Tag: ceita sex

Cerita Hot Dewasa Ngentot Tentangga

Dulu aku pernah mengupayakan suntik dan pil KB.Tapi kini kami lebih tidak jarang pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami paling hati-hati supaya Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku paling jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak cemas muncrat di dalam rahimku.Walaupun telah dua kali mencetuskan tubuhku tergolong sintal dan seksi. Payudaraku masih lumayan kencang sebab terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, sebab aku masih punya pinggang. Aku sadar, bila tubuhku masih tetap menciptakan para lelaki menelan air liurnya. Apalagi aku tergolong ibu-ibu yang suka gunakan baju yang agak ketat. Sudah kelaziman sih dari remaja.Suamiku tergolong seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada masing-masing orang. Di dusun dia tergolong aparat yang digemari oleh semua tetangga. Apalagi suamiku juga tidak sedikit bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering menyuruh anak-anak muda guna bermain dan berdialog di teras rumah. Semenjak satu tahun yang lalu, di halaman depan lokasi tinggal kami di bangun semacam gazebo guna nongkrong semua tetangga.Setelah melakukan pembelian televisi baru, televisi lama kami, diletakkan di gazebo itu, sehingga semua tetangga kerasan nongkrong di situ. Yang jelas, tidak sedikit bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku bila pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di lokasi itu. Maklumlah, bila istilah kerennya, aku ini tergolong MILF, hehehe. Di samping bapak-bapak, ada pun pemuda dan remaja yang tidak jarang bermain di rumah. Salah satunya sebab gazebo tersebut juga dipergunakan sebagai perpustakaan guna warga.Salah satu anak dusun yang sangat sering main ke rumah ialah Indun, yang masih SMP ruang belajar 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 lokasi tinggal dari lokasi kami. Anaknya baik dan enteng tangan. Sama suamiku dia paling akrab, bahkan sering menolong suamiku bila lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka tidak jarang main karambol bersama di gazebo kami.Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena bila malam, gazebo tersebut diberi penutup oleh suamiku, sampai-sampai tidak terasa dingin. Pada sebuah malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering menyaksikan adegan blow job di internet, aku jadi kejangkitan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku ialah penis yang sangat gagah sejagat bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF.Padahal dulu masa-masa masih pengantin muda aku selalu menampik kalau disuruh blowjob. Entah mengapa sekarang di umur yang telah pertengahan kepala tiga ini aku malah tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku dapat orgasme melulu dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue juga mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak terdapat suamiku, aku selalu membawa pisang bila nonton film-film gituan.Biasalah, seraya nonton, sambil santap pisang, hehehe. Malam tersebut pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Untuk mas Prasojo, mulutku ialah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang bila sebenarnya dia sama saja telah poligami, sebab dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya guna dimasuki. Ucapan tersebut ada benarnya, sebab mulutku sudah nyaris menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot.Karena kami menghindari kehamilan, bahkan mayoritas sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam tersebut kami lupa bila Indun istirahat di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada masa-masa penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku paling kuat. Malam tersebut aku telah berkali-kali orgasme, sedangkan suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus.Tiba-tiba kami tersentak, saat kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami menarik keluar batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya terbit jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang.

Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku menikmati pantatnya sedikit ditingkatkan merespon selangkanganku. Slepppp… pulang penis tersebut menusuk dalam lobangku.Yang mencengangkan suamiku diam saja, entah sebab dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan tidak banyak membuka mulutnya, barangkali bingung pun untuk bereaksi dengan situasi mengherankan ini.Aku diam saja menyangga napas seraya menguatkan tanganku yang menyangga tubuhku. Tanganku sedang di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel pun aku lihat mukanya, panik, takut, namun kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku.Tapi mengherankan juga, aku malah merasakan sensasi yang mengherankan dengan adanya penis anak yang telah kuanggap saudaraku sendiri tersebut dalam vaginaku. Agak kasihan pun lihat mukanya, dan pun muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan pun anak ini, dia paling bernafsu mengintip kami, dan juga lagipula yang dikawatirkan, sebab penisnya telah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku seraya tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal pun aku lihat respon mas Prasojo.Tiba-tiba pikiran badung menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya telah menancap di vaginaku. Apalagi bila lihat muka hornynya yang telah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun bila tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali mengurangi pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.Aku diam saja, melulu saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat menyaksikan mukaku separuh tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan sarat nafsu.“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan telah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.Aku tak dapat lagi mengasumsikan perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar estimasi kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang terdapat di pikiranku, aku tiba-tiba sangat hendak menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang seraya terbaring di rerumputan halaman lokasi tinggal kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku seraya meremas-remas penis kecil tersebut di dalam lobangku.Remasanku selalu buat suamiku tak tahan, sebab aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, sebab sensasi yang mengherankan ini, aku menikmati orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku mengerang dan merintih sambil mencengkeram lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun diapit dengan luar biasa.Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..Cairan panas tersebut membanjiri rahimku. Aku laksana hilang kendali, seluruh tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…“Ohhhhhhhhhh…”Aku kemudian terkulai seraya menunduk menyangga tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku megap-megap tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu mesti bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.“Dik… Indun gak gunakan kondom ..?” suamiku terbata-bata.¦ Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan tersebut tanpa pengaman sama sekali, dan aku sudah menerima tidak sedikit sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar bakal resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat dapat jadi aku bakalan berisi anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan. Pelan-pelan aku berdiri dan menarik keluar penis Indun dari vaginaku. Penis tersebut masih separuh berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku membetulkan dasterku. Dengan gugup, Indun pun menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.“Maa.. ma’af, Bu..” kesudahannya keluar pun suaranya.Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang kesudahannya pegang peranan.“Sudahlah, Ndun. Sana anda pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun seraya menunduk.

Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk mendampingi anak itu.“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.“Gak papa, kok”Aku duduk di depannya seraya tak sengaja membelai perutku.Indun malu-malu menyaksikan perutku.“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil menempatkan penanya.“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu membungkuk malu.“Ya nggak tahu bu… Kok saya dapat tahu darimana?” jawabnya tersipu. Tiba-tiba aku sangat hendak memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dialami oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu usia anaknya?”Indun kaget, gak menduga aku akan membalas sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba bakal menjadi bapak.Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan membalas apa. Aku  bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku seraya melirik menggodanya.Aku mengelus-elus perutku. Geli pun lihat wajah Indun ketika itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.“Memangnya anda tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.“Ya udah, bila benar-benar seneng, sini anda rasakan gerakannya” kataku manja sambil membelai perutku.“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.“Ya, sini, anda rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat paling membuncit sebab baju muslim yang kupakai nyaris tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk menyaksikan ke perutku. Takut-takut tangannya mengarah ke ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan tersebut dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, sebab umur begitu gerakan bayi belum terasa, namun Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia menempatkan telapaknya di perutku.“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku tidak mempedulikan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mengupayakan mendengar apa yang terdapat di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali sebab biar bagaimanapun anak ingusan ini ialah bapak dari anak dalam kandunganku.“Kamu suka punya anak?” tanyaku.“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun nyaris tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.Indun terlihat paling kebingungan, tak tahu mesti melakukan apa. Aku pun ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak tersebut sendiri masih takut-takut menyaksikan mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu mesti mengerjakan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.“Ndun, anda gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.“Kenapa?”“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian kini badanku kayak gini..” jawabku.Indun mengusung wajahnya pelan menatapku, malu-malu.“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi tidak banyak horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.“Kok waktu tersebut kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun kini membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan telah membukit kayak gini..”Indun belingsatan.“Sekarang iya..” jawabnya sambil memperbaiki celananya.“Idiiih…. Mana jajaki lihat?” godaku.Indun kian berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul terbit sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku.

Kami berdekapan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.“Aduuuh, Ndun.. anda kuat pun ya. Kamu masih belum terbit ya?”“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.Tiba-tiba aku punya gagasan untuk menolong Indun. Kuraih batang kecil tersebut dan pulang kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berdekapan sambil berbaring bersisian.“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai anda keluar…” bisikku. Indun mengangguk. Kami pulang berpelukan laksana sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir mengairi vaginaku, Indun pun membiarkan penisnya tersimpan apik dalam vaginaku. Karena keletihan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, saat jam 1 malam mendarat hpku menerima sms. Aku terbangun dan menyaksikan Indun masih menatap wajahku sambil tidak mempedulikan penisnya diam dalam lobangku.“Aduh, Ndun. Kamu belum dapat bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku seraya meremas penisnya dengan vaginaku.“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”Segera sesudah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon seraya berbaring dan tidak mempedulikan penis Indun di dalam vaginaku.“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi terdapat pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, fobia lepas penisnya dari lobangku. Aku menempatkan jariku di bibirnya, supaya dia tak bersuara. Indun mengangguk seraya tersenyum.“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada santap dan bobok lelap dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.“Sini, inginkan di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.“Mana aja deh”“Nih, gunakan mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.“Aduuh Dik. Aku lagi di dusun sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.Kami memang biasa saling tersingkap soal keperluan seks kami.“Kocok aja Mas, aku pun mau” kataku manja. Kemudian aku menggeser Indun supaya menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku memblokir hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang anda genjot aku sekencang-kencangnya hingga keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.Indun mengangguk. Aku membalas telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”Aku memungut cdku di sampingku, kemudian kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku supaya dia tidak bersuara.“Oke, Dik. Aku telah menghunus rudalku..” Sambil membalas mesra aku mengurangi pantat Indun supaya segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya guna menurunkan kakinya ke samping ranjang sampai-sampai perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku laksana yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu pun suamiku.“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, bikin ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku. Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit sebab banjir dan gesekan dengan penis Indun.Benar-benar tak waras malam ini. Aku telah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku sarat nafsu bertukar ucapan-ucapan mesra dengan suamiku. Indun seakan-akan tak pernah lelah. Tubuhnya telah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat pun membanjiri tubuhku.

Aku benar-benar tidak sopan”“Lho, khan bukan anda yang menyuruh kita istirahat bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.“Ndun, anda punya pacar?”“Belum, bu”“Kamu janji ya tidak boleh cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”“Iya bu, gak mungkinlah”“Aku takut anda rusak sebab aku”“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”“Kamu tidak boleh melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.“Tidak Bu, aku bukan cowok laksana itu. Tapi bila sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.Tiba-tiba aku sangat hendak memeluk anak itu.“Aku pun sayang anda Ndun. Sini Ibu peluk” Indun menghampiri dan kami berdekapan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berdekapan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.Aku lihat penis anak tersebut masih tegak berdiri, mungkin sebab efek pagi hari. Tanganku meraih batang tersebut dan mengocoknya pelan-pelan. Aku beranggapan cepat, sebab pagi ini Indun mesti sekolah, aku mesti segera menyelesaikan ketegangan penis itu. Aku segera mengembalikan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil menyaksikan Indun lewat cermin aku menyuruhnya.“Ndun, anda pakai jeli tersebut lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat menyaksikan muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu pun aku menyaksikan tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, namun masih sarat dengan nafsu birahi.“Cepat Ndun, nanti anda terlambat sekolah”, perintahku. Sambil mendekap perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam telah disodok-sodok tersebut segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah mengerjakan persetubuhan lagi. Aku dapat menyaksikan adegan seksi tersebut lewat cermin, di mana mukaku terlihat paling nafsu dan pun muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”“Iyyyaaa.. Bu”“Terusss… Cepat” Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin lentur menerima batang imut itu. Sungguh kesenangan yang luar biasa. Tidak berapa lama lantas kami berdua sama-sama menjangkau puncak kenikmatan. Indun tidak mempedulikan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah merasakan puncak yang barusan kami daki.“Ohhh…”Sejenak lantas aku lepaskan pantatku dari penisnya.“Udah Ndun. Sana anda mandi, pulang. Nanti anda terlambat lho sekolahnya” kataku seraya tersenyum. Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar bila celana Indun terdapat di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan terbit ke ruang tamu. Moga-moga belum terdapat yang mengejar celana itu. Untungnya celana tersebut teronggok di bawah sofa dan terselip, sampai-sampai Mbok Imah yang seringkali sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat merapikan ruang tamu.Celana tersebut segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang awalnya nampak panik berubah tenang. Setelah menggunakan celananya, Indun kusuruh cepat-cepat terbit ke ruang tamu dan memungut tas belajarnya yang semalam terbaring di meja tamu. Setelah tersebut dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku menikmati sedikit perih di unsur lobang pantatku.Baru kali ini lobang tersebut menjadi perangkat seks, tersebut pun malah dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada tidak banyak rasa sesal, namun segera kuguyur kepalaku guna menghilangkan rasa gundah di dadaku. Sorenya Indun pulang main ke rumah. Dia telah sibuk merapikan buku-buku di gazebo kami. Malam tersebut Indun istirahat lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang kelak harinya. Selama berjam-jam kami pulang bercinta. Kami saling berdekapan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun guna segera tidur, aku kawatir sekolahnya bakal terganggu sebab aktivitasku.“Ndun, tadi anda di sekolah gimana?” bisikku sesudah kami berlalu ronde ke tiga. Kami berdekapan dengan mesra di tengah ranjang.“Biasa aja Bu”“Kamu gak keletihan atau ngantuk di sekolah?”“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat istirahat siang”“Aku fobia menganggu sekolahmu”“Gak kok Bu.

Tadi aku dapat ngikutin pelajaran”“Okelah bila gitu. Tapi sesudah ini anda tidur ya, gak usah diterusin dulu”“Iya Bu”“Besok Mas Prasojo pulang, anda gak dapat nginap disini”“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap mendampingi Ibu di sini”“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku seraya mencubit pinggangnya.“Aku inginkan jadi pacar Ibu”“Lho aku khan telah bersuami?”“Ya gak papa, jadi apa saja deh”“Aku malah kasihan sama kamu. Besok-besok bila kamu udah siap, anda cari pacar yang bener ya?”“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja pun mau”“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.Kami tidur berdekapan sampai pagi. Setelah malam itu, aku semakin tidak jarang bercinta dengan Indun. Kapan juga ada kesempatan, kami berdua bakal melakukannya. Indun sangat menyimak bayi dalam kandunganku. Setiap terdapat kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan pun aku lihat anak kecil tersebut sudah merasa mesti jadi bapak.Herannya, aku pun kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku telah punya penis yang jauh lebih banyak dan terdapat untukku. Bayangkan, lain usiaku dengan Indun barangkali sekitar 27 tahun. Bahkan anak tersebut lebih sesuai menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami meningkat mesra seiring umur kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan tidak jarang ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami paling bahagia sebab bayi dalam kandunganku berada dalam situasi sehat. Aku tidak jarang kali mengingatkan Indun guna tetap konsentrasi pada sekolahnya, dan tidak boleh terlalu memikirkan anaknya. Yang sangat tidak dapat dicegah merupakan, Indun semakin lama semakin kejangkitan lobang pantatku. Lama-lama aku pun merasakan urusan yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik khusus Indun, sedangkan lobang-lobangku yang lain dipecah antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu bila pantatku telah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir pun dengan kisah tentang hubungan kelamin lewat pantat bisa menimbulkan sekian banyak penyakit, tergolong AIDS. Aku akhirnya meluangkan kondom guna Indun bila dia mohon lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia pun kawatir, walaupun dia paling senang saat masuk ke lubang pantatku. Demikian lah Cerita Panas Indonesia Cerita Hot Dewasa Ngentot Tetangga oleh Cerita sex hot

 

Kecelakaan Yang Membawa Nikmat Dengan Stella

Aku telah bekerja selama hampir 6 tahun di bagian akuntansi dan juga masih menempuh kuliah semester 4 di sebuat PTS ternama di Surabaya. Aku selalu mengendarai motor bututku ke mana aku pergi, baik itu ke kantor maupun aku ke kampus.

Pada suatu hari, waktu itu jumat pagi aku akan berangkat senam di kantor, aku mengendarai motorku dengan agak tergesa-gesa, maklum sudah agak terlambat. Sesampainya di jalan Ahmad Yani aku terperanjat hebat karena ada mobil yang memotong di depanku,

Tanpa dapat aku kuasai akhirnya akupun menabraknya dan terjatuh dengan luka yang lumayan parah, kemudian aku pingsan. Aku sadar saat aku sudah di rumah sakit AL di dekat kawasan itu, aku membuka mataku pelan-pelan dan seorang cewek cantik sudah tersenyum kepadaku.

“Kak, maafkan saya”, dia mengucapkan kata dengan penuh pesona.
“Nggak pa-pa..”, kataku lirih.
“Nama saya Stella”, kata cewek itu.
“Saya Rudy”, jawabku singkat.

Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Sejak peristiwa itu aku dirawatnya hingga aku pulang, kedua orang tuanya pun selalu menjengukku tiap sore hari, maklumlah aku anak perantauan yang jauh dari keluarga.

 

Setelah seminggu dirawat aku diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh keluarga Stella termasuk motorku yang rusak. Aku diberi motor baru sebagai gantinya dengan harapan aku akan lebih baik, aku selalu dianggap sebagai keluarga Stella sehingga aku diminta tinggal di rumahnya. Akupun sangat berterima kasih sebab akan banyak mengurangi biayaku. Stella di rumah itu adalah anak tunggal dan selalu dimanja.

Setelah hampir 6 bulan aku tinggal aku mulai merasakan bahwa Stella mulai menyukaiku, memang sih usia kami tidak jauh terpaut aku masih 24 tahun sedang Stella 20 tahun. Stella kuliah pagi di PTN semester 4 juga. Stella adalah cewek yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sangat seksi, sehingga banyak cowok yang ingin jadi kekasihnya.

Singkat cerita, pada hari jumat sore aku di telepon ke kantor untuk segera pulang sore karena ayah dan ibunya akan ke Jakarta. Aku segera pulang setelah jam 14.30. Sesampainya di rumah aku mendapati rumah dalam keadaan sepi. Aku pencet bel dan Stella hanya berteriak dari dalam bahwa pintu tidak dikunci. Aku masuk ke kamarku di atas, aku yakin orang tua Stella sudah berangkat, akupun mandi dan bermaksud istirahat, akan tetapi dari bawah Stella berteriak.

“Kak, sudah saya bikinkan kopi cream di meja belajarku”, teriak Stella.
“Ya…”, aku turun dan mengetuk kamar Stella.
“Masuk saja tidak dikunci, aku lagi mandi”, jawab Stella.

Dadaku berdebar kencang ketika aku lihat di sudut ruangan ada bayangan body mulus Stella yang seksi itu diguyur air dan hanya terhalang partisi plastik tipis (seperti di hotel-hotel). Aku duduk di meja belajar Stella dan menikmati kopi buatannya.

“Kak, udah mandi belum”, tanya Stella.
“Udah, emang kenapa?, tanyaku balik.
“Mau mandi lagi?”, kata Stella.
“Nggak”, jawabku singkat.

Aku membuka majalah di meja Stella, ketika tiba-tiba Stella berteriak, “Kak, tolong ada kecoak”, dengan tanpa pikir panjang aku melompat ke kamar mandi itu. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Stella hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut. “Kecoaknya udah pergi”, Stella berkata sambil tersenyum.

Aku terdiam dan terpana, Stella tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Kamipun bercanda, aku ambil shower kloset dengan tak kalah cerdik aku menyemprot bagian tubuh Stella yang aku rasa bikin geli. Stella menggeliat-geliat ketika air itu menyemprot ke payudaranya, seolah ia menikmatinya, aku kaget ternyata Stella tidak mengenakan BH.

Aku semakin turun dan melihat Stella juga tidak mengenakan celana dalam, darah laki-lakiku memuncak, tanpa kami sadari kami berpelukan dan aku mencium serta mengulum bibir Stella yang merah dan seksi itu, Stella sangat menikmatinya, tangankupun mulai meraba daerah sensitif Stella, Stella semakin menggeliat-geliat dan daster kecil itupun luruh ke lantai kamar mandi, aku sangat terpesona melihat body mulus Stella tanpa sehelai benang pun, Stella semakin menantang, akupun mulai mencumbuinya.

Sedikit demi sedikit pakaiankupun dilucuti Stella dengan tangan halusnya. Aku bopong body mulus Stella ke tempat tidur, Stella memamerkan vaginanya yang kelihatan rapat dan cekung memerah. Aku semakin tidak sabar, aku lepas celana dalamku cepat-cepat. Aku mulai menjilati paha Stella yang mulih halus itu. Stella menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.

Saat lidahku menjilati vagina Stella, Stella berteriak-teriak menahan kenikmatan. Aku semakin ke atas dan mengulum payudaranya serta menindihnya, semakin ke atas aku mengulum bibirnya dan aku rasakan penisku menyentuk benda lembut tapi panas.

Aku coba menekan tapi susah sekali. Stella semakin meregangkan selangkangannya, aku menekan pinggangku dan aku rasakan penisku mulai panas (karena penisku menyeruak masuk ke dalam vagina Stella), semakin panas saat aku menekannya dengan keras dan Stella menjerit sembari mendekapku erat. Sesaat kami terasa tidak sadar, kemudian aku mulai memainkan pinggulku, kami sangat menikmatinya hingga sesaat lamanya penisku mengejang dan cairan menyeruak di dalam vagina Stella, Stella memelukku erat sekali.

Kami kelelahan namun Stella kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun seolah enggan untuk mencabut penisku yang dijepit vagina Stella yang sangat kuat itu, kami memainkan lagi pinggul kami sangat lama. Kemudian kembali penisku mengejang dan cairan itu menyemprot diding rahim Stella. Dia memejamkan matanya sembari memelukku erat. Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya.

Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Stella kembali memelukku. Stella sungguh hebat, kamipun melakukan lagi. Setelah itu Stella melangkah ke kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang. Stella mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.

“Kak, aku lapar”, kata Stella.
“Aku juga”, jawabku samabil kucium bibir Stella.

Stella mengenakan pakaian seperti saat mandi tadi, tanpa BH dan celana dalam, aku membalut tubuhku dengan handuk. Kami melangkah ke dapur untuk masak, kami bercanda dan tanpa aku sadari penisku telah menegang, Stellapun begitu.

Stella duduk di meja dapur dan mengangkat kakinya, vaginanya kelihatan begitu indah dan kecil. Aku pegang penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya, gesekan-gesekan lembut kami lakukan dengan tenang dan mesra. Setelah beberapa lama cairan spermaku menyemprot di dalam vagina Stella. Stella tersenyum puas.

Kami melanjutkan lagi masak dan makan malam. Mulai saat itu setiap pagi penisku menegang, aku turun dan melakukan perbuatan itu dengan Stella, ya hampir setiap pagi. Kami sangat menikmatinya dan aku bicara kepada orang tua Stella untuk meminangnya, mereka setuju.

Kami sangat bahagia dan semakin gila-gilaan melakukan perbuatan mesum tersebut tanpa kenal waktu dan ruang.

Bokep Basah

Bokep Muncrat

Bokep Hitam 

Bokep Creampie 

Bokep Hijau 

Bokep Slide

Cerita Sex Terkini Sakit hati Si Direktur

Sepagi itu Panji santoro pemilik cukup banyak perusahaan , seorang multi milyuner bahkan juga masuk ke hebat daftar orang paling kaya di asia , sudah berteriak teriak penuh amarah di ruangan kerjanya.

Bangku empuknya dia tendang sampai bergulir , tidak senang dengan itu , dia cabut stick golf yang disimpan di faktor ruang tersebut.
“BRAAAAKKKK!!!!!” SEBUAH almari kayu remuk berantakan terserang bandul keras stick golf Panji , dan satu bandul kembali dan pecahlah meja kaca di tengah-tengah ruang.
Kelompok Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur

Ruang kerja yang awalnya teratur rapi dan santai itu sekarang ini remuk berantakan seperti baru terserang ledakan bom , sedangkan si boss Panji santoro masih tetap mengamuk , di dekat pintu seorang pria besar menakutkan cuma diam melihat semua episode yang terjadi.
Pria besar itu namanya gogon ,bodiguard dan ajudan Panji santoro. Walaupun namanya serupa dengan komedian dengan ciri khas rambut sikatnya , tapi figur gogon yang satu ini jauh dari lucu , kebalikannya berkesan cukup menakutkan.

nama gogon sebenarnya adalah sesuatu panggilan saat pria ini masih tetap menjadi preman jalanan , kependekan dari gorilla gondrong.
kemanjuran , kekuatan , dan kekejaman gogon membuat Panji tertarik untuk mengambilnya jadi anak buah. Usaha Panji santoro sendiri sebenarnya beberapa adalah usaha legal , tapi ada banyak rahasia kecil dalam usahanya yang tidak seseorang tahu , dan untuk faktor semacam itu Panji perlu seorang untuk lakukan ‘dirty job’ , dan gogon adalah orang yang pas apalagi selanjutnya pria besar ini bisa dibuktikan benar-benar setia pada boss nya.

tiga bulan kemarin , Panji buka lowongan kerja di perusahaannya sebagai sekretaris, karena skretaris awalnya sudah menikah dan turut bersama suaminya.
Nama besar perusahaan punya Panji membuat cukup banyak pelamar tiba mengharap sedikit peruntungan.
Dan dari demikian cukup banyak pelamar , Panji tertarik pada orang gadis elok dengan bodi aduhai namanya Ana , mukanya demikian innocent dengan rambut hitam panjang cantik tergerai seperti seorang gadis baik baik.

tapi kenyataannya gadis ini ingin lakukan apa untuk mendapat tugas ini , dia tidak sangsi untuk melepas semua baju yang melekat di badannya , membuat mata Panji tidak lepas kagum pada badan polos yang mulus didepannya.
tidak cuma itu , Ana dengan gemulai dan memikat dekati Panji , cerpensex.com raih celana pria itu , menurunkannya dan dengan cepat memasukkan kont0l yang sudah menegang ke mulutnya , jilatan lidah Ana kenyataannya mampu membuat Panji melayang-layang apalgi sedotannya membuat Panji tidak mampu berbicara apa apalagi bukan hanya “kamu diterima”
Tp itu semua 3 bulan yang lantas, saat sebelum Panji tahu siapa Ana sebenarnya.

kenyataannya Ana adalah mata mata yang dikirimkan oleh perusahaan kompetitor dengan tujuan mengambil sejumlah document penting berisi rahasia perusahaan punya Panji dan kondisi semakin di perparah karena kenyataannya dengan kemahirannya Ana sukses memanipulasi tanda-tangan Panji dan bawa lari sebagian besar uang perusahaan. Semua peristiwa tersebut yang membuat Panji santoro sepagi itu mengamuk merusak ruang kantornya sendiri.

entahlah merasa capek alias bisa dibuktikan sudah senang mengamuk , Panji selanjutnya termenung sebentar ,lantas melihat tajam pada gogon.
seperti mengenali apa yang ada pada pikiran si boss , gogon maju beberapa langkah dan menjelaskan,
“saya sudah menemnukannya , boss..!!!kita dapat ke sana sekarang juga…”
Panji tersenyum jahat , membereskan bajunya dan dengan kode tangan dia memerintah gogon untuk meng ikutinya.
Gogon bawa boss Panji ke wilayah tepian kota , sesuatu perumahan yang cukup eksklusif yang sudah diketahui oleh gogon untuk tempat Ana sembunyi.
gogon menunjuk sesuatu rumah dengan mobil BMW terpakir di pelataran rumah , disini tempat Ana sembunyi. Panji dengan marah melihati rumah dan mobil eksklusif dihalaman , tiga bulan kemarin
Ana belum mempunyai ini semua maknanya semua kemewahan yang dicicipi wanita itu adalah dengan uang Panji.

gogon memarkir mobil cukup jauh dari rumah barusan agar Ana tidak mengetahui
kedatangan mereka.
Pintu psupaya yang tidak terkunci lebih memudahkan Panji dan gogon masuk rumah tersebut. Panji mengetok pintu rumah sementara gogon berdiri waspada di sampingnya.

“yaaa…sebentar……” sesuatu suara cantik yang sudah benar-benar dikenali Panji kedengar dari dalam.
saat pintu dibuka Ana benar-benar kaget melihat siapa yang tiba , secara cepat dia berusaha tutup pintu kembali tapi gogon bisa lebih cepat , dia bergeral terlebih dulu menggerakkan pintu dengan keras membuat Ana jatuh terjengkang , gogon segera dekatinya dan menodongkan pistol di kepala gadis itu , sedangkan Panji memerhatikan sekitar cemas ada yang melihat semua peristiwa itu , tapi suasan disitu masih tetap sepi seperti umumnya , semua aman aman saja.

GOgon bawa Ana ke ruangan tengah , dan di bawah todongan pistol dia mendudukan gadis elok yang ketakutan itu di atas sofa.

“Ana…Ana…Ana, lama tidak temu ya…” kata Panji sekalian duduk dari sisi Ana yang ketakutan. Dalam hati Panji wajib mengaku gadis ini selalu terlihat elok dalam ketakutannya.
“ammpun..pak..tolong, maaf..saya..saya…” Ana tidak mampu menjelaskan kata karena sangat ketakutannya.
“ssst…!! rileks Ana , jangan ketakutan semacam itu. nach , ada siapa kembali di dalam rumah ini..?” bertanya Panji
“adik saya pak , di lantai atas ” jawab Ana gemetaran
“panggil dianya..”
Ana sangsi sesaat , tapi gertakan dari gogon menggunakan pistol membuatnya pada akhirnya berserah
“Tika…..!!! dapat ke sini sesaat ,?” panggil Ana dengan suara tergetar
“ya kak!! sebentar…” sesuatu suara cantik kedengar dari lantai atas
dan tidak berapa lama turunlah seorang gadis remaja elok bahkan juga lebih elok dari Ana ,dan gadis itu adalah Tika , adik kandungan dari Ana. Tika bisa dibuktikan masih tetap SMA , tapi kecantikan dan kemolekan badannya sudah tercipta secara cantik ciri khas anak remaja.
“halo..emm Tika kan.?? sini turun..” kata Panji dengan senyuman penuh kecurangan
Tika tentu saja kaget melihat keadaan semacam itu ,dia menuruni tangga dengan kebingungan , terang sekali dia sedang berpikiran untuk lakukan suatu hal.sebuah hal. Tapi Panji bisa melihat tingkah Tika karenanya dia menunnjuk pada gogon yang tengah menodongkan pistol pada Ana , dan secara mau tak mau Tika turun merapat dari mereka.

Sesaat Panji nikmati keelokan yang ada didepannya ,seorang gadis remaja elok , dengan muka dan kulit putih mulus ,toket yang seimbang menyembul dibalik t-shirtnya ,belahan dadanya yang sedikit berkesan membuat lelaki mana saja yang melihat akan naik libidonya , belum juga kemulusan paha dan kaki cantik yang cuma tertutup oleh celana pendek
“Tika , jangan takut demikian , kalian tahu siapa saya..?? ” pertanyaan Panji dijawab gelengan kepala Tika
“saya adalah boss kakakmu..emm well , bekas boss kakakmu..” jawab Panji sekalian medekati Ana , lantas dengan tau-tau menjambak rambut bekas sekertarisnya itu membuat Ana tersentak kesakitan
“dan kakakmu ini sudah mengambil sebagian besar uang perusahaan , belum juga document rahasia perusahaan yang dianya jual ke tandinganku..”
Tika berkesan benar-benar kaget , terang sekali jika si kakak tidak sebelumnya sempat bercerita apa yang dilakukan saat lagi ini.

“dan …sekarang waktunya kakakmu mempertanggung jawabkan semua kerjakanannya..” lanjut Panji.
“tta..tp pak…uangnya sudah terp..sudah kepakai semua , tp saya tentu mengganti pak , asal dikasih waktu , saya janji pak..!!!” Ana memelas meminta pengampunan pada Panji
“Ana..!!! apa saya berkesan seperti perlu uang..??? kalian berpikir saya jatuh miskin sehabiskamu khianati…hmm@!!!!” kata-kata Panji terus menekan psikis Ana
“ooo..kamu akan membayar……tp tidak dengan uang..!!!!” lanjut Panji.
“mmak..tujuan bapak..??” bertanya Ana tidak memahami.
Panji tidak jawab pertanyaan Ana , dia lalu dekati Tika yang berkesan terus ketakutan.

“Tika sayang , apa kalian sayang sama kakakmu ini..??” bertanya Panji
“pak..!! tolong jangan ikutsertakan dianya , jangan kacaukan ia..!!! agar saya saja yg…”
PLAKKKK!!! sesuatu pukulan keras di pipi Ana hentikan kata-kata gadis itu , ternyata Ana sudah bisa menyangka apa yang ada pada pikiran bekas boss nya , merasa sakit imbas pukulan dan rasa penyesalan mengakibatkan air matanya sekarang ini mengucur membasahi muka cantiknya
“pak..tolong !! jangan bunuh kakak saya , dianya hanya keluarga saya hanya satu..saya minta ” sekarang ini gantian Tika yang meminta.

Panji tersenyum penuh kemenangan lantas menjelaskan ,
“tenang saja , tidak ada yang wajib matikali ini, asal kalian berdua mengikuti semua perintahku ”
Panji terus dekati Tika yang terduduk pasrah, cemas akan keselamatan kakaknya , Tika tidak lakukan perlawanan saat Panji meraba-raba sekujur badannya , jari Panji membelai perlahan paha mulus Tika seolahsedang mengelus kreasi seni yang benar-benar mahal.
tangan Panji mengarah ke atas ke arah benjolan di dada Tika yang sejak dari barusan menggairahkan kelekakiannya, di remas remasnya berganti-gantian ke-2 toket gadis remaja itu , berasa empuk menjanapabilan sesuatu kepuasan yang tidak ada tara.
dengan perlahan-lahan t-shirt Tika dia sibak ke atas , memberikan perut rata gadis manis itu dan terutama toket yang putih bersih masih tetap terlingkupi oleh bra , ke-2 bukit itu terbuncang guncang karena isakan tangis Tika.

“kakak…” rintih Tika perlahan-lahan seakan minta bantuan pertolongan Ana saat Panji sangat asyik membelai perut rata Tika , dan meremas toket yang masih tetap tertutup bra.
Ana tau-tau bereaksi saat Panji akan luar biasa lepas bra adiknya.
“jangan pak!!! saya minta..!!! jangan kacaukan adik saya, saya minta..!!! kerjakan apa pada saya tp jangan dianya , dianya gak tahu apa apa…saya minta!!!”
Panji stop menggeraygi badan cantik Tika lantas berpindah pada Ana.
“kamu ingin kerjakan apa untuk adikmu ini , ?” bertanya Panji
“iya pak…asal jangan kacaukan dianya pak ” jawab Ana perlahan-lahan
Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur
Panji juga melepas Tika yang selanjutnya selekasnya merapihkan lagi bajunya , saat dia akan lari ke atas , Panji hebatnya memerintah lagi untuk masih tetap duduk disitu.
“baik Ana…sekarang kalian berdiri dan membuka semua bajumu ” perintah Panji.
DEngan taat Ana berdiri , termenung sesaat dan selanjutnya masih tetap di bawah todongan pistol gogon , Ana melepas bajunya satu-satu sampai telanjang bundar.
“Tika , sebelumnya sempat saksikan kakakmu telanjang..?” bertanya Panji dan dijawab Tika dengan anggukan.
“sebelumnya pernah saksikan kakakmu ML..?” bertanya Panji selanjutnya sekalian ketawa , Tika cuma merunduk risi tidak menjawab.
“kamu sebelumnya sempat ML Tika..?” bertanya Panji kembali dan dijawab gelengan kepala gadis remaja tersebut.
“hmmm virgin ternyata , baik..bermakna kalian wajib saksikan ini , kira saja seks education , hahahaha” kata Panji
baik Ana atau Tika cuma termenung tidak mampu untuk melakukan perbuatan apa apa.
“baik Ana , kalian sekarang merayap kesini , cepat!!!” perintah Panji
walau merasa terhina , Ana dengan taat merayap dekati Panji yang sedang melepas celananya sendiri, Tika mengalihkan muka saat kont0l Panji terbuka tanpa penghambat terang sekali dia merasa risi.
“menghadap ke adikmu..!!!” perintah Panji kembali.
sekarang ke-2 gadis elok kakak-adik itu sudah sama-sama bertemu , sedangkan Panji ambil posisi ada di belakang Ana , berlutut dan menerobos memek Ana dari belakang yang kenyataannya tidak sesulit yang diprediksi.

Ana mendesah dan mengeluh saat Panji mulai bergerak masukkan kont0lnya terus dalam dan mulai memompanya ,sekalian terus bekerja maju undur , tangannya tidak henti henti memnggeraygi semua badan cantik Ana , terus lama rintihan Ana jadi jeritan kesakitan yang ketahan.
Panji terus berusaha memasukkan kont0lnya terus dalam sekalian terus meremas remas toket Ana , kadang-kadang dia memukul bokong mulus Ana sampai memeras.
Sebelumnya rintihan Ana seperti kesakitan , tapi terus lama rintihannya beralih menjadi rintihan penuh kepuasan dan sementara semua episode itu terjadi , Tika terus lama terus terangsang untuk semua itu , tanpa sadar dia turut meremas remas toketnya sendiri , terkadang tangannya turun sentuh memeknya kadang-kadang, semua itu tidak lepas dari perhatian Panji.
sejumlah lama selanjutnya Panji capai klimaks dan kont0lnya menyembur semua didalamnya di dalam badan Ana dan gadis elok itu juga terbaring lemas di lantai.
Tika sendiri kenyataannya masih tetap terangsang dan tanpa sadar masih tetap meremas remas toketnya sendiri.

bagaimana Tika , sukai melihat yang tadi…??” bertanya Panji menyadarkan Tika yang selanjutnya dengan pergerakan canggung berusaha lagi duduk seperti sebelumnya.
“gak perlu malu , biasa kok yang semacam itu..” kata Panji pada Tika yang berkesan mengambil curi pandang pada kont0l Panji.
Panji mengetahui faktor itu , dia juga dekati gadis remaja itu lantas memberikan kont0lnya.
” ingin mencoba jilat..?” Panji menyentuhkan kont0lnya pada pipi Tika, gadis itu cuma mengalihkan muka karena risi.
“gak apa apa …jilat saja..” lanjut Panji sekalian menyentuhkan kont0lnya ke bibir imut Tika.
saat Tika berusaha mengalihkan muka menghindari malah malahmenyebabkan gesekan penuh nafsu antara ke-2 nya , menjadi pada akhirnya Tika juga luluh , bibirnya terbuka sedikit dan lidahnya coba sentuh kont0l didepannya.
“saran saja ke dalam mulut kalian , tp awas kalau berani coba coba gigit!!!”
Tika menjilat jilat penuh kebimbangan sebelumnya tapi lama-lama bibirnya buka terus lebar dan tanpa sangsi Panji menggerakkan masuk kont0lnya ke dalam mulut gadis manis itu menjadi berkesan penuh.
“nahh..kerens..semacam itu !! mari jilati kembali , kulum dan sedot seperti kalian makan permen loli ” kata Panji penuh kepuasan waktu mengajarkan gadis remaja ini oral seks.
walaupun masih tetap pemula dan baru , tapi kehangatan mulut seorang remaja apalagi gadis SMA teratur memberbagi sensai yang luar biasa sampai pada akhirnya Panji rasakan lagi dorongan kuat dari dalam badannya , secara cepat Panji meredam kepala Tika menjadi dia secara mau tak mau menelan semua semprotan sperma lelaki untuk pertamanya kali.

Tika berkesan gelagapan karena belum siap terima faktor itu dan terbatuk batuk kelelahan saat pada akhirnya kont0l Panji keluar mulutnya.

“nach..sekarang ini..mari membuka baju kalian ya ?” kata Panji sekalian berusaha menanggalkan baju Tika.
Ana yang 1/2 sadar berusaha menghambat faktor itu , dia tidak ingin adiknya kehilangan keperwanannya dengan panduan semacam ini.
“pak jangan kacaukan adik saya pak..!!!! bapak sudah janji ” teriak Ana histeris.
“well, saya berbohong kok !! ” jawab Panji mudah sekalian memberikan kode pada gogon.
“jangan kacaukan dianya pak..!!! saya minta dianya masih tetap perawan !!!” Ana tidak bisa menlanjutkan kata-katanya kembali karena gogon sudah membekap mulutnya dan luar biasa gadis malang itu ke salah satunya kamar , tidak butuh waktu yang lama sampai kedengar rintihan dan jeritan kesakitan dari Ana.
gogon bisa dibuktikan berbahagia sekali menganiaya wanita yang ditidurinya ,jeritan memelas korbannya teratur terus membuat preman satu ini benar-benar terangsang.

sementara masih tetap di ruangan depan , Tika tidak lakukan perlawanan apapun itu saat Panji menanggalkan semua bajunya , entahlah pasrah , entahlah takut alami faktor yang sama dengan kakaknya alias bisa dibuktikan sudah terangsang.
sehabis Tika telanjang bundar baru Panji melepas bajunya yang tersisia.
Panji selanjutnya duduk di atas sofa dan memerintah Tika untuk ambil posisi diatasnya , perlahan-lahan gadis itu turunkan bokongnya sampai kont0l Panji menyodok coba masuk kedalam memek yang masih tetap sempit.

Panji tersenyum penuh kepuasan waktu mengenali jika Tika bisa dibuktikan masih tetap perawan.
“aahhwwa…” Tika mendesah perlahan saat kegadisannya terenggut, darah perawannya terus membuat lancar pergerakan kontol Panji sementara itu dari dalam kamar jerit tangis kesakitan dari Ana masih tetap kedengar saat gogon terus menindih badannya.
Panji membantu Tika untuk raih kepuasan pada seks pertama kalinya ini ,bokongnya bergerak turun naik membuat toketnya bergoyang memikat , air mata sebelumnya sempat menetes membasahi pipi , entahlah kesakitan alias penyesalan.
Panji tidak memedulikan itu semua , dia justru asyik meremas remas toket cantik didepannya dan pada satu kesempatan mengulum dengan rakus bukit kembar itu , digigit dan dijilatinya gaungs puting gadis perawan yang mulai nikmati seks pertama kalinya , seperti tidak mengenal rasa senang Panji terus mengulum dan mengisap toket remaja yang kenyal,empuk dan nikmat itu. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Ngentot Bidadari Pom Bensin
Rintihan untuk rintihan Tika membuat Panji terus asyik nikmati badan perawan itu , seperti tidak mengenal capek dia terus memacu dan menindih Tika dengan sejumlah posisi , semua lekuk badan Tika sudah habis digerayginya dan saat semua itu kelar Tika tidak sadar diri karena kecapekan.
Hari sudah benar-benar terlarut saat Panji dan gogon sudah senang nikmati badan bekas sekretaris dan adiknya itu , ke-2 gadis elok itu tidak sadar diri karena karena sangat capek, semua tenaganya habis. Faktor itu membuat gogon secara gampang bawa dua badan telanjang itu ke mobil dan membawa pergi,
ke-2 gadis itu akan disiapkan untuk melayani relasi usaha Panji , dan Panji memiliki pendapat jika itu adalah faktor yang paling pantas untuk membalas pembelotan bekas sekertarisnya.