salah satu karyawannya.. Dan mereka telah jalan 1 tahun lamanya tanpa sepengetahuan siapa-apa.. Kecuali aku..
Sejak pengakuannya itu.. Mas Toni sering menelponku.. Dan apabila pembicaraan sudah menyinggung hubungan dengan karyawannya itu.. Aku tidak sungkan untuk mengodanya, kata.. Wah.. Asyik nih main pedang.. Atau gimana sih Mas ML nya.. Candaku selalu dijawab dengan tertawa saja oleh Mas Toni.
Hari itu adalah hari jumat, dan seperti biasa Mas Toni kembali menghubungiku via telepon.
“Hallo.. Selamat sore Nia” serunya.
“Oh.. Mas Toni.. Selamat sore juga Mas” sahutku.
“Apa nih acaranya nanti malam?”
“Wah.. enggak ada acara nih Mas”
“Gimana kalau nanti malam kita jalan.. Nanti kukenalkan temanku” seru Mas Toni lagi.
Aku tahu yang dimaksud “temannya” itu adalah teman jalannya, dan memang akupun penasaran seperti apasih teman Mas Toni itu.
“Boleh aja Mas” jawabku.
“Oke.. Nanti aku jemput jam 8 malam yaa” serunya lagi.
Jam 19.30 aku sudah berdandan rapih, aku memakai t’shirt dan jeans ketat, dibalik itu aku memakai bra dan g-string berwarna pink.. Warna favoritku, rambut hitamku yang panjang kubiarkan terurai kebelakang, dan benar.. Tepat jam 20.00 Mas Toni datang menjemputku, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di depan.
“Wah.. Malam ini kamu cantik sekali Nia” puji Mas Toni, aku hanya tersenyum saja, lalu.
“Nia.. Kenalkan temanku” seru Mas Toni.
Ternyata dibangku belakang duduk seorang laki-laki, aku pun menoleh sembari mengulurkan tanganku.
“Nia.. “sahutku,
“Arif..” sahut pria itu sembari menjabat tanganku.
Mhmm.. Ternyata yang namanya Arif ini macho juga.. pikirku. Selama perjalanan kami banyak ngobrol, dan dari pembicaraannya aku tahu kalau usia Arif ini sepantaran dengan aku yaitu 24 tahun, dan dia berasal dari daerah.. Dikota ini dia mengontrak rumah dan tinggal sendirian.
Malam itu kami habiskan dengan duduk-duduk dan ngobrol di sebuah cafe.. Dan aku merasa geli juga melihat tingkah laku Mas Toni dan Arif.. kadang-kadang dalam tawa canda mereka.. Suka saling pandang dan sekali-kali saling berpegangan tangan layaknya seperti dua orang kekasih.. Apalagi sedari tadi tidak henti-hentinya mereka berdua memesan draft beer.. Minuman ringan kata mereka.. Sementara aku hanya memesan long island.. Minuman ringan juga.. menurutku?
Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 ketika kami keluar dari cafe itu, tampak sekali Mas Toni dan Arif sudah mulai dipengaruhi alkohol, sedangkan aku.. kepalaku mulai rada-rada pusing.. Karena pengaruh alkohol juga. Dari situ kita pergi ketempat Arif.. Jelas maksud Mas Toni adalah mendrop Arif terlebih dahulu, tetapi ternyata kamipun mampir ditempat Arif.. Dan aku menurut saja ketika disuruh turun.. Masuk ke dalam rumah Arif, akupun duduk diruang tamu.. Sementara Mas Toni dan Arif masuk ke dalam.. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan didalam..
Tetapi menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.. Apalagi pengaruh alkohol sudah memenuhi kepalaku, aku pun berjalan ke dalam.. Menuju kesebuah kamar yang tidak tertutup.. Tampak cahaya lampu terang dari dalam kamar itu, ketika aku melihat ke dalam.. Terkejutlah aku.. Tampak Mas Toni dan Arif sedang.. berdiri ditengah kamar.. Dan berciuman.. Hah! Mas Toni hanya mengenakan jelana jeansnya.. Sementara kaosnya sudah entah kemana.. Dan Arif dia hanya memakai celana kolor saja..
Aku hanya berdiri bengong diambang pintu.. Melihat adegan itu.. Tampak mereka sangat ganas sekali berciuman.. Arif lebih sedikit agresif.. Dia berusaha melepas celana jeans Mas Toni hingga akhirnya terlepas lalu celana kolor Mas Toni pun dilepasnya.. Maka tampaklah batang kemaluan Mas Toni yang.. Besar dan tegang itu.. Ohh, segera Arif mencekal batang kemaluan Mas Toni itu lalu dikocok-kocoknya dengan tangan kanannya.. Setelah itu Arif pun berjongkok dihadapan Mas Toni.. Dan.. Astagaa..
Dengan ganas Arif mengisap batang kemaluan Mas Toni itu.. Woowww.. Sungguh indah sekali pemandangan di depanku itu.. Tampak batang kemaluan Mas Toni langsung dihisap oleh Arif.. Dijilat-jilat kepalanya terus dihisap lagi.. Arif mengerakkan kepalanya maju mundur sehingga tampak batang kemaluan Mas Toni keluar masuk mulut Arif.. Melihat itu semua membuat pikiranku jadi kacau.. Tetapi aku tidak mau berkedip sekalipun melihat itu..
Tiba-tiba Mas Toni menoleh kepadaku.. Dan tersenyum..
“Nia.. Jangan bengong aja.. Ayo masuk kesini” serunya.
Aku sempat terkejut.. Tetapi akupun berhasil menguasai diriku.. Lalu aku membalas senyum Mas Toni itu.. Dan.. Aku melangkah masuk ke dalam.. Duduk ditepian ranjang, dan memperhatikan adegan itu tanpa berkedip.. Maklum.. Aku suka banget melihatnya, kemudian Mas Toni menyuruh Arif duduk disampingku.. Dan dia berlutut dilantai diantara kedua kaki Arif.. Ditariknya celana kolor Arif itu hingga terlepas.. Tampak olehku batang kemaluan Arif.. yang berdiri tegak itu.. Tidak terlalu besar jika dibanding milik Mas Toni.. Tapi mengairahkan juga.. Oohh..
Dengan rakus Mas Toni langung memasukkan batang kemaluan Arif ke dalam mulutnya.. Dijilatinya.. Dari kepala sampai kebiji pelirnya.. Ohh indahnya.. Diam-diam akupun terangsang hebat.. Sementara Arif hanya mengelinjang keenakan dengan mata setengah terpejam.. Lalu Mas Toni mengangkat kedua paha Arif dan ditekuknya ke atas.. Lalu dia menjilati bagian bawah biji pelir Arif.. Tampak tubuh Arif tersentak-sentak keenakan.. Gilaa.. Aku hanya duduk menonton adegan itu.. Sungguh mengairahkan..
“Hayoo.. Nia.. Ikutan” seru Mas Toni.
Aku hanya tersenyum saja.. Tapi gairahku.. Ohh.. Aku sudah tidak tahan lagi, akhirnya akupun mendekatkan kepalaku ke batang kemaluan Arif itu.. Tercium aroma khas.. Penis laki-laki, kemudian kujuiurkan lidahku menjilati batang kemaluan Arif.. Aaahh.. Nikmatnya.. Kukulum batang kemaluan Arif hingga.
“Aahh.. Nggkk.. Uuhh..” terdengar erangan Arif..
Rupanya hal itu membuat Mas Toni kepingin batang kemaluannya dioral olehku, lalu dia berlutut ditepi ranjang dan menyodorkan batang kemaluannya hingga menyentuh pipiku.. Gilaa.. Aku tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera kukulum kepala batang kemaluan Mas Toni..
“Iyaa.. Iyaa.. Oohh” terdengar desisan Mas Toni..
Kukulum dan kujilati kedua batang kemaluan itu secara bergantian, dari sudut mataku.. Aku melihat Mas Toni memperhatikan perbuatanku itu demikian juga Arif.
Lama kuoral kedua batang kemaluan mereka, kemudian Arif merubah posisinya.. Ia menungging ditepian ranjang.. Sementara Mas Toni mengambil sesuatu dari atas meja.. Akupun sadar apa yang akan mereka lakukan, rupanya permainan akan segera dimulai.. pikirku, tampak Mas Toni mengolesi batang kemaluannya dengan cream yang ia tuangkan dari botol, dan aku pun segera beraksi.. Kujilati anus Arif yang ditumbuhi bulu-bulu.. itu.. Terasa beberapa kali tubuh Arif tersentak-sentak karena nikmat.. Kucolok-colok ujung lidahku ke dalam..
“Aaahkk.. Ooh.. Nggkk..”
Arif mengerang keenakan.. Lalu Mas Toni menyerahkan botol cream itu padaku.. Kutuang isinya ketelapak tanganku.. Lalu kuolesi ke sekitar anus Arif.. Sembari sekali-kali kususupkan telunjukku ke dalam lobang pantat Arif itu.. Setelah itu Mas Toni berdiri dibelakang bokong Arif dan segera mengarahkan batang kemaluannya ke lobang pantat Arif.. Akupun tidak tinggal diam.. Kubuka belahan pantat Arif.. Hingga tampak lobang anus Arif merekah.. Dan.. Bless.. Perlahan tapi pasti.. Batang kemaluan Mas Toni masuk ke dalam..
“oohh.. Nggkk.. Aahh” erang Arif..
Setelah itu tampak gerakan erotis pinggul Mas Toni maju-mundur.. Akupun turun dari ranjang sembari memperhatikan adegan itu.. Ohh.. Sangat.. Sangat sensasional.. Dan tanpa sepengetahuan mereka.. Aku mulai melepas pakaianku.. Hingga telanjang bulat..
Kemudian kupeluk tubuh Mas Toni dari belakang sehingga kedua buah dadaku menyentuh punggungnya.. Dan kedua tanganku pun melingkar di dadanya.. Kutempelkan perutku dan pinggulku ke tubuh bagian belakang Mas Toni..
“Aahh.. Nggkk.. ” terdengar desisan Mas Toni..
Dalam posisi demikian.. Pinggulku pun kugerak-gerakan maju mundur mengikuti gerakan Mas Toni.. Aahh.. nikmatnya, kuciumi tengkuk Mas Toni dari belakang.. Aku benar-benar lost kontrol.. Rupanya Mas Toni tahu.. kegelisahanku.. Iapun mengulurkan tangan kanannya kebelakang dan langsung meraba kemaluanku.. Kurenggangkan pahaku agar tangan Mas Toni leluasa meraba-raba kemaluanku.. Aaahh.. Ohh.. Aku merintih.. Nikmat ketika jari-jari Mas Toni menyodok-nyodok liang kemaluanku.. Akupun segera mendekap semakin erat tubuh Mas Toni dari belakang dengan tetap mengikuti irama pergerakan pinggulnya.
“Kamu mau Nia..” bisik Mas Toni.
“Ooh.. Iya.. Mas.. Iya” sahutku.
“Naik deh ke atas ranjang” serunya lagi.
Akupun segera naik ke atas ranjang, dan menungging ditepian ranjang disamping Arif.. menanti dengan pasrah.. Lalu
“Mau dimasukin kemana Nia..?” tanya Mas Toni.
“Terserah mass” sahutku pelan.
Ternyata Mas Toni memilih kemaluanku..
“Aah.. Oohh.. Aaghhkk” rintihku ketika terasa batang kemaluan Mas Toni yang masih berlumuran cream masuk ke dalam liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Lalu Arif yang masih menungging disampingku menoleh padaku.. Akupun menoleh padanya lalu ia menjulurkan lidahnya.. Akupun segera menjilati lidah Arif dengan lidahku, akhirnya bibir kami bertautan.. Oohh.. Nikmatnya..
Setelah agak lama.. Akhirnya kami ganti posisi.. Arif terlentang diatas ranjang dan aku naik ke atas tubuhnya.. Perlahan-lahan aku memasukan batang kemaluan Arif ke dalam liang vaginaku.. Oohh.. Aaahh.. Nikmatnya.. Setelah itu aku menekuk kedua lututku kedepan sehingga dari belakang Mas Toni bebas memasukan batang kemaluannya ke dalam lobang pantatku..
Nggkk.. Aaahh.. Terasa seret.. Tapi peralahan-lahan.. Amblas juga seluruh batang kemaluan Mas Toni ke dalam lobang pantatku.. Gillaa.. Gilaa.. Nikmat.. Sekali.. Ohh.. Susah aku menuliskan apa yang aku rasakan tetapi.. Sungguh sensasi sekali.. Apalagi Arif.. Dia tidak tinggal diam.. Dengan rakusnya Arif mengisap-isap kedua puting payudaraku bergantian.. Oohh.. Sungguh.. Saat itu aku tidak mau permainan kami berakhir.. Dan walaupun aku sudah dua kali klimaks tetapi.. Aku tidak mau.. Permainan ini berakhir..
Akupun segera mengambil inisiatif. Aku minta agar posisi diubah.. Mas Toni terlentang diatas ranjang.. Sementara aku terlentang diatas tubuh Mas Toni, dan tetap batang kemaluan Mas Toni didalam anusku.. Dan Arif.. Telungkup diatas tubuhku dengan batang kemaluannya tertancap didalam vaginaku.. Oohh.. Nikmaatt..
Setiap gerakan yang mereka lakukan membuat tubuhku mengejang-ngejang menahan nikmat, apalagi tangan Mas Toni tak henti-hentinya meremas-remas payudaraku.. Ooh.. Aahh.. Ruaarr biassaa..
Lalu aku menekuk kedua lututku ke atas dan kedua kakiku segera merangkul pinggang Arif.. Nikmat sekali.. Apalagi Arif juga aktif menciumi bibirku, leherku dan seluruh wajahku dijilatinya, aku hanya bisa memejamkan mataku.. Menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini, perlahan tapi pasti.. Arif mulai mempercepat gerakkannya, sementara pinggul Mas Toni pun tidak mau diam, dia menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas sehingga batang kemaluannya keluar masuk lobang pantatku. Ooohh.. Enak sekali, hingga akhirnya.
“Aaggkk.. Aku.. Mau keluar.. Aku mau keluar” erang Arif.
“Saya juga.. Oohh.. Aaakk..” erang Mas Toni juga.
Gilaa.. Aku tidak mau.. Tidak mau permainan ini berakhir, aku pun menjadi egois sekali..
“Jangan.. Jangan dulu Mas.. Nanti aja.. Ohh” seruku dengan nafas memburu.
“Kenapa.. Nia.. Nggkk.. Kamu belum puas..?” bisik Mas Toni.
“Jangan dulu.. Mas.. Biar kuminum sperma kalian..” seruku.
Gilaa.. Akupun tidak sadar mengucapkan kata-kata itu.. Tapi jujur.. Aku kepingin sekali.. Karena belum 100% puas jika belum menelan sperma mereka.
Lalu akupun duduk ditepi ranjang sementara mereka berdua berdiri dengan masing-masing batang kemaluan mengarah ke bibirku.. Kukocok-kocok batang kemaluan mereka dengan kedua tanganku.. Sementara lidahku menjilati kesana-kemari.. Kuisap dan kukulum kedua batang kemaluan itu secara bergantian dan..
“Aaaggkk.. Nggkk.. Aarrgghhkk..” tiba-tiba terdengar suara erangan Mas Toni.
Aku segera membuka mulutku dan.. Crott.. Croott.. Keluarlah sperma Mas Toni yang segera masuk ke dalam mulutku.. Nikmatt.. Sekali.. Dan kujulurkan lidahku menjilati lobang kencing Mas Toni.. Aku tidak mau kehilangan setetespun sperma Mas Toni itu.
Beberapa detik kemudian Arif.. Dia mengerang panjang juga.. Walau mulutku masih penuh sperma Mas Toni.. Akupun siap menerima muncratan sperma Arif.. Kumasukan kepala batang kemaluan Arif itu ke dalam mulutku, dan.. Crot.. Crot tersemburlah sperma Arif didalam mulutku.. Ohh.. Banyak.. Sekali.. Sampai beberapa kali aku harus menelannya..
Akhirnya kami bertigapun rebah diatas ranjang.. Peluh membasahi tubuh kami..
“Nia.. Nia.. Tidak disangka.. Kamu luar biasa..” seru Mas Toni.
“Benar.. Kamu hebat Nia” tambah Arif, dan aku hanya tersenyum saja.
“Kalian juga aneh.. Tapi hebat” seruku.
“Tapi ada satu permintaanku Mas..” tambahku.
“Apa tuh Nia..” tanya Mas Toni.
“Aku mau kita komitment.. Hanya sebatas ini saja.. Oke?” seruku.
“Iya dong Nia.. Aku kan punya isteri.. Dan kamu juga.. Ada tunangan kamu” sahut Mas Toni.
Akupun tersenyum puas.. Dan tanpa sadar aku melirik ke jam didinding.. Gilaa.. Sudah jam 2 pagi. Dan benar.. Mas Toni benar-benar memegang komitmentnya, setelah kejadian itu dia tetap sopan kepadaku, dan tidak sekalipun dia menyinggung-nyinggung kejadian itu, dan aku.. Akupun demikian.. Nothing happened beetwen us..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,