Category: Akibat Salah Kamar Hotel

Kenikmatan Setelah Lelah PKL

Kisah ini berawal dari tahun 2016, saat itu gw masih berusia 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung.

Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Yanti, tapi semua orang memanggilnya Teteh.

Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).

Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan cewek pada umumnya yang senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbicara tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bertugas (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja atau baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.

Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada yang punya” tegasnya.

“Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi aku yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.

Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. bersamaan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data atau bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.

“Teh … aku mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama aku praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini aku sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.

“Gak papa ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”

“Besok” sahutku.

“Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”

Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) yang terlihat adalah kaki teteh yang putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).

Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt memakan waktu kl 4 jam).

“Teh … bolehkan aku antar sampai teteh c/i di kamar”

Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta yang panas, ditambah AC mobil yang tidak maksimal, membuat badan teteh dibanjiri keringat. Gw kasihan melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah yang pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw masih menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta belaian kalee yak ?).

Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.

“Teh … aku pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.

“Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sambil kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, bau badan khas wanita, membuat libidoku naik. Dan tanpa basa basi kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.

“Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke dinding dekat pintu keluar. Teteh yang badannya kecil berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beralih ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu ternyata teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh masih menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu halus di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan bau khas wanita yang agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketiak teteh.

Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala melihat BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi berdenyut-denyut makin mengeras ketika sebuah tangan halus mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah berhasil membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw bersorak kegirangan manakala tangan halus teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, bahkan biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.

Teteh mulai agresif … bertolak belakang dengan kesehariannya yang tenang dan kalem. Badan gw sudah telanjang bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh yang agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.

“Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sambil membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut halus teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.

“Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum masih gw remas dan yang satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”

“OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. bau khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu halus teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkat tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.

Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan gagal terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….

Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.

“Ayo … ndra … ayo masukin … cepat”

Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.

ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sambil menggigit bibir bawahnya.

Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … gerakan gw pun terbawa liar.

“ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”

Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.

“ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”

Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa, sepertinya kami akan mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.

Sejak saat itu, gw gak pernah lagi bertemu dengan teteh, bahkan komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berusaha untuk melupakan teteh.

Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw bertemu teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh masih seperti yang kukenal 7 tahun yang lalu. Teteh yang kalem dan tidak banyak bicara. Teteh yang tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.

“apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak bertemu ?”

“Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah balik bertanya.

Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium bau yg pernah dikenalnya, karena seketika itu juga langsung bangun.

Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan yang ringan, sambil menanyakan kegiatan masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di kamar hotel itu.

Seminar hanya satu hari, tapi karena selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berharap lebih dari sekedar mengantar.

“Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.

“Nggak ah .. teteh mau istirahat aja di kamar” katanya.

Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak akan macam-macam, akhirnya teteh mau.

Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami diam membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan cepat gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh masih mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.

Aktifitas kami berhenti ketika bel lift berbunyi di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg akan menuju lantai 12. Dada gw masih deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.

“Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.

“Nih … ndra, ambil kunci kamar di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh yang berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, bau khas wanita membuat libidoku makin naik ke ubun-ubun.

“Hey… kuncinya mana ?” kata teteh yang sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berserakan di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bugil 100% sementara teteh masih memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.

Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu masih memakai gaya convensional, tapi sekarang ……..

Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya yang mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.

BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh yang masih jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah masih nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.

10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sambil melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.

“Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya.

Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.

Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membuat teteh menjerit kenikmatan … karena bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu halus dibawah ketiak teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke kamar ……. sambil berjalan bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..

Dendam Yang Terbalas Dengan Menyetubuhinya

Kisah ini terjadi ketika aku masih pertama masuk kuliah, jurusan Teknik Mesin. aku masih berpacaran dengan seorang gadis yang bernama Lisa. Kami mulai berpacaran ketika masih di kelas 3 SMA. Lisa sebaya denganku, walaupun dia lebih tua dua setengah bulan. Lisa menurutku mempunyai sifat agresif. Dahulu ketika kami belum berpacaran, Lisa-lah yang mendekatiku, walaupun aku akhirnya yang berbicara lebih dahulu.

Menurutku Lisa cantik. Tubuhnya kecil, tidak lebih tinggi dari bahuku. Ukuran dadanya..? Memang tidak terlalu besar, yaitu 32B. Jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil, ukuran dadanya cukup besar. Pertama aku melihatnya, dia nampak seperti bidadari. Kecil mungil, anggun, dan gerak geriknya menarik.

Tetapi setelah aku berpacaran dengannya, kuketahui Lisa bukanlah tipe gadis yang setia. Selama berpacaran aku tidak pernah melakukan persetubuhan dengannya. Namun setelah aku mengetahui Lisa tidak setia, aku berubah pikiran, dan merencanakan suatu niat pembalasan kepadanya.

Hari itu, hari terakhir sebelum aku diputuskan oleh Eli, aku mengajaknya ke rumahku. Saat itu di rumahku hanya ada dua orang pembantuku. Orangtuaku sedang pergi ke luar kota karena ada urusan keluarga, dan kakakku sedang pergi ke rumah temannya. Di rumahku, aku menyuruh pembantuku membuatkan minuman untuknya. Kami berdua berbincang-bincang beberapa saat dan kemudian aku mengajaknya ke balkon lantai dua. Disana aku bertanya kepadanya, apakah dia benar-benar menyukaiku. Lisa nampaknya grogi ketika mendengar pertanyaanku, dan aku terus mendesaknya. Tentu saja akhirnya dia menjawab “ya”.

Aku merangkul dan mencium keningnya. Lisa diam saja, sehingga membuatku semakin penasaran. Lalu kupeluk pinggangnya dan kucium telinga serta lehernya, sehingga aku mulai merasa Lisa terhanyut oleh permainanku. Setelah itu aku melakukan sedikit permainan padanya, dan nampaknya Lisa benar-benar terbawa nafsu, aku bertanya kepadanya.

“Lis, badan lo bagus deh. Gue lihat ya?” kataku sambil berusaha melepaskan kancing bajunya.

Ternyata Lisa melakukan perlawanan, sehingga aku memegang kedua tangannya dengan tangan kiriku, serta terus membuka bajunya secara paksa. Lisa kemudian berhenti melawan. Seluruh kancing bajunya akhirnya berhasil kubuka, namun bajunya tidak kutanggalkan. Dia nampak seksi.

Langkah pertama, aku mencium rambutnya sambil mengenggam tangannya, sementara tanganku yang lain memeluk pinggangnya. Aku senang karena ternyata Lisa memberikan respon. Tentu saja aku tidak memperkosanya. Aku membimbingnya ke dalam, dan membawanya ke dalam kamarku. Kemudian aku membuka baju dan celanaku, sehingga aku tinggal memakai celana dalamku. Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Kumainkan lidahku di dalam mulutnya, dan Lisa membalas permainanku. Hebat juga, ternyata dia sangat pandai berciuman dengan lidah. Lisa membuka celana dan bajunya, sehingga dia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Mataku tidak lepas memandang belahan payudaranya yang terlihat jelas.

“Lis, buka dong..!” kataku meminta.

Lisa menurut saja. Dia membuka celana dalamnya terlebih dahulu, sehingga aku dapat melihat vaginanya yang dihiasi bulu hitam keriting yang cukup rimbun. Kemudian dia membuka bra-nya, sehingga kedua payudaranya yang membulat kencang dengan puting susunya yang kemerahan terbuka polos, tegak menantang untuk dilumat. Dia tersenyum dan mendekatiku. Aku kemudian menjilati telinga dan tengkuknya. Lisa kegelian dan tertawa kecil.

Melihat kedua payudaranya yang indah dan montok itu, hatiku tidak sabar dan ingin segera merasakan kenikmatan kedua benda tersebut. Kusapukan perlahan jariku pada permukaan payudara kanannya yang halus dan lembut. Kuraba puting dan lingkaran areola-nya dengan perlahan, sehingga Lisa memejamkan matanya menikmati sensansi di puncak payudaranya. Kucubit perlahan putingnya dan kutarik, sehingga Lisa mengeluarkan desahan tertahan. Lalu kukulum payudaranya dan kuhisap dengan kuat seolah-olah aku menyusu padanya dan ingin menyedot seluruh isi payudaranya. Aku menyedot, mengulum, dan menggigit payudaranya bergantian, sehingga aku merasakan kepuasan dari payudara tersebut. Dengan melepaskan perasaan gemas yang telah lama tertahan, tanganku cepat meraih payudaranya dan kuremas dengan kuat, Lisa mengaduh kesakitan. Tanganku terasa meremas daging lembut kenyal berisi jaringan kelenjar yang membuat birahiku terbakar.

“Aduh, Wil..! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan.

Aku melepaskan tanganku dan jariku masuk ke liang vaginanya. Kugesek-gesekkan jariku disana sehingga Lisa mengerang. Aku lalu menunduk dan menjilati vaginanya, sehingga Lisa mendesah dan tidak mampu berdiri. Dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Aku terus menjilati bibir vaginanya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding vaginanya dengan cepat.

Lisa menggeliat-geliat liar sambil memegangi kepalaku.
“Ahh.. mhh.. Wil..” demikian desahannya sambil menyebut-nyebut namaku.

Aku terus beroperasi di vaginanya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Lisa. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam vaginanya, membuat Lisa tersentak dan memekik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan vaginanya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Lisa semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya, aku mengambil posisi dan membuka celana dalamku. Batang penisku sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya.. lo bakal habis, cewek sial..!”
Aku mengangkat tubuhnya yang kecil itu dan membantingnya ke tempat tidur, sehingga dia telentang sambil mengaduh.

Sebelum dia sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan penisku ke dalam vaginanya dengan cepat, sehingga dia berteriak kesakitan. Nyaman dan hangat sekali vaginanya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Lisa merasakan sakit pada vaginanya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua daging yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Lisa menjerit setinggi langit. Tangannya mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..!

Selanjutnya sambil tetap mencengkeram kedua payudaranya dan tetap menyetubuhinya, aku memutar-mutar tanganku dengan cepat dan menarik kedua payudaranya dengan kuat.

“Lebih baik bila aku bisa membetot putus kedua payudaranya!” batinku.

Dengan pikiran seperti itu, aku membetot kedua payudaranya dengan kuat, sehingga sekali lagi Lisa berteriak keras. Entah apa pikiran pembantuku di bawah sana, aku tidak perduli. Lalu aku menekan kedua telapakku ke dadanya, sehingga kedua payudaranya tergencet dengan keras dan sekali lagi Lisa mengaduh kesakitan. Tanganku merasakan enak sekali mempermainkan kedua daging kenyal kembar milik Lisa tersebut.

Sementara gerakan sanggamaku semakin cepat dan kasar, sehingga Lisa akhirnya terkulai lemas kehabisan tenaga menahan sakit yang dideritanya. Setelah beberapa saat aku merasakan buah zakarku geli luar biasa dan penisku berdenyut-denyut. Akhirnya aku orgasme, dan penisku menyemprotkan cairan spermaku berkali-kali ke dalam kehangatan rahimnya. Semprotan terakhir membuatku lemas dan terjatuh menindih tubuhnya.

Beberapa lama kami berdua berdiam dengan penisku masih tertancap pada lubang miliknya. Tubuh mungilnya terkulai lemas dengan denyutan jantungnya yang turun naik, menandakan dia sangat kecapaian. Rupanya tindakanku sempat membuat tubuhnya hampir pingsan dan tidak kuasa lagi menahan sakit dan lelahnya.

Aku memperhatikan dririnya yang terbaring tidak berdaya dengan nada senyuman yang puas dalam hati.

“Benar-benar puas sudah apa yang kulakukan sekarang terhadapmu.. Heh..!” kataku dalam hati sambil kubangkit dan kemudian memakai pakaianku, sementara Lisa Mulai menangis tersedu-sedu dengan masih bertelanjang bulat.

Aku dapat melihat beberapa bekas lecet akibat kekasaranku pada payudaranya.

Sambil menangis, Lisa memakai pakaiannya kembali. Setalah selesai dia memandangku dengan kebencian dan menamparku!

“Bajingan lo, Will! Lo maniak! Kita putus!!” makinya.

Aku hanya tersenyum mengejek. Aku maniak..? Dalam hati aku tertawa. Perduli amat..! Yang penting aku puas dan sakit hatiku terbalas.

Akibat Salah Kamar Hotel

Akibat Salah Kamar Hotel

Perkenalkan namaku nugroho (nama samaran). Saya bekerja di suatu pabrik di kota B. Saya bekerja di sana sdh hampir 1 thn. Saya adalah seorang pria single berusia 20 thn dgn tinggi 170cm dan berat badan 65kg.

Setiap thn pabrik selalu mencutikan karyawan selama satu minggu dan inilah saatnya para karyawan berlibur. Aku merencanakan berlibur sendiri di pantai. Jd aku langsung pulang setelah mendapat gaji dari atasan dan merapikan baju ke koper untuk ke pantai. Aku mengunakan bis untuk pergi ke pantai. Perjalanan sangat cepat setelah hanya memakan waktu setengah jam.

Setelah sampe di pantai, aku mengambil koperku ke tempat resepsionis dan memesan hotel untuk istirahat. Tp aku terkejut ketika seseorang bangun dari tempat duduknya. Dia adalah wanita yg sangat cantik dgn tubuh tinggi sekitar 160cm. Aku agak terbengong sejenak dan tibatiba.. Cerita Dewasa69

Ada yang bisa saya bantu pak? tanya cewek itu.
Mmm Saya ingin memesan kamar. Jawabku.
Mau pesan yg mana pak?, disini ada 3 macam kamar. tanya lagi dgn menunjukan papan harga tiga kamar.

Aku agak bingung memilih kamar karena aku terpesona oleh kecantikan cewek ini.

Saya ingin kelas menengah saja Jawabku setelah berusaha menghilangkan melamunnya.
Harganya Rpxxxxxx Jawab cewek itu.

Lalu aku membayar uang tersebut.

Pada saat dia mengetik komputer resepsionis, aku sengaja melihat namanya yg menempel di baju sakunya. Lia namanya. Aku jg lihat tubuhnya dan aku mengelengkan kepalaku sambil berpikir,

Benar benar sempurna.

Walaupun dia mengunakan jas seperti layaknya karyawan tp tubuhnya sangat seksi. Aku terus bengong sambil menunggu dia selesai mengetik. Akhirnya dia mengangkat kepalanya dan mengasih kunci itu sambil berkata Cerita Dewasa69

Selamat menikmati hotel kami.

Aku mengambil kunci itu dan naik ke kamar hotel. Sesampai di kamar hotel, aku berbaring di ranjang dan memikirkan perempuan tersebut. Tp lamakelamaan aku jd mulai terangsang dan burungku berdenyut ingin keluar dari sarangnya. Aku ingin berusaha untuk tdk memikirkan yg tdktdk, tp burungku terus berontak ingin keluar. Jd aku melorotkan celana jeans dan celana dalamku sampai ke paha. Muncullah Elang tanpa sayap yg tegak itu. Aku mulai memegang k0ntolku sendiri sambil memikirkan perempuan tersebut. Aku tdk tahan dan mulai mengocok k0ntolku sendiri dgn irama pelan. Setelah mengocok lama, aku merasakan kamarku menjd panas jd aku berdiri dan berhenti sejenak untuk melepaskan semua pakaian.

Aku ingin memulainya lagi tp tibatiba ada orang yg membuka pintu kamarku. Aku sangat kaget dan berusaha memakai bajuku tp seseorang terlanjur melihatku. Ternyata perempuan lain yg tak kukenal tp sangat cantik. Kami saling bertatapan sejenak dan perempuan itu mulai bicara.

Ap..akah. in..i kamar no.xxx?

Aku terkejut mendengar perkataannya karena biasanya perempuan langsung menutup pintunya kalau melihat tubuh telanjang lawan jenis.

Aku bingung harus menjawab apa karena takut salah. Masih dalam keadaan telanjang,aku memberanikan diri dan menjawab.

Tolong anda masuk dan tutup pintunya dulu.

Aku mulai merasa sangat kacau karena aku tdk tahu apa yg kukatakan benar atau salah.

Perempuan itu tersenyum dan masuk ke dalam kamarku. Setelah menutupi pintu kamarku, dia bertanya lagi.

Apakah ini kamar no.xxx? Aku sangat pusing melihat keadaan sekarang dan bermaksud untuk lari tp aku tdk bisa lari. Cerita Dewasa69

Aku menghembus napasku dalamdalam dan berkata.

Ini.. bukan.. kamar xxx..

Setelah mendengar jawabanku, dia tdk pergi malah mendekatiku dan berkata.

Kenapa kau masih dalam keadaan telanjang? Setelah mendengar perkataan itu, aku masih bingung sekaligus terangsang seolah ingin cepatcepat bergumul dgnnya tp jg takut karena belum pernah melakukan hubungan dgn lawan jenis.

Tangan kanan perempuan itu mulai memegang badan bidanku dgn usapan kecil.
Aku masih belum tahu apa yg harus kulakukan. Tangan kirinya memegang alat vitalku dan bertanya.

Apakah kau pernah melakukannya?

Aku tdk menjawab dan langsung mencium bibir mungil itu secara acakacakan.

Dia pun mulai membalasnya. Aku kaget dgn reaksiku sendiri karena aku tdk memerintahkan untuk mencium.

Dia mulai mengeluarkan lidahnya dan mencari lidahku. Aku jd mulai membalasnya. Setelah beberapa saat kami ciuman, dia melepaskan ciumannya dan berkata di dekat telingaku.

Tenang saja, kita akan bersenang senang.

Dia membuka semua bajunya dan melempar di lantai. Tampaklah bukit kembar yg lumayan besar dan garis feminimnya dgn sedikit berbulu. Aku menelan ludah setelah melihat tubuh wanita yg begitu indahnya tepat di depan mataku. Dia mendorongku ke tempat ranjang dan aku jatuh terbaring di ranjang. Dia datang dan mulai mengusap elangku.

Ahh Gunamku.
Apakah enak mas? Tanya si cewek.
En..ahhkk.k belum sempat aku menjawab, dia sdh memasukin k0ntolku ke dalam mulutnya.

Dia masih mengulum k0ntolku yg membuatku meremmelek dgn napas yg tdk teratur.

Ahhhkkkkk. Ahhhkkkkk Ahhhkkkkk.

Aku mengerang saat lidahnya menjilati lubang k0ntolku.
Dia terus menjilati lubang k0ntolku jd rasanya seperti mau cepat cepat keluar.
Setelah beberapa saat, aku mulai merasa gatal dan berdenyut di sekitar k0ntolku.

A..khhhhu ti.d..ahkk khh..uu..aaaatttt. Teriakku.

Aku langsung menyemburkan cairan kejantananku ke dalam mulut perempuan itu.

Cairan yg kukeluarkan sangat banyak tp sepertinya perempuan itu menelan sebagian spermaku. Badanku langsung terasa lemas dan serasa ingin tidur. Cerita Dewasa69

Mas jangan tidur dulu dong mas!! teriak cewek itu sambil menepuk dadaku.

Aku terbangun dan ingat bahwa aku sedang melakukan hubungan.

Ak..u be..nar be..nar di..buat kamu pingsan, eh ngo..mong ngomong kamu siapa?

Aku berbicara setelah ingat bahwa aku ingin tahu siapa dia.

Kalo mas ingin tahu siapa aku, kau harus melakukannya sekali lagi, setuju tdk? tantang cewek itu.
Iya deh. jawabku dgn lebih percaya diri dan langsung bangun dari tempat tidur untuk melakukan seksual.

Aku membalikkan badan cewek itu menjd tidur berbaring dan langsung menjilat payudaranya mulai dari kiri dan menekan jari telunjuk ke punting kanan cewek itu.

Ahh.. Gunam cewek itu.

Aku terus menjilat puting kirinya cewek itu dgn lembut dan menghisap sambil mengoyangkan jari telunjuk kiri ke punting kanannya. Ini membuat dia meremmelek dan

Ahhhhgeli. geeelliiiii ahhh.
Masssss rintih cewek itu dgn suara menggoda.

Aku yg tadinya sdh kecapean mulai terangsang lagi setelah mendengar suara merdu yg mengoda. Aku terus menjilati kadang kadang mencium, menghisap dalamdalam supaya ingin merasakan nikmat punting susu seorang wanita. Setelah puas dgn yg punting kiri, aku menghisap yg kanan. Ini kulakukan berulang kali sampai payudaranya basah penuh oleh cairan ludahku. Tangan kananku mulai menurun dan memegang bagian feminim wanita tersebut. Aku mencoba memegangnya dgn seluruh tangan tetapi wanita tersebut menolaknya dgn mengrapatkan kedua pahanya. Aku ingin berusahanya tetapi dia mengatakan sesuatu diiringi dgn rintihan.

Mas s ja ngan. duuullluuuuu..mas
Sayyaaa. massiihhh.. pe..rrraaaa.wwa.aannn kata cewek itu.

Aku tdk perduli dgn rintihan tersebut dan mencobanya dgn mencium bibirnya dgn tangan kiriku masih memijit bagian kanan punting wanita tersebut. Setelah mencium bibir tersebut aku menulusuri leher wanita tersebut.

Gellllliiiiii.. ahhhhh. ngillluuuu rintih wanita tersebut.

Aku ingin sekali rasanya untuk cepat cepat menghabisinya tetapi aku masih bingung harus merangsangkan bagian mana lagi supaya dia terangsang. Jd aku mendekatkan kuping wanita itu dan mengatakan sesuatu.

Sayang, saya ingin sekali mencicipi keharuman feminim mu.
Tuunnnnngggguuuuu. Masssssss.. Ahhhh. Jawab Cewek itu.

Tetapi kata kata tersebut mulai melemah dan pada saat tangan kananku mulai membuka bagian paha cewek itu, dia sepertinya tdk menolak. Dia membuka pahanya dan aku mulai merasakan kehangatan bagian bawah cewek tersebut. Aku mulai memegangnya dgn telapak penuh dan mengerakannya naik turun dgn irama pelan.

ShhhhhShhh Cewek itu merintih.
Hhhhhh.hhhhhh Aku memberanikan diri dan mulai mengosokkan memeknya dgn agak cepat sambil menghisap puntingnya sangat dalam. Ini membuat dia tambah terangsang dan aku mulai merasakan lembab memek perempuan tersebut.Aku melepaskan ciuman tersebut dan langsung menurun ke bagian feminim tersebut. Aku mengendus dan merasakan keharuman yg tdk pernah aku rasakan sebelumnya. Aku pun memulainya dgn jilatan kecil di permukaan memek yg membuat napasnya tdk teratur.

Hhhhh.hhhhhh
A..ku.ahhhhhhssssshhhh

Cewek itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu tetapi aku tdk memperdulinya dan menjilatinya dgn lebih cepat. Aku menjilatinya terusmenerus sampai aku mulai merasakan ada sesuatu yg seperti bola kecil mencuat keluar.
Aku tdk mengerti dan coba untuk menjilatinya tp tibatiba.

Ahhhhkkkkk.. Ge..lllllliiiiii.. niiikkkAhhhhh.mat ahh..

Cewek itu merintih lebih keras seolah olah ingin minta tolong pada seseorang. Aku pun mengerti ternyata dia merasa nikmat kalau dijilat di daerah situ. Dia mulai menjambak kepalaku yg membuatku kesakitan tp aku tdk raguragu lagi dan mulai menjilatinya terusmenerus sampai tibatiba aku mendengar sesuatu.

Ahhhhh.. kk. Akuuuu iiiiinnngggiiinnn. kkkkeeeelllluuuuaarrr

Bersamaan dgn suara itu, aku merasa ada cairan yg keluar sangat deras.
Kepalaku pun dijepit eraterat yg membuatku tdk bisa bergerak. Aku merasa sesak napas karena tdk ada ruangan yg bisa buat bernapas.

Aku diam sejenak untuk mengetahui apa yg terjd. Setelah beberapa saat, tangan yg memjambakku mengendor dan kaki yg menjepitku pun melepas.

Aku mengangkat kepala dan lihat matanya mulai terbuka.

Ma..sss.kamuhebbaattt. Ujar cewek itu.
Kamu jg hebat sayang. Jawabku.
Masss, kau.. tahu. tdk. bahwa. kau. sala.h kam..ar?

Tanya cewek itu dgn suara lemas.

Aku agak bingung dan berbicara kembali.

Ini kan kamar yyy.
Tidak, Ini kam..arxxx tutur cewek itu.

Aku kaget setengah mati dan baru mengerti bahwa akulah yg salah.

Nama kamu siapa sayang? Aku tanya dia setelah tenang dgn memegang pipinya.
Ak.u ada..lah Cellia. Jawabnya.
Apakah kau mau jd istri saya? Tanyaku.
Kau be..narbe..nar nak..al. Jawabnya.

Setelah menjawab itu, aku langsung mencium bibirnya dan memulai permainannya lagi. Aku mengeluarkan lidahku dan mencari lidahnya untuk dimain. Dia pun membalasnya dgn penuh nafsu.

mmmppp..mmmmmhhhh.. itulah suara yg dikeluarkan waktu lidah kami beradu.

Aku terus memainkan lidahnya sambil kuangkat setengah badannya. Keadaanku sekarang lebih tenang dibanding yg tadi jd aku melepas ciumannya dan dgn santai menjilati lehernya naik turun.

AaaaHhhhhhh..aaaahhhhh.. itulah suara cewek yg lagi mendesah.

Permainan di leher sdh cukup untukku dan aku bermaksud untuk mulai lagi di bagian dadanya. Aku turun dan mulai menghisap payudara kirinya. Aku menyedot, mencium, mengendus payudaranya. Sedangkan tanganku mulai lagi memijit kanan payudara indah itu. Aku menghisap terusmenerus sampai payudara kirinya basah kuyup dan aku pun berpindah lagi menghisap ke punting kanan. Aku mengulang terusmenerus dari kiri ke kanan, dan kanan ke kiri. Cerita Dewasa69

AAAAhhhh AAAAhhhhh AAAAhhhhh. GEEELIIIIIII. NGILUUUUu.

Itulah katakata yg terulang terusmenerus.

Maassssss. co.bbbaaa.. mm..aa..sssuuuukkkiiiinnn. mmm..aaaa..ssss..
Akkkuuuuu suuu..dd..ahhh siiiaaappppAkhh.

Sepertinya kata itu mulai muncul ketika aku mengigit kecil di puting kanan cewek itu. Aku masih belum ingin menancap gas karena pikiranku sdh agak tenang, aku ingin dia merasakan kehebatan permainanku.

Tetapi dia sangat ganas. Dia membalikan tubuhku dan menindihnya di atas tubuhku. Aku tdk bisa apaapa dan mengikuti permainannya. Dia menunduk dan menjilati puntingku.

Ahhhkk.Ahhhh. Desahku sambil berusaha mengangkat kepalanya. Tetapi dia melarang dan menepis kedua tanganku.

Setelah menjilat sebentar putingku, dia duduk memegang k0ntolku dan berusaha memasukinya ke dalam liang memeknya.

Astaga, ini perempuan masih perawan tp berani memasukinya, benar benar lihai. pikirku.

Saat memasuki ke dalam liang memeknya, aku mengalami kesulitan. Aku merasa susah sekali memasukinya. Dia mulai menekan sedikit demi sedikit dan akhirnya masuk setengah. Setelahmemasukinya, dia mulai mengenjot dgn irama pelan.

AhhhAhhh. Kami berdua mendesah secara bersama.

Aku merasa sepertinya ada sesuatu yg menyentuh seperti dinding di dalam memeknya tetapi aku tdk tahu apa itu karena yg kurasakan saat itu hanyalah nikmat. Aku mulai mengangkat pinggulku untuk menusuknya lebih dalam.

Baca juga : Cerita Porno Kencan Kilat Hot

Ahhhh.Ahhhh. Kami terus mendesah tdk beraturan.

Permainan yg menyenangkan ini kuteruskan dgn irama agak cepat tp sepertinya cewek itu agak kesakitan. Cerita Dewasa69

A.dduu..hhh sssaakkkkk..iiiitttt
Say.., ke..na..pa? Tanyaku.
Akuuu suudddaahh.Ahhhhh. Jawabnya terhenti.
Ke..na..pa? Tanyaku penasaran.
ttiiiddaakkkperaawwa..nnn Lanjutnya lagi.

Pada saat bersamaan dgn teriakan itu, aku merasakan seperti menembus sesuatu dan aku sadar pada saat darah mengalir di daerah perutku. Ternyata aku telah meregut keperawanan gadis itu.

Celaka, aku tdk sadar bahwa dia masih gadis karena saya terlalu keasyikan bermain. Pikirku.

Pada saat yg sama, pikiranku jg merasakan menyesal sekaligus nikmat.

Mau gimana lagi, nasi sdh jd bubur!

Aku diam sejenak untuk menenangkan situasi. Setelah agak tenang, perempuan itu melihat ke arahku dgn agak merangsang sambil menekan dadaku dan mulai mengenjotnya lagi. Aku pun tersenyum dan mengetahui bahwa dia tdk menyesal kehilangan kegadisannya.

AhhhAhhhhhh. Kami mulai lagi mendesah hebat ketika enjotannya semakin cepat.
A.yooo.. masss. Dia mengatakan itu sambil mendesah.
massuuukkkiinn. ahhh ke.. daaaalaam. Dia terus berusaha mengatakan sesuatu.
akkk.uuuu in.giiin mera.a..saa..kan elangaahhhh.. bbeee..sss..aaa..rrr.

Aku tdk begitu jelas apa yg dia katakan, tetapi saya tahu bahwa dia menikmatinya karena dia terus mengenjotnya dgn irama lumayan cepat dibanding tadi. Marathon yg melelahkan masih terus berlanjut, permainan ini kurasakan sangat lama sampai aku mulai merasa ada yg berdenyut lagi di sekujur burungku.

Celliiaa, akkkkuuu..ahh iinnngggiinnnkkkeee..lllluuaaarrr..

Aku berbicara sambil memegang pinggul perempuan itu.

Sayyaa jjjuuu.gggaaa ttiiiddaakkk.aahhhhh ttaahhaaannn.

Suara histeris perempuan itu mulai kencang.

Tibatiba aku merasakan ada cairan banyak yg keluar dari liang tersebut dan memuncratkan di k0ntolku. Cairan ini membuat permainanku ingin cepat berakhir karena sangat licin dan.

Ahhhhkkkkkkkk..Ahhhkkkkkk Aku teriak sekencang kencangnya sambil menaikturunkan pinggul perempuan itu dgn sangat cepat.
CrooottttCrooottttt. Burungku akhirnya mengeluarkan cahaya putih yg sangat banyak. Kurasakan bahwa aku menyemburkannya 7 kali didalam liang memek perempuan tersebut. Cerita Dewasa69

Setelah beberapa saat, tanganku mulai berhenti dan melepaskannya. Aku pun terasa sangat lemas. Aku memejamkan mataku dan aku pun tertidur. Di detik terakhir, aku hanya merasakan bahwa perempuan itu tertidur di pangkuan dadaku.

Setelah matahari terbit di pagi hari, aku pun pelanpelan membuka mataku. Aku masih bingung apakah kemarin aku bermimpi atau tdk. Aku pun menengok kiri dan kanan untuk mengetahuinya. Ternyata aku tdk mimpi dan aku melihat ada wanita sedang merapikan bajunya dan siap untuk pergi. Aku memanggilnya tp.

Sayang, kau mau ke mana? Tanyaku.

Dia hanya tersenyum dan pergi keluar. Aku pun tidur lagi karena aku benarbenar kecapean. Sejak kemarin aku selesai kerja, aku tdk istirahat. Aku bangun lagi setelah segar dan memakai kembali pakaianku. Setelah selesai, aku pun keluar dgn bagasiku. Aku melihat pintu nomor yg ditempel di pintu dan ternyata aku benarbenar salah. Ruanganku ada di sebelah. Aku taruh barangbarang di kamarku dan keluar.

Pada saat aku keluar dan berjalan di lorong, aku melihat ada pembersih ruangan berjalan menuju ke sini. Aku pun mengsenyum pagi ke pembersih lakilaki itu. Aku melewati pria itu dan mendengar suara pintu terbuka. Aku menengok sebentar dan aku kaget karena pintu yg dibuka adalah ruangan yg aku tidur bersama perempuan kemarin. Aku bergegas kembali ke sana dan menghentikannya.

Tunggu dulu pak, jangan dibersihin ruangan ini.
Ah? Pria itu sepertinya bingung.
Ruangan ini kan sdh check out tadi pagi. Lanjut pria itu.
Emangnya ini ruangan bapak? Lanjut lagi dgn pertanyaan.

Aku bingung sekaligus kaget karena wanita yg bersetubuh dgnku pergi begitu saja tanpa pemberitahuanku.

Tdk pak, aku pikir itu ruangan saya. Aku jawab setelah mengetahuinya.

Aku pun keluar hotel dgn menyesal dan pergi makan siang. Sisa liburanku hanyalah hampa karena aku sendiri di dalam hotel sambil menyedih hati berbaring di ranjang.