Category: SEKS ABG

Foto Porno Yang Membawa Kenikmatan

Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi. “Kalau bilang dulu mau nyediain apa..”

Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

“Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa.
“Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..”
“Ada, mau lihat?”Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari

pakaianku.“Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”
Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori XXX, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya.

“Gimana, komentar dong.”
“Ada filmnya nggak?”
“Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau.“Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.“Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.“Tapi apa Mas..”“Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.”“Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.“Yang semacam juga nggak pa-pa”“Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana.“He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.

Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah temanku yang sewaktu kecil sering bermain bersama. Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini.

Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku. Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur.

Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan. Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.

Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya.

Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku. Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir kemaluannya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya.

Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang senggamanya. Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaannya.

Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

Cerita Dewasa-Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaannya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah.

Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kenikmatannya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras. Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaannya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ.

Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang senggamanya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya.

Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur.

Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang sorganya. Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaannya.

Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas. Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan. Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya.

Di Sudut Kelas: Kisah Cinta Pertamaku yang Penuh Kenangan Manis

Panggil saja aku Renald, ABG ganteng dan bahkan sebagian teman-temanku mengatakan kalau aku pantas jadi artis. Gimana tidak, aku tinggi, wajahku ganteng, tubuhku juga atletik, hingga banyak cewek-cewek disekolahku naksir sama aku, namun aku hanya menanggapinya biasa saja karena aku belum ada cocok.

Hingga akhirnya orang tuaku pindah kota dan aku harus ikut pindah sekolah juga dan aku belum mempunyai kenangan disekolahku yang lama, sungguh malang banget nasibku ini. Setelah aku pindah disekolahku yang baru, dengan bermodalkan wajahku yang ganteng tak sulit aku mencari teman disana hingga aku mendapatkan teman dekat yang bernama Farida.

Ceritanya berawal dari sini, Hari pertama aku masuk kelas 3 aku di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA aku orang pinter wajar masuk IPA hauahahhauah!! Aku di kenalin sama guru aku n kepsek di kelas udah gitu aku di suruh duduk di samping cewe yang langsung aku kenal namanya Farida,

Tingginya sebahunya aku badannya sintel banget pay*dar*nya yang selalu buat aku ndisir melulu klo deket dia aku sempet tuker-tukeran no. hp sama dia setelah aku tau dia kaya’ gimana aku coba aja jadian sama dia. Aku jalan sama dia masih sampai sekarang dia klo deket aku rada” b*nal N*ps*an bersyukur banget aku dapet cewek macem gitu waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk aku sama Farida ngobrol aja dipojok kelas.

Maklum tempat duduk aku sama dia di taro di pojok sama walas pertama aku sich nggak berani ngapa ngapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aku abis tuch cewe waktu itu aku liat temen aku lagi cip*kan di depan kelas balakng meja guru tiba” aja cewe aku ngomong gini.

“tuch rido aja berani masa’ kamu kalah sama dia??”
“ha? aku kalah, belum sempet selesai bib*r aku di lahap sama Farida di bales aja dengan c*uman n sed*tan yang bikin dia ampun-ampunan sama aku. Farida sempet ngasih l*dahnya ke aku. tapi aku lepas c*umannya.

“kenapa??” aku bilang aja begini
“aku nggak mau maen l*dah di kelas takut kelewatan”
“ya udah maen biasa aja”

Aku lanjutin c*uman aku di bawah bangku meja aku aku dorong ke depan supaya lebih luas aku ngelakuin c*uman demi c*uman. “ahhhhhh ahhhh ndree” Kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah aku puas c*umin tuch bib*r, aku turun ke bawah ke lehernya dia yang makin membuat dia kewalahan.

Dan tangan aku ngeremes” pay*dara dia yang ukurannya aku taksir 35 tau A B C D cuz setiap aku tanya dia g pernah mau jawab aku remes tuch d*d*nya sampe dia kel*jotan setelah aku nandain tanda merah di lehernya dia ngeremes remes k*nt*l aku yang membuat ni pen*s kagak kuat lagi buat nahan di dalam k*ncut maupun masih make baju seragam.

Aku ngelakuin di dalam kelas aku tetep nggak gentar aku bukan resleting seragam aku n aku keluarin tuch siADEK dan si Farida udah siap dengan mulutnya yang menganga aku sempet nutupin dia pake jaket aku sehingga misalnya temen aku nanya aku bilang aja lagi sakit.

J*latan demi jil*tan dia beri untuk aku. is*pan dia bikin aku nggak kuat lagi buat nahan keluarnya m*ni aku. l*dahnya bergoyang” di pen*sku dan. “akhhhhhhh crotttttt croooootttt crotttttttttttt” keluar m*ni aku. Farida membersihkannya dengan mulutnya dan di k*c*k” trus di Pen*sku.

Selesai itu aku bersiin mulutnya dia pake tissue yang ada di kantongnya aku sama Farida kembali berc*uman fre*nc kiss,,, l*dahnya dia ber gelugit” di dalam mulut aku. Jam 12.00 aku balik sekolah sebelum aku gas mobil aku ke rumah aku di bilangan bekasi nggak jauh dari rumahnya Farida aku bermain d*d*nya Farida dolo di mobil aku aku buka kancing seragam pelan-pelan.

Di bantu Farida dengan n*psu yang ganas Farida ngerti maksud aku and dia nge buka tali **Nya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara is*pan aku muncul di depan aku. dengan n*psu di ujung rambut aku *sap put*ng sus*nya tangan kiri aku megangin kepala belakang dia san tangan kanan aku ngeremes” d*d* yang satu lagi.

“ahhhhh. Renald pelan” donkkk Farida udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”.
Put*ng Farida yang berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut aku and tiba” aja tubuhhhhh Farida mejelijang seperti cacing kepanasan aku s*dot trus d*d* Farida sampai put*ng itu terasa keras banget di mulut aku

Farida cuma diam dan terkulai lemas di mobil aku aku liat parkiran mobil di sekolahan aku udah sepi Farida mengancingi baju seragamnya satu aku bantu supaya cepet. Selama perjalanan pulang Farida tetap lemas dan memejamkan matanya aku kecup keningnya sesampai di rumah aku,

Farida bangun dan dia pengen ke kamar kecil aku suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah, selesai dari kamar mandi aku liat Farida nyopot **nya terlihat jelas put*ngnya dan bongkahan sus* sebesar melon itu.

Belum sempat masukin baju ke tasnya dia dia aku dorong aku tempat tidur dan aku lahap bib*rnya dan dia membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan n*psu aku yang cuma make bokser doank ke walahan tangan dy bermain” di sel*ngak*ngan aku.

Aku bermain di leher dia dan aku buat cap merah lagi di lehernya aku sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make cel*na d*lam G str*ng dengan perlahan” dia nurunin roknya dan dy hanya menggunakan cel*na d*lamnya aku copot dan aku jil*tin v*gin*nya.

”ahhhhhhhhhhhhhhhhhh. . Ndree.ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yang keluar daru mulutnya. aku rasain v*gin* Farida semakin keras dan aku gigit kelent*tnya dia terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu aku.
“Ndree puasin akuwww dunkkkkkkk.” nggak pake cing cong aku jil*t n aku sodok” tuch v*gin* pake telunjuk aku.

“Ndree aku keluarrrrrrrrrrrrrrrr.” v*gin* Farida basah ketika di depan mata aku.
Di sedot sampai bersih tuch v*gin* udah gitu aku liat dia memegang bantal dengan keras. aku deketin dia dan aku c*um bib*r dia. ternyata dia blum lemas.

Dia bangkit dan memegang k*nt*l aku dan di koc*kinnya sampe si ADEK meng*cung sangat keras. k*nt*l aku di masukin ke mulutnya Farida di masukan di keuarkan sampai” di sedotuhhhhhhhhh. Nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi biji z*kar aku juga nggak lupa ikut ke s*dot.

Pass b*ji aku di sedot rasanya aku pengen FLY k*c*kin Farida semakin panas dan h*sapannya semakin nggak manusiawi lagi wajahnya tambah m*niss kalo dia sambil h*rny begini.
Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. crottttttttttttttttttttttttttt tt

Man* aku tumpah semua ke lantai kamar aku yang sisanya di jil*tin Farida sampai bersih aku bangkit dan menarik tangan Farida aku c*umin d*d*nya aku keny*t”lagi put*ngnya sampai merah. aku cupang di sebelah put*ngnya m*nis banget sus*nya membuat aku semakin n*psu sama dia.

“Faridaku sayang masukinnn sekarang yach??”
“Ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu.”
Aku bertukar posisi Farida di bawah dan aku di atas sebelum aku masukan aku gesek” dolo di depan v*gin*nya belum aku masukin aja Farida udah meringis” aku dorong perlan”

“Ndree pelan” sakit. nee”. di bantu dengan tangannya dia perlahan” k*nt*l aku masuk baru seperempatnya masukkk aku cabut lagi dannn aku sodok lagi dan akhirnya masuk semua. aku lihat Farida sangat menderita tapi sepertinya dia seneng banget udah semuanya masuk aku goyangin aku maju mundurin perlahan lahan.

Bok*ng Farida pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan. setelah beberapa menit aku goyang” tiba” badan Farida mengejang semua. dan akhirnya Farida org*sme untuk ke tiga kalinya. Aku cabut kembali pen*s aku dan Farida berada di atas aku. Posisi ini membuat aku lebih rileks.

Farida memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya pen*sku dan dimasukannya pen*sku ke v*gin*nya. Dan blesssss ternanam semua di dalam v*gin*nya. Badan Farida naik turun mengikuti irama, Farida mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala aku posisi ini membuat aku bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus aku em*t” kecil put*ngnya Farida dan mer*mas r*masnya. bok*ng Farida terusss bergoyaanggg.

”Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh. is*ppp teruss ndree” badan Farida mengenjang dan ” Renaldeee akuuu pengen keluar lagi”.
”Akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt tahannnn sebentarrrrrrr lagi”. aku dan Farida mempercepat permainan dan akhirnya”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh. aku keluar. kata” itu yang mengakiri permainan ini. Sampai sekarang pun Farida tetep bermain sama aku. Kami tetap melakukan banyak hal. Dan aku di tunangin sama Farida karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.

Cerita Dewasa Sex Mbak Tri pembantu tetangga yang genit dan binal

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Mbak Tri pembantu tetangga yang genit dan binal,

Cerita Dewasa Sex Mbak Tri pembantu tetangga yang genit dan binal

Di kompleks perumahan ibuku, Tri terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Tri baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, dengan payudara berukuran kira-kira 34C dan pantat bulat dan padat.

Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya.

Tugas Tri adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya saat dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Tri bekerja). Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Tri yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

Tiba-tiba Tri nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak?”
Aku sedikit terkesiap, “Haah?” dan aku memandang kepada Tri.

Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda.

“Habis, kalau aku cubit pipi Mbak Tri, aku takut Mbak Tri marah,” kataku.
“Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng,” sahut Tri.

Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh.

“Kalau cuma cubit aku enggak mau Tri.” kataku.
“Terus maunya apa? Emang berani?” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini.
“Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh?” aku bertanya.
Dia malah balik bertanya, “Cuma cium? Enggak mau kalau cuma cium.”

Astaga, ini sudah keterlaluan.

“Tri, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau?” aku bertanya.
“Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan.” balas Tri.

Aku agak kaget juga mendengar ucapan Tri. Rupanya Enny curhat sama Tri. Tapi, kepalang tanggung pikirku.

“Jadi benar nih kamu mau Tri?” aku memastikan.
Tri menjawab, “Siapa takut? Kapan?”
“Kamu bisanya kapan Tri? Aku sih kapan aja bisa,” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu.

Saat itu Tri pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang saat itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras.

“Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua.” kata Tri.
“Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu?” tanyaku.
“Yaa, jam delapanan deh,” jawab Tri sambil membusungkan dadanya.

Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. Nafsuku menggelegak.

“Kamu nantang benar sih Tri, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya.” ancamku sambil tersenyum.
Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam.”

Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu.

“Kalau gitu aku pulang dulu ya Tri, sampai nanti malam ya.” kataku.
“Benar yaa. Jangan boong lho. Tri tunggu ya sayang..” Tri membalas.

Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Tri, lebih tepat rumah majikannya. Tri sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Tri langsung mengunci pintu depan.

Tri memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Tri. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu.

Tiba-tiba Tri melepaskan ciuman kami, dan dia memegang kedua pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja.

“Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Tri, ada syaratnya Pak.”
Aku bingung juga, “Apa syaratnya Tri?” tanyaku.
“Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana? Mau nggak?” tanya Tri sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas.

Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang.

Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau.”
Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal.

“Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya.” perintah Tri, maksudku Mbak Tri.
“Iya Mbak.” jawabku pasrah.

Lalu Mbak Tri menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Tri menutup pintu dan sekarang dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.

Mbak Tri kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata,” Yaang, kamu jongkok dong.”

Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Tri.
“Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang.”
“Iya Mbak.” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan.

Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang juga montok. Mbak Tri melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Tri mendongakkan wajahku dengan tangannya.

Dan dia bertanya, “Gimana Yang? Bagus nggak Memek Mbak?”
“Iya Mbak. Bagus banget. Tembem.” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku.
“Yayang mau cium Memek Mbak?” tanyanya.
“Mau Mbak.”

Aku tidak menunggu diperintah dua kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Tri menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya.

Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Tri. Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Tri.

Mbak Tri mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang.”

Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan kedua bibirku.

Tubuh Mbak Tri mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh.. Yayaanngg.. Ennaakk Yaanngg..”

Kedua tangan Mbak Tri meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek Mbak Tri, aku hampir tidak bisa bernafas.

“Yaanngg.. Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang.”

Lalu Mbak Tri merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku.

“Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang.” perintah Mbak Tri. Lagi-lagi aku nurut.

Lalu Mbak Tri kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. Kuteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Tri yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya. Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Tri. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Tri dan memberinya kenikmatan sorgawi. Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya.

“Aauugghh.. Yaanngg. Mbakk.. Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya.

Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti.

“Sshh.. Oogghh.. Yaanngg.. Ennaakk banggeett Yaangg.”

Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Tri. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Tri saat itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Tri bangun dan mulai membuka pakaianku.

“Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya.

Setelah semua pakaianku lepas, Mbak Tri memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku.

Astaga, permainan lidah Mbak Tri luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan. Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu.

Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya juga menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan listrik yang menyengat ke sekujur tubuhku saat lidah Mbak Tri bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Tri menjilati dan mengemut penis dan anusku.

Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Tri. Setelah masuk semua, Mbak Tri mulai menaik turunkan pantatnya.

“Aauugghh, Mbak. Enak Mbak.” rintihku.
“Iya Yang, Mbak juga ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang.”

Dan Mbak Tri mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Tri sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Tri dengan menusuk-nusukan penisku.

Tapi, “Yaanngg. Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter.”

Akupun diam dan Mbak Tri semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Tri menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat.

Lalu Mbak Tri mengerang keras, “Yaanngg.. Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg..”

Mbak Tri rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Tri ini. Kemudian Mbak Tri memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi.

Sekarang aku berada di atas. Mbak Tri melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Tri, agar aku diam saja. Mbak Tri juga tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya.

Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dapat menggerakkan penisku di dalam memeknya. Juga tidak dapat menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Tri menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Tri mulai memutar pinggulnya.

Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami. Dan kurasakan Memek Mbak Tri mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Tri semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas.

“Oogghh.. Yaanngg.. Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg..” erang Mbak Tri.
Aku juga sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk.. Aakkuu juggaa.. Aarrgghh.”

Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, karena saat itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Tri. Bersamaan dengan itu, Mbak Tri juga sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya.

“Sshh.. Oouugghh.. Enaak baannggett Yaangg.”

Kami merasakan nikmat yang tiada duanya saat air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Tri. Mbak Tri mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan.. Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Tri. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Tri sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Tri saking banyaknya.

“Yayaanngg..” Mbak Tri memanggilku dengan mesranya.
“Iya mbaakk.” aku menjawab dengan tidak kalah mesranya.
“Kamu hebat deh Yaang.” kata Mbak Tri sambil mengecup bibirku dengan lembut.
“Mbak juga hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak.” kataku.
Mbak Tri tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak?” tanyanya.
“Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak?” aku merayunya.
“Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok.” Kata Mbak Tri.

Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

Cerita Dewasa Sex meki kakak kelas yang bikin ketagihan

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex meki kakak kelas yang bikin ketagihan,

Cerita Dewasa Sex meki kakak kelas yang bikin ketagihan

Perkanalkan gw AR dri kota kembang.
dsini gw mw crita tentang pngalaman pribadi gw waktu SMA.

Saat gw duduk di bangku SMA lebih tepatY di kelas 2 SMA saat tu gw msih jomblo.
gw yg mukaY pas-pas’an dgn tnggi 173 cm (wktu klas 2 SMA), mnurut tmn2 gw, gw tu mmpunyai tubuh yg ideal.
gw yg hobi basket memang bnyak cwe2 yg suka ma gw. meskipun gw orngY cupu bgt.
[skip]

Saat itu jam istirahat sekolah, gw jajan di kantin sekolah yang berada di pojok (dikenal dengan warjok) gw ngeliat cwe yang mnurut gw tu cwe emnk cantik. NamaY SN, doi kk klas gw, bodi si doi tu emnk perfect bgt.
toketY yang pas mnurut gw (sekitar 34B). Doi emnk bnyak yang suka di kelasnya.

Pertama gw braniin diri brkenalan sama si doi.

AR : “hai kk, boleh knalan gk? gw AR. klo boleh tau nama kk syp yah?”(sambil mnahan rasa malu).
SN : “hai,gw SN”.
AR : “kk klas apa?”
SN : “klas 3 IPS”
AR : “owh..klo gw klas 2 IPA kk”.

Langsung tanpa basa-basi gw mnta nmr HP’a.
AR : “oia kk..aku boleh minta nmr kk gk??”(nekad :bata:)
SN : “hmm,,,gmn yah de kta kn baru knal, masa lgsg mnta nmr kk sih?”
AR : “kan gw pngen jauh lebih knal kk”
(untungY si doi baik bgt orngY)
SN : ” y udah ni nmr kk, tp jgn dksihin sama tmn2 km yah”.
AR : “siap kk, tnang ajja bkln aman koq”

*bel masuk bunyi
SN : “y udh kk msuk dlu yah..”
AR : ” iya kk..mksh yah” 😀
SN : “iya sma2..”

[skip]
[skip]

Plng skolah gw sms ajja si doi dan trnyata doi lg maen brng ma tmn2 di sebuah pusat prbelanjaan di kota.
“hai kk, ni gw AR, kk lagi ngapain?”
gag lama si doi bls sms gw. “lagi maen ni ma tmn2 di DP, km lg ngapain de?”
ane bls lg deh ” lg nyantai ja kk..bru nympe rmh cape bgt ni, hehehe..”
kali ni si doi bls agak lama.
“tuiinggg” hape ane pun bunyi, trnyata si doi bls sms gw. ” de,, bsa jmput kk gag?kk mw plg tp trnyata tmn2 kk udah djmput ma cwoY”

wahh.. kbetulan si doi blg gto, pdhl gw tdY mw nwarin jmpt si doi.
cpet2 gw bls sms si doi “siap kk,,tnggu ajja dsna, gw bkln lgsg mluncur ksna”

15 menit kmudian gw nympe dtmpt si doi, trnyta si doi udah sndrian.
gw basa-basi ajja tnya ma si doi,
AR : “tmn2 kk pd kmna??kuq sndrian?”
SN : “iya nih..tmn2 udh pd plg dluan, jd kk sndri dsni”
AR : “owhh…y udh, kta mw lgsg plg?”
SN : “iya..kk udh cape nih de lgsg plg ajja”
AR : “oke kk”

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Pengalaman Pertama Ngentot Kiriman Pembaca

Spnjng jalan mnuju rmhY kta ngbrol, trnyta si doi bru ptus ma cwoY. (sinyal merah nih pkir gw)
ssmpaiY di rmh si doi, si doi nwarin gw untuk mmpir krmhY.
brhbung gw haus, gw iyain ajja.
rmh si doi gede bgt, dan trnyta ortuY lg gag ada drmh, ayahY lg kluar kota dan ibuY lg pergi.
SN : “mau minum apa?” (si doi nwarin gw minum)
AR : “air putih ajja kk”
doi pun pergi ngmbilin gw minum. smentara itu gw ngliat2 di skeliling ruang tamu si doi. gw ngliat foto si doi, trnyta bner2 cantik bgt si doi.
gag lama doi pun balik smbil bwa sgelas air putih bwt gw.
SN : “de..kk tnggal mandi dlu yah..gerah bgt nih”
AR : “iya kk,,gpp kuq”

15 menit kmudian si doi balik lg ke ruang tamu, dsana gw udah stngah bete nnggu si doi mandi.
ddlm hati gw, “lama bgt yah mandiY”.
tp rasa bete itu pun lgsg ilang, pas ngeliat si doi dtng dgn make clana hot pants dan tanktop brwrna pink.
ddlm hati gw bcra ” seandaiY gw bsa ngrasain tuh toket”

SN : “lama yah nnggu kk mandi?”
AR : “gag kuq kk, nyantai ajja”
SN : “koq blm dminum airY?diminum donk..”
AR : “ohh..iya kk..”
SN : “kk sring ngliat km pas km latihan basket dskolah, kren yah km. coba kk bsa bsket, kk ikutan ltihan deh”
AR : “hehehe..bysa ajja kuq kk. ortu kk pd kmn?”
SN : “oh..ayah lg kluar kota, trus ibu lg pergi.”

doi anak tunggal, jd si doi dmanja bgt sma ortuY.
gw pun sdkit mngalihkan pmbicaraan.

AR : “kk knp ptus?”
SN : “udah gag cocok lg de ma cwo kk”
AR : “hmm..bgitu yah?” (gw iseng2 ajja nnya lbih jauh lg) “kk klo pcran ma cwo kk gmn ajja?”
(smbil malu2 doi jwab)
SN : “hmm…gmn ajja yah?plng cm jln2 doank, nnton,mkn”
AR : “owh..bgtu. kk udh prnh ngrsain kissing blm ma cwo kk??” (gag tau knp tiba2 gw tnya gto)
SN : “emnk knp de?”
AR : “gpp koq ka, cm tnya ajja”

Tiba2 si doi lgsg nymperin gw, dan lgsg aja cium bi2r gw. woww..gw ngrasa kaget dan tnpa basa-basi pun gw maenin lidah gw di bi2r si odi g mungil dan tipis.
5 menit kta mlakukan kissing, gw branikan diri meraba dada si doi. waaww..toket doi yang kenceng dan berisi itu pun skrang brada di genggaman gw. si doi pun gag ada reaksi apapun.
sambil mealkukan kissng gw trus raba2 toket si doi, doi pun mendesah mrasakan nikmatY remasan tngan gw di toketY.
tiba2 si doi ngajak gw pindah kkmarY.
SN : “pindah kkmar kk ajja yuk, biar lebih leluasa”

Baca Juga : Kisah yang tak akan pernah terlupakan , pengalaman pertama dengan teman adik sendiri
Gw pun lgsg ajja ngikut si doi kkmrY. kmar si doi yang luas dan rapi, bkin gw gag sbar bwt nglnjutin prtarungan yg kta lakukan di ruang tamu.
si doi pun lgsg mmbuka tanktop yg dy knakan. tampak bra brwarna putih dan belahan dada si doi yang bkin gw ngrsa horny.
si doi pun lgsg mencium bi2r gw lg, gw pun lgsg membalasY dan meremas2 toket si doi kmbali.
tangan si doi pun mluncur ke clana jeans yang gw pake, dan meremas2 konti gw.
gag lama kami pun sudah dalam keadaan bugil.
si doi pun blng,
SN : “lgsg msukin ajja yah de..kk udah kpengen bgt nih”
gw pun meng iyakan keinginan si doi.
AR : “iya kk”
llgsg ajja gw ambil posisi MOT.
“blesss”
konti gw lgsg amblas didlm meki si doi. trnaya si doi udh gag prawan, tetapi mekiY msh rapat.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Ria Gadis Kampung Dari Pekalongan Yang Hyper Sex

Gw genjot prlahan2 konti gw. si doi pun menggeliat merasakan nikmatY genjotan konti ane di mekiY.
setelah 10 menit MOT gw lgsg pndah posisi, gw ambil posisi doggy style.
“bless” nikmatnyaaa..surga dunia.
gw pun genjot meki si doi dengan perlahan-lahan, si doi pun mengeliat2 merasakan nikmatnya genjotan gw.
gag lam gw mlakukan doggy style tubuh si doi mngejang dan mengeluarkan lendir kniikmatan.
gw pun makin smngat mnggenjot meki si doi.
konti gw pun ingin mngeluarkan laharY. gw cabut konti gw dan gw suruh doi mengulum konti gw. trnyata si doi gag kberatan.
sedotan doi trasa bgt di konti gw. konti gw gag kuat nahan rasa ingin menyeburkan laharnya, dan “croootttttt” air mani gw pun kluar di ddlm mulut si doi.
ahh…nikmatY..
si doi pun menjilat sisa2 air mani gw di mulutY.

Lalu kami pun terbaring lemas di tmpt tdr si doi.
gag trasa wktu sudh mnjukan pkul 7 mlm.
gw pun membersihkan diri di kmar mandi.
si doi pun blgke gw :
SN : “mkasih yah udh mw memuaskan kk”
AR : ” iya sama2 kk”

gw pun pamitan plg, sblm gw plg si doi mencium pipi gw.

[skip]
Keesokan harinya (hari minggu) gw sms si doi, gw mnta kta ktmuan. trnyata si doi gag kberatan.
akhirnya kta ktmuan di sbuah mall, gw pun lgsg ajja nembak si doi.

Cerita Dewasa Sex meki kakak kelas yang bikin ketagihan
dan si doi pun menerima gw jd cwoY.
hbngn kta hnya brlgsg 3bln. krna si doi udh lulus dan dy kuliah di universitas di jakarta.

Gw gag bkalan lupa pngalaman sex prtama gw sama kk klas gw trsbt.

Cerita Dewasa Sex Wisata unik di jogja, makan di temani STW yang cantik

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Wisata unik di jogja, makan di temani STW yang cantik,

Cerita Dewasa Sex Wisata unik di jogja, makan di temani STW yang cantik

Pak Narto kolegaku punya chemistry yang sama denganku. Meski dia lebih tua 20 tahun tapi jika kami bertugas keluar kota bersamaan, pada waktu luang kami akan jalan berdua. Tujuan pertama pasti wisata kuliner, dan tujuan berikutnya adalah mencari yang bening-bening.

Pak Narto sangat menguasai Solo dan Yogyakarta. Jadi jika ada penugasan ke Solo dan Yogya, dia paling bersemangat, apalagi aku berada dalam timnya.

Suatu hari dia bilang padaku, “Eh aku nemu tempat yang unik di Yogya,” katanya.

Tempat yang unik dimaksud, adalah semacam “show room” tapi khusus untuk para istri yang mencari tambahan dengan menerima “tamu”. Pak Narto bersemangat menceritakan bahwa tempat itu banyak ibu-ibu yang lumayan, dan harganya tidak terlalu mahal. Sayangnya mereka hanya bisa di “tenteng” antara jam 10 sampai jam 5 sore. Mereka tidak bisa diajak nginap di hotel, karena harus kembali kerumah.

Meskipun aku bukan penggemar STW, tetapi keunikan itu membuat penasaran. Suatu waktu jika ada tugas ke Yogya, aku prioritaskan “ bertamu” ke alamat yang diberikan Pak Narto.

Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Aku mendapat penugasan ke Yogya dan Solo.

Menyelesaikan pekerjaan di Yogya seperti supir ngejar setoran. Semua kerja bisa aku selesaikan sebelum makan siang. Selepas waktu makan siang aku punya waktu bebas.

Berbekal petunjuk dan alamat yang diberikan Pak Narto, aku naik becak dari hotel. Aku berhenti di bangunan yang ditunjuk pak Narto sebagai penanda, dekat dengan titik tujuan. Berjalan sekitar 30 m ada gang yang tidak terlalu besar. Suasananya teduh dan khas kampung-kampung Jawa, tenang ada suara-suara burung perkutut dan gending yang mungkin dikumandangkan dari radio atau rekaman secara samar-samar.

Aku berdebar-debar juga mendatangi tempat tersebut. Aku berusaha menyesuaikan sikap sehingga tidak kelihatan sebagai orang asing di wilayah itu. Di sebelah kanan di bawah kerimbunan pohon aku melihat semacam warung makan. Ini adalah tempat yang ditunjuk Pak Narto. Warung makan itu agak unik, karena ruang untuk makannya berada di dalam rumah, seperti ruang makan rumah biasa, hanya saja meja makannya ada sekitar 3 dengan kursi-kursi.

Dengan gaya percaya diri aku langsung membelok dan duduk di salah satu meja. Ketika itu meja-meja kosong. Jadi tamunya baru aku sendiri. Seorang perempuan paruh baya mengenakan kain panjang atau jarit menghampiri aku dan langsung duduk di kursi dekat aku.

“ Mau pesen apa mas?” tanyanya.
“ Disini apa yang enak,” tanyaku mulai melepaskan kalimat pembuka, kalimat itu kata Pak Narto adalah juga semacam password.
“Wah semuanya di sini enak kok Mas,” timpalnya.

Sambil aku mengamati menu yang disodorkan, mata ini tidak bisa konsentrasi, karena beberapa perempuan berseliweran. Mereka rata-rata berusia di atas 25 tahun sampai 35 tahun. Ada yang mengenakan jarit, tetapi ada juga yang mengenakan pakaian seperti layaknya ibu-ibu pergi ke pasar. Kelihatannya lumayan-lumayan juga. Seandainya aku pilih secara acak, aku kira ok-ok saja.

“Mas pesen ini dulu, yang lainnya nanti bisa diteruskan,” kata si perempuan mbak-mbak yang kutaksir berumur 35 tahun. Akhirnya aku memesan sepiring gudeg ditambah pecel, air mineral dan kopi. Disini letak uniknya, sepertinya pelayan yang mengantar makanan aku orangnya berganti-ganti. Sekitar 5 orang mungkin yang melayani aku. Sambil makan aku ditemani oleh perempuan yang tadi pertama menyambut aku. “ Gimana mas ada yang cocok,” tanyanya.

Terus terang aku bingung juga harus memilih yang mana. Si mbak lalu berpromosi, yang pake kain baju krem itu Ninuk, istri pegawai pemda, yang pake biru istri , yang krem satu lagi, yang baju merah. Semua dijelaskan si mbak. Kata si mbak mereka belum tentu bisa tiap hari kemari, karena kalau tiap hari bisa dicurigai suaminya. Paling-paling seminggu 2 kali. “ Jadi mas, yang hari ini sama yang besok, pasti beda,” kata si Mbak.

Aku bingung memilih kriteria dari semua yang disebutkan si mbak. Tiba-tiba terlintas di benakku untuk memilih perempuan yang paling jarang, atau sudah lama tidak kemari. “ Oo itu mbak Rini, dia udah hampir sebulan nggak kemari, suaminya terlalu ngontrol, tapi gak mampu biayai rumah tangganya, orangnya baik kok mas, ramah. Sebentar ya mas aku panggil,” katanya.

Rini berumur sekitar 28 tahun, agak gempal, tapi mukanya manis. Dia menyalamiku dan duduk di depanku. “Ngobrol aja dulu mas, kalau nggak cocok boleh cari yang lain,” kata si Mbak tadi berbisik di telingaku.

Rini agak grapyak dan suasana obrolan mudah sekali cair. Aku tidak tega menggantinya dengan yang lain, apalagi rasanya lumayan jugalah untuk temen bobok siang. Akhirnya disepakati dia bisa nemani sampai jam 5 sore. Aturan di situ, kita tidak bisa langsung nenteng pilihan kita. Dia nanti akan diantar ke hotel yang kita sebutkan. Kita harus menunggu di lobby untuk menjemputnya lalu digandeng ke kamar.

Setelah masalah harga dan cara pembayaran di sepakati, aku cabut duluan ke hotel. Hebatnya lagi aku ditawari digonceng sepeda motor untuk kembali ke hotel. Pengojeknya ya salah satu cewek yang ada di situ. Sekitar 10 menit menunggu di lobby, Rini tiba diantar oleh rekan yang kelihatannya juga sebaya yang tadi kulihat dia mengantar kopi untukku. Mereka datang berbonceng sepeda motor. Setelah serah terima, rekannya kembali dan Rini aku bimbing menuju kamarku.

“Lho mbak, tadi kan pakai kain, sekarang kok malah pake Jins,” tanyaku ketika dia duduk di bed .

“Iya mas, sebetulnya di tempatnya si Mbak Ambar itu, kita diharuskan pakai kain. Tapi kalau keluar dari situ boleh pakaian bebas, Lha kalau pakai kain naik motor repot toh mas,” katanya dengan senyum menggoda.

Tempat rendezvous itu ternyata adalah milik Mbak Ambar yang tadi menyambutku. Dia membuka warung makan itu sebagai penyamaran, agar tidak mencolok di tengah-tengah kampung. Ada sekitar 30 perempuan di situ, tetapi setiap harinya paling banyak hanya 10 orang. Mereka seperti bergantian.

Sebagian memang suaminya tidak tau, tetapi sebagian lagi menurut Rini datangnya di antar suami dan nanti sore dijemput lagi. Kalau Rini, bekerja sambilan begini tidak setahu suaminya. Dia beranak 2 dan suaminya bekerja sebagai guru. Rini beralasan ngobyek jualan batik membantu temannya.

“Abis gaji guru berapa sih mas, untuk kebutuhan rumah tangga baru 10 hari udah habis,” kata Rini menjelaskan mengapa dia “ngojek” di luar pengetahuan suaminya. Menurut Rini jika dia setiap minggu “mampir” ke rumah Mbak Ambar, lumayan bisa menyamai gaji suaminya, malah sering-sering lebih. “

Lho kata mbak Ambar tadi, “Ini” ongkosnya tigaratus, kalau 4 kali berarti satu koma dua toh,” kataku.

“Lho kalau dikasi sigitu, saya ya matur nuwun, tapi kalau dikasih lebih masak iya saya nolak mas,” kata Rini.

Ah sialan, aku terjebak oleh pertanyaanku sendiri. Berarti aku nanti harus kasih lebih dari price list. Aku tawari minum dan snack tapi ditampik oleh Rini. Dia menawarkan untuk dipijat. Tawaran yang sangat menarik, tentu saja aku setuju.

“Mas ke kamar mandi dulu nanti gantian saya, “ katanya.
“Lha kalau sama-sama aja kan enak sih,” kataku menggoda.
“Ah masnya genit nih,” katanya sambil meminta dulu ke kamar mandi.

Dari kamar mandi aku melepas semua baju kecuali celana dalam dan langsung tidur tengkurap. Entah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena badanku terasa ditindih sambil dipijat. Nikmat sekali rasanya dipijat.

Aku mulai sadar bahwa rasanya kulit pungungku bersentuhan langsung dengan kulit Rini, dan terasa ada bulu-bulu nempel di punggungku. Aku menganalisa sambil tengkurap, kayaknya si Rini telanjang bulat memijatku. Penisku jadi pelan-pelan mengeras. Untuk sementara aku ingin menikmati pijatannya yang lumayan enak. Dia lalu memelukku sambil tidur telungkup diatasku.

Tengkukku diciuminya dan dia memberi kode gerakan agar aku berbalik telentang. Kuturuti arahannya dan aku telentang, sementara Rini tergolek di sampingku. Pemandangan yang sangat indah, toket gede dan badan yang sekel. Aku segera meremas susunya dan pentilnya ku pelintir-pelintir. Tangan Rini langsung membekap penisku dan perlahan-lahan dikocoknya.

“Mas pijetnya diterusin dulu, nanggung kan,” katanya.

Aku pasrah dan Rini bangkit duduk diatas pahaku, sedikit dibawah kemaluanku. Dia memijat bagian depan pundakku. Perlahan-lahan tumpuan badannya naik keatas, sehingga batang penisku yang mengeras sudah berada diantara belahan memeknya. Dengan nakalnya dia melakukan gerakan maju mundur sambil tangannya terus memijat.

Dengan keahlian gerakannya, batang penisku perlahan-lahan mulai menelusup ke dalam liang vaginanya. Setelah seluruhnya tenggelam, Rini mulai melakukan gerakan mutar, sehingga penisku terasa seperti diremas-remas oleh vagina Rini. Makin lama dia makin semangat. Aku diperlakukan begitu tidak mampu bertahan lama dan jebollah pertahananku.

Rini paham aku telah memuntahkan spermaku di dalam rahimnya. Dia menunggu sampai ejakulasiku usai baru perlahan-lahan melepas cengkeraman vaginanya. Rini bangkit , sambil menutup lubang kemaluannya agar maniku tidak tercecer. Dia berjalan ke kamar mandi. Aku yang baru saja merasakan kenikmatan, telentang pasrah.

Rini kembali dari kamar mandi membawa handuk kecil yang telah dibasahi. Penisku dibersihkannya secara telaten.

Rini lalu berbaring disampingku sambil tangannya mengelus-elus penisku yang telah layu. Dengan sabar di rangsangnya penisku sampai akhirnya dia bangkit dan mengoral penisku. Penisku yang tadinya loyo, dihisap-hisap Rini, perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Aku akui Rini cukup lihai juga mengoral penisku.

Setelah cukup keras dia kembali memasukkan penisku ke rongga vaginanya dan mulai berputar-putar. Aku tidak tahu berapa lama dia menderaku, sampai akhirnya dia mencapai orgasme dan ambruk di dadaku sambil nafasnya tersengal-sengal. Aku merasa penisku seperti di genggam-genggam oleh otot vaginanya. Aku membalikkan posisi dan sekarang berganti aku yang menggarap Rini.

Berbagai posisi mulai dari posisi biasa sampai akhirnya kedua kakinya kuangkat ke atas pundakku. Lubang kemaluan Rini cukup menggigit juga. Aku kemudian berganti posisi dogie. Cukup lama juga aku bermain dengan berbagai posisi, sampai aku lelah lalu berkonsentrasi untuk menembakkan spermaku untuk yang kedua kali.

Setelah tembakanku usai aku merasa sangat ngantuk dan akhirnya jatuh tertidur. Ketika aku terbangun Rini dan aku terbungkus dalam satu selimut. Dia rupanya juga tertidur di sampingku. Sebenarnya jika waktunya cukup aku ingin melakukan lagi, tapi butuh waktu interval lebih lama. Namun karena hari sudah mekin sore, akhirnya aku mengijinkan Rini mengakhiri pergumulan.

Aku antar dia keluar hotel sampai mendapatkan becak yang akan mengantarnya pulang.

Hari kedua aku kembali ke tempat Mbak Ambar. Dia rupanya sudah mengenaliku. Kali ini aku datang agak lebih pagi, mungkin sekitar jam 11. “Lho kok gak kerja mas,” katanya.

Aku berasalan mbolos. Aku kemudian memesan makanan . Kuakui makanan di warung Mbak Ambar memang lumayan enak. Seandainya tidak ada embel-embel tempat berkumpulnya para STW, mungkin aku akan sering mampir di warungnya hanya untuk makan .

Selama makan aku ngobrol macam-macem, sampai akhirnya aku tahu bahwa Mbak Ambar punya usaha yang sama di Solo dan Semarang. Aku nggak nyangka, kegiatan seperti ini bisa punya cabang di dua kota. Dia lalu memberiku alamat dan kontak personnya di kota-kota itu.

“Mas mau nyoba istri tentara nggak, lagi ada nih, dia udah 3 hari nggak kemari,” kata Ambar sambil menunjuk perempuan berumur sekitar 25 tahun, ayu dan bokongnya besar.
“Wah nanti aku ditembak,” kataku.
“Ah ya ndak tho, wong kadang-kadang dia diantar suaminya kok,” kata Ambar.
“Dia belum punya anak mas,” tambah Ambar gencar berpromosi.

Aku menyetujui lalu si Wiwik, istri sang tentara itu datang bergabung ke mejaku. Kami ngobrol ngalor-ngidul gak jelas. Seperti biasa aku diojekin ke hotel, lalu barang pesanan datang diantar ojek lainnya.

Wiwik penampilannya bersahaja dan lugu. Dia tidak banyak cakap seperti Rini kemarin. Hanya berbicara menjawab pertanyaanku. Meskipun cenderung pendiam, namun Wiwik tergolong berisik jika bertempur. Ini menambah semangatku untuk terus menggempurnya. Dia cukup sabar, dan telaten melayaniku.

Pertempuranku dengan Wiwik tidak perlu aku uraikan secara lebih detil, karena ya kurang lebih sama saja.

Cerita Dewasa Sex Menikmati tubuh mulus tetangga kost ku waktu dia tidur

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Menikmati tubuh mulus tetangga kost ku waktu dia tidur,

Cerita Dewasa Sex Menikmati tubuh mulus tetangga kost ku waktu dia tidur

Aku kost di daerah Senayan, kamarku bersebelahan dengan kamar seorang gadis manis yang masih kecil, tubuhnya mungil, putih bersih dan senyumnya benar-benar mempesona. Dalam kamar kostku terdapat beberapa lubang angin sebagai ventilasi. Mulanya lubang itu kututup dengan kertas putih.., tapi setelah gadis manis itu kost di sebelah kamarku, maka kertas putih itu aku lepas, sehingga aku dapat bebas dan jelas melihat apa yang terjadi pada kamar di sebelahku itu.

Suatu malam aku mendengar suara pintu di sebelah kamarku dibuka, lalu aku seperti biasanya naik ke atas meja untuk mengintip. Ternyata gadis itu baru pulang dari sekolahnya.., tapi kok sampai larut malam begini tanyaku dalam hati. Gadis manis itu yang belakangan namanya kuketahui yaitu Nanda, menaruh tasnya lalu mencopot sepatunya kemudian mengambil segelas air putih dan meminumnya.., akhirnya dia duduk di kursi sambil mengangkat kakinya menghadap pada lubang angin tempat aku mengintip. Nanda sama sekali tidak bisa melihat ke arahku karena lampu kamarku telah kumatikan sehingga malah aku yang dapat leluasa melihat ke dalam kamarnya.

Pada posisi kakinya yang diangkat di atas kursi, terlihat jelas celana dalamnya yang putih dengan gundukan kecil di tengahnya.., lalu saja tiba-tiba penisku yang berada dalam celanaku otomatis mulai ereksi. Mataku mulai melotot melihat keindahan yang tiada duanya, apalagi ketika Nanda lalu bangkit dari kursi dan mulai melepaskan baju dan rok sekolahnya sehingga kini tinggal BH dan celana dalamnya. Sebentar dia bercermin memperhatikan tubuhnya yang ramping putih dan tangannya mulai meluncur pada payudaranya yang ternyata masih kecil juga. Diusapnya payudaranya dengan lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya sambil memejamkan mata, rupanya dia mulai merasakan nikmat, lalu tangan satunya meluncur ke bawah, ke celana dalamnya digosoknya dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celananya dan bermain lama. Aku bergetar lemas melihatnya, sedangkan penisku sudah sangat tegang sekali. Lalu kulihat Nanda mulai melepaskan celana dalamnya dan.., Woww, belum ada bulunya sama sekali, sebuah vagina yang menggunduk seperti gunung kecil yang tak berbulu. Ohh, begitu indah, begitu mempesona. Lalu kulihat Nanda naik ke tempat tidur, menelungkup dan menggoyangkan pantatnya ibarat sedang bersetubuh.

Nanda menggoyang pantatnya ke kiri, ke kanan.., naik dan turun.., rupanya sedang mencari kenikmatan yang ingin sekali dia rasakan, tapi sampai lama Nanda bergoyang rupanya kenikmatan itu belum dicapainya, Lalu dia bangkit dan menuju kursi dan ditempelkannya vaginanya pada ujung kursi sambil digoyang dan ditekan maju mundur. Kasihan Nanda.., rupanya dia sedang terangsang berat.., suara nafasnya yang ditahan menggambarkan dia sedang berusaha meraih dan mencari kenikmatan surga, Namun belum juga selesai, Nanda kemudian mengambil spidol.., dibasahi dengan ludahnya lalu pelan-pelan spidol itu dimasukan ke lubang vaginanya, begitu spidol itu masuk sekitar satu atau dua centi matanya mulai merem melek dan erangan nafasnya makin memburu, “Ahh.., ahh”, Lalu dicopotnya spidol itu dari vaginanya, sekarang jari tengahnya mulai juga dicolokkan ke dalam vaginanya.., pertama.., jari itu masuk sebatas kukunya kemudian dia dorong lagi jarinya untuk masuk lebih dalam yaitu setengahnya, dia melenguh, “Oohh.., ohh.., ahh”, tapi heran aku jadinya, jari tengahnya dicabut lagi dari vaginanya, kurang nikmat rupanya.., lalu dia melihat sekeliling mencari sesuatu.., aku yang menyaksikan semua itu betul-betul sudah tidak tahan lagi.

Penisku sudah sangat mengeras dan tegang luar biasa, lalu kubuka celana dalamku dan sekarang penisku bebas bangun lebih gagah, lebih besar lagi ereksinya melihat vagina si Nanda yang sedang terangsang itu. Lalu aku mengintip lagi dan sekarang Nanda rupanya sedang menempelkan vaginanya yang bahenol itu pada ujung meja belajarnya. Kini gerakannya maju mundur sambil menekannya dengan kuat, lama dia berbuat seperti itu.., dan tiba-tiba dia melenguh, “Ahh.., ahh.., ahh”, rupanya dia telah mencapai kenikmatan yang dicari-carinya.

Setelah selesai, dia lalu berbaring di tempat tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Kini posisinya tepat berada di depan pandanganku. Kulihat vaginanya yang berubah warna menjadi agak kemerah-merahan karena digesek terus dengan ujung kursi dan meja. Terlihat jelas vaginanya yang menggembung kecil ibarat kue apem yang ingin rasanya kutelan, kulumat habis.., dan tanpa terasa tanganku mulai menekan biji penisku dan kukocok penisku yang sedang dalamn posisi “ON”. Kuambil sedikit krim pembersih muka dan kuoleskan pada kepala penisku, lalu kukocok terus, kukocok naik turun dan, “Akhh”, aku mengeluh pendek ketika air maniku muncrat ke tembok sambil mataku tetap menatap pada vagina Nanda yang masih telentang di tempat tidurnya. Nikmat sekali rasanya onani sambil menyaksikan Nanda yang masih berbaring telanjang bulat. Kuintip lagi pada lubang angin, dan rupanya dia ketiduran, mungkin capai dan lelah.

Esok harinya aku bangun kesiangan, lalu aku mandi dan buru-buru berangkat ke kantor. Di kantor seperti biasa banyak kerjaan menumpuk dan rasanya sampai jam sembilan malam aku baru selesai. Meja kubereskan, komputer kumatikan dan aku pulang naik taksi dan sekitar jam sepuluh aku sampai ke tempat kostku. Setelah makan malam tadi di jalanan, aku masih membuka kulkas dan meminum bir dingin yang tinggal dua botol. Aku duduk dan menyalakan TV, ku-stel volumenya cukup pelan. Aku memang orang yang tidak suka berisik, dalam bicarapun aku senang suara yang pelan, kalau ada wanita di kantorku yang bersuara keras, aku langsung menghindar, aku tidak suka. Acara TV rupanya tidak ada yang bagus, lalu kuingat kamar sebelahku, Nanda.., yang tadi malam telah kusaksikan segalanya yang membuat aku sangat ingin memilikinya

Aku naik ke tempat biasa dan mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Nanda yang cantik itu kulihat tengah tidur di kasurnya, kulihat nafasnya yang teratur naik turun menandakan bahwa dia sedang betul-betul tidur pulas.

Tiba-tiba nafsu jahilku timbul, dan segera kuganti celana panjangku dengan celana pendek dan dalam celana pendek itu aku tidak memakai celana dalam lagi, aku sudah nekat, kamar kostku kutinggalkan dan aku pura-pura duduk di luar kamar sambil merokok sebatang ji sam su. Setelah kulihat situasinya aman dan tidak ada lagi orang, ternyata pintunya tidak di kunci, mungkin dia lupa atau juga memang sudah ngantuk sekali, jadi dia tidak memikirkan lagi tentang kunci pintu.

Dengan berjingkat, aku masuk ke kamarnya dan pintu langsung kukunci pelan dari dalam, kuhampiri tempat tidurnya, lalu aku duduk di tempat tidurnya memandangi wajahnya yang mungil dan, “Alaamaak”, Nanda memakai daster yang tipis, daster yang tembus pandang sehingga celana dalamnya yang sekarang berwarna merah muda sangat jelas terbayang di hadapanku. “Ohh.., glekk”, aku menelan ludah sendiri dan repotnya, penisku langsung tegang sempurna sehingga keluar dari celana pendekku. Kulihat wajahnya, matanya, alisnya yang tebal, dan hidungnya yang mancung agak sedikit menekuk tanda bahwa gadis ini mempunyai nafsu besar dalam seks, itu memang rahasia lelaki bagi yang tahu. Ingin rasanya aku langsung menubruk dan mejebloskan penisku ke dalam vaginanya, tapi aku tidak mau ceroboh seperti itu.

Setelah aku yakin bahwa Nanda benar-benar sudah pulas, pelan-pelan kubuka tali dasternya, dan terbukalah, lalu aku sampirkan ke samping. Kini kulihat pahanya yang putih kecil dan padat itu. Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan, apalagi celana dalamnya yang mini membuat gundukan kecil ibarat gunung merapi yang masih ditutupi oleh awan membuat penisku mengejat-ngejat dan mengangguk-ngangguk. Pelan-pelan tanganku kutempelkan pada vaginanya yang masih tertutup itu, aku diam sebentar takut kalau kalau Nanda bangun, aku bisa kena malu, tapi rupanya Nanda benar-benar tertidur pulas, lalu aku mulai menyibak celana dalamnya dan melihat vaginanya yang mungil, lucu, menggembung, ibarat kue apem yang ujungnya ditempeli sebuah kacang.

“Huaa”, aku merinding dan gemetar, kumainkan jariku pada pinggiran vaginanya, kuputar terus, kugesek pelan, sekali-sekali kumasukkan jariku pada lubang kecil yang betul-betul indah, bulunyapun masih tipis dan lembut. Penisku rasanya makin ereksi berat, aku mendesah lembut. Ahh, indahnya kau Nanda, betapa kuingin memilikimu, aku menyayangimu, cintaku langsung hanya untukmu. Oh, aku terperanjat sebentar ketika Nanda bergerak, rupanya dia menggerakkan tangannya sebentar tanpa sadar, karena aku mendengar nafasnya yang teratur berarti dia sedang tidur pulas.

Lalu dengan nekatnya kuturunkan celana dalamnya perlahan tanpa bunyi, pelan, pelan, dan lepaslah celana dalam dari tempatnya, kemudian kulepas dari kakinya sehingga kini nanda benar-benar telanjang bulat.

Luar biasa, indah sekali bentuknya, dari kaki sampai wajahnya kutatap tak berkedip. Payudaranya yang masih berupa puting itu sangat indah sekali. Akh, sangat luar biasa, pelan-pelan kutempelkan wajahku pada vaginanya yang merekah bak bunga mawar, kuhirup aroma wanginya yang khas. Oh, aku benar-benar tidak tahan, lalu lidahku kumainkan di sekitar vaginanya. Aku memang terkenal sebagai si pandai lidah, karena setiap wanita yang sudah pernah kena lidahku atau jilatanku pasti akan ketagihan, aku memang jago memainkan lidah, maka aku praktekan pada vagina si Nanda ini. Lereng gunung vaginanya kusapu dengan lidahku, kuayun lidahku pada pinggiran lalu sekali-kali sengaja kusenggol clitorisnya yang indah itu.

Kemudian gua kecil itu kucolok lembut dengan lidahku yang sengaja kuulur panjang, aku usap terus, aku colok terus, kujelajahi gua indahnya sehingga lama-kelamaan gua itu mulai basah, lembab dan berair. Oh, nikmatnya air itu, aroma yang khas membuatku terkejet-kejet, penisku sudah tidak sabar lagi, tapi aku masih takut kalau kalau Nanda terbangun bisa runyam nanti, tapi desakan kuat pada penisku sudah sangat besar sekali. Nafasku benar-benar tidak karuan, tapi kulihat Nanda masih tetap saja pulas tidurnya.-Akupun lebih bersemangat lagi, sekarang semua kemampuan lidahku kupraktekan saat ini juga, luar biasa memang, vagina yang mungil, vagina yang indah, vagina yang sudah basah. Rasanya seperti sudah siap menanti tibanya senjataku yang sudah berontak untuk menerobos gua indah misterius yang ditumbuhi rumput tipis milik Nanda, namun kutahan sebentar, karena lidahku dan jilatanku masih asyik bermain di sana, masih memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa bagi Nanda.

Sayang Nanda tertidur pulas, andaikata Nanda dapat merasakan dalam keadaan sadar pasti sangat luar biasa kenikmatan yang sedang dirasakannya itu, tapi walaupun Nanda saat ini sedang tertidur pulas secara psycho seks yang berjalan secara alami dan biologis,..nikmat yang amat sangat itu pasti terbawa dalam mimpinya, itu pasti dan pasti, walaupun yang dirasakannya sekarang ini hanya sekitar 25%, Buktinya dengan nafasnya yang mulai tersengal dan tidak teratur serta vaginanya yang sudah basah, itu menandakan faktor psycho tsb sudah bekerja dengan baik. Sehingga nikmat yang luar biasa itu masih dapat dirasakan seperempatnya dari keseluruhannya kalau di saat sadar.

Akhirnya Karena kupikir sudah cukup rasanya lidahku bermain di vaginanya, maka pelan-pelan penisku yang memang sudah minta terus sejak tadi kuoles-oleskan dulu sesaat pada ujung vaginanya, lalu pada clitorisnya yang mulai memerah karena nafsu, rasa basah dan hangat pada vaginanya membuat penisku bergerak sendiri otomatis seperti mencari-cari lubang gua dari titik nikmat yang ada di vaginanya. Dan ketika penisku dirasa sudah cukup bermain di daerah istimewanya, maka dengan hati-hati namun pasti penisku kumasukan perlahan-lahan ke dalam vaginanya.., pelan, pelan dan, “sleepp.., slesepp”, kepala penisku yang gundul sudah tidak kelihatan karena batas di kepala penisku sudah masuk ke dalam vagina Nanda yang hangat nikmat itu.

Lalu kuperhatikan sebentar wajahnya, Masih!, dia, Nanda masih pulas saja, hanya sesaat saja kadang nafasnya agak sedikit tersendat, “Ehhss.., ehh.., ss”, seperti orang ngigau. Lalu kucabut lagi penisku sedikit dan kumasukkan lagi agak lebih dalam kira-kira hampir setengahnya, “Akhh.., ahh, betapa nikmatnya, betapa enaknya vaginamu Nanda, betapa seretnya lubangmu sayang”. Oh, gerakanku terhenti sebentar, kutatap lagi wajahnya yang betul-betul cantik yang mencerminkan sumber seks yang luar biasa dari wajah mata dan hidungnya yang agak menekuk sedikit,.. ohh Nanda, betapa sempurnanya tubuhmu, betapa enaknya vaginamu, betapa nikmatnya lubangmu. Oh, apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab untuk semuanya ini. Aku sangat menyayangimu.

Lalu kembali kutekan agak dalam lagi penisku supaya bisa masuk lebih jauh lagi ke dalam vaginanya, “Bleess.., blessess”, “Akhh.., akhh”, sungguh luar biasa, sungguh nikmat sekali vaginanya, belum pernah selama ini ada wanita yang mempunyai vagina seenak dan segurih milik Nanda ini.

Ketika kumasukan penisku lebih dalam lagi, kulihat Nanda agak tersentak sedikit, mungkin dalam mimpinya dia merasakan kaget dan nikmat juga yang luar biasa dan nikmat yang amat sangat ketika senjataku betul-betul masuk, lagi-lagi dia mengerang, erangan nikmat, erangan sorga yang aku yakin sekali bahwa nanda pasti merasakannya walaupun dirasa dalam tidurnya.

Akupun demikian, ketika penisku sudah masuk semua ke dalam vaginanya, kutekan lagi sampai terbenam habis, lalu kuangkat lagi dan kubenamkan lagi sambil kugoyangkan perlahan ke kanan kiri dan ke atas dan bawah, gemetar badanku merasakan nikmat yang sesungguhnya yang diberikan oleh vagina Nanda ini, aneh sangat luar biasa, vaginanya sangat menggigit lembut, menghisap pelan serta lembut dan meremas senjataku dengan lembut dan kasih sayang. Benar-benar vagina yang luar biasa. Oh Nanda, tak akan kutinggalkan kamu.

Lalu dengan lebih semangat lagi aku mendayung dengan kecepatan yang taktis sambil membuat goyangan dan gerakan yang memang sudah kuciptakan sebagai resep untuk memuaskan nanda ini. Akhirnya senjataku kubenamkan habis ke dasar vaginanya yang lembut, habis kutekan penisku dalam-dalam. Aakh, sumur Nanda memang bukan main, walaupun lubang vaginanya itu kecil tetapi aneh dapat menampung senjata meriam milikku yang kurasa cukup besar dan panjang, belum lagi dengan urat-urat yang tumbuh di sekitar batang penisku ini, vagina yang luar biasa.

Lama-kelamaan, ketika penisku benar-benar kuhunjamkan habis dalam-dalam pada vaginanya, aku mulai merasakan seperti rasa nikmat yang luar biasa, yang akan muncrat dari lubang perkencinganku. “Ohh.., ohh”, kupercepat gerakanku naik turun, dan akhirnya muncratlah air maniku di dalam vaginanya yang sempit itu. Aku langsung lemas, dan segera kucabut penisku itu, takut Nanda terbangun.

Dan setelah selesai, aku segera merapikan lagi. Celana dalamnya kupakaikan lagi, begitu juga dengan dasternya juga aku kenakan lagi padanya. Sebelum kutinggalkan, aku kecup dulu keningnya sebagai tanda sayang dariku, sayang yang betul-betul timbul dari diriku, dan akhirnya pelan-pelan kamarnya kutinggalkan dan pintunya kututup lagi. Aku masuk lagi ke kamarku, berbaring di tempat tidurku, sambil menerawang, aku menghayati permainan tadi. Oh, sungguh suatu kenikmatan yang tiada taranya. Dan Akupun tertidur dengan pulas.

Keesokan harinya seperti biasa aku bangun pagi, mandi dan siap berangkat ke kantor, namun ketika hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba Nanda keluar dan tersenyum padaku.
“Mau berangkat Pak?”, tanyanya, aku dengan gugup akhirnya mengiyakan ucapannya, lalu kujawab dengan pertanyaan lagi.
“Kok Nanda nggak sekolah?”.
“Nanti Pak, Nanda giliran masuk siang”, akupun tersenyum dan nandapun lalu bergegas ke depan rumah, rupanya mau mencari tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi kucegat dan aku langsung berangkat ke kantor.

Cerita Dewasa Sex Nafsu Tinggi Pasien Muda Dalam Pemuasan Sex Ku, Awal Menggesek Berujung Masuk Nagih Terus

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Nafsu Tinggi Pasien Muda Dalam Pemuasan Sex Ku, Awal Menggesek Berujung Masuk Nagih Terus,

Ceritadewasa2023

Pagi itu memang berbeda dari biasanya karena ketika bangun tidur badanku terasa tidak enak sekali. Saat itu Aku merasakan pusing kepala yang cukup hebat, tiba-tiba saja suhu badanku tinggi dan terasa linu-linu di seluruh badan. Sakit ini datang dengan begitu saja, padahal kemarin Aku masih bisa menyetir mobil dan tanpa ada rasa apapun.

Terpaksa hari itu aku pun memutuskan untuk tetap dirumah dan tidak berangkat kerja seperti biasanya karena keadaan yang tidak memungkinkan. Aku sudah beberapa kali meminum obat warung yang sengaja kusediakan didalam rumah untuk keadaan darurat namun tidak ada hasilnya malah membuat tubuhku semakin lemah saja.

Sebagai seorang bujangan yang tinggal sendirian dirumah kontrakan terpaksa aku harus mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena Aku merasa sudah tidak kuat lagi, maka pada pukul 17.00 tepatnya, akhirnya Aku memutuskan untuk pergi kesalah satu RS ( rumah sakit ) yang tidak begitu besar.

Saat mengendarai mobil suhu badanku masih cukup tinggi dan membuatku sesekali menggigil hingga aku kurang dapat berkonsentrasi saat mengemudi bahkan aku sempat dimaki oleh seorang pengendara motor yang hampir saja kutabrak saat itu.

Sesampainya disana Aku langsung meminta cek darah di laboratorium, dan ternyata hasilnya trombositku turun. Karena Aku tidak mau menanggung resiko, sore itu juga Aku meminta kepada dokter untuk rawat inap.

Ceritadewasa2023

Satu-satunya kamar yg masih tersedia di rumah sakit itu adalah kamar dengan fasilitas ruangan no satu. Memang pada waktu itu sedang musim penyakit demam berdarah, sehingga kamar yg lain sudah terisi penuh dengan pasien yg sebagian besar menderita demam berdarah seperti Aku.

Ketika itu kamar Aku di isi 2 orang, yg satu Aku dan satunya lagi seorang pasien laki-laki juga.Karena kami satu ruangan akhirnya Akupun sempat mengobrol dan bertanya pada pasien itu ternyata dia sakit gejala tifus.

Pada akhirnya Aku-pun menghabiskan malam itu di rumah sakit. Baru beberapa jam saja di RS Aku sudah merasa jenuh sekali, huh. Untung saja, pasien yg satu kamar dengan Aku orangnya asik, sehingga kebosananku-pun agak hilang. Tidak terasa kami mengobrol sudah cukup lama juga, ketika Aku melihat jam dinding waktu sudah menunjukan pukul 00.00.

ketika itu kamipun ditegur oleh seorang Perawat untuk segera beristirahat, sebenarnya tidak usah ditegur-pun Aku sudah mengantuk, akhirnya kamipun tertidur karena sudah capek.

Singkat cerita kamipun tertidur pulas, bahkan saking nyenyaknya Aku terkejut pada pagi hari Aku dibangunkan oleh seorang Perawat. Sungguh pagi itu sungguh pagi yg indah, baru bangun tidur Aku sudah melihat Perawat cantik, selain cantik itu juga memiliki tubuh yg sangat seksi dan semok. Aku kira itu mimpi, eh ternyata nyata.hhe. Aku-pun kemudian mengucek mata Aku., dan Aku sempat membaca name tag di payudaranya ternyata dia bernama Susi.

Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun, kata Perawat Susi. Nggg dengan sedikit rasa segan akhirnya Aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.Sekarang sudah tiba saatnya mandi, Mas, kata Susi lagi.Oh ya. , Aku pinjam handuknya deh. Aku mau mandi di kamar mandi.Lho, kan Mas sementara belum boleh bangun dulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi?Jadi Aku yg mandiin.Dimandiin? Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir Aku dimandikan waktu Aku masih kecil oleh ibuku.

Setelah menutup tirai putih yg mengelilingi tempat tidurku, Susi menyiapkan dua buah baskom plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, yg cantik itu memintAku gosok gigi terlebih dahulu.

“Okey, sekarang Mas buka bajunya dan berbaring deh, kata Susi lagi sambil membantuku melepaskan baju yg kupakai tanpa mengganggu selang infus yg dihubungkan ke pergelangan tanganku. Lalu Aku berbaring di tempat tidur. Susi menggelar selembar handuk di atas pahaku.

Dengan semacam sarung tangan yg terbuat dari bahan handuk, Susi mulai menyabuni tubuhku dengan sabun yg kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan aneh menjalari tubuhku saat tangannya yg lembut tengah menyabuni dadAku. Ketika tangan Susi mulai turun ke perutku, Aku merasakan gerakan di selangkanganku. Astaga! Ternyata batang kejantananku menegang!

Aku sudah takut saja kalau-kalau Susi melihat hal ini. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahuinya. Rupanya Aku mulai terangsang karena sapuan tangan Susi yg masih menyabuni perutku. Kemudian Aku dimintanya berbalik badan, lalu Susi mulai menyabuni punggungku, membuat kejantananku semakin mengeras.

Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Susi mengeringkan tubuhku dengan handuk setelah sebelumnya membersihkan sabun yg menyelimuti tubuhku itu dengan air hangat. Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Aku mau mandiin kaki Mas.

Tapi, Aku mencoba membantahnya.Celaka, pikirku.Kalau sampai celanAku dibuka terus Susi melihat tegangnya batang kejantananku, mau ditaruh di mana wajahku ini. “Nggak apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Aku sudah biasa mandiin pasien. Nggak laki-laki, nggak perempuan, semuanya.

Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di selangkanganku, Aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat batang kejantananku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, Aku melihat perubahan di wajah Susi melihat tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Susi kelihatannya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang kejantananku yg semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai Susi kembali akan menyabuni tubuhku bagian bawah.

Susi menelusupkan tangannya yg memakai sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yg menutupi selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah perutku dan sekeliling kejantananku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang kejantananku yg langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong tangan Susi memegang kejantananku cukup kencang. Kulihat senyum penuh arti di wajahnya.

Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Susi mulai menggesek-gesekkan tangannya yg halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara mata Aku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kejantananku yg memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Susi dengan tangannya.

Akibat nafsu yg mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Susi. Seperti mengetahui apa maksudku, Susi mendekatkan payudaranya ke tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Susi yg lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, kutaksir hanya 32 B.

Tapi memang yg namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetap membangkitkan nafsu birahi siapa saja yg menjamahnya. Sementara itu Susi dengan tubuh yg sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kejantananku. Sampai akhirnya Aku merasakan sudah hampir mencapai klimaks.

Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dalam kejantananku. Tapi dengan sengaja, Susi menghentikan permainannya. Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yg menjadi tertunda. Namun Susi malah tersenyum manis.

Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu. Tahu-tahu, ditariknya handuk yg menutupi selangkanganku, membuat batang kejantananku yg sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun. Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Susi.

Mulutnya yg mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kejantananku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Susi menyedoti kejantananku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kejantananku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya.

Dan nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut. Belum puas di situ, Susi mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kejantananku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi.

Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yg terjadi antara permukaan kejantananku dengan dinding mulut Susi membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Susi yg semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali Aku mendesah-desah. Namun sekali lagi, Susi berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga, apa yg akan dilakukannya.

Aku terkejut ketika melihat Susi sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku. Tetapi seperti sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam krem yg dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yg tidak begitu besar namun membulat mulut dan kencang, membuatku menelan air liur.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Di bawah perutnya yg kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun tubuhnya agak gempal, kulihat liang Vaginanya yg masih sempit dikelilingi bulu-bulu halus yg cukup lebat dan tampak menyegarkan.

Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Susi naik ke atas tempat tidur dan berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang kejantananku dan membimbingnya ke arah liang Vaginanya. Setelah merasa pas,ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kejantananku amblas sampai pangkal ke dalam liang Vaginanya.

Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang kenikmatan Susi. Tapi seiring dengan cairan bening yg semakin banyak membasahi dinding lubang Vagina tersebut, batang kejantananku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.

Tanganku mulai membuka kancing baju Susi. Setelah kutanggalkan bra yg dikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yg kecil tapi membulat itu dengan puting susunya yg cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, Aku meremas-remas payudaranya yg kenyal.

Puting susunya pun tidak ketinggalan kujamah. Susi menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yg begitu menggiurkan.

Dibarengi dengan gerakan memutar, Susi menaik-turunkan pantatnya yg ramping itu di atas selangkanganku. Batang kejantananku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang Vaginanya yg berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Batang kejantananku dijepit oleh dinding Vagina Susi yg terus membiarkan batang kejantananku dengan tempo yg semakin cepat menghujam ke dalamnya.

Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yg terjadi. Akhirnya untuk ketiga kalinya Aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi. Akan tetapi kali ini, kelihatannya Susi tidak mau membuatku kecewa.

Begitu merasakan kejantananku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kejantananku dari dalam lubang Vaginanya dan pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang cantik yg begitu buasnya.Dan…

!!!Crot crot crot …!!! beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Susi dan sebagian melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Susi menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yg belepotan di sekitar kejantananku sampai bersih.

Tiba-tiba tirai tersibak. Aku dan Susi menoleh kaget. Yeni yg tadi memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yg kami lakukan berdua. Namun sebentar kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas apa yg terjadi dan malah menghampiri tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Susi. Susi paham apa niat Yeni.

Ia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali. Yeni yg berwajah manis, meskipun tidak secantik Susi, sekarang gantian menjilati seluruh permukaan batang kejantananku. Kemudian, batang kejantananku yg sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang kejantananku yg kelihatan menantang setiap wanita yg melihatnya, menjadi korban lumatan.

Kali ini mulut Yeni yg tidak kalah ganasnya dengan Susi, mulai menyedot-nyedot kejantananku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.

Merasa puas dengan lahapannya pada kejantananku. Yeni kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu kancing baju perawat yg dikenakannya, sehingga ia tinggal memakai bra dan celana dalamnya. Aku tidak menygka, Yeni yg bertubuh ramping itu memiliki payudara yg jauh lebih besar daripada milik Susi, sekitar 36 ukurannya.

Payudara yg sedemikian semoknya itu seakan-akan mau melompat keluar dari dalam bra-nya yg bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan termasuk payudara terbesar yg pernah kulihat, tapi payudara Yeni itu menurutku termasuk payudara yg paling indah. Menyadari Aku yg terus melotot memandangi payudaranya, Yeni membuka tali pengikat bra-nya.

Benar, payudaranya yg besar menjuntai semok di payudaranya yg putih dan mulus. Rasa-rasanya ingin Aku menikmati payudara itu. Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul.

Setelah melepas celana dalamnya, seperti yg telah dilakukan oleh Susi, Yeni, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kejantananku ke liang Vaginanya yg sedikit lebih lebar dari Susi namun memiliki bulu-bulu yg tidak begitu lebat.

Akhirnya untuk kedua kalinya batang kejantananku tenggelam ke dalam Vagina wanita. Memang, batang kejantananku lebih leluasa memasuki liang Vagina Yeni dari pada Vagina Susi tadi. Seperti Susi, Yeni juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kejantananku sempat mencelat keluar dari dalam liang Vaginanya namun langsung dimasukkannya lagi.

Tidak tahan menganggur, mulut Susi mulai merambah payudara rekan kerjanya. Lidahnya yg menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Yeni yg walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi puting susunya sendiri.

Aku melihat, Yeni memejamkan matanya, menikmati senggama yg serasa membawanya terbang ke awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yg datang dari dua arah. Dari bawah, dari Vaginanya yg terus-menerus masih dihujam batang kejantananku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yg juga masih asyik dilumat mulut temannya.

Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yg sedang terbawa nafsu birahi yg amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Ternyata yg masuk adalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yg dideritanya.

Setelah menutup tirai, ia menghampiri Susi dari belakang. Susi sedikit terhenyak ke depan sewaktu Vaginanya yg dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Yeni. Kemudian dengan entengnya, sambil terus menyetubuhi Susi, teman sekamarku itu mengangkat tubuh semok itu ke luar tirai dan pergi ke tempat tidurnya sendiri.

Sejak saat itu Aku tidak mengetahui lagi apa yg terjadi antara dia dengan Susi. Yg kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yg terengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Yeni.

Batang kejantananku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang Vagina Yeni yg semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke atas dan ke bawah. Tidak lama kemudian, kami berdua mengejang. Aku mau keluar katAku terengah-engah.

“Ah Keluarin di dalam saja Mas jawab Yeni.Akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Yeni di dalam lubang Vaginanya. Saking lelahnya, Yeni jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kejantananku masih menancap di dalam lubang Vaginanya.

Kami sama-sama tertawa puas. Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yg tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya. Tepat seminggu kemudian, Aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yg kuderita dan diperbolehkan pulang.

Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang yg telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali. Hari ini Aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah dewasa yg baru Aku beli di tukang majalah dekat rumah.

Ting tong Bel pintu rumahku dipencet orang.Aku membuka pintu.
“Astaga! Ternyata yg ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yg selama ini Aku idam-idamkan, Susi dan Yeni.
Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan baju oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yg memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yg meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang.

Sementara Susi dengan celana jeansnya yg ketat, membuat pantatnya yg semok semakin menggairahkan, di samping Yeni yg mengenakan rok mini beberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yg putih dan mulus tanpa noda.
Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yg tentu saja menjadi pelepas kerinduanku.

Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yg akan terjadi kemudian dengan kami.

Cerita Dewasa Sex Menikmati hisapan atun pembantu baru yang sangat binal

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Menikmati hisapan Surti pembantu baru yang sangat binal,

Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Surti. Surti berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja.

Yang agak istimewa dari penampilan Surti adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal. Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Surti ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Surti cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00.

Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Surti seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.

” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Surti. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.

“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Surti ,
“oh… enggak Sur, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Surti terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“eeh…kamu kenapa Sur,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Surti
“Iyaa…Sur….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”

“beb…bis…bisa pak”, jawab Surti tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Surti membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
“Sur….tolong nyalakan tv-nya”

Surti berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Surti dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.

“Sur…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Surti sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Surti ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.

“lagi sedikit Sur….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.
“Ayo ..Sur..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Surti mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.

“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Surti kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Surti mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Surti terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker.

Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Surti terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Surti, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Surti tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri.

Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Surti diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Surti sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Surti lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Surti bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Surti ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Surti yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Surti.

Mulut Surti menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Surti segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian.

Aah ….. Surti, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Surti. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Surti mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Surti panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Surti. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Surti yang begitu hangat dan menghisap.

“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Surti. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Surti langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya.

Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Surti yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.

“Sur….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Surti sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Surti langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Surti langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.

Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Surti tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Surti untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Surti mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Sur….memek kamu” kata saya, Surti sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Surti, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras.

“ooooh …. Surti….ennaaaak” Surti kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Surti , badan Surti pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Surti bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.

Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Surti, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.

Cerita Dewasa Sex Petualangan Sex Dengan Tante Gatel Dan Anak Nya

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Petualangan Sex Dengan Tante Gatel Dan Anak Nya,

Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante “U” di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.

Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya.

Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante R; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante R dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.

Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante R, dengan tante R boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante R dan tante A. Di rumah tante R benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante R yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante R. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.

Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.

Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante R. Kuperkenal-kan tante R sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante R gunakan bercumbu.

Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante R.

Mama Dian nampak bias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.

Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante R mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur.

Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.

Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.

Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante R. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.

Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu saja affair kami; rasanya tak mungkin.

Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-mui dan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante R untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante R sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.

Kulucuti seluruh pakaian tante R dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante R sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka.

Tante R merasa tak tega dengan kejadian itu, tante R memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante R mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante R. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.

Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante R menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante R; ada suatu kedamaian disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante R mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.

Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.

Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.

Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.

Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.

BERSAMBUNG…
Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante R yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante R.

Di salah satu kamar di rumah tante R itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..

Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.

Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).

Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.

Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.

Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.

Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue.

Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.

Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.

Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.

Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.

Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.

Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.

Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.

Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya.

Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.

Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..

Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..

Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.

Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.

Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.

Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya.

Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..

Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..

Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..

Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil..

Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.

Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.

Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman.

15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..

Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku.

Cerita Dewasa Sex Threesome Dengan Lelaki Bisexsual

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Threesome Dengan Lelaki Bisexsual ,

Cerita Dewasa Sex Threesome Dengan Lelaki Bisexsual

Satu lagi pengalamanku yang kutuangkan dalam tulisan, mungkin ini adalah kejadian yang umum, tetapi bagiku.. Ini adalah pengalaman yang sensasional dan terjadi pada masa sekarang. Dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.. Sengaja nama pelaku aku samarkan, kecuali namaku.

Dalam posisiku sebagai sekretaris sekarang ini, maka hubungan dengan relasi tidak bisa aku hindari.. Tugas entertaint selalu diberikan kepadaku, mungkin bos ku tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikanku didalam menghadapi klien atau relasinya, hingga akhirnya aku berkenalan.. Sebut saja namanya Mas Toni.. Seorang eksekutif muda.. Usianya kira-kira 30 tahun, tinggi 175 cm dengan bentuk tubuh proposional. Mas Toni ini sudah berkeluarga dan punya 2 putra, dalam sehari bisa 3-4 kali Mas Toni menghubungiku via telepon..

Dari membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis sampai ke permasalahan rumah tangganya.. Hingga akhirnya aku mendengarkan pengakuan dari Mas Toni, ternyata dia seorang bisexual.. Gila..? Memang gila.. Tetapi aku malah antusias mendengarkan ceritanya, dan menurut pengakuannya.. Sekarang ini dia juga jalan dengan salah satu karyawannya.. Dan mereka telah jalan 1 tahun lamanya tanpa sepengetahuan siapa-apa.. Kecuali aku..

Sejak pengakuannya itu.. Mas Toni sering menelponku.. Dan apabila pembicaraan sudah menyinggung hubungan dengan karyawannya itu.. Aku tidak sungkan untuk mengodanya, kata.. Wah.. Asyik nih main pedang.. Atau gimana sih Mas ML nya.. Candaku selalu dijawab dengan tertawa saja oleh Mas Toni.

Hari itu adalah hari jumat, dan seperti biasa Mas Toni kembali menghubungiku via telepon.

“Hallo.. Selamat sore Nia” serunya.
“Oh.. Mas Toni.. Selamat sore juga Mas” sahutku.
“Apa nih acaranya nanti malam?”
“Wah.. enggak ada acara nih Mas”
“Gimana kalau nanti malam kita jalan.. Nanti kukenalkan temanku” seru Mas Toni lagi.

Aku tahu yang dimaksud “temannya” itu adalah teman jalannya, dan memang akupun penasaran seperti apasih teman Mas Toni itu.

“Boleh aja Mas” jawabku.
“Oke.. Nanti aku jemput jam 8 malam yaa” serunya lagi.

Jam 19.30 aku sudah berdandan rapih, aku memakai t’shirt dan jeans ketat, dibalik itu aku memakai bra dan g-string berwarna pink.. Warna favoritku, rambut hitamku yang panjang kubiarkan terurai kebelakang, dan benar.. Tepat jam 20.00 Mas Toni datang menjemputku, aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan duduk di depan.

“Wah.. Malam ini kamu cantik sekali Nia” puji Mas Toni, aku hanya tersenyum saja, lalu.
“Nia.. Kenalkan temanku” seru Mas Toni.

Ternyata dibangku belakang duduk seorang laki-laki, aku pun menoleh sembari mengulurkan tanganku.

“Nia.. “sahutku,
“Arif..” sahut pria itu sembari menjabat tanganku.

Mhmm.. Ternyata yang namanya Arif ini macho juga.. pikirku. Selama perjalanan kami banyak ngobrol, dan dari pembicaraannya aku tahu kalau usia Arif ini sepantaran dengan aku yaitu 24 tahun, dan dia berasal dari daerah.. Dikota ini dia mengontrak rumah dan tinggal sendirian.

Malam itu kami habiskan dengan duduk-duduk dan ngobrol di sebuah cafe.. Dan aku merasa geli juga melihat tingkah laku Mas Toni dan Arif.. kadang-kadang dalam tawa canda mereka.. Suka saling pandang dan sekali-kali saling berpegangan tangan layaknya seperti dua orang kekasih.. Apalagi sedari tadi tidak henti-hentinya mereka berdua memesan draft beer.. Minuman ringan kata mereka.. Sementara aku hanya memesan long island.. Minuman ringan juga.. menurutku?

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 ketika kami keluar dari cafe itu, tampak sekali Mas Toni dan Arif sudah mulai dipengaruhi alkohol, sedangkan aku.. kepalaku mulai rada-rada pusing.. Karena pengaruh alkohol juga. Dari situ kita pergi ketempat Arif.. Jelas maksud Mas Toni adalah mendrop Arif terlebih dahulu, tetapi ternyata kamipun mampir ditempat Arif.. Dan aku menurut saja ketika disuruh turun.. Masuk ke dalam rumah Arif, akupun duduk diruang tamu.. Sementara Mas Toni dan Arif masuk ke dalam.. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan didalam..

Tetapi menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.. Apalagi pengaruh alkohol sudah memenuhi kepalaku, aku pun berjalan ke dalam.. Menuju kesebuah kamar yang tidak tertutup.. Tampak cahaya lampu terang dari dalam kamar itu, ketika aku melihat ke dalam.. Terkejutlah aku.. Tampak Mas Toni dan Arif sedang.. berdiri ditengah kamar.. Dan berciuman.. Hah! Mas Toni hanya mengenakan jelana jeansnya.. Sementara kaosnya sudah entah kemana.. Dan Arif dia hanya memakai celana kolor saja..

Aku hanya berdiri bengong diambang pintu.. Melihat adegan itu.. Tampak mereka sangat ganas sekali berciuman.. Arif lebih sedikit agresif.. Dia berusaha melepas celana jeans Mas Toni hingga akhirnya terlepas lalu celana kolor Mas Toni pun dilepasnya.. Maka tampaklah batang kemaluan Mas Toni yang.. Besar dan tegang itu.. Ohh, segera Arif mencekal batang kemaluan Mas Toni itu lalu dikocok-kocoknya dengan tangan kanannya.. Setelah itu Arif pun berjongkok dihadapan Mas Toni.. Dan.. Astagaa..

Dengan ganas Arif mengisap batang kemaluan Mas Toni itu.. Woowww.. Sungguh indah sekali pemandangan di depanku itu.. Tampak batang kemaluan Mas Toni langsung dihisap oleh Arif.. Dijilat-jilat kepalanya terus dihisap lagi.. Arif mengerakkan kepalanya maju mundur sehingga tampak batang kemaluan Mas Toni keluar masuk mulut Arif.. Melihat itu semua membuat pikiranku jadi kacau.. Tetapi aku tidak mau berkedip sekalipun melihat itu..

Tiba-tiba Mas Toni menoleh kepadaku.. Dan tersenyum..

“Nia.. Jangan bengong aja.. Ayo masuk kesini” serunya.

Aku sempat terkejut.. Tetapi akupun berhasil menguasai diriku.. Lalu aku membalas senyum Mas Toni itu.. Dan.. Aku melangkah masuk ke dalam.. Duduk ditepian ranjang, dan memperhatikan adegan itu tanpa berkedip.. Maklum.. Aku suka banget melihatnya, kemudian Mas Toni menyuruh Arif duduk disampingku.. Dan dia berlutut dilantai diantara kedua kaki Arif.. Ditariknya celana kolor Arif itu hingga terlepas.. Tampak olehku batang kemaluan Arif.. yang berdiri tegak itu.. Tidak terlalu besar jika dibanding milik Mas Toni.. Tapi mengairahkan juga.. Oohh..

Dengan rakus Mas Toni langung memasukkan batang kemaluan Arif ke dalam mulutnya.. Dijilatinya.. Dari kepala sampai kebiji pelirnya.. Ohh indahnya.. Diam-diam akupun terangsang hebat.. Sementara Arif hanya mengelinjang keenakan dengan mata setengah terpejam.. Lalu Mas Toni mengangkat kedua paha Arif dan ditekuknya ke atas.. Lalu dia menjilati bagian bawah biji pelir Arif.. Tampak tubuh Arif tersentak-sentak keenakan.. Gilaa.. Aku hanya duduk menonton adegan itu.. Sungguh mengairahkan..

“Hayoo.. Nia.. Ikutan” seru Mas Toni.

Aku hanya tersenyum saja.. Tapi gairahku.. Ohh.. Aku sudah tidak tahan lagi, akhirnya akupun mendekatkan kepalaku ke batang kemaluan Arif itu.. Tercium aroma khas.. Penis laki-laki, kemudian kujuiurkan lidahku menjilati batang kemaluan Arif.. Aaahh.. Nikmatnya.. Kukulum batang kemaluan Arif hingga.

“Aahh.. Nggkk.. Uuhh..” terdengar erangan Arif..

Rupanya hal itu membuat Mas Toni kepingin batang kemaluannya dioral olehku, lalu dia berlutut ditepi ranjang dan menyodorkan batang kemaluannya hingga menyentuh pipiku.. Gilaa.. Aku tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera kukulum kepala batang kemaluan Mas Toni..

“Iyaa.. Iyaa.. Oohh” terdengar desisan Mas Toni..

Kukulum dan kujilati kedua batang kemaluan itu secara bergantian, dari sudut mataku.. Aku melihat Mas Toni memperhatikan perbuatanku itu demikian juga Arif.

Lama kuoral kedua batang kemaluan mereka, kemudian Arif merubah posisinya.. Ia menungging ditepian ranjang.. Sementara Mas Toni mengambil sesuatu dari atas meja.. Akupun sadar apa yang akan mereka lakukan, rupanya permainan akan segera dimulai.. pikirku, tampak Mas Toni mengolesi batang kemaluannya dengan cream yang ia tuangkan dari botol, dan aku pun segera beraksi.. Kujilati anus Arif yang ditumbuhi bulu-bulu.. itu.. Terasa beberapa kali tubuh Arif tersentak-sentak karena nikmat.. Kucolok-colok ujung lidahku ke dalam..

“Aaahkk.. Ooh.. Nggkk..”

Arif mengerang keenakan.. Lalu Mas Toni menyerahkan botol cream itu padaku.. Kutuang isinya ketelapak tanganku.. Lalu kuolesi ke sekitar anus Arif.. Sembari sekali-kali kususupkan telunjukku ke dalam lobang pantat Arif itu.. Setelah itu Mas Toni berdiri dibelakang bokong Arif dan segera mengarahkan batang kemaluannya ke lobang pantat Arif.. Akupun tidak tinggal diam.. Kubuka belahan pantat Arif.. Hingga tampak lobang anus Arif merekah.. Dan.. Bless.. Perlahan tapi pasti.. Batang kemaluan Mas Toni masuk ke dalam..

“oohh.. Nggkk.. Aahh” erang Arif..

Setelah itu tampak gerakan erotis pinggul Mas Toni maju-mundur.. Akupun turun dari ranjang sembari memperhatikan adegan itu.. Ohh.. Sangat.. Sangat sensasional.. Dan tanpa sepengetahuan mereka.. Aku mulai melepas pakaianku.. Hingga telanjang bulat..

Kemudian kupeluk tubuh Mas Toni dari belakang sehingga kedua buah dadaku menyentuh punggungnya.. Dan kedua tanganku pun melingkar di dadanya.. Kutempelkan perutku dan pinggulku ke tubuh bagian belakang Mas Toni..

“Aahh.. Nggkk.. ” terdengar desisan Mas Toni..

Dalam posisi demikian.. Pinggulku pun kugerak-gerakan maju mundur mengikuti gerakan Mas Toni.. Aahh.. nikmatnya, kuciumi tengkuk Mas Toni dari belakang.. Aku benar-benar lost kontrol.. Rupanya Mas Toni tahu.. kegelisahanku.. Iapun mengulurkan tangan kanannya kebelakang dan langsung meraba kemaluanku.. Kurenggangkan pahaku agar tangan Mas Toni leluasa meraba-raba kemaluanku.. Aaahh.. Ohh.. Aku merintih.. Nikmat ketika jari-jari Mas Toni menyodok-nyodok liang kemaluanku.. Akupun segera mendekap semakin erat tubuh Mas Toni dari belakang dengan tetap mengikuti irama pergerakan pinggulnya.

“Kamu mau Nia..” bisik Mas Toni.
“Ooh.. Iya.. Mas.. Iya” sahutku.
“Naik deh ke atas ranjang” serunya lagi.

Akupun segera naik ke atas ranjang, dan menungging ditepian ranjang disamping Arif.. menanti dengan pasrah.. Lalu

“Mau dimasukin kemana Nia..?” tanya Mas Toni.
“Terserah mass” sahutku pelan.

Ternyata Mas Toni memilih kemaluanku..

“Aah.. Oohh.. Aaghhkk” rintihku ketika terasa batang kemaluan Mas Toni yang masih berlumuran cream masuk ke dalam liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Lalu Arif yang masih menungging disampingku menoleh padaku.. Akupun menoleh padanya lalu ia menjulurkan lidahnya.. Akupun segera menjilati lidah Arif dengan lidahku, akhirnya bibir kami bertautan.. Oohh.. Nikmatnya..

Setelah agak lama.. Akhirnya kami ganti posisi.. Arif terlentang diatas ranjang dan aku naik ke atas tubuhnya.. Perlahan-lahan aku memasukan batang kemaluan Arif ke dalam liang vaginaku.. Oohh.. Aaahh.. Nikmatnya.. Setelah itu aku menekuk kedua lututku kedepan sehingga dari belakang Mas Toni bebas memasukan batang kemaluannya ke dalam lobang pantatku..

Nggkk.. Aaahh.. Terasa seret.. Tapi peralahan-lahan.. Amblas juga seluruh batang kemaluan Mas Toni ke dalam lobang pantatku.. Gillaa.. Gilaa.. Nikmat.. Sekali.. Ohh.. Susah aku menuliskan apa yang aku rasakan tetapi.. Sungguh sensasi sekali.. Apalagi Arif.. Dia tidak tinggal diam.. Dengan rakusnya Arif mengisap-isap kedua puting payudaraku bergantian.. Oohh.. Sungguh.. Saat itu aku tidak mau permainan kami berakhir.. Dan walaupun aku sudah dua kali klimaks tetapi.. Aku tidak mau.. Permainan ini berakhir..

Akupun segera mengambil inisiatif. Aku minta agar posisi diubah.. Mas Toni terlentang diatas ranjang.. Sementara aku terlentang diatas tubuh Mas Toni, dan tetap batang kemaluan Mas Toni didalam anusku.. Dan Arif.. Telungkup diatas tubuhku dengan batang kemaluannya tertancap didalam vaginaku.. Oohh.. Nikmaatt..

Setiap gerakan yang mereka lakukan membuat tubuhku mengejang-ngejang menahan nikmat, apalagi tangan Mas Toni tak henti-hentinya meremas-remas payudaraku.. Ooh.. Aahh.. Ruaarr biassaa..

Lalu aku menekuk kedua lututku ke atas dan kedua kakiku segera merangkul pinggang Arif.. Nikmat sekali.. Apalagi Arif juga aktif menciumi bibirku, leherku dan seluruh wajahku dijilatinya, aku hanya bisa memejamkan mataku.. Menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini, perlahan tapi pasti.. Arif mulai mempercepat gerakkannya, sementara pinggul Mas Toni pun tidak mau diam, dia menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas sehingga batang kemaluannya keluar masuk lobang pantatku. Ooohh.. Enak sekali, hingga akhirnya.

“Aaggkk.. Aku.. Mau keluar.. Aku mau keluar” erang Arif.
“Saya juga.. Oohh.. Aaakk..” erang Mas Toni juga.

Gilaa.. Aku tidak mau.. Tidak mau permainan ini berakhir, aku pun menjadi egois sekali..

“Jangan.. Jangan dulu Mas.. Nanti aja.. Ohh” seruku dengan nafas memburu.
“Kenapa.. Nia.. Nggkk.. Kamu belum puas..?” bisik Mas Toni.
“Jangan dulu.. Mas.. Biar kuminum sperma kalian..” seruku.

Gilaa.. Akupun tidak sadar mengucapkan kata-kata itu.. Tapi jujur.. Aku kepingin sekali.. Karena belum 100% puas jika belum menelan sperma mereka.

Lalu akupun duduk ditepi ranjang sementara mereka berdua berdiri dengan masing-masing batang kemaluan mengarah ke bibirku.. Kukocok-kocok batang kemaluan mereka dengan kedua tanganku.. Sementara lidahku menjilati kesana-kemari.. Kuisap dan kukulum kedua batang kemaluan itu secara bergantian dan..

“Aaaggkk.. Nggkk.. Aarrgghhkk..” tiba-tiba terdengar suara erangan Mas Toni.

Aku segera membuka mulutku dan.. Crott.. Croott.. Keluarlah sperma Mas Toni yang segera masuk ke dalam mulutku.. Nikmatt.. Sekali.. Dan kujulurkan lidahku menjilati lobang kencing Mas Toni.. Aku tidak mau kehilangan setetespun sperma Mas Toni itu.

Beberapa detik kemudian Arif.. Dia mengerang panjang juga.. Walau mulutku masih penuh sperma Mas Toni.. Akupun siap menerima muncratan sperma Arif.. Kumasukan kepala batang kemaluan Arif itu ke dalam mulutku, dan.. Crot.. Crot tersemburlah sperma Arif didalam mulutku.. Ohh.. Banyak.. Sekali.. Sampai beberapa kali aku harus menelannya..

Akhirnya kami bertigapun rebah diatas ranjang.. Peluh membasahi tubuh kami..

“Nia.. Nia.. Tidak disangka.. Kamu luar biasa..” seru Mas Toni.
“Benar.. Kamu hebat Nia” tambah Arif, dan aku hanya tersenyum saja.
“Kalian juga aneh.. Tapi hebat” seruku.
“Tapi ada satu permintaanku Mas..” tambahku.
“Apa tuh Nia..” tanya Mas Toni.
“Aku mau kita komitment.. Hanya sebatas ini saja.. Oke?” seruku.
“Iya dong Nia.. Aku kan punya isteri.. Dan kamu juga.. Ada tunangan kamu” sahut Mas Toni.

Akupun tersenyum puas.. Dan tanpa sadar aku melirik ke jam didinding.. Gilaa.. Sudah jam 2 pagi. Dan benar.. Mas Toni benar-benar memegang komitmentnya, setelah kejadian itu dia tetap sopan kepadaku, dan tidak sekalipun dia menyinggung-nyinggung kejadian itu, dan aku.. Akupun demikian.. Nothing happened beetwen us..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,