Category: SEKS SELINGKUH

Seks Dengan Teman Lama

Mungkin karena banyaknya kecocokan kami dahulu, dari mulai curhat sampai ML yang boleh dibilang sudah sama-sama hapal kesukaan masing-masing. Pada suatu kesempatan, kami bertemu kembali di telepon, dan langsung janjian bertemu di kantornya hari sabtu siang, yang kebetulan juga ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.

Meluncurlah aku kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu kota. Karena hari itu hari sabtu, praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai tempat kantor Lidya, hanya kantornya yang buka, itupun sudah tidak ada karyawan piket karena memang cuma setengah hari.

penuh semangat. Akupun demikian, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang mengenakan blazer merah, rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan kulitnya yang mulus,

Walaupun tubuhnya tetap tidak berubah, yaitu mungil dan ramping. “Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Lidya sambil mengajakku ke mejanya setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Lidya lalu duduk di kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya.

“Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat. “Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat manja.

“Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yang kubarengi dengan ciumanku di kupingnya. Lidya langsung menggeliat, apalagi waktu kraag blousenya agak kusingkap dan ciumanku menjalar ke leher dan tengkuknya yang mulus.

Aroma tubuhnya yang alami kurasakan lagi setelah sekian lama tak berjumpa dengannya.

“Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Lidya kenikmatan sambil mematikan computernya. “Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya lagi. Agak lama Lidya mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Lidya hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya.

Tanpa bicara, Lidya langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi. “Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi. Sementara aku buka pakaianku semua, Lidya mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum lidahnya.

Begitu aku bugil total, Lidya meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis. Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang amat indah.

Buah dadanya yang ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Lidya langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku.

“Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Lidya sambil meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan dadanya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu.

nisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya.

Lidya menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu kesukaannyaa juga. Kegeliannya membuat kepala Lidya menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku yang makin liar.

Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras. Lidya yang nggak sabar, mendorong putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya.

Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi. Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. Tidak Cuma itu, jari-jarikupun menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat, dan ..

“Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Lidya yang badannya mengejang sambil mendekap erat mukaku di buah dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari vaginanya. Rupanya Lidya baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku.

Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya, dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Lidya bisa beristirahat sebentar mengembalikan tenaganya. Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya.

Kupandang sejenak kakinya yang bener-bener mulus bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang ramping berisi. Lidya menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya.

“Aawh..sshh,..geli sayang,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu paling dia suka.

Lidya menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya.

Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke vaginanya. Lidya menggelinjang, tapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja, sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu.

Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke vaginanya yang nampak basah, dan kedua tanganku menjamah buah dadanya di atas.

Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di vagina inilah yang paling disukai Lidya. Dari menyusuri bibir vaginanya, kuarahkan kemudian lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Lidya mengerang hebat.

Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yang kubarengi dengan liukan lidahku yang makin liar. “Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Lidya sambil tangannya tiba-tiba menekan kepalaku lebih dalam. Aku tahu maksud Lidya yang minta lidahku dikerasin seolah penis dan ditarik maju-mundur ke liang vaginanya.

Lidya meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Lidya, dan “aghh”..aagh!!” Tubuhnya melengkung dan mengejang.

Kepalanya direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi penisku tepat berada di depan liang vaginanya yang persis berada di pinggir meja.

“Ooowh ..,” teriak Lidya begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang vaginanya. Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Lidya menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan penisku yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur.

Lidya makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot vaginanya. Baru sebentar Lidya tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.

Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti menggenjot vaginanya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya.

Penisku menghujam makin cepat ke liang vaginanya. Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukemot habis-habisn.., sehingga ” Aaagghh..!!,” Teriak Lidya dan aku hampir bersamaan. Kedua tubuh bugil kami sama-sama menegang.

Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah dadanya. Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur deras membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian sambil memandangi tubuh Lidya yang indah mulus itu terlentang di atas meja.

Tampangnya yang sensual itu masih tersenyum kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Lidya cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh kamu tiap hari ke kantorku.

Dendam Yang Terbalas Dengan Menyetubuhinya

Kisah ini terjadi ketika aku masih pertama masuk kuliah, jurusan Teknik Mesin. aku masih berpacaran dengan seorang gadis yang bernama Lisa. Kami mulai berpacaran ketika masih di kelas 3 SMA. Lisa sebaya denganku, walaupun dia lebih tua dua setengah bulan. Lisa menurutku mempunyai sifat agresif. Dahulu ketika kami belum berpacaran, Lisa-lah yang mendekatiku, walaupun aku akhirnya yang berbicara lebih dahulu.

Menurutku Lisa cantik. Tubuhnya kecil, tidak lebih tinggi dari bahuku. Ukuran dadanya..? Memang tidak terlalu besar, yaitu 32B. Jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil, ukuran dadanya cukup besar. Pertama aku melihatnya, dia nampak seperti bidadari. Kecil mungil, anggun, dan gerak geriknya menarik.

Tetapi setelah aku berpacaran dengannya, kuketahui Lisa bukanlah tipe gadis yang setia. Selama berpacaran aku tidak pernah melakukan persetubuhan dengannya. Namun setelah aku mengetahui Lisa tidak setia, aku berubah pikiran, dan merencanakan suatu niat pembalasan kepadanya.

Hari itu, hari terakhir sebelum aku diputuskan oleh Eli, aku mengajaknya ke rumahku. Saat itu di rumahku hanya ada dua orang pembantuku. Orangtuaku sedang pergi ke luar kota karena ada urusan keluarga, dan kakakku sedang pergi ke rumah temannya. Di rumahku, aku menyuruh pembantuku membuatkan minuman untuknya. Kami berdua berbincang-bincang beberapa saat dan kemudian aku mengajaknya ke balkon lantai dua. Disana aku bertanya kepadanya, apakah dia benar-benar menyukaiku. Lisa nampaknya grogi ketika mendengar pertanyaanku, dan aku terus mendesaknya. Tentu saja akhirnya dia menjawab “ya”.

Aku merangkul dan mencium keningnya. Lisa diam saja, sehingga membuatku semakin penasaran. Lalu kupeluk pinggangnya dan kucium telinga serta lehernya, sehingga aku mulai merasa Lisa terhanyut oleh permainanku. Setelah itu aku melakukan sedikit permainan padanya, dan nampaknya Lisa benar-benar terbawa nafsu, aku bertanya kepadanya.

“Lis, badan lo bagus deh. Gue lihat ya?” kataku sambil berusaha melepaskan kancing bajunya.

Ternyata Lisa melakukan perlawanan, sehingga aku memegang kedua tangannya dengan tangan kiriku, serta terus membuka bajunya secara paksa. Lisa kemudian berhenti melawan. Seluruh kancing bajunya akhirnya berhasil kubuka, namun bajunya tidak kutanggalkan. Dia nampak seksi.

Langkah pertama, aku mencium rambutnya sambil mengenggam tangannya, sementara tanganku yang lain memeluk pinggangnya. Aku senang karena ternyata Lisa memberikan respon. Tentu saja aku tidak memperkosanya. Aku membimbingnya ke dalam, dan membawanya ke dalam kamarku. Kemudian aku membuka baju dan celanaku, sehingga aku tinggal memakai celana dalamku. Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Kumainkan lidahku di dalam mulutnya, dan Lisa membalas permainanku. Hebat juga, ternyata dia sangat pandai berciuman dengan lidah. Lisa membuka celana dan bajunya, sehingga dia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Mataku tidak lepas memandang belahan payudaranya yang terlihat jelas.

“Lis, buka dong..!” kataku meminta.

Lisa menurut saja. Dia membuka celana dalamnya terlebih dahulu, sehingga aku dapat melihat vaginanya yang dihiasi bulu hitam keriting yang cukup rimbun. Kemudian dia membuka bra-nya, sehingga kedua payudaranya yang membulat kencang dengan puting susunya yang kemerahan terbuka polos, tegak menantang untuk dilumat. Dia tersenyum dan mendekatiku. Aku kemudian menjilati telinga dan tengkuknya. Lisa kegelian dan tertawa kecil.

Melihat kedua payudaranya yang indah dan montok itu, hatiku tidak sabar dan ingin segera merasakan kenikmatan kedua benda tersebut. Kusapukan perlahan jariku pada permukaan payudara kanannya yang halus dan lembut. Kuraba puting dan lingkaran areola-nya dengan perlahan, sehingga Lisa memejamkan matanya menikmati sensansi di puncak payudaranya. Kucubit perlahan putingnya dan kutarik, sehingga Lisa mengeluarkan desahan tertahan. Lalu kukulum payudaranya dan kuhisap dengan kuat seolah-olah aku menyusu padanya dan ingin menyedot seluruh isi payudaranya. Aku menyedot, mengulum, dan menggigit payudaranya bergantian, sehingga aku merasakan kepuasan dari payudara tersebut. Dengan melepaskan perasaan gemas yang telah lama tertahan, tanganku cepat meraih payudaranya dan kuremas dengan kuat, Lisa mengaduh kesakitan. Tanganku terasa meremas daging lembut kenyal berisi jaringan kelenjar yang membuat birahiku terbakar.

“Aduh, Wil..! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan.

Aku melepaskan tanganku dan jariku masuk ke liang vaginanya. Kugesek-gesekkan jariku disana sehingga Lisa mengerang. Aku lalu menunduk dan menjilati vaginanya, sehingga Lisa mendesah dan tidak mampu berdiri. Dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Aku terus menjilati bibir vaginanya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding vaginanya dengan cepat.

Lisa menggeliat-geliat liar sambil memegangi kepalaku.
“Ahh.. mhh.. Wil..” demikian desahannya sambil menyebut-nyebut namaku.

Aku terus beroperasi di vaginanya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Lisa. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam vaginanya, membuat Lisa tersentak dan memekik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan vaginanya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Lisa semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya, aku mengambil posisi dan membuka celana dalamku. Batang penisku sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya.. lo bakal habis, cewek sial..!”
Aku mengangkat tubuhnya yang kecil itu dan membantingnya ke tempat tidur, sehingga dia telentang sambil mengaduh.

Sebelum dia sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan penisku ke dalam vaginanya dengan cepat, sehingga dia berteriak kesakitan. Nyaman dan hangat sekali vaginanya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Lisa merasakan sakit pada vaginanya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua daging yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Lisa menjerit setinggi langit. Tangannya mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..!

Selanjutnya sambil tetap mencengkeram kedua payudaranya dan tetap menyetubuhinya, aku memutar-mutar tanganku dengan cepat dan menarik kedua payudaranya dengan kuat.

“Lebih baik bila aku bisa membetot putus kedua payudaranya!” batinku.

Dengan pikiran seperti itu, aku membetot kedua payudaranya dengan kuat, sehingga sekali lagi Lisa berteriak keras. Entah apa pikiran pembantuku di bawah sana, aku tidak perduli. Lalu aku menekan kedua telapakku ke dadanya, sehingga kedua payudaranya tergencet dengan keras dan sekali lagi Lisa mengaduh kesakitan. Tanganku merasakan enak sekali mempermainkan kedua daging kenyal kembar milik Lisa tersebut.

Sementara gerakan sanggamaku semakin cepat dan kasar, sehingga Lisa akhirnya terkulai lemas kehabisan tenaga menahan sakit yang dideritanya. Setelah beberapa saat aku merasakan buah zakarku geli luar biasa dan penisku berdenyut-denyut. Akhirnya aku orgasme, dan penisku menyemprotkan cairan spermaku berkali-kali ke dalam kehangatan rahimnya. Semprotan terakhir membuatku lemas dan terjatuh menindih tubuhnya.

Beberapa lama kami berdua berdiam dengan penisku masih tertancap pada lubang miliknya. Tubuh mungilnya terkulai lemas dengan denyutan jantungnya yang turun naik, menandakan dia sangat kecapaian. Rupanya tindakanku sempat membuat tubuhnya hampir pingsan dan tidak kuasa lagi menahan sakit dan lelahnya.

Aku memperhatikan dririnya yang terbaring tidak berdaya dengan nada senyuman yang puas dalam hati.

“Benar-benar puas sudah apa yang kulakukan sekarang terhadapmu.. Heh..!” kataku dalam hati sambil kubangkit dan kemudian memakai pakaianku, sementara Lisa Mulai menangis tersedu-sedu dengan masih bertelanjang bulat.

Aku dapat melihat beberapa bekas lecet akibat kekasaranku pada payudaranya.

Sambil menangis, Lisa memakai pakaiannya kembali. Setalah selesai dia memandangku dengan kebencian dan menamparku!

“Bajingan lo, Will! Lo maniak! Kita putus!!” makinya.

Aku hanya tersenyum mengejek. Aku maniak..? Dalam hati aku tertawa. Perduli amat..! Yang penting aku puas dan sakit hatiku terbalas.

Kak Rini Yang Begitu Menggoda

Sewaktu aku masih kuliah di Kota M, sekitar 8 tahun lalu, dan sekarang umurku sudah 29 tahun dan masih membujang. Kisah ini adalah benar-benar nyata dan bukan fiktif. Semua nama dalam kisah ini adalah nama samaran.

Setelah tamat SMA di kota kelahiranku, aku (Erick) melanjutkan pendidikanku di salah satu PT negeri di Kota M. Awalnya aku tinggal sendiri (kost) disuatu tempat yang agak jauh dari tempatku kuliah, karena hanya ditempat itu aku mendapatkan rumah kost yang relatif lebih murah dari tempat yang lain. Setelah kuliah selama hampir setahun, aku berlibur kembali ke kota kelahiranku.

Selama liburan tersebut, aku dikenalkan oleh keluargaku dengan salah seorang saudara sepupuku yang ternyata juga tinggal di Kota M tempat aku kuliah. Namun karena tidak saling kenal baik, walaupun masih saudara dekat, kami saling tidak mengetahui kalau kami berada satu kota selama ini. Saudara sepupu ini, sebut saja Kak Rini, sebelum menikah dengan Mas Tanto, lahir dan besar di kota Jakarta bersama orang tuanya, keluarga Tante Ade.

Selama 2 tahun pernikahannya dan menetap di kota M, Kak Rini belum dikaruniai anak, mungkin disebabkan karena kesibukan mereka berdua, Kak Rini yang seorang karyawan bank swasta, dan Mas Tanto yang seorang dosen. Saat perkenalan itu, Rini telah berusia 26 tahun, 5 tahun lebih tua dariku dan Mas Tanto berusia 34 Tahun.

Keberadaan Kak Rini di kota kelahiranku dalam rangka mengunjungi kakek dan neneknya, yang juga masih saudara dengan nenekku. Selama liburan kami, aku lebih banyak menemani Rini keliling kota dan antar jemput mengunjungi keluarga yang lain, Mas Tanto tidak datang menemani berlibur.
“Dik Erick rencana balik ke Kota M, kapan?”

Tanya Kak Rini sewaktu aku mengantarnya pulang kerumah neneknya, dari belakang sadel boncengan motor milik kakakku.
“Mungkin seminggu lagi.”
Jawabku sambil mencoba merasakan sentuhan payudaranya dipunggungku.

Perlu pembaca ketahui, dengan tinggi sekitar 168 cm dan berat ideal, ukuran dada 36A dengan wajah cantik dan manis dan kulit putih mulus yang ditumbuhi bulu-bulu halus sensasional, membuat aku tidak merasa bosan dan capek menemani Kak Rini keliling kota dan mengantarnya menemani kemana saja dia pergi.

“Kalau begitu, pulangnya dengan saya saja, ya?!”
Katanya seperti berbisik ditelingaku karena derasnya angin karena laju kendaraan.
“Terserah kakak aja deh.. ” kataku menyepakati ‘perjanjian’ itu.
Seminggu setelah itu, kami pun berangkat pulang bersama naik kapal laut ke Kota M selama satu hari satu malam perjalanan. Rencananya, setiba di Kota M, aku akan diperkenalkan ke suaminya dan sekalian mengajak aku tinggal bersama mereka (selama ini mereka hanya tinggal berdua di kompleks perumahan), karena rumah mereka masih cukup besar untuk ditempati hanya berdua saja.
Singkat cerita, aku pun diperkenalkan ke Mas Tanto yang mau menerimaku dengan senang hati dan aku pun mengemasi semua barangku dari tempat kostku ke rumah mereka. Dan disinilah awalnya cerita petualangan seksku dengan Kak Rini.

Sebagai wanita cantik dan menarik, aku pikir semua lelaki akan terpesona oleh daya tarik sensual saudara sepupuku ini. Akupun merasakannya sejak pertama kenalan, menemaninya selama liburan berkeliling kota, dan terlebih selama perjalanan dengan kapal laut kembali ke Kota M. Masih teringat waktu pertama kali berjabatan tangan, dengan senyum manisnya dia memperkenalkan diri.

Wajahnya mirip dengan salah satu penyiar acara kriminal di SCTV. Aku merasakan sentuhan lembut jemarinya waktu aku memegang tangannya, sentuhan sensasional di kulitku ketika bersentuhan dengan tangannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aroma tubuh dan rambutnya waktu berjalan berdampingan, juga hembusan nafasnya kalau berbicara padaku yang kadang-kadang terlalu dekat dengan wajahku.. pokoknya semua sensasi yang dimilikinya membuat aku berdebar dan membuat aku konak.

Aku tak tahu (pada waktu itu) apakah hal itu disengaja atau tidak (setelah beberapa tahun aku tahu ternyata itu dia sengaja untuk memancing responku menurut pengakuannya!), yang jelas selama liburan, aku belum berani menunjukkan reaksiku. Nanti setelah kejadian di atas kapal laut yang membawa kami ke Kota M, baru aku berani menunjukkan ‘keberanianku’ pada Kak Rini, walau dengan jantung dag dig dug..
Diatas kapal laut yang sesak karena penumpang yang banyak, kami mendapatkan tempat yang lumayan ‘strategis’, walaupun itu bukan tempat yang telah kami bayar untuk perjalanan kami. Bersama dengan beberapa penumpang lain (yang agak lanjut usia dengan kebanyakan wanita), kami menempati sebuah sudut ruang kapal yang agak panas, hal itu membuat kami kegerahan.

Menjelang tidur malam, Rini dengan memakai kemeja yang didalamnya dilapisi kaos oblong tanpa lengan dengan celana jeans, terlihat mulai mengatur tempat untuk tidur disudut merapat kedinding ruang, sedangkan aku dengan kaos oblong juga dan celana pendek selutut berada diantara Kak Rini dengan penumpang lain. Sebelum tidur, Kak Rini membaca sebuah majalah dan aku mengisi TTS. setelah membaca majalah, Kak Rini sudah tak tahan lagi kantuknya dan tertidur, sedangkan aku melanjutkan mengisi TTS dan membaca majalah.

Tak lama sesudahnya, lampu di ruangan itu dipadamkan, mungkin karena penumpang lainpun sudah ingin memjamkan mata, walaupun masih ada lampu yang menyala di tengah ruangan tapi tidak cukup untuk menerangi tempat aku membaca majalah, akupun bersandar sambil duduk berusaha untuk tidur. Tapi karena udara yang agak panas dan menggerahkan, mataku susah terpejam. Kak Rini pun bangun dan melepas kemejanya (tinggal kaos oblong) dan kemejanya itu dipakai untuk menyelimuti badannya sambil tidur. Sewaktu Kak Rini melepas kemejanya, dengan jarak sekitar 15 cm dari hidungku, aku bisa merasakan aroma tubuhnya yang terpancar dari ketiaknya sewaktu lengannya bergerak melepas kemejanya.

Aroma itu campuran aroma keringat dan sisa parfumnya, dan itu membuatku benar-benar melayang.. membayangkan aroma tubuh yang sensasional seperti itu. Dan diketiaknya yang putih, aku sempat melihat secara samar rambut halus hitam yang semakin membuatku ingin merasakan langsung aroma ketiaknya. Hmm.. tak sadar aku memperbaiki posisi ‘junior’ di celana pendekku, dan hal itu terlihat oleh Kak Rini.
“Belum tidur, rick?”
Tanyanya berbisik sebelum berbaring di sampingku.
“Belum nih, duluan aja!”
Jawabku sambil menatap matanya.

Rinipun akhirnya berbaring dengan memiringkan badannya ke arahku, sehingga kepalanya dengan pahaku hanya berjarak sekian centi. Akupun terus berusaha tidur sambil duduk karena mataku belum mau terpejam. Hembusan nafasnya terasa menggelitik paha kiriku bagian luar, dan mungkin saja Rini tahu kalau penisku lagi tegang karena celana pendekku di sekitar penisku agak menonjol berdiri.
Setelah capek duduk dan mataku terasa muali berat dengan angin laut yang mulai bertiup sepoi-sepoi, akupun berbaring di sisi Kak Rini. Saat aku mengambil posisi baring, Rini memberiku sedikit ruang sambil mengangkat lengan kanannya, dan lagi-lagi tercium aroma tubuh yang makin membuatku tegang. Walaupun aku masih berbaring terlentang dan Rini sedikit condong ke arahku, aku bisa merasakan bahwa kepalaku tepat berada di bawah ketiaknya karena aku merasakan lengan Kak Rini ada diatas kepalaku.
Kantukku pun hilang karena ‘posisi’ yang menguntungkan ini, aku sisa mengarahkan mukaku ke arah Rini dan ketiaknya sudah pasti ada di mukaku. Aku coba untuk diam, namun rangsangan yang timbul dari aroma tubuh Kak Rini yang perlahan mulai tercium membuat aku gelisah. Lama setelah itu, sewaktu aku merasakan nafas Rini yang beraturan menerpa wajahku, baru aku perlahan-lahan mengarahkan wajahku ke bawah ketiaknya dan..

Hmm aroma itu benar-benar membuat aku makin tak beraturan untuk bernafas, antara rasa senang, takut Kak Rini marah dan rangsangan yang terus membuat jantungku berdebar. Dengan jarak cuman sekita 3-4 cm antara hidungku dan ketiak putih itu, Kak Rini pasti bisa merasakan kegelisahanku, tapi mungkin dia sudah nyenyak sampai tidak merasakan hembusan nafas dan sentuhan ujung lidahku diketiaknya. Rasa kecut karena ketiak yang sedikit berkeringat itu tidak kuhiraukan, malah aku semakin terangsang dan kadang mendesah tertahan sambil memegang penisku yang makin keras.
Ketika aku sudah tak tahan lagi, dengan jantung berdegup kencang, perlahan aku mengambil jaket tebalku untuk menutupi celanaku yang semakin menonjol karena desakan penisku (+15 cm) sambil memiringkan badan ke arah Kak Rini sehingga penisku merapat di paha Kak Rini yang berbalut jeans dengan hidungku dan bibirku yang telah menempel di ketiaknya. Aku mencoba menahan nafasku yang memburu sambil melanjutkan jilatanku yang makin berani ke arah pangkal payudaranya. Semua itu aku lakukan dengan sangat hati-hati, takut membangunkan Kak Rini dan dia nampaknya masih seperti semula dengan nafas yang masih beraturan.

Dengan perlahan aku membuka kancing tarik celanaku, meyampingkan CD ku lalu kutarik penis yang sudah sangat tegang keluar. Meski hanya kepala penis dan sebagian batangnya yang bisa keluar dari celanaku, aku elus-eluskan di paha Kak Rini sampai aku merasa ada cairan bening keluar(bukan sperma yang kental) dan menempel di celana jeansnya. Mungkin aku akan terus menggesek-gesekkan kepala penisku sampai aku ejakulasi, kalau saja Kak Rini tidak bergerak sedikit menjauh dari tubuhku.
Kejadian itu berakhir sampai disitu, dan sewaktu bangun, Kak Rini tidak bicara soal tersebut, cuma ada sedikit ada rasa canggung diantara kami, sampai kami turun dari kapal dan tiba di rumah.
Sejak tinggal bersama Kak Rini dan suaminya, aku mencoba untuk menjadi adik yang baik, aku coba membuang semua pikiran jorok di kepalaku tentang Kak Rini dan mencoba menghindari Kak Rini dengan banyak beraktivitas di kampus atau di luar rumah. Sampai suatu saat, Mas Tanto mengambil Tugas Belajar ke Filipina selama 1 tahun.

Empat bulan setelah tinggal di rumah Kak Rini, Mas Tanto berencana akan berangkat ke Filipina, dan selama itu aku mencoba menjaga jarak dengan Kak Rini walaupun dia tetap baik dan ramah kepadaku. Kalau tidak ada kegiatan di kampus atau ditempat lain, aku banyak berkurung diri di kamar, dan kamipun bertiga cukup sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga hanya waktu-waktu tertentu saja (Sabtu/Minggu) baru ketemu atau kumpul bersama.
Usahaku untuk menghindari berdekatan dengan Kak Rini adalah untuk membantu menghilangkan pesona sensualitasnya yang sering aku rasakan kalau berada dekatnya. Dan hal ini juga didukung karena Kak Rini sering berangkat pagi dan pulang kerja sore (aku biasanya yang paling akhir meninggalkan rumah) dan paling lambat tiba di rumah.

Satu-satunya yang paling sering menggodakau adalah pakaian-pakain kotor(terutama pakaian dalam Kak Rina) yang baru habis dipakainya, yang ditumpuk dalam keranjang pakaian didekat kamar mandi. Sering kali saat bangun pagi jam 08. 00 (kuliah agak siang) aku ‘memeriksa’ pakaian-pakaian tersebut (saat mereka telah berangkat kerja).

Aku sering mendapati pakaian kerjanya yang kemarin dan pakaian tidurnya semalam masih menyisakan aroma tubuh dan parfumnya, terlebih lagi celana dalamnya menyisakan cairan vaginanya yang harum (belakangan aku tahu vaginanya memang harum saat aku mengoralnya) dan sering aku ciumin dan jilati sambil beronani. Karena fantasi tersebut akan sampai sering menumpahkan spermaku di celana dalamnya atau pakaian kerjanya (tiap Sabtu baru di cuci), dan sewaktu pertama kali memuncratkan spermaku di CD nya.. aku takut Kak Rina tahu dan memarahiku.

Tapi sewaktu dia mencucinya pada hari Sabtu.. dia sepertinya tidak tahu atau pura-pura tidak tahu kalau spermaku sudah bercampur dengan sisa-sisa cairan vaginanya (kadang cairan vaginanya masih basah). Dan setelah Mas Tanto memberi tahu rencananya untuk ke Filipina dan menyuruhku untuk menjaga Kak Rina dan rumah aku semakin.. akhh.. berdebar-debar. Inilah awal yang menjadikan aku tahu kalau Kak Rina ternyata memiliki hasrat dan gairah seks yang tinggi serta mengajariku fantasi-fantasi bercinta. Hubungan kami ini telah berlangsung sampai 8 tahun dan kami sepertinya orang yang masih pacaran walaupun dia telah bersuami.

Dan satu hal lagi, adalah kesukaanku mengintip aktivitas Kak Rini bila berada dirumah. Kalau malam hari saat tidur dengan suaminya, aku sering mendengar erangan-erangan bercinta mereka. Bahkan aku pernah onani didepan kamarnya yang aku buka sedikit pintunya dan aku melihat Kak Rini lagi tidur dikamarnya dengan pakaian tipis dan seksi(saat itu suaminya belum pulang dari kantornya). Dan berapa kali kejadian-kejadian tak terduga yang membuat aku

sakit kepala bila membayangkannya.. karena ingin segera merasakan bercinta dengan Kak Rini.
Tiba saatnya Mas Tanto berangkat ke Filipina, aku dan Kak Rini mengantarnya ke bandara dan Kak Rini langsung berangkat ke kantornya, sedangkan aku balik ke rumah karena hari itu aku tidak ada perkuliahan atau kegiatan lainnya di luar rumah. Setiba dirumah, aku langsung memeriksa keranjang tempat pakaian kotor Kak Rini. Disitu aku mendapati beberapa potong celana dalam dan BH Kak Rini dan daster yang dipakainya semalam.

Seperti biasa, aku mulai menciumi CD Kak Rini yang meninggalkan sedikit cairan vaginanya sambil mulai membayangkan aku menciumi vagina Kak Rini sambil mulai beronani. Aku buka semua pakaianku dan memakai CD Kak Rini yang lain sambil meremas-remas penisku di dalam CD Kak Rini.
Ketika asyik beronani, tiba-tiba telepon berdering, ternyata dari Kak Rini yang menanyakan apakah aku telah tiba dirumah atau belum. Aku berusaha untuk mengajak Kak Rini bicara lama di telepon sambil terus meremas penisku dan membayangkan sedang bercinta dengannya. Suaraku kedengaran parau karena rangsangan yang timbul dan aku berusaha mengajak bercanda Kak Rini:
“Jam berapa baliknya nanti Kak Rin?” Tanyaku,
“Seperti biasalah, kenapa emang?! kangen ya sama aku?” Balasnya bercanda,
“Nggak kok, cuman mau menjalankan tugas dengan baik, menjaga dan mengantar jemput kakak!” Jawabku dengan suara gugup karena aku semakin terangsang mendengar suara lembut Kak Rini.. “Kamu kenapa? kok suaramu parau begitu?!”
Aku cuma menjawab, “Masih ngantuk nih, habis bangun pagi-pagi ngantarin Mas Tanto!” Jawabku bohong dan..

“Akhh.. ”
Aku mencapai klimaks
“Udahan dong, aku mau tidur lagi.. nanti aja aku jemput!” kataku kelelahan karena karena spermaku telah terumpah di CD Kak Rini..

“Ya deh, aku tunggu.. awas kalau nggak jemput!” Katanya mengakhiri pembicaraan kami. Aku pun menyimpan kembali CD Kak Rini di keranjang dan aku benar-benar puas onani kali ini karena baru kali ini aku onani disertai dengan mengobrol dengan Kak Rini walaupun hanya ditelepon.

Setelah kejadian itu, selama dua minggu pertama keberangkatan suaminya ke luar negeri tidak ada kejadian istimewa yang terjadi. Aku hanya sesekali onani, karena aku sering berada di luar rumah (kalau sore atau malam baru balik ke rumah) dan mengantar jemput Kak Rini kalau aku tidak ada kegiatan. Setelah mengantar atau menjemput Kak Rini, aku biasanya melanjutkan kegiatanku di kampus atau di luar rumah, dan kalau balik kerumah aku sering mendapati Kak Rini telah tidur di dalam kamarnya sehingga kami tidak sempat ngobrol.

Sampai pada suatu malam, ketika aku pulang dari kegiatan dengan teman-teman kampusku selama tiga hari (praktis aku tidak bisa menemani dan bertemu Kak Rani) di luar kota. Setelah menyimpan motor di garasi samping rumah, aku lihat lampu ruang tengah masih menyala dan Kak Rini menonton acara TV sambil tiduran di sofa. Rasa kangen makin menjadi-jadi setelah tiga hari tak bertemu dan melihat Kak Rini mengenakan dasternya yang menurutku sangat seksi. Dasternya berwarna kuning tua (serasi dengan kulitnya yang mulus) dengan lengan yang agak pendek dengan lubang lengan yang agak besar sehingga aku bisa melihat tali BH nya yang berwarna putih dari ketiaknya.

Aku memeluk ringan (sudah biasa) dan kali ini aku sedikit nakal dengan memberi ciuman tipis di telinganya (aku belum berani sun bibir).
“Baik-baik aja kan kak?!” sapaku sambil merapat ke tubuhnya sambil memegang bahunya.
“Iya nih.. cuman agak kesepian sendiri!” Jawabnya sambil tersenyum manis.
“Kan Mas Tanto baru dua minggu lebih perginya..?!!” Kataku menggoda
“Ihh.. kamu bisa aja.. awas ya aku laporin ke Mas..kalau kamu nggak jagain aku selama tiga hari!!” Jawabnya sambil mengancam dan mencubit pinggangku..
“Kan cuman tiga hari.. tapi nggak lagi kok.. sudah selesai kegiatannya” kataku mencoba menetralisir suasana yang sudah mulai membuat aku ngeres.
“Ok deh.. tapi mandi sana, bau tuh..!!” katanya mengejek aku.

Aku pun mandi dan mengisi perut yang sudah dari tadi minta diisi. Sambil makan, aku membayangkan bagaimana rasanya kalau aku bercinta dengannya malam ini. Membayangkan itu, aku makin tambah gelisah dan aku cepat-cepat menghabiskan makananku dan menemani Kak Rini menonton acara TV.
Dengan memakai kaos oblong dan celana karet pendek, aku menemani Kak Rini menonton sambil duduk dikarpet dan bersandar di sofa tepat disamping Kak Rini. Sambil menonton, kami bercerita apa saja, dan tak lama kemudian, Ka Rini berdiri dan berjalan ke kamar mandi ingin buang air. Sewaktu melewatiku, dasternya tampak transparan walaupun sekilas, dan aku sempat juga mencium aroma tubuhnya yang wangi.
Hal itu membuat aku memperbaiki letak penisku (waktu Kak Rini sudah di kamar mandi) karena aku malu kalau Kak Rini tau aku sedang ‘horny’ karena celana pendek yang aku kenakan sedikit ketat. Setelah keluar dari kamar mandi, Kak Rini pun ikutan duduk di karpet disampingku, malah dia tengkurap sambil membelakangiku dan memeluk bantal duduk. Aku semakin bebas melihat buah pantatnya yang bagus, sedikit pahanya yang mulus dengan betisnya yang indah yang ditaburi bulu-bulu halus yang rapi. Sungguh pemandangan yang membuat aku makin konak, sehingga aku tidak konsen lagi dengan acara TV ataupun obrolan kami.

Sambil ngobrol dan bercanda, Kak Rini sering mengejek atau meledek aku hingga aku tak sadar menepuk betisnya yang indah dan mulus. Setelah menepuk, aku tidak menarik kembali tanganku, tapi kubiarkan terparkir di betisnya sambil sesakali mengusapnya. Jantungku makin dag dig dug, aku gelisah, karena baru kali ini selama aku tinggal dengannya bisa berdekatan sambil mengelus betisnya. Kejadian di atas kapal laut yang aku coba lupakan, terkenang kembali. Penisku makin tegang, dan terciplak jelas di celana pendekku karena aku tidak memakai CD lagi didalamnya (aku memang jarang memakai CD kalau dirumah). Untuk menutupinya, aku meminta bantal duduk yang lain yang berada didepan Kak Rini.
“Tolongin bantalnya dong kak!” Sambil menunjuk bantal didepannya..

“Ambil aja sendiri, malas amat seh bergerak!” katanya mengejekku. Tanpa meminta lagi, aku langsung bergerak mengambilnya, tetapi aku harus melewati tubuhnya, dan mau tak mau aku menindih pantatnya yang indah.
“Yang ini aja deh..” kataku sambil merebut bantal yang ada dipelukannya. Tapi karena dia mempertahankannya, akupun tertarik ke arah tubuhnya sehingga sekarang aku menindihnya dari atas, sedangkan dia masih tetap tengkurap.
Sambil mempertahankan bantalnya, buah pantatnya yang sudah aku tindih juga turut bergoyang menambah ketegangan penisku. Dengan posisi seperti ini, akupun bebas menciumi rambutnya yang harum sambil tangan dan lengan kami bersentuhan. Sungguh posisi yang paling mengasyikkan, dan aku pun akhirnya tetap berada diatas tubuhnya..
“Ihh.. kakak pelit!”
“Biarin..!” katanya sambil tetap menatap layar TV.
Pandanganku tertutupi oleh sebagian rambutnya yang sebahu, dan aku pun makin berani menciumi rambutnya dan mulai memegangi tangannya. Jantungku berdegup kencang, aku tahu Kak Rini mengetahuinya, tapi ketakutanku dikalahkan oleh nafsuku dan tanganku mulai berani menyibak dan mengelus rambutnya..

“Kakak harum..” kataku tanpa disengaja karena sensasi yang ditimbulkan oleh suasana seperti ini..
“Biarin.. kamu aja yang bau.. wwek!” Katanya mengejekku.
Setelah menyibak rambutnya, kuberanikan mencium tengkuknya, Kak Rini tampak kaget walaupun sesaat, dan dia tetap mengarahkan pandangannya ke layar TV walaupu aku tahu tidak konsen lagi dengan acara TV. Melihat dia tidak protes, aku semakin berani menciumi telinganya dan bolak balik kelehernya..
“Kulit kakak muluss..” Kataku dengan gugup..
“Sshh.. biarin” Jawabnya sedikit mendesah.

Aku pun makin agresif.. kugoyang pinggulku agar penisku bisa lebih merasakan buah pantatnya sambil tanganku perlahan-lahan mulai menyusup kearah ketiaknya. Tangan masuk melalui lobang ketiak dasternya, dan mencoba mengusap pangkal payudaranya.

Sampai saat itu, aku masih takut kalau Kak Rini jadi marah karena ‘kenakalanku’. Tapi karena dorongan nafsu yang makin menjadi, aku beranikan untuk menarik bawah dasternya sambil mengusap paha luarnya dengan tanganku yang satu, sedangkan tangan yang lain tetap meraba-raba payudaranya. Aku tak peduli lagi kalau dia marah, karena sensasi yang tercipta benar-benar membuat penisku tak sabaran lagi.
Dengan dibantu kakiku, aku coba merenggangkan pahanya, setelah dasternya mulai sedikit demi sedikt tergeser keatas pinggangnya, sampai tampak CD Kak Rini yang berwarna putih. Kak Rini diam saja, malah cenderung penurut ketika aku menarik dasternya keatas dengan mengangkat pantatnya sedikit, sehingga penisku makin menempel keras di buah pantatnya yang montok.

Sampai disini, aku masih mengelus-elus pahanya dengan lembut dan tangan yang satu sudah berani meyelusupkan satu jari ke dalam mangkuk BH nya sambil menekan lembut payudara Kak Rini. Aku juga mulai menciumi punggungnya yang sedikit terbuka dibagian atasnya, terus kebawah kearah tali BH nya. Aku menggigit daster dan tali BH nya bagian belakang lalu kutarik dan kulepas sehingga berbunyi cipak (bunyi tali BH mengenai kulitnya), dan kuulangi beberapa kali.
“Hmm.. sakkitt..!!” Rengeknya manja sambil menundukkan kepalanya ke bantal sambil menikmati permainanku.
“Biarin..!!” Balasku dan kami sama-sama tertawa. Aku pun makin berani menarik CD Kak Rini kebawah sambil aku mencoba mencium pipinya.
“Kamu nakaa..ll!!” Manjanya yang membuat aku makin bernafsu. Aku tarik tanganku yang mengelus-elus payudaranya dan menarik wajahnya sehingga aku dapat mencium bibirnya walaupun hanya sebentar dan dengan agak susah.

Karena aku makin bernafsu dan ingin sekali menciumi bibirnya yang seksi, aku bangun dan segera menarik CD Kak Rini sampai kelutut. Lalu aku membalikkan badannya dengan sedikit kasar sehinnga sekarang Kak Rini terlentang dihadapanku dengan dasternya yang sudah terangkat sampai keperut dan CD sampai lutut yang memperlihatkan rimbunan bulu-bulu halus di selangkangannya.
“Kamu mau ngapain..?!” Katanya sedikit terkejut.

Tapi aku segera menindihnya dan memegang wajahnya dan segera mencium bibirnya yang diatasnya ditumbuhi bulu-bulu halus seperti seperti kumis tipis. Kak Rini coba berontak dengan memalingkan wajahnya, tetapi karena aku telah memegang mukanya, akhirnya bibirnyapun berhasil aku lumat, dengan sedikit menarik dagunya sehingga bibirnya terbuka. Kak Rini pasif saja mulanya, tapi setelah aku jilati bibirnya, dia pun mulai membuka mulutnya dan mendesah..

“Ahh..jangan Rick!” Tapi aku terus mencium, menjilat sampai Kak Rini pun berani membalas goyangan lidahku di dalam rongga mulutnya.
Lama kami bermain lidah, saling menjilat disertai desahan nafas kami dan bunyi ‘plok’ saat bibir kami terlepas untuk menarik nafas, kemudian melanjutkan saling kulum dengan ganasnya. Perlahan tanganku meraih kedua tangannya dan menaruhnya diatas karpet dibagian atas kepala Kak Rini sambil terus berciuman. Aku kembali menciumi lehernya, bahunya dan dadanya. Kak Rini hanya mendesah tanpa berbicara..
“Akhh.. sshh..!!” dan aku makin melancarkan ciumanku, kali ini ke ketiaknya yang putih (bulu-bulunya tidak selebat waktu di atas kapal laut), aku ciumin dan aku jilati..
“Akhh.. geli sayang!!” Desahnya lalu menggigit bibirnya (itulah kata sayang yang pertama ditujukan padaku) sambil kepalanya bergoyang kiri-kanan menikmati rangsangan yang aku berikan.
Aroma tubuhnya yang sensasional dan sensasi bulu-bulu ketiaknya membuat aku makin terangsang dan aku segera meremas payudaranya dan Kak Rini memelototi aku katanya,
“Sshh.. pelan-pelan.. sakit!”
Aku pun segera memintanya untuk melepaskan dasternya agar aku bisa membuka BH nya, tapi dia merengek manja..
“Nggak mauu..!!” Katanya pura-pura cemberut, tapi aku segera mencopot CD nya dan segera kubenamkan wajahku di vaginanya yang penuh dengan bulu-bulu halus menggairahkan.
“Kamu mau ngapain..?” Tanyanya bingung, tapi aku terus saja mencoba menguak pahanya dengan kedua tanganku lalu mulai menjilati vaginanya yang ternyata sudah mulai basah oleh cairan vaginanya.
“Jangan ahh.. kan bau tuh..sshh..!” Protesnya sambil mendesah menahan nikmat, tapi aku justru merasakan aroma vagina yang membuat perasaan tidak karuan.
“Asyik kok kak.. punyanya kakak harum ya..?!!” kataku memuji karena memang harum.
Aku jilati bibir vaginanya yang menonjol, clitorisnya, dan dengan bantuan jari menguak vaginanya, aku menusukkan lidahku ke dalam lobang vaginanya, sehingga Kak Rini mengerang tak karauan..
“Ohh.. uu..” Tiba-tiba aku merasa vaginanya menegang dan pahanya dirapatkan menjepit kepalaku, dan aku mencium aroma vaginanya yang makin tajam diiringi lidahku merasakan cairan bening dari dalam lubang vaginanya.. ternyata Kak Rini sudah orgasme. Diapun mendorong kepalaku sehingga terangkat dari vaginanya dan tangannya menutupi vaginanya lalu tangan satunya mengambil CD nya yang tergeletak disampingnya dan menutupi lubang vaginanya dengan CD nya itu dan berbaring membelakangiku sambil mengatur nafasnya yang memburu.

Aku kecewa karena tidak sempat menjilati cairan vaginanya yang harum (aroma bunga). Aku coba mendekatinya lagi sambil melepaskan celanaku. Ketika aku coba menyentuh vaginanya dari belakang, dia berkata,
“Sudah dong Rick..!”
Aku coba mengerti, mungkin Kak Rini malu kalau cairan vaginanya aku jilati. Juga mungkin perasannya yang bersalah telah orgasme dihadapan adik sepupunya sendiri. Aku hanya memeluknya dari belakang sambil menempelkan penisku yang sudah ngeras habis dibelahan pantatnya, lalu aku belai-belai rambutnya, mencoba menghiburnya karena aku sendiri belum mencapai klimaks.
“Kamu jahat.. rangsang aku sampai aku orgasme!” Katanya sewaktu aku sudah mulai menggesek-gesekkan penisku di pantatnya.

Aku hanya diam, karena aku makin terangsang ingin memasukkan penisku ke vaginanya. Dan ketika aku makin kencang menggesekkan penisku yang mulai basah oleh sisa cairan vaginanya dan Kak Rini diam saja, aku lalu memutar tubuhnya sehingga dia kembali terlentang dan aku segera merenggangkan kembali pahanya, tetapi Kak Rini menolak sambil menarik aku dan berkata sambil membelai-belai wajahku..
“Jangan sayang.. aku takut hamil selama Mas Tanto nggak ada disini” Katanya memohon pengertianku.
“Tapi kak.. aku dah nggak tahan lagi..” Protesku.
“Didubur aja Kak kalau nggak mau di vaginanya kakak..?!!”
“Sakit sayang.. lagian nanti berbekas!” katanya memohon.
“Kalau gitu kakak oral aja..!” kataku sambil menyodorkan penisku ke mukanya. Dia tampak kaget melihat penisku yang agak besar walaupun panjangnya cuman sekitar 15 cm.
“Ok..tapi kalau udah mau keluar bilang ya..aku belum pernah nelan spermanya Mas Tanto!” Katanya sambil duduk dan membuka daster dan BH nya.

Aku terpesona melihat bentuk payudara yang indah (punya pacarku saja yang dulunya aku bilang bagus masih kalah sama punyanya Kak Rini), sampai aku tidak tahan untuk tidak meremasnya..
“Tete kakak bagus..!!” Pujiku. Kak Rini hanya tersentum manis,
“Kalau udah mau keluar, gesekin aja di sini ya..!” Katanya sambil menunjuk ke payudaranya, lalu dia memegang penisku dan mulai mengulumnya,
“Ssruupphh..” Bunyi kulumannya di kepala penisku yang agak besar sambil melumurinya dengan air liurnya.
“Punyamu besar dan agak panjang dari Mas Tanto..!”

Tapi aku tidak terlalu menghiraukan lagi kata-katanya disela hisapannya, karena aku sendiri sudah merasa terbang ke langit ketujuh. posisi kami awalnya sama-sama berlutut, Kak Rini mengulum penisku sambil tangannya meremas-remas buah pantatku, dan sesekali menyentuh lubang anusku, semuanya itu menambah rangsangannya. Aku memperhatikan kulit Kak Rini yang benar-bener mulus dari punggungnya sampai ke pinggangnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, bentuk pantatnya yang indah dan payudaranya yang menggelitik pahaku sambil mulutnya mengulum penisku..

“Akhh.. kak.. duduk dong!” Kataku sambil berdiri karena rangsanagn yang dia berikan semakin memacu gairahku.

Kak Rini pun duduk dan aku berdiri, lalu dia kembali memasukkan penisku ke mulutnya. Kali ini aku yang menggoyang pantatku ke depan ke belakang dan lidahnya menahan kepala penisku setiap pantatku kudorong kedepan sambil tangannya memeluk kedua pahaku. Beberapa menit kemudian aku sudah mulai merasakan desakan air maniku yang mau keluar, aku pun menarik keluar penisku, tapi karena hisapan yang kuat dari mulut Kak Rini, aku pun mendorongnya dan dia mengerti kalau aku sudah mau klimaks,
Kak Rini segera berbaring dan memegang penisku lalu diarahkan ke payudaranya lalu menjepit dan aku disuruhnya untuk menggesek-gesekkannya sambil meremas payudaranya, sampai..
“Akhh.. kakkh.. aku mau keluar..!!” Kataku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. Dan.. crot.. crot.. banyak sekali air maniku yang muncrat di dada dan leher Kak Rini bahkan ada yang sampai mengenai mukanya.
“Akhh.. kakak nikmat bangett..!!” Jeritku sambil tetap meremas payudaranya.
“Bersihin dong Rick, sperma kamu banyak tuh..!!” Katanya sambil menyodorkan dasternya.
Aku pun mulai menglap sisa-sisa spermaku di payudaranya, leher dan mukanya. Lalu aku ciumin bibirnya,
“Makasih Rick.. kamu puasin aku malam ini!” Katanya
“Kamu hebat.. pintar rangsang aku..!” Bisiknya malu-malu.
“Dan mulai sekarang.. kamu nggak usah lagi tumpahin spermamu di celana dalam kakak yang udah kotor.. capek nyucinya.. hehe!!” Godanya,
“Jadi kakak tahu kalau aku sering tumpahin spermaku di CD nya kakak??” Tanyaku malu..
“Iyalah.. tapi nggak papa kok.. kakak suka.. aku juga sering ciumin CD kamu kok.. cuman kamu nggak tau kan?!!hehhe!!”

Lalu katanya lagi, “Sejak dari pertama kenal, kakak sudah tertarik sama kamu, tapi kakak sembunyiin.. kamu aja yang agak berani.. terutama di atas kapal laut dulu!!”.
Malam itu kami lanjutkan bercerita tentang kejadian-kejadian yang kami alami selama ini yang sama-sama kami rahasiakan, semuanya dibongkar dengan jelas.. dan sambil bercerita, kami selingi dengan saling cium, melumat bibir, saling raba dan berpelukan. Kami tertidur sambil berpelukan dengan telanjang di ruang itu, setelah aku membuat Kak Rini orgasme sekali lagi walaupun dengan jari-jari tanganku (itu permintaannya sendiri) walaupun aku sebenarnya ingin merasakan vagina Kak Rini.
Sejak saat itu, aku dan Kak Rini sering ‘bercinta’, walaupun Kak Rini belum mau aku memasukkan penisku ke vaginanya karena takut kalau-kalau dia hamil saat suaminya ada di luar negeri. Tapi paling tidak, aku tidak lagi cuma merasakan aroma vaginanya lewat CD nya, atau aroma tubuhnya yang sensasional di pakaiannya, tapi aku sudah bisa merasakan langsung, kapan saja aku mau.

Di Sudut Kelas: Kisah Cinta Pertamaku yang Penuh Kenangan Manis

Panggil saja aku Renald, ABG ganteng dan bahkan sebagian teman-temanku mengatakan kalau aku pantas jadi artis. Gimana tidak, aku tinggi, wajahku ganteng, tubuhku juga atletik, hingga banyak cewek-cewek disekolahku naksir sama aku, namun aku hanya menanggapinya biasa saja karena aku belum ada cocok.

Hingga akhirnya orang tuaku pindah kota dan aku harus ikut pindah sekolah juga dan aku belum mempunyai kenangan disekolahku yang lama, sungguh malang banget nasibku ini. Setelah aku pindah disekolahku yang baru, dengan bermodalkan wajahku yang ganteng tak sulit aku mencari teman disana hingga aku mendapatkan teman dekat yang bernama Farida.

Ceritanya berawal dari sini, Hari pertama aku masuk kelas 3 aku di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA aku orang pinter wajar masuk IPA hauahahhauah!! Aku di kenalin sama guru aku n kepsek di kelas udah gitu aku di suruh duduk di samping cewe yang langsung aku kenal namanya Farida,

Tingginya sebahunya aku badannya sintel banget pay*dar*nya yang selalu buat aku ndisir melulu klo deket dia aku sempet tuker-tukeran no. hp sama dia setelah aku tau dia kaya’ gimana aku coba aja jadian sama dia. Aku jalan sama dia masih sampai sekarang dia klo deket aku rada” b*nal N*ps*an bersyukur banget aku dapet cewek macem gitu waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk aku sama Farida ngobrol aja dipojok kelas.

Maklum tempat duduk aku sama dia di taro di pojok sama walas pertama aku sich nggak berani ngapa ngapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aku abis tuch cewe waktu itu aku liat temen aku lagi cip*kan di depan kelas balakng meja guru tiba” aja cewe aku ngomong gini.

“tuch rido aja berani masa’ kamu kalah sama dia??”
“ha? aku kalah, belum sempet selesai bib*r aku di lahap sama Farida di bales aja dengan c*uman n sed*tan yang bikin dia ampun-ampunan sama aku. Farida sempet ngasih l*dahnya ke aku. tapi aku lepas c*umannya.

“kenapa??” aku bilang aja begini
“aku nggak mau maen l*dah di kelas takut kelewatan”
“ya udah maen biasa aja”

Aku lanjutin c*uman aku di bawah bangku meja aku aku dorong ke depan supaya lebih luas aku ngelakuin c*uman demi c*uman. “ahhhhhh ahhhh ndree” Kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah aku puas c*umin tuch bib*r, aku turun ke bawah ke lehernya dia yang makin membuat dia kewalahan.

Dan tangan aku ngeremes” pay*dara dia yang ukurannya aku taksir 35 tau A B C D cuz setiap aku tanya dia g pernah mau jawab aku remes tuch d*d*nya sampe dia kel*jotan setelah aku nandain tanda merah di lehernya dia ngeremes remes k*nt*l aku yang membuat ni pen*s kagak kuat lagi buat nahan di dalam k*ncut maupun masih make baju seragam.

Aku ngelakuin di dalam kelas aku tetep nggak gentar aku bukan resleting seragam aku n aku keluarin tuch siADEK dan si Farida udah siap dengan mulutnya yang menganga aku sempet nutupin dia pake jaket aku sehingga misalnya temen aku nanya aku bilang aja lagi sakit.

J*latan demi jil*tan dia beri untuk aku. is*pan dia bikin aku nggak kuat lagi buat nahan keluarnya m*ni aku. l*dahnya bergoyang” di pen*sku dan. “akhhhhhhh crotttttt croooootttt crotttttttttttt” keluar m*ni aku. Farida membersihkannya dengan mulutnya dan di k*c*k” trus di Pen*sku.

Selesai itu aku bersiin mulutnya dia pake tissue yang ada di kantongnya aku sama Farida kembali berc*uman fre*nc kiss,,, l*dahnya dia ber gelugit” di dalam mulut aku. Jam 12.00 aku balik sekolah sebelum aku gas mobil aku ke rumah aku di bilangan bekasi nggak jauh dari rumahnya Farida aku bermain d*d*nya Farida dolo di mobil aku aku buka kancing seragam pelan-pelan.

Di bantu Farida dengan n*psu yang ganas Farida ngerti maksud aku and dia nge buka tali **Nya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara is*pan aku muncul di depan aku. dengan n*psu di ujung rambut aku *sap put*ng sus*nya tangan kiri aku megangin kepala belakang dia san tangan kanan aku ngeremes” d*d* yang satu lagi.

“ahhhhh. Renald pelan” donkkk Farida udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”.
Put*ng Farida yang berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut aku and tiba” aja tubuhhhhh Farida mejelijang seperti cacing kepanasan aku s*dot trus d*d* Farida sampai put*ng itu terasa keras banget di mulut aku

Farida cuma diam dan terkulai lemas di mobil aku aku liat parkiran mobil di sekolahan aku udah sepi Farida mengancingi baju seragamnya satu aku bantu supaya cepet. Selama perjalanan pulang Farida tetap lemas dan memejamkan matanya aku kecup keningnya sesampai di rumah aku,

Farida bangun dan dia pengen ke kamar kecil aku suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah, selesai dari kamar mandi aku liat Farida nyopot **nya terlihat jelas put*ngnya dan bongkahan sus* sebesar melon itu.

Belum sempat masukin baju ke tasnya dia dia aku dorong aku tempat tidur dan aku lahap bib*rnya dan dia membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan n*psu aku yang cuma make bokser doank ke walahan tangan dy bermain” di sel*ngak*ngan aku.

Aku bermain di leher dia dan aku buat cap merah lagi di lehernya aku sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make cel*na d*lam G str*ng dengan perlahan” dia nurunin roknya dan dy hanya menggunakan cel*na d*lamnya aku copot dan aku jil*tin v*gin*nya.

”ahhhhhhhhhhhhhhhhhh. . Ndree.ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yang keluar daru mulutnya. aku rasain v*gin* Farida semakin keras dan aku gigit kelent*tnya dia terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu aku.
“Ndree puasin akuwww dunkkkkkkk.” nggak pake cing cong aku jil*t n aku sodok” tuch v*gin* pake telunjuk aku.

“Ndree aku keluarrrrrrrrrrrrrrrr.” v*gin* Farida basah ketika di depan mata aku.
Di sedot sampai bersih tuch v*gin* udah gitu aku liat dia memegang bantal dengan keras. aku deketin dia dan aku c*um bib*r dia. ternyata dia blum lemas.

Dia bangkit dan memegang k*nt*l aku dan di koc*kinnya sampe si ADEK meng*cung sangat keras. k*nt*l aku di masukin ke mulutnya Farida di masukan di keuarkan sampai” di sedotuhhhhhhhhh. Nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi biji z*kar aku juga nggak lupa ikut ke s*dot.

Pass b*ji aku di sedot rasanya aku pengen FLY k*c*kin Farida semakin panas dan h*sapannya semakin nggak manusiawi lagi wajahnya tambah m*niss kalo dia sambil h*rny begini.
Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. crottttttttttttttttttttttttttt tt

Man* aku tumpah semua ke lantai kamar aku yang sisanya di jil*tin Farida sampai bersih aku bangkit dan menarik tangan Farida aku c*umin d*d*nya aku keny*t”lagi put*ngnya sampai merah. aku cupang di sebelah put*ngnya m*nis banget sus*nya membuat aku semakin n*psu sama dia.

“Faridaku sayang masukinnn sekarang yach??”
“Ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu.”
Aku bertukar posisi Farida di bawah dan aku di atas sebelum aku masukan aku gesek” dolo di depan v*gin*nya belum aku masukin aja Farida udah meringis” aku dorong perlan”

“Ndree pelan” sakit. nee”. di bantu dengan tangannya dia perlahan” k*nt*l aku masuk baru seperempatnya masukkk aku cabut lagi dannn aku sodok lagi dan akhirnya masuk semua. aku lihat Farida sangat menderita tapi sepertinya dia seneng banget udah semuanya masuk aku goyangin aku maju mundurin perlahan lahan.

Bok*ng Farida pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan. setelah beberapa menit aku goyang” tiba” badan Farida mengejang semua. dan akhirnya Farida org*sme untuk ke tiga kalinya. Aku cabut kembali pen*s aku dan Farida berada di atas aku. Posisi ini membuat aku lebih rileks.

Farida memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya pen*sku dan dimasukannya pen*sku ke v*gin*nya. Dan blesssss ternanam semua di dalam v*gin*nya. Badan Farida naik turun mengikuti irama, Farida mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala aku posisi ini membuat aku bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus aku em*t” kecil put*ngnya Farida dan mer*mas r*masnya. bok*ng Farida terusss bergoyaanggg.

”Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh. is*ppp teruss ndree” badan Farida mengenjang dan ” Renaldeee akuuu pengen keluar lagi”.
”Akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt tahannnn sebentarrrrrrr lagi”. aku dan Farida mempercepat permainan dan akhirnya”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh. aku keluar. kata” itu yang mengakiri permainan ini. Sampai sekarang pun Farida tetep bermain sama aku. Kami tetap melakukan banyak hal. Dan aku di tunangin sama Farida karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.

Kusetubuhi Istri Orang Yang Menyetubuhi Istriku

Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa.

Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen. Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi.

Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu. Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak.

Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami. Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter. Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku.

Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya. Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku. Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari. Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampur aduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.

Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya m***k isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng. “Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang. Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali. “Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”. Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..” Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri. “Ahh…” Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang m***k isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada m***k isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana m***k isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan. “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”. Pelan-pelan dipompanya m***k isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan p****t isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu. “Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..” Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah d**a isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging. Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang m***k isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan anjing yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku. “Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..” Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..” Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri. “Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..” “Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..” “Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh” Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku. Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya.

Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah. “Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk. “Maafkan isteriku yah” Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya. “Ayo ke kamarmu Mbok.” Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. t***k cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain. Kepalanya ditimpakan di dadaku.

Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari d**a laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian d**a dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..” Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya. “Ehh.. Ehhshs..” Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya. “Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya. Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari t***k sampai leher kanan kiri dengan lidahku. “Oohh.. Paakk.. Oohh..” Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya. “Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang. Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. j****t mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul Dia dan menjatuhkannya di ranjang.

Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, t***k, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya. “Oohh.. Paakk.. Ohh..” Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini. “Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..” Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya. “Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.” Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak. Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku. Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu. Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri. Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan s*x party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.

 

Cerita Dewasa Sex Memek Guru Sma Yang Suka Dijilat

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Memek Guru Sma Yang Suka Dijilat,

Cerita Dewasa Sex Memek Guru Sma Yang Suka Dijilat

Firna Liswani adalah seorang guru sejarah di Sekolahku. Umurnya 25 tahun, Masih Bersuami Tetapi Suaminya Jarang Pulang. Tubuhnya Bagus, Payudara 36B, Pinggul Lebar, Pantat Semok. Semua murid-muridnya, terutama yang laki-laki pengin banget melihat tubuh polosnya.

Suatu hari Aku dipanggil Oleh Firna Untuk Menemuinya Kekantornya Karena aku memiliki masalah.
“Taukan kenapa Saya Panggil kamu kemari?” Kata Firna Kepadaku Namun Dia tidak duduk dibangku melainkan duduk diatas meja sambil mengangkat 1 kakinya kebangku.
“Tauu Buk, Jadi gimana saya bisa menyelesaikannya??” kataku sambil mataku taklepas dari pahanya yang mulus dan putih.
“Saya kasih kamu kesempatan tapi dengan syarat” katanya mengelus2 pahanya sambil tersenyum,
“Syarat apa Buk??”
“Ayoo Kamu ikut kekantor yang disana”, katanya sambil berjalan menuju kantor yang didalamnya ada sofa yang besar. Ia rupanya sudah tidak memakai Bra, Di balik Kaos Ketatnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.

Dia membuka Kemejanya dan menyisakan Kaos ketatnya, lalu dia menyuruhku duduk disofa “Hhmm, Kamu Udah pernah Ngeraasaain Memek?” katanya langsung membuatku berdebar.
“Beelu..mm Buk” kataku gelagapan
“Saya bakal lupain masalah kamu, Kalau kamu mau puasin saya” katanya langsung nyemplos lalu dia membuka kaos ketatnya dan Astagaa!! Payudara besar menyembul keluar memantul membuat mataku melotot memandanginya. Sungguh luar biasa
“Kontol kamu cepat banget negangnya sayang, Aku gesek yah” katanya sambil naik kepangkuaanku dengan posisi mengangkang dan memeknya diatas kontolku
“Bu yakin mau ngewe sama aku? Ntar Ketahuan gimanaa?” Kataku.

“Ngak Akan Ini cuman kita berdua aja, Hisapin Toket saya Nor” Katanya sambil memaju mundurkan pinggulnya sehingga memeknya tergesek2 dengan kontolku yang sudah membesar terbentuk, Pelan2 aku meraba2 toketnya yang besar itu kemudian aku remas2 dengan kuat lalu kuhisap putingnya dengan liar karena aku sudah sering melakukan Sex.
“Ooohh…Sshhh, Gilaa Kamuu lihay Banget! Ooohh…Sshht” katnaya memujiku.
“Iyah Memek Kamu Juga Empuk banget,” kataku sambil tanganku turun meremas2 pantatnya yang semok.“Tangannnya nakal banget sih” katanya semakin kencang mengoyang majumundur wajahku dibenamkannya ditoketnya sambil digoyang kekiri dan kanan.

Karena sudah nafsu aku tidak memperdulikan apapun lagi, kulumat putingnya kugigit, Kujilat, Kuhisap semua yang ada ditoketnya sampai Tubuhnya mengeli2, Tanganku terus bermain dengan pantatnya yang luar biasa kenyal dan kutampar2 nakal.

“Acchh Aachh…Sshhhh, Mmmmhh”
“Pantat Kamu kenyall banget” !Plak!Plakk!Plakk!

Setelah puas engan pantatnya, Lalu Buk Firna ingin berdiri dan melepaskan Rok Ketatnya Danterlihat lah Gundukan Memeknya yang ditutupi Celana Dalam Berwarna Pink Serasi dengan Branya. Akhirnya semua tubuhnya terlihat sudah tanpa ditutupi apapun lagi.“Tubuh Kamu bener2 mulus buk, Aku jadi pengen cepet2 ngerasain yang didalam ini”, Kataku sambil memeluknya lalu tangan kananku mengelus memeknya terasa sekali kain lembut celana dalamnya yang membuatku semakin horny lagi Memeknya sudah becek…

Kemudian Aku berlutut dibawah. Kutatap Gundukan memeknya yang memberikan Bau yang Khas, Aku turunkan Langsung celana dalam itu kulihat memeknya ditumbuhi bulu2 halus.
“Mmmh aku jilatin yah buk?”, kataku dengan sentuhan lidahku dibagian bibir memeknya yang lembut. Tangan kiriku kemudian meremas-remas payudara Firna yang montok itu.
“Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan,putingnya” lalu jari2 kananku masuk kedalam lubang memeknya yang becek lalu kuobok2.
“Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Firna mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok olehku.
“Aahkc Aacchhkk…Oohh..Mmhh eenak Iyah Mainin Itil Akuu…Acchkk” rancau Firna klojotan menikmati jilatan lidahku, yang bermain2 dikintilnya

Tubuh Firna menegang merasakan jilatan dan hisapan mulutku. “Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Firna mendekap erat kepala Anto ke payudaranya.

Aku semakin buas menjilati puting toketnya, Hisapanku makin keras, kugigit2 kecil2 putingnya.”mm…, nakal kamu”,
“Ahhkks, Sekalian dong kobok2in memek saya” katanya meminta.

Kemudian bu Firna Kembali kebawah dan berhadapan dengan kontolku lagi. Ia segera menjilati Batang kontolku itu dengan penuh semangat. Kepala kontolku itu dihisapnya keras-keras, sehingga Aku merintih keenakan.
“Ahh…, enakk…,enakk…Mmmhh..Aacchhkkk”, Karena aku sudah sange berat, Aku tahan Kepala Firma Lalu kusodok2 mulutnya maju mundur. Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Firna.
“Ooohh..Ooohh, Mmmhh Sshh…Achhkk Aku keluarrr” Muncratlah cairan maniku di dalam mulut Firma, dijilati semua tanpa sisa.

Sekarang Aku menyuruh Bu Firna Untuk Menungging tinggi tangannya betopang pada meja didepan, lalu kuangkat satu kakainya dan kumasukan kontolku kedalam memeknya yang becek.
“AAACHHKK!! Eeennak! Acchkk..Acchhkk..Sshhh…Mmhhh,,Oooohhh”, Rancau Firna saat aku menyodok2 kuat memeknya dengan kontolku. “Norrr! Eennakk!, enakk…, ohhhhh…, ohhhhhh”. Tubuh Bu Firna terhempas2 kedepan karena sodokanku.
sementara itu kedua tanganku meremas payudaranya.

Kurasakan Memeknya semakin lama semakin menjepit batang kontolku dengankuat ”Aahhh, Aahhh, Aahhhk Ennna…Ooohh”, Firna hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.
“Ahh…,iyaa sayang, dalam2..Aachhkk Aahhcckk sodokk dalam2 lagii” belum berapa lama aku merasakan kalau cairan kewanitaan itu menyembur keluar membanjiri kontolku.
“Aach..Hebb..at bbanget kk..”

Belum sempat ia bicara langsung aku bangkit dan menyodorkan kontolku lagi kusuruh, dengan satu gerakan meraih kepala aku memasukkan penisnya ke mulut Firna. “Mmpfpphh…mmmhhh srrupp”.
”Ahh yaa…, Nikmatt Bukk.. Sedap Banget hisapan ibuu” menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, dia terus menhisap penisku dengan kuat dan kencang. Dijilatinya kepala penis itu.
“Aduhh…, nikmat sekali Bu oohh” aku menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Firna, tangannya tak tinggal diam meremas-remas batangku.

Firna merasakan penis yang diisapnya berdenyut-denyut. Aku sedikit lagi mau keluar.“oohh…, Ibu enakk…, enakk…, aahh akuu keluarrr”. Cairan Spermaku menyembur lagi dimulutnya, dan langsung ditelannya. Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia berdiri.

Tanganku tak berhenti meraba-raba payudaranya. Firna juga merasakan penisku itu diantara belahan pantatnya. Kugosok-gosokkan kontolku di antara pantatnya, sementara tanganku meremasi payudaranya. jari2ku meremas puting susu Firna, erangan kenikmatan pun keluar.
“Ooohh..Aahhcckk! Aachhk!! Eennakk Laagii Laggii” tanganku yang satu lagi mengobok2 vaginanya. ”Norrmannn, aahh…, aahh”, Tubuh Firnaa menegang saat pentil clitorisnya ditekan-tekan olehku.

Aku kembali mengarahkan kontolku kememeknya Guu Doyan Sexku, Dengan keras aku menghunjamkan penisnku ke liang vaginanya dari belakang.
“Ugghh…, Ahhh, Ahhckkk,,” Firna Pun berteriak-teriak kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara cepat.

“Adduuhh…, teruss.., teruss Norr…, oohh”, aku mengerakan kontolku semakin cepat saja menekan memeknya. “Oohh Firrnaa Akuu keluuarr”. Firna merasakan cairan hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati perasaan yang tidak bisa ia bayangkan

Cerita Dewasa Sex Selingkuh Dengan Tetangga Sangean

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Selingkuh Dengan Tetangga Sangean,

Namaku Radi Umurku masih 19 tahun aku tinggal di Bandung. Aku tinggal di komplek Perumahan disitu dihuni banyak sekali keluarga termasuk yang satu ini Tetanggaku Seorang Suster Rumah Sakit. Dia sudah mempuyai suami dan anak mereka adalah keluarga yang harmonis sampai suatu saat Sang Istri Selingkuh denganku.

Namanya Tiva Dia Sungguh Cantik Dan Menawan Sekali. Lekuk tubuhnya yang sangat Profesional Sungguh menarik perhatianku. Hampir Setiap Hari aku selalu memandangi tubuhnya saat Tiva pergi Kerja. Ada pikiran kotorku menghayalkan Aku bisa Bersetubuh dengannya karena tubuhnya yang Bagus.

Ketika itu aku sedang jalan2 keluar lalu setidaknya lewat dari rumah Tiva aku melihatnya sedang bermain dengan anaknya dihalaman rumah, Aku mendatanginya sekalian Silaturahmi

“Lagi asik nih main main sama anaknya”

“Eh.. Ada Radi nih. Lagi Semangat2nya sih Dimas” katanya membereskan mainan Dimas

“Oh masuk dulu Rad, aku tidurin Dimas duulu soalnya ” katanya seraya lalu.
Lalu aku masuk kedalam dan duduk diruang tamunya sambil menunggu Tiva meniduri Anaknya, Karena aku bosen aku obrak-abrik Tempat kasetnya lalu aku menemukan DVD Porno Milik Tiva aku mendapatkan banyak sekali DVD karena aku sibuk dengna DVD tanpa sadar Tiva Sudah berdiri dibelakangku lama melihatku mengobrak DVDnya

“Kamu sudah tau yah Rad, Iyah ini beberapa Koleksiku ketika Suamiku tidak memberi Jatah padaku” katanya Aku hanya diam memandangi wajahnya yang semakin berbinar melihatku

“Maaf yah Aku nggak sengaja nemu,”

“Iya Nggak masalah kok kalau kamu mau mutar, nggak masalah kok” katnaya mengambil Salah satu DVDnya dan diputar

Aku duduk diam seperti patung melihatnya memutar DVD porno itu, Tapi yang membuatku tidak menyangka adalah Tiva berani membuka baju dan celananya didepanku, Ntah karena apa aku tidak tau

“Sudah tidak udah benggong, kamu nikmati aja ”katanya tersenyum

“Ntar ketahuan sama suami kamu Tiv,” kataku

“nggak usah takut, pokoknya Tubuh ini milik kamu sayang!” jawabnya mendekatiku dan duduk dipangkuanku sambil mengesek2 pantanya dikontolku

“Aaahh! Tiv?. Kamu beneran ini?” kataku

“Iyah beneran dong, ini masih permulaan kok. Kita bakal lebih dari ini kalau bisa tiap hari” katanya mencium bibirku sekilas

“Sorry ya Mon, Tante inginkan ganti baju dulu,” kata Tante Ana lagi.

Wah saat tersebut aku tambah deg-degan, soalnya di Rumah hanya aku dan dia!

“Bukain Dalaman Aku dong Rad”katanya meraih tanganku ke bra dan cd nya

“Aah..Kamu semok banget! Aku entotin kamu yah” kataku.

“Iyah terserah kamu mau apaain memek aku” jawabnya dengan halus.

“Sepongin kontol aku dong,” kataku

“Ah kamu nakal banget,” katanya sambil meraih keluar kontolku dari celana boxerku. mulai dimasukan kedalam mulutnya dan dihisap pelan2 dari batangku ke kepala kontolku dihisap terus dan dijilat sesekali lubang kencingku dihisap dan dimainkan dengan lidahnya

“Oohh..Hisapan Kamu hebat banget! nikmatnya sampai ke ubun2” Hisapnya tak henti menjilati batangku dengan kuat aku hanya meringis dan memaju mundurkan kepalanya dikontolku

“Mmmhh..Ssrupphh…Srupphh Clok Clok” bunyi dari mulutnya yang lahap sekali melumat penisku

“Gantian dong tiv, Aku pengen jilat memek kamu” kataku menarik tubuhnya dan membuka lebar pahanya kuturunkan CDnya yang sudah becek lalu langsung kujilat bibir kemaluannya dan klistorisnya yang sudah membesar

“Oohh..Oohh… Radii Eeenak, Iyahh disitu Jilat” ringis Tiva menikmati sensasi luar biasa

Tiva mengangkat pinggangnya dan mendorong tubuhku rebahan disofa lalu tiva naik keatas pahaku dan mengosok memeknya dengan kepala kontolku wajah tiva sangat Terangsag sekali, Pelan2 dimasukan batangku kedalam liang kemaluannya yang Hangat dan Lumer dengan cairan kewanitaanya, Tiva langsung mempompa Memeknya naik turun dengan kencang karena nafsunya sudah sampai keubun2

“Aaahh…Aahh Iyahh.. Radi Eenakk.. Iyyahhh”desahnya tak karuan

“Enjot terus Tiv, eenak banget.. mem..ek kamu ma..sih jep..it sekali” kataku terbata2

Setelah 20menitan Tiva tak berhenti mengenjot kontolku dengan kuat dan kencang Dia pun Orgasme Dengan kuat di semburnya Semua cairannya keluar membasahi kontolku

“Raadi kamu.. akh.. ah.. ah..” Tiva terus mengenjot tak henti walaupun sudha keluar
Batangku serasa ditarik kedalam memeknya dan dipijat2 oleh dingding kemaluannya yang becek dan hangat sekali rasanya aku ingin sekali munnncrattt!

“Akkk..uu mau keluar Tiva… Aku keluarin didalam aja yah” kataku dia hanya menganggukan kepalanya dengan manis

“aArrrhh” aku pompa dari bawah dengan kuat dan kuhujamkan sekali dorongan ke rahimnya dan kusemburkan semua maniku didalam memknya

“Tivaa…Uuuggghh Eenakk banget” aku mencium lehernya

“Kamuu hebatt banget, Kamu mau kan kalau aku ajak ngewe lagi” jawabnya mesra.

“Akh.. oh.. oh.. Maau Dong, Memek kamu Sempit banget” kataku

“Dasar! Anak muda Nakal!” katanya mulai lagi memompa naik turun dengan pelan2 namum sangat nikmatt

Kami pun terus melakukan Persetubuhan dirumah Tiva Sampai Ntah sudah berapa kali kami Orgasme bersaaamaan

Cerita Dewasa Sex Perselingkuhan Yang Nikmat

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Perselingkuhan Yang Nikmat,

Cerita Dewasa Sex Perselingkuhan Yang Nikmat

Namaku Richard Aku sudah memiliki keluarga dan tidak mempuyai anak aku sudah hampir seminggu 3-4x melakukan hubungan badan tetapi tidak membuahkan hasil sampai suatu saat aku diajak oleh istriku pergi arisan dan bertemu dengan Buk Dea Seorang Janda yang ditinggal oleh suaminya karena sempat jatuh miskin dan sekarang menjadi orang kaya memiliki prusahan dan tambang minyak

Waktu kenalan dengan Bu Dea, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama Buk Dea. Nah, suatu hari, Buk Dea memberitahun kalau ada acara besar dirumah Buk Dea lalu kami diundang untuk menghadiri acaranya menjadi tamu spesial karena sedang tidak ada kesibukan maka kami sempatkan untuk datang keacara Buk Dea

“Hai, Silakan masuk” sapa Buk Dea

“Iyah terima kasih buk” tanya isteri saya.

Istriku masuk dan langsung kedapur, aku berada diruang depan dengan Buk Dea aku agak sedikit canggung sih karena baru pertama ditinggal dekatnya, Buk Dea Masih Cantik, Sexy, Semok, Masih belum ada tanda keriput sedikitpun membuatku nafsu melihat tubuhnya

“Ohiyah Kesehariannya apa aja pak?” katanya menyanyakan kedapaku

“Iyah sedang Freelance,” kataku.

“Dengar2 bapak pemegang perusahaan Kelapa Sawit ya?”

“Benar Buk Dea ” kataku denngan senyuman

Kami didepan bertugas sebagai penjaga buku tamu, lalau sekitan 1jam Istriku kembali lagi kedepan dengan pakaian agak kusut dan mengatakan

“Buk Dea Saya lupa nih bumbu2 yang sudah dimasak”

“Yah gimana dong?” tanyany sambil kebingungan.

“Gimini saja Bu Dea Dengan Suami Pergi ambil Bumbunya, Saya lagi masak soalnya nanggung” aku terkejut istriku mengatakan begitu

“Wah nggak masalah ini jeg? Ntar nggak enak lagi” Buk Dea menatapku dengan mata nakal seperti ingin ngajak aku bermain-main

“Yasudah tidak papa, Udah jalan cepeetan keburu hangus masakanku” kata istriku

“Yuk, mas” kata Bu Dea

Kami pun berangkat menuju rumahku untuk mengambil bumbu itu, sepanjang perjalanan Bu Dea selalu menatapku di mobil dengan penuh harapan aku sedikit grogi karena dilihatin. Setelah itu 10 menitan aku ngebut sampailah dirumahku aku menyuruh Bu Dea langsung saja masuk ke dapur mencari bumbunya lalu aku pergi kekamar mandi mau ganti pakaian.

“Bu Dea Langsung masuk ke Dapur saja yah” sahutku

“Oh iyah Pak, permisi yah”

Lalu aku mengambil handuk dan masuk kekamar mandi selesai aku ganti pakaian aku keluar dari kamarmandi melihat Buk Dea sedang mencari bumbu dapur dikulkas dengan posisi Nungging begitu indahnya bokongnya yang hanya memakai kain putih tipis karena terlihat jelas ceplakan Celana dalam pinknya aku mendekat perlahan memandangi bongkahan pantatnya.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Liarnya Pengalaman Seks dengan Istri Teman

Aku mulai tak sadar diri dan mengeluarkan kontolku dari balik handuk dan kutempelkan dipantatnya Bu Dea sedikit kaget namun diam saja tidak ada perlahanan apalagi menghindar kurasa dia sudah tau maksudku terus perlahan kutempel semakin dalam dan kugesek2 di pantatnya

“Enak nggak buk? Maaf yah saya sudah kurang aja. Tapi Saya sudah tidak tahan lagi melihat tubuh Bu Dea” Kataku

Buk Dea hanya menganggukan kepalanya keatas dan kebawah menandahkan tidak papa, lalu kuteruskan semakin berani mengangkat Celana yang dipakaianya dia tetap diam saja kulihat CD berwarna pinknya brenda membuatku semakin horny Pantatnya sungguh putih dan mulus kuturunkan CDnya dan kujepit kontolku disela pantatnya dia tiba2 berdiri dan menatapku

“Mmmh.. Bapak bukanya sudah punya istri ? Kenapa maau sama saya?” katanya

“Iyah abisnya Bu Dea Lebih Montok dari istri saya sih, Saya Jadi nafsu nih!” kataku melirik buah dadanya yang bulat menantang itu “Iyahsih saya juga sudah lama tidak mendapatkan kepuasan dari seorang lelaki” sambungnya

“Mau dilanjutin apa gimana bu?” Bu Dea hanya tersenyum dan perlahan membuka Bajunya Dan menurunkan Celananya Kancing demi kancing dibukanya.

Terlihatlah Sebuah Payudara yang Besar dan Sintal dihiasi Puting coklat Ternyata dia Tidak memakai Bra, Lalu Celana Sarungnya diturunkan Terlihatlah Memeknya yang begitu putih dan bersih dihiasi bulu kemaluan yang lumayan lebat keluar dari sela2 celana dalamnya.

“Wow Body Bu Dea mulus banget?, Ditambah lagi jembutnya lebat makin horny saya” Kataku pada Bu Dea.

“Itu kontolnya udah tegang, Buka dong pak Richard” Kata Bu Dea sambil mengelus kontolku dari balik handuk

“Ih.. Keras amat, kayak batu,” sambungnya lagi. Langsung dilepasnya handukku dan terpampanglah Kontolku yang sudah menegang mengacung keluar dan tegak membuat mata Bu Dea terpelongok melihatnya. Kontolku yang besar dan keras dipadukan dengan kulitnya yang putih wanita mana yang menolak kontolku apalagi seorang maniak sex

“Iya nih, Karena terangsang sekali ngelihat Bu Dea. Body mulus masih muda kayaknya sempit nih” Godaku semakin liar Dia hanya tersenyum manis. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan, langsung aja deh, Kutarik Bu Dea, Kulumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.

“Akh..Mas Richard…Lebihh kerass dongg” Buk Dea menggelinjang. saya dudukin di atas meja.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya mainin memeknya, sehingga Bu Dea semakin mengerang-ngerang.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Hot Perawan Nikmatnya Ngentot

“Aakkhkhh..Assshhtatt….Aahhh…Eennakk card” Racau Bu Dea,aku gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Bu Dea pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih kontolku dengan posisi 69, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut.

“Aaaaahh…Aaahhhh…eenak banget hisapan Bu Dea” kataku sambil mempompa kontolku masuk kedalam mulutnya seperti aku sedang entot memeknya

“Aahh..mmmhh…ssrupp..mmhhh…mmhh..Srupp pel…ann” Dia terus merontah karena tersedak tetapi hisapannya tak kunjung hisap dan semakin dasyat

Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.

“Saya udah nggak tahan lagi pak.. Cepetan masukin..” pintanya memelas. Aku sudah tidak tahan lagi ingin sekali memeknya, kucabut dari mulutnya dan terus gw masukin ke dalam memek Bu Dea. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Bu Dea nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudaranya sendiri,

“Aaww..Awww..AAww…Eenak sayang…Enttot saya terus… saya benta rlagi muncratt!!”

“AAAAARRRRRGGGHHH Akkkuuu Mmuunncrattt!!!” Tersemburlah maninya keluar dan membasahi kontolku aku rasakan kehangatan yang luar biasa semakin cepat kuhujam memeknya dengan kuat

Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, aku pun keluarr. karena Bu Dea juga mengoyang kontolku seirama dengan hujaman kontolku ditambah lagi desahannya membuatku horny

“Aahkk…ahhkk..aahhkk Eeennaak kan?? Aaa..hhkk” ” Akkku keeluaurrr Saayanngg” !!CRRRROOOOTTT!! CCCRROOOOYTTT!!

Akhirnya kami berpelukan disofa dengan posisi Woman on Top kontolku masih menancap di memeknya merasahkan detik2 orgasme

“Gimana puas nggak Bu Dea?” tanyaku

“puaass bangeett, kalau bisa Mas Richard setiap hari kerumah saya. Saya pengen Dientot Tiap hari” kata2nya kotor sekali

“yah pasti dong, apalagi memek Tante Legit banget. kontolku aja seret”

“hehe liar sekali kamu, Aku goyang lagi kontol kmu yah! kita puas2sin entot” katanya memompa kontolku lagi dan sampai 3x kami melakukan Ngentot dimana kami mau akhirnya kami kembali ke pesta membawa Bumbu itu.

Dan Lagi2 Bu Dea ngajakin aku ngentot di kamar mandi rumahnya dan kamarnya karena tidak ada yang didalam rumah aku pun puas dapat entot terus dari Bu Dea Maniak Sex Hampir 5 kali kami entot terus menerus sampai bermacam gaya kami lakukan.

Cerita Dewasa Sex Perselingkuhan Yang Nikmat

Cerita Dewasa Sex Memek Teman Istriku Yang Enak Di Entot

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Memek Teman Istriku Yang Enak Di Entot,Cerita Sex Memek Teman Istriku Yang Enak Di Entot

Namaku Hasan aku tinggal dengan istriku tinggal di kota G. Suatu hari aku sedang bosan dirumah jadi aku iseng memutar Video porno diruang tamu Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana dalam. Pelan-pelan kuurut dan kukocok kontolku. Tampak dari ujung lubang kontolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak.

Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Mifta, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggilku. “Hasan? Vivi? Kalian dimana? Jadi pergi tidak?” seru suara itu.
Belum sempat aku memakai celana ehh.., tau-tau Mifta udah nongol di ruang tengah, dan… “Aahhhh Kamuu ngapain ter”jeritnya.

“Aku.. eh.. anu.. aku.. ee.. lagi.. ini…” aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu.
“Kamu kenapa tidak mengetuk dulu sih?” aku protes.

“Udah, sana, pake celana dulu! Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?” ucapnya sambil duduk di kursi di depanku.

“Yee… namanya juga lagi horny… ya udah mending coli sambil nonton bf. daripada main PSK” sahutku.

“Udahah, pakai celana kamu aku ngilu ngelihatnya udah tegnag gitu malah besar lagi”

“Ahh udah telanjur kamu ngelihat. aku lanjutin aja yah” kilahku.

“Apaan sih, tadikan janjinya mau ngajak pergi. ini kok malah telanjang sih?” sahutnya.

“iyah kamu mau nolongin aku gak? bantuin aku kali ini.” aku berusaha merayunya.

“Gila kamu! Kamu sudah punya istri minta keistri kamu saja!” Mifta protes sambil melotot.

“Tenang saja aku tidak macam-macam, aku cuman minta kamu bantuin kocokin kontol aku saja” kataku.

“Jangan aneh2 yah san, Aku bukan perempuan yang semurah itu mengocok penis suami orang lain”

“Tenang rahasia ini cukup kita dua yang tau, aku gak bakal ngasih tau orang kok”

Mifta terdiam tanpa kata karena dia hanya terfokus dengan kontolku saja
“yahsudah, duduk sini dekat aku.” katanya. Mifta mulai mengocok kontolku dengan perlahan semakin lama semakin kencang dan tatapannya masih terpana oleh kontolku yang sangat menegang

“Mif bosen nih cuman dikocokin pakai tangan, aku mau yang agak beda”sambil menatap payudaranya yang bulat dan besar

”Apaan? Kamu bilang kan cuman kocokin, sekarang mau minta lebih lagi dasar nakal banget!” kataku

“Lagian sudah terlanjur juga, sekalian aja”

Mifta hanya diam dan membuka bajunya 1 demi 1 kancing telepas dan payudara bulat itu menyembul keluar yang sudah tidak terbungkus bra karena dia mengenakan kemeja jadi putingnya tidak terlihat
Dia membuka tali pinggang dan kancing celana jeansnya Perlahan, diturunkannya jeansnya, Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya.
Wow… aku terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali… mekinya masih tertutup oleh Celana dalam model “BoyShort” yang berwarna Pink membuatku semakin gemas dan membara ingin menciumi daerah kewanitaannya

“Jangan dilihatin saja atuh, aku sudah pasrah kamu nikmati saja tubuhku. akupun sudah lama tidak dijamah oleh lelaki” katanya sambil menyakinkan ku

“Beneran nih?” kataku gembira

“Iyah” katanya.

Sambil memandangi tubuh mifta, aku menurunkan celana dalamnya perlahan dan terlihatlah vagina yang mulus dengan sedikit bulu halus, kuciumi vaginanya sembari menurunkan celana dalamnya sungguh nikmatnya aroma khas vagina yang membuatku semakin membara sekali

“Kamu mulus sekali Mif” aku terus menceracau. Linda menatapku dan tersenyum. “Susumu montok bangeeeettttt…” kubalik badannya dengan posisi nungging kulihat bongkahan pantatnya yang bulat dan padat Segera kuremas-remas pantat mifta yang montok itu. sekarang, Puas dengan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya. Mifta langsung menlumat bibirku dan lidahnya menerobos masuk kemulutku.

“Ehmm Sruph sruph Ehmm” aku tidak tinggal diam kulawan dia kugigit bibirnya kuhisap lidahnya yang lembut sangat membuatku bernafsu

Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tangan kirinya meremas payudaranya Puting itu merah sekali, tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus dan kencang dibandingkan. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya mengosok-gosok memeknya.

“Sssshh… ooohhh… hhhhhh…” Kudengar suaranya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan pada kontolku sambil menikmati rintihan-rintihanya.

Mifta berbalik lagi dan sekarang sudah menghadap kontolku tap pikir panjang diemutnya langsung kepala penisku dihisapnya batang kontolku, Nikmat sekali hisapnya sampai keubun-ubun lidahnya terus menyapu kepala kontolku dengan liar membuat aku bergetar nikamt. tangannya mengocok kontolku sambil menghisapnya

“Achh… Liiiinn… enak bangeeeeett… sssshhh…” aku menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulutnya saat menghisap kontolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya
Hingga akhirnya…

“Aku mau keluuarr nihh Mifff”

“Keluarin sayang… kontol kamu udah berdenyut tuh… udah mau muncrat yaaa…”

“I.. iiy.. iiyyaaa… Miiiiffftaaa… Ouuuuufuffffff… argggghhhhhhhhhh…”

Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt… crooottt… crooootttt… kusembut spermaku di muka, bibir dan dadanya. Tanganya takmau berhenti mengocok kontolku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan.

“Telan semua spermaku mif!”kataku

Mifta menyedot semua sisa spermaku yang masih dikeluarkan kepala kontolku yang merah sekali

“Mmmm… ccppp… ssllrppp….” terdengar lidah dan bibirnya sedang menyedot.

“Enakk banget sperma kamu sayang, aku jadi pengen lagi”

“Aku pengennya numpahin spermaku dimeki kamu,”

“Nakal banget yah kamu”

Kuminta dia duduk, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang. Kulihat mekinya yang licin karena cairan kewanitaanya meleleh akibat perbuatan jariku.

“Basahh banget meki kamu mif,” tanyaku.

“Udah cepetan aku udah nggak tahan nih, Masukin cepat!!!! Ohhh… Shhhhh…” mifta meringis saat lidahku menari di ujung klitorisnya.

“Hasann Jangann siksa aku, Aku udah bener bener nggak tahan memek aku gatel” bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku di itilnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir vaginanya yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan kontolku, mencari G-spotnya. Akibatnya luar biasa.
Mifta makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat karena kontolku sudah masuk dan perlahan kugoyang dengan kuat Cairan birahinya makin membasahi kontolku.

“ayoo sayang sodok sedalam-dalamnya aah ochhh.. ahhhhhh.. shhhh…. c’mon honey.. enak.. enak…” Aku paham, gerakan pantat Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya mulai berdenyut…

“Sebentar lagi dia akan orgasme lagi ” pikirku.

“Aaarrrrggghhhhh Aaaaakuuuu kelluuatt Saannn” meleleh semua cairan kewanitaan dia dibatangku yang membautku semakin nafsu kuentot sekencangnya dan sedalamnya membuat dia terhentak hentak
Pertahananku pun jebol karena nafsu merasakan mekinya Mifta sudah becek dan Liang vaginanya menjepit penisku dengan kuat

“Sayangg kita barengann yah! aku juga sampai nih!!” “Aaah aaahh Oghhh”
Kupeluk tubuh mifta yang mungil kurasakan getaran dan kenikmatannya kontolku masih menancap dimekinya sesekali kuhujam dalam dalam kontolku membuat sensasi orgasme kami semakin memuncak

Cerita Dewasa Sex Dosenku Yang Hot Pengen Ngentot

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Dosenku Yang Hot Pengen Ngentot,

Cerita Dewasa Sex Dosenku Yang Hot Pengen Ngentot

Pada waktu itu aku dipanggil ke rumah dosen Olaragaku yang masih muda, sekitar 25 tahun. Namanya Fitri Tubuh yang Montok Padar, Payudara Besar nyembul, Pantat yang semok bulat. Dipanggil ke rumahnya karena saku ada makalah yang ketinggalan dikelas. Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 8 malam. Saat itu rumahnya hanya dirinya saja.

Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis, sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Aku masuk Dosenku pun menyambutku dengan manis. Dia membawakanku secangkir Teh ketika dia hendak duduk piringnya jatuh Fitri membungkung membelakangiku dan jelas Belahan bibir memeknya yang tebal Terlihat

Kemudian dosen saya yang sudah duduk disamping dan memegang batang saya yang sudah tegang

“Kamu pingin ya Ngentot yah?, mata kamu nakal ngelihatin memek aku terus ?” Sambi tertawa kecil

“Ah nggak Buk Las, Ibu kan sudah punya Suami” tolakku

“Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Lagian Ibu juga belum punya suami”

“Ohh, Yasudah kalau ibu memaksa” Senyumku

Fitri Menarikku masuk kedalam kamarnya
“Lutfi Coba kamu balik belakang sebentar ntar aku kasih hadiah” Saat kami masuk, ia berkata aku nurut dan berbalik kebelakang setelah 1 menit dia menyuruhku membalikan tubuhku kedepan kembali

“Loh? Bu las ngapain telanjang? Ntar dilihat dikira ada apa apa” kataku
Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian tanganku diputar putar dipayudaranya terasa sekali puting Buk Fitri sudah mengeras

Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil mengelusgelus vaginanya. Terlihat di sekitar kemaluan1nya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
“Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”

Aku jadi tergiur dengan tubuhnya yang molek, aku membuka baju kaosku dan celana boxerku langsung mencium bibirnya dengan posisi kontolku sudah mengacung tegak keatas. Kulengketkan kontolku di sela sela selangkangan vaginanya
“Wahh, Panjang sekali punya kamu”

Bus Fitri melepas ciumanku dan langsung mengulum batang sampai kepala kontolku.

“Ooohh Ssshht Ennakk Las, Aaaahh” desahku memanggil namanya langsung

Aku memegang kepalanya dan kumaju mundurkan kepalanya sambil tetap mengulum kontol besarku. Sekiranya aku sudah mau keluar aku memberhentikan kulumannya. aku mengarah kebawah tepat dibawah vaginanya yang sudah sedikit becek

kuangkat kakinya diatas meja, kujilati vaginanya dan kumasukan jariku keanusnya yang ternyata sudah tidak rapet alias ( Dobol)
“Awwwuuuuuu, sakit lufti sayangg, Cepat masukkan kontolmu.. ke memek ibu!” katanya.

“Iyahh fitri sayangg,” jawab saya sambil mencoba mengesekan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.
Lalu kumasukan perlahan kepala dan batangku, Aku kaget ternyata Ibu Fitri sudah tidak perawan

“Bu Fitri sudah tidak perawan yah ?”

“Iyah Fi Ibu sudah di perawanin sama pacar ibu, jadi ibu sekarang ketagihan Sex tapi tidak ada pelampiasan” Katanya sambil mengerang sesekali

“ohh begitu, yasudah saya siap kapan aja untuk muasin hasrat bu fitri” kataku sambil menjiltin lagi bibir memeknya yang enak

Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata, “Ohh… ohhh… besar sekali penismu, agak serat kalau masuk ke lubangku?”

“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.

Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kontolku dan kutusuk-tusuk kepala kontolku dilubangnya.

“Ohhh… ohhh… Terus sayangg, masukkan terus,” katanya memohon.

“Oohh Sssshhhtt… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..! Enakkkk sayangg Genjot memekku Aaahh..!”

Saya pun mulai memompa batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai semenit kemudian, Bu Fitri orgasme.
“Oh Andre, Ibu keluar.. nikmatnya kontolmu” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
setelah cairan itu membasahi batangku, kupompa semakin kencang lubang memeknya yang becek ” Clop Clop Clup ” Bunyi Kontolku menerobos memek beceknya

“oooohh sayanggg enakk teruss Aaahhh”

“ak…uuu keluu..uua..aaar Las…mii..ii sayangg Oohh”
kucabut batang kontolku kumasukan kedalam mulut fitri yang mungill “Croot Croott” Disedotnya semua cairan spermaku sampai tak bersisa Nikmatnya

Setelah 15 menit bermain dengan posisi ku berada di atasnya, kemudian kusuruh Fitri pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aaahh….Oohhh…Auuuwh..sayangg enakkk Ooohhh”dia merancau sambil menggoyang kan pinggangnya
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.

Kami langsung menganti posisi dengan gaya Doogge Style, Kumasukan batangku kelubang vaginanya lagi kuhentakan kontolku terus menerus

“Ooooh sayang pelann Oahhh Enakk Pelan sayang” katanya.

15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Aww…hhh sa..yang aku kel.u…uarr lag..iii nih kamu buattt” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kontolku dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.