apemtembem.com – Cerita Dewasa Sex Bercinta Dengan Tante Susi dan Susan,
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Tante Susi dan Susan akan menjadi topik pembahasan para blog Desahan Manja kali ini. Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap penisnya, Ronal menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Susi yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Ronal sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras.
Tante Susi kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Susi. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.
Akhirnya dengan pasrah, Tante Susi tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Ronal pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Ronal disertai gigitan kecil. Tante Susi pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.
Ssshh, tanpa sadar Tante Susi mendesah penuh kenikmatan saat Ronal mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.
Ronal tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Susi sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Susi. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.
Enghh, ahhng, ahh, ngggssssh, Tante Susi mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.
Napas Ronal mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Susi. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Ronal semakin bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam selangkangan tante Susi.
Sleep!, Batang Penisnya pun telah masuk ke dalam lubang kemaluan tantenya. Tante Susi merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Ronal. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.
Aahh, essshh, ahh, Tante Susi mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Ronal untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Ronal. Dilihatnya Ronal dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Susi. Susan pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Ronal memegangi paha Tante Susi dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.
Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Susi. Tante Susi pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Ronal sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.
Eng, sssh, nikmat, Ran, desah Susan sambil disela-sela ciumannya dengan Tante Susi. Penis Ronal terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan Penis Ronal memasuki liang vagina Tante Susi.
Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.
Enghsss, enghh, terusshhin, engshh, Tante Susi semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Ronal membuat vaginanya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Ronal. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Ronal. Gerakan maju-mundur Ronal diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Susi. Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Susi semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Ronal sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Susi menegang dan vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.
Ran, ganti aku aja, Tante udah lemas tuh, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.
Ronal pun menarik penis dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Susan yang telah mengangkang itu. Sleep!, Penisnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.
Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Ronal menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Ronal.
Enghh terusshh, Ran, masukin terus, enggsshh, desah Susan sambil matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Ronal menarik tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Ronal. Posisi ini semakin membuat penis Ronal lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Ronal memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh batang kemaluan Ronal.
Ronal semakin merasa penisnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Ronal mulai menggerakkan bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Ronal semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.
Enghh, terus, Ran, Enghh enaahkk, mata Susan terpejam dan bibirnya mendesah. Ronal terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya itu.
Lebihh kerashh, enghh lagi, Susan merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang
Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Susi. Saat makan pagi, tante Susi tampak berusaha bersikap santai.Ran, kamu mau kemana hari ini, tanya Tante Susi sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru, ucap Ronal sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Susi mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Susi lapor ke mamanya.
Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.Kalau gitu ini buat beli novelnya, ucap Tante Susi sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Ronal pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Susi mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.Makasih ya, Tante, ucap Ronal sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Susi, Merekapun berangkulan erat.Tiba-tiba Tante Susi berbisik, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran.Iya, Tante.
Kemaluan Ronal terasa mengeras.Terus kalau Ronal takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya, ucap Tante Susi dengan nada datar. Ia tidak mau Ronal menangkap keinginannya. Namun bagi Ronal kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.
Ronal pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Susi tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Susi. Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Susi sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Ronal. Ia tidak mengira Ronal sudah berani terang-terangan.
Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Ronal membuka kancing blusnya. Tangan Ronal segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.
Sudah, Ran. Tante mau ke kantor, ucap Tante Susi sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Ronal tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Susi dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Susi terlihat. Tangan Ronal pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.
Ash, neghh, udah, Ran, desah Tante Susi. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Susi. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.Udah, Ran dari belakang aja, ucap Tante Susi sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Ronal. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang penisnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya penisnya ke vagina Tante Susi. Sleppp!, Penis Ronal mulai memasuki lubang kemaluan Tante Susi. Lututnya seperti hampir copot ketika penis itu masuk ke dalam lubang vagina Tante Susi. Tante Susi juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.
Eenghh, nikmat, terussshh, desah Tante Susi sambil memejamkan mata. Ronal memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Tante Susi. Penisnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Susi yang ranum menggantung.
Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Susi sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Ronal menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.Terusshh, Ran, enakkk, desah Tante Susi.
Beberapa saat kemudian Ronal mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Susi namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Susi. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. Cret.., cret.., cret, sperma Ronal membasahi lubang kemaluan Tante Susi. Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.
Tante Susi segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Susi pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Ronal sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.
Udah, ya Tante ke kantor dulu, ucap Tante Susi sambil mendekati Ronal. Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Susi segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Ronal pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa.