Tag: Cerita Dewasa Sex Terkini Sakit hati Si Direktur

Imel Janda yang Bergairah

Imel Janda yang Bergairah

Suatu sore, ketika aku berjalan-jalan di sekitar Pasar Ramayana, ada seorang wanita mendahuluiku berjalan tergesa-gesa. Isengku timbul, sambil kususul kupanggil dia dari belakang.

“Mel, Imel!” Dia menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, kukira temanku,” sahutku,
“Kebetulan dia bernama Imel”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan.
“Saya Deny”. “Imel” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebenarnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi sudah terlambat lagi pula filmya Tidak terlalu bagus”, sambungnya lagi..

Suatu sore, ketika aku berjalan-jalan di sekitar Pasar Ramayana, ada seorang wanita mendahuluiku berjalan tergesa-gesa. Isengku timbul, sambil kususul kupanggil dia dari belakang.

“Mel, Imel!” Dia menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, kukira temanku,” sahutku,
“Kebetulan dia bernama Imel”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan.
“Saya Deny”. “Imel” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebenarnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi sudah terlambat lagi pula filmya Tidak terlalu bagus”, sambungnya lagi..

“Sekarang mau kemana lagi?” pancingku. “gak ada, mau Jalan-jalan saja sepulang kerja” jawabnya. “Jalan yuk ke Sukasari” “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada Film bagus kita nonton di sana saja”. “Ayolah, kebetulan aku juga nggak ada acara, daripada bengong di rumah”.

Sambil ngobrol akhirnya kuketahui bahwa Imel bekerja di sebuah showroom mobil di Jakarta. Ia janda, cerai beranak satu. Sudah dua tahun ia janda. Umurnya lima tahun di atasku. Tinggal di daerah Warung Jambu, kost dengan beberapa temannya.

Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan lumayan besar. Wajahnya lumayan, kalau dinilai dapat angka tujuh.

Sampai di Sukasari Theatre ternyata Film sudah diputar setengah jam.

“Sekarang bagaimana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”. Kuajak dia jalan mutar-mutar di Matahari lihat-lihat baju dan kosmetik.

Akhirnya dia mengajak minum jamu di kedai dekat jalan. Tiba-tiba saja dia menggandeng lenganku berjalan ke kedai jamu tersebut.

“Mau minum sari rapet?” godaku.
“Gak ah, saya biasanya minum sehat wanita saja”. Akhirnya dia pesan jamu sehat wanita dan aku minum sehat lelaki.

Setelah minum jamu duduk-duduk sebentar di sana dan kami kembali ke Sukasari Theatre. Tak berapa lama loket buka.

“Jadi nonton?” tanyaku, “Tentu jadi, buat apa tunggu lama-lama di sini?”. Aku ke loket beli tiket.

Dan kembali duduk di sampingnya di foyer. Suasana kelihatan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang duduk-duduk di foyer. Sukasari Theatre memang bukan bioskop favorit di Bogor. Kalah sama Sartika 21 yang baru dibuka.

Akhirnya kami masuk ke dalam bioskop, kemudian film mulai diputar. Beberapa lama kemudian tangannya menyusup ke lenganku. Aku diam saja. Imel semakin merapat. Aku berpaling dan menatap wajahnya. Ia tersenyum dan membuka mulutnya sedikit. Tampak giginya yang berderet rapi. Ia menyorongkan mukanya ke arahku dan mencium pipiku. Aku sedikit kaget atas tindakannya. Aku melepaskan tangannya dari lengan kiriku, lalu kulingkarkan ke bahu kirinya.

Muka kami berdekatan. Kutatap lagi wajahnya dan perlahan-lahan muka kami saling mendekat. Matanya agak terpejam dan mulutnya terbuka. Kukecup bibirnya pelan dan lama-lama menjadi ciuman yang dalam. Kuremas dada sebelah kirinya dari luar baju dengan tangan kiriku. Ia menolak dan menepiskan tanganku, tetapi dibiarkan tanganku memeluk bahunya.

Akhirnya kami tidak konsentrasi lagi ke cerita film yang sedang diputar. Sepanjang pemutaran film itu kami saling merapat dan berciuman. Kadang-kadang lidah kami saling mendesak ke dalam rongga mulut, bergantian kadang lidahnya menggelitik rongga mulutku, kadang lidahku yang masuk ke dalam mulutnya. Ia mendesah menahan dorongan nafsunya yang tertahan sekian lama. Film habis, kami keluar dan berjalan mencari angkutan.

“Kalau sudah malam begini dari sini susah cari angkutan ke rumahku ” katanya.
“Jadi bagaimana?”
“Kita coba saja ke Ramayana, nanti disambung lagi”. Akhirnya kami dapat angkutan, tetapi hanya sampai Pajajaran saja.

Suatu sore, ketika aku berjalan-jalan di sekitar Pasar Ramayana, ada seorang wanita mendahuluiku berjalan tergesa-gesa. Isengku timbul, sambil kususul kupanggil dia dari belakang.

“Mel, Imel!” Dia menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, kukira temanku,” sahutku,
“Kebetulan dia bernama Imel”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan.
“Saya Deny”. “Imel” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebenarnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi sudah terlambat lagi pula filmya Tidak terlalu bagus”, sambungnya lagi..

“Sekarang mau kemana lagi?” pancingku. “gak ada, mau Jalan-jalan saja sepulang kerja” jawabnya. “Jalan yuk ke Sukasari” “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada Film bagus kita nonton di sana saja”. “Ayolah, kebetulan aku juga nggak ada acara, daripada bengong di rumah”.

Sambil ngobrol akhirnya kuketahui bahwa Imel bekerja di sebuah showroom mobil di Jakarta. Ia janda, cerai beranak satu. Sudah dua tahun ia janda. Umurnya lima tahun di atasku. Tinggal di daerah Warung Jambu, kost dengan beberapa temannya.

Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan lumayan besar. Wajahnya lumayan, kalau dinilai dapat angka tujuh.

Sampai di Sukasari Theatre ternyata Film sudah diputar setengah jam.

“Sekarang bagaimana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”. Kuajak dia jalan mutar-mutar di Matahari lihat-lihat baju dan kosmetik.

Akhirnya dia mengajak minum jamu di kedai dekat jalan. Tiba-tiba saja dia menggandeng lenganku berjalan ke kedai jamu tersebut.

“Mau minum sari rapet?” godaku.
“Gak ah, saya biasanya minum sehat wanita saja”. Akhirnya dia pesan jamu sehat wanita dan aku minum sehat lelaki.

Setelah minum jamu duduk-duduk sebentar di sana dan kami kembali ke Sukasari Theatre. Tak berapa lama loket buka.

“Jadi nonton?” tanyaku, “Tentu jadi, buat apa tunggu lama-lama di sini?”. Aku ke loket beli tiket.

Dan kembali duduk di sampingnya di foyer. Suasana kelihatan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang duduk-duduk di foyer. Sukasari Theatre memang bukan bioskop favorit di Bogor. Kalah sama Sartika 21 yang baru dibuka.

Akhirnya kami masuk ke dalam bioskop, kemudian film mulai diputar. Beberapa lama kemudian tangannya menyusup ke lenganku. Aku diam saja. Imel semakin merapat. Aku berpaling dan menatap wajahnya. Ia tersenyum dan membuka mulutnya sedikit. Tampak giginya yang berderet rapi. Ia menyorongkan mukanya ke arahku dan mencium pipiku. Aku sedikit kaget atas tindakannya. Aku melepaskan tangannya dari lengan kiriku, lalu kulingkarkan ke bahu kirinya.

Muka kami berdekatan. Kutatap lagi wajahnya dan perlahan-lahan muka kami saling mendekat. Matanya agak terpejam dan mulutnya terbuka. Kukecup bibirnya pelan dan lama-lama menjadi ciuman yang dalam. Kuremas dada sebelah kirinya dari luar baju dengan tangan kiriku. Ia menolak dan menepiskan tanganku, tetapi dibiarkan tanganku memeluk bahunya.

Akhirnya kami tidak konsentrasi lagi ke cerita film yang sedang diputar. Sepanjang pemutaran film itu kami saling merapat dan berciuman. Kadang-kadang lidah kami saling mendesak ke dalam rongga mulut, bergantian kadang lidahnya menggelitik rongga mulutku, kadang lidahku yang masuk ke dalam mulutnya. Ia mendesah menahan dorongan nafsunya yang tertahan sekian lama. Film habis, kami keluar dan berjalan mencari angkutan.

“Kalau sudah malam begini dari sini susah cari angkutan ke rumahku ” katanya.
“Jadi bagaimana?”
“Kita coba saja ke Ramayana, nanti disambung lagi”. Akhirnya kami dapat angkutan, tetapi hanya sampai Pajajaran saja.

Kami turun di depan pintu Kebun Raya yang di Pajajaran. Kami menungu lagi di situ.

“Jam segini nggak ada lagi angkutan ke Warung Jambu kali ya?” tanyaku.
“Kelihatannya sih nggak ada lagi. Kita cari penginapan saja yuk, saya pernah nginap rame-rame dengan teman-teman di satu penginapan. Agak murah, tapi saya lupa tempatnya”.

Sekilas terpikir olehku Wisma T dekat Pasar Kebon Kembang. “Benar nih mau nginap? Saya tahu ada penginapan yang bersih dan murah”. Setelah lima belas menit menunggu ada mobil Angkutan plat hitam berhenti di depan kami.

“Kemana Pak? Mari saya antar” tanya sopir sambil membuka kaca jendelanya. Kami naik dan minta diantar ke Wisma T.

Sampai di sana ternyata hanya ada kamar standar dengan 2 kasur. Setelah menyelesaikan pembayaran, kami berdua masuk ke kamar. Di dalam kamar kami rapatkan kedua kasur yang ada. Karena agak gerah kubuka kausku. Imel hanya memandang dan tersenyum saja. Kami berbaring berdampingan di kasur masing-masing.

“Boss-nya yang punya showroom orang mana sih?”
“Keturunan Arab” Jawabnya.
“Asyik dong pasti gede punya barangnya. Kamu sering diajak sama boss dong “.
“gak pernah kok”. Entah dia berbohong atau benar.
“Terus kalau tiba-tiba kepengen gimana?” Imel hanya diam saja. Imel bangun dan kulihat dia membuka celana panjangnya. “Eh ngapain dibuka?” kataku terkejut.

Imel hanya tersenyum saja. Ternyata dia mengenakan celana pendek santai sebatas lutut di dalamnya. Kembali Imel berbaring di kasurnya. Karena kedua kasur sengaja kami susun rapat, tanganku bisa menjangkau tubuhnya dan kurengkuh mendekat tubuhku.

Kembali kami berciuman. Mula-mula hanya kukecup bibirnya saja dengan lembut. Imel membalas lembut dan lama kelamaan mulai menjadi liar. Tangannya memainkan bulu dadaku.

Beberapa menit kami saling berciuman dengan dengus napas yang berat. Kutindih dia sambil berciuman. Meriamku di bawah mulai bangkit. Imel merapatkan selangkangannya pada selangkanganku. Mulutku turun ke atas dadanya dan kucoba membuka kancing shirt nya dengan bibirku dan gigiku.

“Sebentar, aku buka dulu bajuku ya,” Katanya sambil membuka kancing bajunya satu persatu.
“Jangan, gak usah dibuka” kataku sambil menahan tangannya.
“gak apa-apa kok. Kamu mau kan”. Katanya mendesah.

Imel membuka baju dan celana pendeknya. Kemudian tangannya membuka ikat pinggangku dan akhirnya menarik resleting dan kemudian dengan perlahan ia menarik celanaku ke bawah. Kini kami hanya mengenakan pakaian dalam saja.

“Kamu sering ajak perempuan untuk begini ya?” tanyanya.
“Ah gak, aku belum pernah kok berhubungan dengan wanita” kataku berbohong. Aku memang sudah beberapa kali berhubungan dengan wanita.

“Gak percaya ah, kelihatannya kamu lihai sekali dalam bercumbu tadi”.
“Kalau sebatas ciuman emang sih, tapi untuk lebih jauh lagi belum pernah. Paling hanya nonton Film dan baca cerita saja”

“Jadi kamu masih perjaka?” ia meyakinkan lagi.
“Emangnya kenapa?”
“Eehhngng..” Ia mendesah ketika lehernya kujilati.

Suatu sore, ketika aku berjalan-jalan di sekitar Pasar Ramayana, ada seorang wanita mendahuluiku berjalan tergesa-gesa. Isengku timbul, sambil kususul kupanggil dia dari belakang.

“Mel, Imel!” Dia menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, kukira temanku,” sahutku,
“Kebetulan dia bernama Imel”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan.
“Saya Deny”. “Imel” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebenarnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi sudah terlambat lagi pula filmya Tidak terlalu bagus”, sambungnya lagi..

“Sekarang mau kemana lagi?” pancingku. “gak ada, mau Jalan-jalan saja sepulang kerja” jawabnya. “Jalan yuk ke Sukasari” “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada Film bagus kita nonton di sana saja”. “Ayolah, kebetulan aku juga nggak ada acara, daripada bengong di rumah”.

Sambil ngobrol akhirnya kuketahui bahwa Imel bekerja di sebuah showroom mobil di Jakarta. Ia janda, cerai beranak satu. Sudah dua tahun ia janda. Umurnya lima tahun di atasku. Tinggal di daerah Warung Jambu, kost dengan beberapa temannya.

Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan lumayan besar. Wajahnya lumayan, kalau dinilai dapat angka tujuh.

Sampai di Sukasari Theatre ternyata Film sudah diputar setengah jam.

“Sekarang bagaimana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”. Kuajak dia jalan mutar-mutar di Matahari lihat-lihat baju dan kosmetik.

Akhirnya dia mengajak minum jamu di kedai dekat jalan. Tiba-tiba saja dia menggandeng lenganku berjalan ke kedai jamu tersebut.

“Mau minum sari rapet?” godaku.
“Gak ah, saya biasanya minum sehat wanita saja”. Akhirnya dia pesan jamu sehat wanita dan aku minum sehat lelaki.

Setelah minum jamu duduk-duduk sebentar di sana dan kami kembali ke Sukasari Theatre. Tak berapa lama loket buka.

“Jadi nonton?” tanyaku, “Tentu jadi, buat apa tunggu lama-lama di sini?”. Aku ke loket beli tiket.

Dan kembali duduk di sampingnya di foyer. Suasana kelihatan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang duduk-duduk di foyer. Sukasari Theatre memang bukan bioskop favorit di Bogor. Kalah sama Sartika 21 yang baru dibuka.

Akhirnya kami masuk ke dalam bioskop, kemudian film mulai diputar. Beberapa lama kemudian tangannya menyusup ke lenganku. Aku diam saja. Imel semakin merapat. Aku berpaling dan menatap wajahnya. Ia tersenyum dan membuka mulutnya sedikit. Tampak giginya yang berderet rapi. Ia menyorongkan mukanya ke arahku dan mencium pipiku. Aku sedikit kaget atas tindakannya. Aku melepaskan tangannya dari lengan kiriku, lalu kulingkarkan ke bahu kirinya.

Muka kami berdekatan. Kutatap lagi wajahnya dan perlahan-lahan muka kami saling mendekat. Matanya agak terpejam dan mulutnya terbuka. Kukecup bibirnya pelan dan lama-lama menjadi ciuman yang dalam. Kuremas dada sebelah kirinya dari luar baju dengan tangan kiriku. Ia menolak dan menepiskan tanganku, tetapi dibiarkan tanganku memeluk bahunya.

Akhirnya kami tidak konsentrasi lagi ke cerita film yang sedang diputar. Sepanjang pemutaran film itu kami saling merapat dan berciuman. Kadang-kadang lidah kami saling mendesak ke dalam rongga mulut, bergantian kadang lidahnya menggelitik rongga mulutku, kadang lidahku yang masuk ke dalam mulutnya. Ia mendesah menahan dorongan nafsunya yang tertahan sekian lama. Film habis, kami keluar dan berjalan mencari angkutan.

“Kalau sudah malam begini dari sini susah cari angkutan ke rumahku ” katanya.
“Jadi bagaimana?”
“Kita coba saja ke Ramayana, nanti disambung lagi”. Akhirnya kami dapat angkutan, tetapi hanya sampai Pajajaran saja.

Kami turun di depan pintu Kebun Raya yang di Pajajaran. Kami menungu lagi di situ.

“Jam segini nggak ada lagi angkutan ke Warung Jambu kali ya?” tanyaku.
“Kelihatannya sih nggak ada lagi. Kita cari penginapan saja yuk, saya pernah nginap rame-rame dengan teman-teman di satu penginapan. Agak murah, tapi saya lupa tempatnya”.

Sekilas terpikir olehku Wisma T dekat Pasar Kebon Kembang. “Benar nih mau nginap? Saya tahu ada penginapan yang bersih dan murah”. Setelah lima belas menit menunggu ada mobil Angkutan plat hitam berhenti di depan kami.

“Kemana Pak? Mari saya antar” tanya sopir sambil membuka kaca jendelanya. Kami naik dan minta diantar ke Wisma T.

Sampai di sana ternyata hanya ada kamar standar dengan 2 kasur. Setelah menyelesaikan pembayaran, kami berdua masuk ke kamar. Di dalam kamar kami rapatkan kedua kasur yang ada. Karena agak gerah kubuka kausku. Imel hanya memandang dan tersenyum saja. Kami berbaring berdampingan di kasur masing-masing.

“Boss-nya yang punya showroom orang mana sih?”
“Keturunan Arab” Jawabnya.
“Asyik dong pasti gede punya barangnya. Kamu sering diajak sama boss dong “.
“gak pernah kok”. Entah dia berbohong atau benar.
“Terus kalau tiba-tiba kepengen gimana?” Imel hanya diam saja. Imel bangun dan kulihat dia membuka celana panjangnya. “Eh ngapain dibuka?” kataku terkejut.

> Imel hanya tersenyum saja. Ternyata dia mengenakan celana pendek santai sebatas lutut di dalamnya. Kembali Imel berbaring di kasurnya. Karena kedua kasur sengaja kami susun rapat, tanganku bisa menjangkau tubuhnya dan kurengkuh mendekat tubuhku.

Kembali kami berciuman. Mula-mula hanya kukecup bibirnya saja dengan lembut. Imel membalas lembut dan lama kelamaan mulai menjadi liar. Tangannya memainkan bulu dadaku.

Beberapa menit kami saling berciuman dengan dengus napas yang berat. Kutindih dia sambil berciuman. Meriamku di bawah mulai bangkit. Imel merapatkan selangkangannya pada selangkanganku. Mulutku turun ke atas dadanya dan kucoba membuka kancing shirt nya dengan bibirku dan gigiku.

“Sebentar, aku buka dulu bajuku ya,” Katanya sambil membuka kancing bajunya satu persatu.
“Jangan, gak usah dibuka” kataku sambil menahan tangannya.
“gak apa-apa kok. Kamu mau kan”. Katanya mendesah.

Imel membuka baju dan celana pendeknya. Kemudian tangannya membuka ikat pinggangku dan akhirnya menarik resleting dan kemudian dengan perlahan ia menarik celanaku ke bawah. Kini kami hanya mengenakan pakaian dalam saja.

“Kamu sering ajak perempuan untuk begini ya?” tanyanya.
“Ah gak, aku belum pernah kok berhubungan dengan wanita” kataku berbohong. Aku memang sudah beberapa kali berhubungan dengan wanita.

“Gak percaya ah, kelihatannya kamu lihai sekali dalam bercumbu tadi”.
“Kalau sebatas ciuman emang sih, tapi untuk lebih jauh lagi belum pernah. Paling hanya nonton Film dan baca cerita saja”

“Jadi kamu masih perjaka?” ia meyakinkan lagi.
“Emangnya kenapa?”
“Eehhngng..” Ia mendesah ketika lehernya kujilati.

Imel menindihku dan tangannya kebelakang punggungnya membuka pengait bra-nya. Kini terbukalah dadanya di hadapanku. Buah dadanya lumayan besar. Masih kencang dan padat. Imel mendorong lidahnya masuk jauh ke dalam rongga mulutku. Lidahnya liar memainkan lidahku.

Aku hanya diam saja, sesekali membalas mendorong lidahnya. Tanganku memilin puting serta meremas payudaranya. Imel menggeserkan tubuhnya ke bagian atas tubuhku sehingga payudaranya pas di depan mulutku. Segera kuhisap payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kugigit kecil.

“Aaacchh, teruskan Den.. Teruskan”. Ia mulai mengerang dan meracau, punggungnya melengkung ke belakang.

Meriamku semakin keras. Imel semakin merapatkan selangkangannya pada selangkanganku, sehingga kadang terasa agak sakit jika dia terlalu keras menindihku. Puting dan payudaranya semakin kencang dan keras.

Kukulum payudaranya, sambil putingnya terus kumainkan dengan lidahku. Dadanya terlihat memerah dan menjadi lebih gelap dibanding bagian tubuh lainnya pertanda nafsunya mulai terbakar. Napasnya tersengal-sengal.

Tangan Imel bergerak ke bawah menyelusup di balik celana dalamku, meremas, mengocok dan menggoyang-goyangkan senjataku. Akhirnya dia menarik celana dalamku sampai ke lutut dan dengan bantuan jari kakinya ia melepaskannya ke bawah. Kini aku dalam keadaan telanjang bulat.

Imel menggeserkan mulutnya ke arah bawah, menjilati leher dan menggigit kecil daun telingaku. Hembusan napasnya terasa kuat menerpa tubuhku. Dia mulai menjilati putingku. Aku terangsang hebat sekali sehingga harus menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menahan rangsangan ini.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Tangannya kemudian membuka celana dalamnya sendiri. Kini tangan kiriku leluasa bermain di antara selangkangannya. Rambut kemaluannya tidak begitu lebat dan pendek-pendek. Dengan jari telunjuk dan jari manis kubuka kemaluannya itu.

Jari tengahku menekan bagian atas organ kewanitaannya dan mengusap bagian yang menonjol seperti kacang tanah. Setiap aku mengusap kelentitnya Imel menggigit kuat dadaku dan mengerang tertahan.

“Aaauhh.. Ngngnggnghhk”

Mulutnya bergerak semakin ke bawah, bermain-main dengan bulu dada dan perutku, terus semakin ke bawah, menjilati bagian dalam lutut dan pahaku. Sendi-sendi kakiku terasa mau lepas. Tangannya masih sempat bermain-main di kejantananku. Kini mulutnya mulai menjilati kantung penisku. Tanganku meremas-remas rambutnya untuk mengimbanginya.

Aku pikir dia mau meng-oral, tetapi ternyata tidak, dia hanya sampai pada kantung penis saja. Aku hanya menunggu dan mengimbangi gerakannya saja, seolah-olah aku belum pernah melakukan hal ini. Kembali Imel bergerak ke atas, tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri mengeras.

Suatu sore, ketika aku berjalan-jalan di sekitar Pasar Ramayana, ada seorang wanita mendahuluiku berjalan tergesa-gesa. Isengku timbul, sambil kususul kupanggil dia dari belakang.

“Mel, Imel!” Dia menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, kukira temanku,” sahutku,
“Kebetulan dia bernama Imel”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengajak berkenalan.
“Saya Deny”. “Imel” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebenarnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi sudah terlambat lagi pula filmya Tidak terlalu bagus”, sambungnya lagi..

 

“Sekarang mau kemana lagi?” pancingku. “gak ada, mau Jalan-jalan saja sepulang kerja” jawabnya. “Jalan yuk ke Sukasari” “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada Film bagus kita nonton di sana saja”. “Ayolah, kebetulan aku juga nggak ada acara, daripada bengong di rumah”.

Sambil ngobrol akhirnya kuketahui bahwa Imel bekerja di sebuah showroom mobil di Jakarta. Ia janda, cerai beranak satu. Sudah dua tahun ia janda. Umurnya lima tahun di atasku. Tinggal di daerah Warung Jambu, kost dengan beberapa temannya.

Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan lumayan besar. Wajahnya lumayan, kalau dinilai dapat angka tujuh.

Sampai di Sukasari Theatre ternyata Film sudah diputar setengah jam.

“Sekarang bagaimana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”. Kuajak dia jalan mutar-mutar di Matahari lihat-lihat baju dan kosmetik.

Akhirnya dia mengajak minum jamu di kedai dekat jalan. Tiba-tiba saja dia menggandeng lenganku berjalan ke kedai jamu tersebut.

“Mau minum sari rapet?” godaku.
“Gak ah, saya biasanya minum sehat wanita saja”. Akhirnya dia pesan jamu sehat wanita dan aku minum sehat lelaki.

Setelah minum jamu duduk-duduk sebentar di sana dan kami kembali ke Sukasari Theatre. Tak berapa lama loket buka.

“Jadi nonton?” tanyaku, “Tentu jadi, buat apa tunggu lama-lama di sini?”. Aku ke loket beli tiket.

Dan kembali duduk di sampingnya di foyer. Suasana kelihatan sepi, hanya ada beberapa orang saja yang duduk-duduk di foyer. Sukasari Theatre memang bukan bioskop favorit di Bogor. Kalah sama Sartika 21 yang baru dibuka.

Akhirnya kami masuk ke dalam bioskop, kemudian film mulai diputar. Beberapa lama kemudian tangannya menyusup ke lenganku. Aku diam saja. Imel semakin merapat. Aku berpaling dan menatap wajahnya. Ia tersenyum dan membuka mulutnya sedikit. Tampak giginya yang berderet rapi. Ia menyorongkan mukanya ke arahku dan mencium pipiku. Aku sedikit kaget atas tindakannya. Aku melepaskan tangannya dari lengan kiriku, lalu kulingkarkan ke bahu kirinya.

Muka kami berdekatan. Kutatap lagi wajahnya dan perlahan-lahan muka kami saling mendekat. Matanya agak terpejam dan mulutnya terbuka. Kukecup bibirnya pelan dan lama-lama menjadi ciuman yang dalam. Kuremas dada sebelah kirinya dari luar baju dengan tangan kiriku. Ia menolak dan menepiskan tanganku, tetapi dibiarkan tanganku memeluk bahunya.

Akhirnya kami tidak konsentrasi lagi ke cerita film yang sedang diputar. Sepanjang pemutaran film itu kami saling merapat dan berciuman. Kadang-kadang lidah kami saling mendesak ke dalam rongga mulut, bergantian kadang lidahnya menggelitik rongga mulutku, kadang lidahku yang masuk ke dalam mulutnya. Ia mendesah menahan dorongan nafsunya yang tertahan sekian lama. Film habis, kami keluar dan berjalan mencari angkutan.

“Kalau sudah malam begini dari sini susah cari angkutan ke rumahku ” katanya.
“Jadi bagaimana?”
“Kita coba saja ke Ramayana, nanti disambung lagi”. Akhirnya kami dapat angkutan, tetapi hanya sampai Pajajaran saja.

Kami turun di depan pintu Kebun Raya yang di Pajajaran. Kami menungu lagi di situ.

“Jam segini nggak ada lagi angkutan ke Warung Jambu kali ya?” tanyaku.
“Kelihatannya sih nggak ada lagi. Kita cari penginapan saja yuk, saya pernah nginap rame-rame dengan teman-teman di satu penginapan. Agak murah, tapi saya lupa tempatnya”.

Sekilas terpikir olehku Wisma T dekat Pasar Kebon Kembang. “Benar nih mau nginap? Saya tahu ada penginapan yang bersih dan murah”. Setelah lima belas menit menunggu ada mobil Angkutan plat hitam berhenti di depan kami.

“Kemana Pak? Mari saya antar” tanya sopir sambil membuka kaca jendelanya. Kami naik dan minta diantar ke Wisma T.

Sampai di sana ternyata hanya ada kamar standar dengan 2 kasur. Setelah menyelesaikan pembayaran, kami berdua masuk ke kamar. Di dalam kamar kami rapatkan kedua kasur yang ada. Karena agak gerah kubuka kausku. Imel hanya memandang dan tersenyum saja. Kami berbaring berdampingan di kasur masing-masing.

“Boss-nya yang punya showroom orang mana sih?”
“Keturunan Arab” Jawabnya.
“Asyik dong pasti gede punya barangnya. Kamu sering diajak sama boss dong “.
“gak pernah kok”. Entah dia berbohong atau benar.
“Terus kalau tiba-tiba kepengen gimana?” Imel hanya diam saja. Imel bangun dan kulihat dia membuka celana panjangnya. “Eh ngapain dibuka?” kataku terkejut.

Imel hanya tersenyum saja. Ternyata dia mengenakan celana pendek santai sebatas lutut di dalamnya. Kembali Imel berbaring di kasurnya. Karena kedua kasur sengaja kami susun rapat, tanganku bisa menjangkau tubuhnya dan kurengkuh mendekat tubuhku.

Kembali kami berciuman. Mula-mula hanya kukecup bibirnya saja dengan lembut. Imel membalas lembut dan lama kelamaan mulai menjadi liar. Tangannya memainkan bulu dadaku.

Beberapa menit kami saling berciuman dengan dengus napas yang berat. Kutindih dia sambil berciuman. Meriamku di bawah mulai bangkit. Imel merapatkan selangkangannya pada selangkanganku. Mulutku turun ke atas dadanya dan kucoba membuka kancing shirt nya dengan bibirku dan gigiku.

“Sebentar, aku buka dulu bajuku ya,” Katanya sambil membuka kancing bajunya satu persatu.
“Jangan, gak usah dibuka” kataku sambil menahan tangannya.
“gak apa-apa kok. Kamu mau kan”. Katanya mendesah.Imel membuka baju dan celana pendeknya. Kemudian tangannya membuka ikat pinggangku dan akhirnya menarik resleting dan kemudian dengan perlahan ia menarik celanaku ke bawah. Kini kami hanya mengenakan pakaian dalam saja.

“Kamu sering ajak perempuan untuk begini ya?” tanyanya.
“Ah gak, aku belum pernah kok berhubungan dengan wanita” kataku berbohong. Aku memang sudah beberapa kali berhubungan dengan wanita.

“Gak percaya ah, kelihatannya kamu lihai sekali dalam bercumbu tadi”.
“Kalau sebatas ciuman emang sih, tapi untuk lebih jauh lagi belum pernah. Paling hanya nonton Film dan baca cerita saja”

“Jadi kamu masih perjaka?” ia meyakinkan lagi.
“Emangnya kenapa?”
“Eehhngng..” Ia mendesah ketika lehernya kujilati.

Imel menindihku dan tangannya kebelakang punggungnya membuka pengait bra-nya. Kini terbukalah dadanya di hadapanku. Buah dadanya lumayan besar. Masih kencang dan padat. Imel mendorong lidahnya masuk jauh ke dalam rongga mulutku. Lidahnya liar memainkan lidahku.

Aku hanya diam saja, sesekali membalas mendorong lidahnya. Tanganku memilin puting serta meremas payudaranya. Imel menggeserkan tubuhnya ke bagian atas tubuhku sehingga payudaranya pas di depan mulutku. Segera kuhisap payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kugigit kecil.

“Aaacchh, teruskan Den.. Teruskan”. Ia mulai mengerang dan meracau, punggungnya melengkung ke belakang.

Meriamku semakin keras. Imel semakin merapatkan selangkangannya pada selangkanganku, sehingga kadang terasa agak sakit jika dia terlalu keras menindihku. Puting dan payudaranya semakin kencang dan keras.

Kukulum payudaranya, sambil putingnya terus kumainkan dengan lidahku. Dadanya terlihat memerah dan menjadi lebih gelap dibanding bagian tubuh lainnya pertanda nafsunya mulai terbakar. Napasnya tersengal-sengal.Tangan Imel bergerak ke bawah menyelusup di balik celana dalamku, meremas, mengocok dan menggoyang-goyangkan senjataku. Akhirnya dia menarik celana dalamku sampai ke lutut dan dengan bantuan jari kakinya ia melepaskannya ke bawah. Kini aku dalam keadaan telanjang bulat.

Imel menggeserkan mulutnya ke arah bawah, menjilati leher dan menggigit kecil daun telingaku. Hembusan napasnya terasa kuat menerpa tubuhku. Dia mulai menjilati putingku. Aku terangsang hebat sekali sehingga harus menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menahan rangsangan ini.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Tangannya kemudian membuka celana dalamnya sendiri. Kini tangan kiriku leluasa bermain di antara selangkangannya. Rambut kemaluannya tidak begitu lebat dan pendek-pendek. Dengan jari telunjuk dan jari manis kubuka kemaluannya itu.

Jari tengahku menekan bagian atas organ kewanitaannya dan mengusap bagian yang menonjol seperti kacang tanah. Setiap aku mengusap kelentitnya Imel menggigit kuat dadaku dan mengerang tertahan.

“Aaauhh.. Ngngnggnghhk”

Mulutnya bergerak semakin ke bawah, bermain-main dengan bulu dada dan perutku, terus semakin ke bawah, menjilati bagian dalam lutut dan pahaku. Sendi-sendi kakiku terasa mau lepas. Tangannya masih sempat bermain-main di kejantananku. Kini mulutnya mulai menjilati kantung penisku. Tanganku meremas-remas rambutnya untuk mengimbanginya.

Aku pikir dia mau meng-oral, tetapi ternyata tidak, dia hanya sampai pada kantung penis saja. Aku hanya menunggu dan mengimbangi gerakannya saja, seolah-olah aku belum pernah melakukan hal ini. Kembali Imel bergerak ke atas, tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri mengeras.

Ia dalam posisi jongkok di atas selangkanganku. Perlahan lahan ia menurunkan pantatnya sambil memutar-mutarkannya. Agak susah dia kelihatannya berusaha memasukkan kejantananku ke liang vaginanya. Mungkin benar juga setelah lama janda dia tidak pernah merasakan lagi nikmatnya berhubungan badan.

Penisku memang lebih besar di bagian ujung dari pada pangkalnya. Kepala kejantananku dijepit dengan kedua jarinya, digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa hangat dan lembab, lama-lama seperti berair. Dia mencoba lagi untuk memasukkan kejantananku. Kali ini.. Blleessh.. Usahanya berhasil. “Ouhh.. Imel ouhh” kini aku yang setengah berteriak.

Imel mulai bergerak naik turun dalam posisi setengah jongkok. Mula-mula perlahan-lahan dia menggerakkannya, karena memang terasa masih sempit agak kesat dan kering. Aku mengimbanginya dengan memutar pinggulku dan meremas payudaranya.

Kepalanya mendongak ke atas dan bergerak ke kanan kiri. Kedua tangannya bertumpu pada pahaku. Ketika lendirnya sudah membasahi organnya Imel mempercepat gerakannya, kadang-kadang dibuatnya tinggal kepala penisku saja yang menyentuh mulut vaginanya. Imel menghentikan gerakannya, merebahkan tubuhnya di atasku dan kini terasa otot vaginanya meremas penisku.

Terasa nikmat sekali. Aku mengimbanginya, ketika dia relaksasi aku yang mengencangkan otot perutku seolah-olah menahan kencing. Demikian bergantian kami saling meremas dengan otot kemaluan kami. Beberapa saat kami dalam posisi itu tanpa menggerakkan tubuh, hanya otot kemaluan saja yang bekerja sambil saling berciuman dan memagut tubuh kami. “Deny, .. Nikmat sekali .. Ooouuhh” desisnya sambil menciumi leherku.

Imel berguling ke samping, kini dalam posisi menyamping aku yang bergerak maju mundur menyodokkan kejantananku ke dalam vaginanya. Dalam posisi ini gerakanku menjadi kurang nyaman dan kurang bebas. Kugulingkan lagi tubuhnya, kini aku yang berada di atas.

Kuatur gerakanku dengan ritme pelan namun dalam sampai kurasakan kepala penisku menyentuh mulut rahimnya. Kuangkat penisku sampai keluar dari vaginanya dan kumasukkan lagi dengan pelan, demikian berulang-ulang. Ketika penisku menyentuh rahimnya Imel mengangkat pantatnya sehingga tubuh kami merapat.

“Lebih cepat lagi, oohh.. Aku mau keluar aacchhkk..” Imel memeluk punggungku lebih erat. Betisnya membelit pinggangku, matanya setengah terpejam, kepalanya terangkat sehingga seolah-olah tubuhnya menggantung di tubuhku.

Kuubah ritmeku, kugerakkan dengan pelan namun hanya ujung penisku saja yang masuk beberapa kali kemudian sekali kutusukkan dengan cepat sampai seluruh batang terbenam. Matanya semakin sayu dan gerakannya semakin liar. Aku mendadak menghentikan gerakanku. Payudaranya sebelah kuremas dan sebelah lagi kukulum dalam-dalam. Tubuh Imel bergetar seperti menangis.

“Ayo jangan berhenti, teruskan.. Teruskan lagi” pintanya.

Aku tahu wanita ini hampir mencapai puncaknya. Kugerakkan lagi tubuhku. Kali ini dengan ritme yang cepat dan dalam. Semakin lama semakin cepat. Terdengar bunyi seperti kaki diangkat dari dalam lumpur ketika penisku kunaikturunkan dengan cepat.

“Ayolah Deny, aku mau sampai “. Gerakan pantatku semakin cepat dan akhirnya
“Sekarang.. Den.. Sekarang.. Yeeah!!”

Kurasakan tubuhnya menegang, vaginanya berdenyut dengan cepat, napasnya tersengal dan tangannya meremas rambutku. Kukencangkan otot perutku dan kutahan, terasa ada aliran lahar yang mau meledak.

Aku berhenti sejenak dalam posisi kepala penis saja yang masuk dalam vaginanya, kemudian kuhempaskan dalam-dalam. Serr.. Seerr beberapa kali laharku muncrat di dalam vaginanya. Imel hendak berteriak untuk menyalurkan rasa kepuasannya, namun sebelum keluar suaranya kusumbat mulutnya dengan bibirku.

“MMmmhh.. Achh” pantatnya diangkat menyambut hunjamanku dan tubuhnya bergetar, pelukan tangan dan jepitan kakinya semakin erat sampai aku merasa kesulitan bernafas, denyutan di dalam vaginanya terasa kuat sekali meremas kejantananku.

Setelah satu menit denyutannya masih sempit terasa sampai penisku terasa ngilu. Ketika penisku mau kucabut dia menahan tubuhku.

“Jangan dicabut dulu, biarkan saja di dalam. Ouhh kamu hebat sekali Deny. Terima kasih kamu telah memuaskanku” Imel mengecup bibirku.

Kubiarkan dia memelukku sampai penisku mengecil dan akhirnya keluar sendiri dari vaginanya. Malam itu dalam waktu kurang lebih tujuh jam kami bertempur sampai enam ronde. Paginya dia memelukku dan berkata,

“Aku mau lagi di lain hari”.
“Ah kamu nakal, perjakaku kamu ambil”.
“Kamu yang nakal, kamu yang mulai”. Kupeluk dia dan kuangkat ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan diri..

Akhirnya kuantar dia ngentot sepulang Kerja dan aku berjanji untuk datang lagi ke rumahnya. Ternyata dia tinggal serumah dengan beberapa teman-temannya. Semuanya wanita, sebagian janda dan sebagian lagi masih gadis. Mereka masing-masing punya pekerjaan tetap. ohh nikmatnya tubuh Imel.

Cerita Dewasa Sex Terkini Sakit hati Si Direktur

apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Terkini Sakit hati Si Direktur,

Cerita Dewasa Sex Terkini Sakit hati Si Direktur

Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, narasi seks sakit hati si direktur. Sepagi itu Panji santoro pemilik cukup banyak perusahaan , seorang multi milyuner bahkan juga masuk ke hebat daftar orang paling kaya di asia , sudah berteriak teriak penuh amarah di ruangan kerjanya.

Bangku empuknya dia tendang sampai bergulir , tidak senang dengan itu , dia cabut stick golf yang disimpan di faktor ruang tersebut.
“BRAAAAKKKK!!!!!” SEBUAH almari kayu remuk berantakan terserang bandul keras stick golf Panji , dan satu bandul kembali dan pecahlah meja kaca di tengah-tengah ruang.
Kelompok Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur

Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur

Bacaan Seks 2022 Ruang kerja yang awalnya teratur rapi dan santai itu sekarang ini remuk berantakan seperti baru terserang ledakan bom , sedangkan si boss Panji santoro masih tetap mengamuk , di dekat pintu seorang pria besar menakutkan cuma diam melihat semua episode yang terjadi.
Pria besar itu namanya gogon ,bodiguard dan ajudan Panji santoro. Walaupun namanya serupa dengan komedian dengan ciri khas rambut sikatnya , tapi figur gogon yang satu ini jauh dari lucu , kebalikannya berkesan cukup menakutkan.

nama gogon sebenarnya adalah sesuatu panggilan saat pria ini masih tetap menjadi preman jalanan , kependekan dari gorilla gondrong.
kemanjuran , kekuatan , dan kekejaman gogon membuat Panji tertarik untuk mengambilnya jadi anak buah. Usaha Panji santoro sendiri sebenarnya beberapa adalah usaha legal , tapi ada banyak rahasia kecil dalam usahanya yang tidak seseorang tahu , dan untuk faktor semacam itu Panji perlu seorang untuk lakukan ‘dirty job’ , dan gogon adalah orang yang pas apalagi selanjutnya pria besar ini bisa dibuktikan benar-benar setia pada boss nya.

tiga bulan kemarin , Panji buka lowongan kerja di perusahaannya sebagai sekretaris, karena skretaris awalnya sudah menikah dan turut bersama suaminya.
Nama besar perusahaan punya Panji membuat cukup banyak pelamar tiba mengharap sedikit peruntungan.
Dan dari demikian cukup banyak pelamar , Panji tertarik pada orang gadis elok dengan bodi aduhai namanya Ana , mukanya demikian innocent dengan rambut hitam panjang cantik tergerai seperti seorang gadis baik baik.

tapi kenyataannya gadis ini ingin lakukan apa untuk mendapat tugas ini , dia tidak sangsi untuk melepas semua baju yang melekat di badannya , membuat mata Panji tidak lepas kagum pada badan polos yang mulus didepannya.
tidak cuma itu , Ana dengan gemulai dan memikat dekati Panji , cerpensex.com raih celana pria itu , menurunkannya dan dengan cepat memasukkan kont0l yang sudah menegang ke mulutnya , jilatan lidah Ana kenyataannya mampu membuat Panji melayang-layang apalgi sedotannya membuat Panji tidak mampu berbicara apa apalagi bukan hanya “kamu diterima”
Tp itu semua 3 bulan yang lantas, saat sebelum Panji tahu siapa Ana sebenarnya.

kenyataannya Ana adalah mata mata yang dikirimkan oleh perusahaan kompetitor dengan tujuan mengambil sejumlah document penting berisi rahasia perusahaan punya Panji dan kondisi semakin di perparah karena kenyataannya dengan kemahirannya Ana sukses memanipulasi tanda-tangan Panji dan bawa lari sebagian besar uang perusahaan. Semua peristiwa tersebut yang membuat Panji santoro sepagi itu mengamuk merusak ruang kantornya sendiri.

entahlah merasa capek alias bisa dibuktikan sudah senang mengamuk , Panji selanjutnya termenung sebentar ,lantas melihat tajam pada gogon.
seperti mengenali apa yang ada pada pikiran si boss , gogon maju beberapa langkah dan menjelaskan,
“saya sudah menemnukannya , boss..!!!kita dapat ke sana sekarang juga…”
Panji tersenyum jahat , membereskan bajunya dan dengan kode tangan dia memerintah gogon untuk meng ikutinya.
Gogon bawa boss Panji ke wilayah tepian kota , sesuatu perumahan yang cukup eksklusif yang sudah diketahui oleh gogon untuk tempat Ana sembunyi.
gogon menunjuk sesuatu rumah dengan mobil BMW terpakir di pelataran rumah , disini tempat Ana sembunyi. Panji dengan marah melihati rumah dan mobil eksklusif dihalaman , tiga bulan kemarin
Ana belum mempunyai ini semua maknanya semua kemewahan yang dicicipi wanita itu adalah dengan uang Panji.

gogon memarkir mobil cukup jauh dari rumah barusan agar Ana tidak mengetahui
kedatangan mereka.
Pintu psupaya yang tidak terkunci lebih memudahkan Panji dan gogon masuk rumah tersebut. Panji mengetok pintu rumah sementara gogon berdiri waspada di sampingnya.

“yaaa…sebentar……” sesuatu suara cantik yang sudah benar-benar dikenali Panji kedengar dari dalam.
saat pintu dibuka Ana benar-benar kaget melihat siapa yang tiba , secara cepat dia berusaha tutup pintu kembali tapi gogon bisa lebih cepat , dia bergeral terlebih dulu menggerakkan pintu dengan keras membuat Ana jatuh terjengkang , gogon segera dekatinya dan menodongkan pistol di kepala gadis itu , sedangkan Panji memerhatikan sekitar cemas ada yang melihat semua peristiwa itu , tapi suasan disitu masih tetap sepi seperti umumnya , semua aman aman saja.

GOgon bawa Ana ke ruangan tengah , dan di bawah todongan pistol dia mendudukan gadis elok yang ketakutan itu di atas sofa.

“Ana…Ana…Ana, lama tidak temu ya…” kata Panji sekalian duduk dari sisi Ana yang ketakutan. Dalam hati Panji wajib mengaku gadis ini selalu terlihat elok dalam ketakutannya.
“ammpun..pak..tolong, maaf..saya..saya…” Ana tidak mampu menjelaskan kata karena sangat ketakutannya.
“ssst…!! rileks Ana , jangan ketakutan semacam itu. nach , ada siapa kembali di dalam rumah ini..?” bertanya Panji
“adik saya pak , di lantai atas ” jawab Ana gemetaran
“panggil dianya..”
Ana sangsi sesaat , tapi gertakan dari gogon menggunakan pistol membuatnya pada akhirnya berserah
“Tika…..!!! dapat ke sini sesaat ,?” panggil Ana dengan suara tergetar
“ya kak!! sebentar…” sesuatu suara cantik kedengar dari lantai atas
dan tidak berapa lama turunlah seorang gadis remaja elok bahkan juga lebih elok dari Ana ,dan gadis itu adalah Tika , adik kandungan dari Ana. Tika bisa dibuktikan masih tetap SMA , tapi kecantikan dan kemolekan badannya sudah tercipta secara cantik ciri khas anak remaja.
“halo..emm Tika kan.?? sini turun..” kata Panji dengan senyuman penuh kecurangan
Tika tentu saja kaget melihat keadaan semacam itu ,dia menuruni tangga dengan kebingungan , terang sekali dia sedang berpikiran untuk lakukan suatu hal.sebuah hal. Tapi Panji bisa melihat tingkah Tika karenanya dia menunnjuk pada gogon yang tengah menodongkan pistol pada Ana , dan secara mau tak mau Tika turun merapat dari mereka.

Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur
Sesaat Panji nikmati keelokan yang ada didepannya ,seorang gadis remaja elok , dengan muka dan kulit putih mulus ,toket yang seimbang menyembul dibalik t-shirtnya ,belahan dadanya yang sedikit berkesan membuat lelaki mana saja yang melihat akan naik libidonya , belum juga kemulusan paha dan kaki cantik yang cuma tertutup oleh celana pendek
“Tika , jangan takut demikian , kalian tahu siapa saya..?? ” pertanyaan Panji dijawab gelengan kepala Tika
“saya adalah boss kakakmu..emm well , bekas boss kakakmu..” jawab Panji sekalian medekati Ana , lantas dengan tau-tau menjambak rambut bekas sekertarisnya itu membuat Ana tersentak kesakitan
“dan kakakmu ini sudah mengambil sebagian besar uang perusahaan , belum juga document rahasia perusahaan yang dianya jual ke tandinganku..”
Tika berkesan benar-benar kaget , terang sekali jika si kakak tidak sebelumnya sempat bercerita apa yang dilakukan saat lagi ini.

“dan …sekarang waktunya kakakmu mempertanggung jawabkan semua kerjakanannya..” lanjut Panji.
“tta..tp pak…uangnya sudah terp..sudah kepakai semua , tp saya tentu mengganti pak , asal dikasih waktu , saya janji pak..!!!” Ana memelas meminta pengampunan pada Panji
“Ana..!!! apa saya berkesan seperti perlu uang..??? kalian berpikir saya jatuh miskin sehabiskamu khianati…hmm@!!!!” kata-kata Panji terus menekan psikis Ana
“ooo..kamu akan membayar……tp tidak dengan uang..!!!!” lanjut Panji.
“mmak..tujuan bapak..??” bertanya Ana tidak memahami.
Panji tidak jawab pertanyaan Ana , dia lalu dekati Tika yang berkesan terus ketakutan.

“Tika sayang , apa kalian sayang sama kakakmu ini..??” bertanya Panji
“pak..!! tolong jangan ikutsertakan dianya , jangan kacaukan ia..!!! agar saya saja yg…”
PLAKKKK!!! sesuatu pukulan keras di pipi Ana hentikan kata-kata gadis itu , ternyata Ana sudah bisa menyangka apa yang ada pada pikiran bekas boss nya , merasa sakit imbas pukulan dan rasa penyesalan mengakibatkan air matanya sekarang ini mengucur membasahi muka cantiknya
“pak..tolong !! jangan bunuh kakak saya , dianya hanya keluarga saya hanya satu..saya minta ” sekarang ini gantian Tika yang meminta.

Panji tersenyum penuh kemenangan lantas menjelaskan ,
“tenang saja , tidak ada yang wajib matikali ini, asal kalian berdua mengikuti semua perintahku ”
Panji terus dekati Tika yang terduduk pasrah, cemas akan keselamatan kakaknya , Tika tidak lakukan perlawanan saat Panji meraba-raba sekujur badannya , jari Panji membelai perlahan paha mulus Tika seolahsedang mengelus kreasi seni yang benar-benar mahal.
tangan Panji mengarah ke atas ke arah benjolan di dada Tika yang sejak dari barusan menggairahkan kelekakiannya, di remas remasnya berganti-gantian ke-2 toket gadis remaja itu , berasa empuk menjanapabilan sesuatu kepuasan yang tidak ada tara.
dengan perlahan-lahan t-shirt Tika dia sibak ke atas , memberikan perut rata gadis manis itu dan terutama toket yang putih bersih masih tetap terlingkupi oleh bra , ke-2 bukit itu terbuncang guncang karena isakan tangis Tika.

“kakak…” rintih Tika perlahan-lahan seakan minta bantuan pertolongan Ana saat Panji sangat asyik membelai perut rata Tika , dan meremas toket yang masih tetap tertutup bra.
Ana tau-tau bereaksi saat Panji akan luar biasa lepas bra adiknya.
“jangan pak!!! saya minta..!!! jangan kacaukan adik saya, saya minta..!!! kerjakan apa pada saya tp jangan dianya , dianya gak tahu apa apa…saya minta!!!”
Panji stop menggeraygi badan cantik Tika lantas berpindah pada Ana.
“kamu ingin kerjakan apa untuk adikmu ini , ?” bertanya Panji
“iya pak…asal jangan kacaukan dianya pak ” jawab Ana perlahan-lahan
Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur
Panji juga melepas Tika yang selanjutnya selekasnya merapihkan lagi bajunya , saat dia akan lari ke atas , Panji hebatnya memerintah lagi untuk masih tetap duduk disitu.
“baik Ana…sekarang kalian berdiri dan membuka semua bajumu ” perintah Panji.
DEngan taat Ana berdiri , termenung sesaat dan selanjutnya masih tetap di bawah todongan pistol gogon , Ana melepas bajunya satu-satu sampai telanjang bundar.
“Tika , sebelumnya sempat saksikan kakakmu telanjang..?” bertanya Panji dan dijawab Tika dengan anggukan.
“sebelumnya pernah saksikan kakakmu ML..?” bertanya Panji selanjutnya sekalian ketawa , Tika cuma merunduk risi tidak menjawab.
“kamu sebelumnya sempat ML Tika..?” bertanya Panji kembali dan dijawab gelengan kepala gadis remaja tersebut.
“hmmm virgin ternyata , baik..bermakna kalian wajib saksikan ini , kira saja seks education , hahahaha” kata Panji
baik Ana atau Tika cuma termenung tidak mampu untuk melakukan perbuatan apa apa.
“baik Ana , kalian sekarang merayap kesini , cepat!!!” perintah Panji
walau merasa terhina , Ana dengan taat merayap dekati Panji yang sedang melepas celananya sendiri, Tika mengalihkan muka saat kont0l Panji terbuka tanpa penghambat terang sekali dia merasa risi.
“menghadap ke adikmu..!!!” perintah Panji kembali.
sekarang ke-2 gadis elok kakak-adik itu sudah sama-sama bertemu , sedangkan Panji ambil posisi ada di belakang Ana , berlutut dan menerobos memek Ana dari belakang yang kenyataannya tidak sesulit yang diprediksi.

Ana mendesah dan mengeluh saat Panji mulai bergerak masukkan kont0lnya terus dalam dan mulai memompanya ,sekalian terus bekerja maju undur , tangannya tidak henti henti memnggeraygi semua badan cantik Ana , terus lama rintihan Ana jadi jeritan kesakitan yang ketahan.
Panji terus berusaha memasukkan kont0lnya terus dalam sekalian terus meremas remas toket Ana , kadang-kadang dia memukul bokong mulus Ana sampai memeras.
Sebelumnya rintihan Ana seperti kesakitan , tapi terus lama rintihannya beralih menjadi rintihan penuh kepuasan dan sementara semua episode itu terjadi , Tika terus lama terus terangsang untuk semua itu , tanpa sadar dia turut meremas remas toketnya sendiri , terkadang tangannya turun sentuh memeknya kadang-kadang, semua itu tidak lepas dari perhatian Panji.
sejumlah lama selanjutnya Panji capai klimaks dan kont0lnya menyembur semua didalamnya di dalam badan Ana dan gadis elok itu juga terbaring lemas di lantai.
Tika sendiri kenyataannya masih tetap terangsang dan tanpa sadar masih tetap meremas remas toketnya sendiri.

“bagaimana Tika , sukai melihat yang tadi…??” bertanya Panji menyadarkan Tika yang selanjutnya dengan pergerakan canggung berusaha lagi duduk seperti sebelumnya.
“gak perlu malu , biasa kok yang semacam itu..” kata Panji pada Tika yang berkesan mengambil curi pandang pada kont0l Panji.
Panji mengetahui faktor itu , dia juga dekati gadis remaja itu lantas memberikan kont0lnya.
” ingin mencoba jilat..?” Panji menyentuhkan kont0lnya pada pipi Tika, gadis itu cuma mengalihkan muka karena risi.
“gak apa apa …jilat saja..” lanjut Panji sekalian menyentuhkan kont0lnya ke bibir imut Tika.
saat Tika berusaha mengalihkan muka menghindari malah malahmenyebabkan gesekan penuh nafsu antara ke-2 nya , menjadi pada akhirnya Tika juga luluh , bibirnya terbuka sedikit dan lidahnya coba sentuh kont0l didepannya.
“saran saja ke dalam mulut kalian , tp awas kalau berani coba coba gigit!!!”
Tika menjilat jilat penuh kebimbangan sebelumnya tapi lama-lama bibirnya buka terus lebar dan tanpa sangsi Panji menggerakkan masuk kont0lnya ke dalam mulut gadis manis itu menjadi berkesan penuh.
“nahh..kerens..semacam itu !! mari jilati kembali , kulum dan sedot seperti kalian makan permen loli ” kata Panji penuh kepuasan waktu mengajarkan gadis remaja ini oral seks.
walaupun masih tetap pemula dan baru , tapi kehangatan mulut seorang remaja apalagi gadis SMA teratur memberbagi sensai yang luar biasa sampai pada akhirnya Panji rasakan lagi dorongan kuat dari dalam badannya , secara cepat Panji meredam kepala Tika menjadi dia secara mau tak mau menelan semua semprotan sperma lelaki untuk pertamanya kali.

Tika berkesan gelagapan karena belum siap terima faktor itu dan terbatuk batuk kelelahan saat pada akhirnya kont0l Panji keluar mulutnya.

“nach..sekarang ini..mari membuka baju kalian ya ?” kata Panji sekalian berusaha menanggalkan baju Tika.
Ana yang 1/2 sadar berusaha menghambat faktor itu , dia tidak ingin adiknya kehilangan keperwanannya dengan panduan semacam ini.
“pak jangan kacaukan adik saya pak..!!!! bapak sudah janji ” teriak Ana histeris.
“well, saya berbohong kok !! ” jawab Panji mudah sekalian memberikan kode pada gogon.
“jangan kacaukan dianya pak..!!! saya minta dianya masih tetap perawan !!!” Ana tidak bisa menlanjutkan kata-katanya kembali karena gogon sudah membekap mulutnya dan luar biasa gadis malang itu ke salah satunya kamar , tidak butuh waktu yang lama sampai kedengar rintihan dan jeritan kesakitan dari Ana.
gogon bisa dibuktikan berbahagia sekali menganiaya wanita yang ditidurinya ,jeritan memelas korbannya teratur terus membuat preman satu ini benar-benar terangsang.

sementara masih tetap di ruangan depan , Tika tidak lakukan perlawanan apapun itu saat Panji menanggalkan semua bajunya , entahlah pasrah , entahlah takut alami faktor yang sama dengan kakaknya alias bisa dibuktikan sudah terangsang.
sehabis Tika telanjang bundar baru Panji melepas bajunya yang tersisia.
Panji selanjutnya duduk di atas sofa dan memerintah Tika untuk ambil posisi diatasnya , perlahan-lahan gadis itu turunkan bokongnya sampai kont0l Panji menyodok coba masuk kedalam memek yang masih tetap sempit.

Panji tersenyum penuh kepuasan waktu mengenali jika Tika bisa dibuktikan masih tetap perawan.
“aahhwwa…” Tika mendesah perlahan saat kegadisannya terenggut, darah perawannya terus membuat lancar pergerakan kontol Panji sementara itu dari dalam kamar jerit tangis kesakitan dari Ana masih tetap kedengar saat gogon terus menindih badannya.
Panji membantu Tika untuk raih kepuasan pada seks pertama kalinya ini ,bokongnya bergerak turun naik membuat toketnya bergoyang memikat , air mata sebelumnya sempat menetes membasahi pipi , entahlah kesakitan alias penyesalan.
Panji tidak memedulikan itu semua , dia justru asyik meremas remas toket cantik didepannya dan pada satu kesempatan mengulum dengan rakus bukit kembar itu , digigit dan dijilatinya gaungs puting gadis perawan yang mulai nikmati seks pertama kalinya , seperti tidak mengenal rasa senang Panji terus mengulum dan mengisap toket remaja yang kenyal,empuk dan nikmat itu. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Ngentot Bidadari Pom Bensin
Rintihan untuk rintihan Tika membuat Panji terus asyik nikmati badan perawan itu , seperti tidak mengenal capek dia terus memacu dan menindih Tika dengan sejumlah posisi , semua lekuk badan Tika sudah habis digerayginya dan saat semua itu kelar Tika tidak sadar diri karena kecapekan.
Hari sudah benar-benar terlarut saat Panji dan gogon sudah senang nikmati badan bekas sekretaris dan adiknya itu , ke-2 gadis elok itu tidak sadar diri karena karena sangat capek, semua tenaganya habis. Faktor itu membuat gogon secara gampang bawa dua badan telanjang itu ke mobil dan membawa pergi,
ke-2 gadis itu akan disiapkan untuk melayani relasi usaha Panji , dan Panji memiliki pendapat jika itu adalah faktor yang paling pantas untuk membalas pembelotan bekas sekertarisnya.