Tag: Setubuhi Isti orang

Cabuli Mata Mata Perusahaan Kompetitor

Bangku empuknya dia tendang sampai bergulir , tidak senang dengan itu , dia cabut stick golf yang disimpan di faktor ruang tersebut.
“BRAAAAKKKK!!!!!” SEBUAH almari kayu remuk berantakan terserang bandul keras stick golf Panji , dan satu bandul kembali dan pecahlah meja kaca di tengah-tengah ruang.

Kelompok Bacaan Seks Terkini Mata Mata Perusahaan Kompetitor

Bacaan Seks Terkini Mata Mata Perusahaan Kompetitor
Bacaan Seks 2022 ruang kerja yang awalnya teratur rapi dan santai itu sekarang ini remuk berantakan seperti baru terserang ledakan bom , sedangkan si boss Panji santoro masih tetap mengamuk , di dekat pintu seorang pria besar menakutkan cuma diam melihat semua episode yang terjadi.
pria besar itu namanya gogon ,bodiguard dan ajudan Panji santoro. Walaupun namanya serupa dengan komedian dengan ciri khas rambut sikatnya , tapi figur gogon yang satu ini jauh dari lucu , kebalikannya berkesan cukup menakutkan.

nama gogon sebenarnya adalah sesuatu panggilan saat pria ini masih tetap menjadi preman jalanan , kependekan dari gorilla gondrong.
kemanjuran , kekuatan , dan kekejaman gogon membuat Panji tertarik untuk mengambilnya jadi anak buah. Usaha Panji santoro sendiri sebenarnya beberapa adalah usaha legal , tapi ada banyak rahasia kecil dalam usahanya yang tidak seseorang tahu , dan untuk faktor semacam itu Panji perlu seorang untuk lakukan ‘dirty job’ , dan gogon adalah orang yang pas apalagi selanjutnya pria besar ini bisa dibuktikan benar-benar setia pada boss nya.

tiga bulan kemarin , Panji buka lowongan kerja di perusahaannya sebagai sekretaris, karena skretaris awalnya sudah menikah dan turut bersama suaminya.
Nama besar perusahaan punya Panji membuat cukup banyak pelamar tiba mengharap sedikit peruntungan.
Dan dari demikian cukup banyak pelamar , Panji tertarik pada orang gadis elok dengan bodi aduhai namanya Ana , mukanya demikian innocent dengan rambut hitam panjang cantik tergerai seperti seorang gadis baik baik.

tapi kenyataannya gadis ini ingin lakukan apa untuk mendapat tugas ini , dia tidak sangsi untuk melepas semua baju yang melekat di badannya , membuat mata Panji tidak lepas kagum pada badan polos yang mulus didepannya.

tidak cuma itu , Ana dengan gemulai dan memikat dekati Panji , raih celana pria itu , menurunkannya dan dengan cepat memasukkan kont0l yang sudah menegang ke mulutnya , jilatan lidah Ana kenyataannya mampu membuat Panji melayang-layang apalgi sedotannya membuat Panji tidak mampu berbicara apa apalagi bukan hanya “kamu diterima”
Tp itu semua 3 bulan yang lantas, saat sebelum Panji tahu siapa Ana sebenarnya.
kenyataannya Ana adalah mata mata yang dikirimkan oleh perusahaan kompetitor dengan tujuan mengambil sejumlah document penting berisi rahasia perusahaan punya Panji dan kondisi semakin di perparah karena kenyataannya dengan kemahirannya Ana sukses memanipulasi tanda-tangan Panji dan bawa lari sebagian besar uang perusahaan. Semua peristiwa tersebut yang membuat Panji santoro sepagi itu mengamuk merusak ruang kantornya sendiri.

entahlah merasa capek alias bisa dibuktikan sudah senang mengamuk , Panji selanjutnya termenung sebentar ,lantas melihat tajam pada gogon.
seperti mengenali apa yang ada pada pikiran si boss , gogon maju beberapa langkah dan menjelaskan,
“saya sudah menemnukannya , boss..!!!kita dapat ke sana sekarang juga…”
Panji tersenyum jahat , membereskan bajunya dan dengan kode tangan dia memerintah gogon untuk meng ikutinya.

Gogon bawa boss Panji ke wilayah tepian kota , sesuatu perumahan yang cukup eksklusif yang sudah diketahui oleh gogon untuk tempat Ana sembunyi.
gogon menunjuk sesuatu rumah dengan mobil BMW terpakir di pelataran rumah , disini tempat Ana sembunyi. Panji dengan marah melihati rumah dan mobil eksklusif dihalaman , tiga bulan kemarin Ana belum mempunyai ini semua maknanya semua kemewahan yang dicicipi wanita itu adalah dengan uang Panji. gogon memarkir mobil cukup jauh dari rumah barusan agar Ana tidak mengetahui
kedatangan mereka.

Pintu psupaya yang tidak terkunci lebih memudahkan Panji dan gogon masuk rumah tersebut. Panji mengetok pintu rumah sementara gogon berdiri waspada di sampingnya.
“yaaa…sebentar……” sesuatu suara cantik yang sudah benar-benar dikenali Panji kedengar dari dalam.
saat pintu dibuka Ana benar-benar kaget melihat siapa yang tiba , secara cepat dia berusaha tutup pintu kembali tapi gogon bisa lebih cepat , dia bergeral terlebih dulu menggerakkan pintu dengan keras membuat Ana jatuh terjengkang , gogon segera dekatinya dan menodongkan pistol di kepala gadis itu , sedangkan Panji memerhatikan sekitar cemas ada yang melihat semua peristiwa itu , tapi suasan disitu masih tetap sepi seperti umumnya , semua aman aman saja.

GOgon bawa Ana ke ruangan tengah , dan di bawah todongan pistol dia mendudukan gadis elok yang ketakutan itu di atas sofa.
“Ana…Ana…Ana, lama tidak temu ya…” kata Panji sekalian duduk dari sisi Ana yang ketakutan. Dalam hati Panji wajib mengaku gadis ini selalu terlihat elok dalam ketakutannya.
“ammpun..pak..tolong, maaf..saya..saya…” Ana tidak mampu menjelaskan kata karena sangat ketakutannya.
“ssst…!! rileks Ana , jangan ketakutan semacam itu. nach , ada siapa kembali di dalam rumah ini..?” bertanya Panji
“adik saya pak , di lantai atas ” jawab Ana gemetaran
“panggil dianya..”
Ana sangsi sesaat , tapi gertakan dari gogon menggunakan pistol membuatnya pada akhirnya berserah
“Tika…..!!! dapat ke sini sesaat ,?” panggil Ana dengan suara tergetar
“ya kak!! sebentar…” sesuatu suara cantik kedengar dari lantai atas
dan tidak berapa lama turunlah seorang gadis remaja elok bahkan juga lebih elok dari Ana ,dan gadis itu adalah Tika , adik kandungan dari Ana. Tika bisa dibuktikan masih tetap SMA , tapi kecantikan dan kemolekan badannya sudah tercipta secara cantik ciri khas anak remaja.
“halo..emm Tika kan.?? sini turun..” kata Panji dengan senyuman penuh kecurangan
Tika tentu saja kaget melihat keadaan semacam itu ,dia menuruni tangga dengan kebingungan , terang sekali dia sedang berpikiran untuk lakukan suatu hal.sebuah hal. Tapi Panji bisa melihat tingkah Tika karenanya dia menunnjuk pada gogon yang tengah menodongkan pistol pada Ana , dan secara mau tak mau Tika turun merapat dari mereka.

Sesaat Panji nikmati keelokan yang ada didepannya ,seorang gadis remaja elok , dengan muka dan kulit putih mulus ,toket yang seimbang menyembul dibalik t-shirtnya ,belahan dadanya yang sedikit berkesan membuat lelaki mana saja yang melihat akan naik libidonya , belum juga kemulusan paha dan kaki cantik yang cuma tertutup oleh celana pendek
“Tika , jangan takut demikian , kalian tahu siapa saya..?? ” pertanyaan Panji dijawab gelengan kepala Tika
Bacaan Seks Terkini Mata Mata Perusahaan Kompetitor
“saya adalah boss kakakmu..emm well , bekas boss kakakmu..” jawab Panji sekalian medekati Ana , lantas dengan tau-tau menjambak rambut bekas sekertarisnya itu membuat Ana tersentak kesakitan
“dan kakakmu ini sudah mengambil sebagian besar uang perusahaan , belum juga document rahasia perusahaan yang dianya jual ke tandinganku..”
Tika berkesan benar-benar kaget , terang sekali jika si kakak tidak sebelumnya sempat bercerita apa yang dilakukan saat lagi ini.

“dan …sekarang waktunya kakakmu mempertanggung jawabkan semua kerjakanannya..” lanjut Panji.
“tta..tp pak…uangnya sudah terp..sudah kepakai semua , tp saya tentu mengganti pak , asal dikasih waktu , saya janji pak..!!!” Ana memelas meminta pengampunan pada Panji
“Ana..!!! apa saya berkesan seperti perlu uang..??? kalian berpikir saya jatuh miskin sehabiskamu khianati…hmm@!!!!” kata-kata Panji terus menekan psikis Ana
“ooo..kamu akan membayar……tp tidak dengan uang..!!!!” lanjut Panji.
“mmak..tujuan bapak..??” bertanya Ana tidak memahami.
Panji tidak jawab pertanyaan Ana , dia lalu dekati Tika yang berkesan terus ketakutan.
“Tika sayang , apa kalian sayang sama kakakmu ini..??” bertanya Panji
“pak..!! tolong jangan ikutsertakan dianya , jangan kacaukan ia..!!! agar saya saja yg…”
PLAKKKK!!! sesuatu pukulan keras di pipi Ana hentikan kata-kata gadis itu , ternyata Ana sudah bisa menyangka apa yang ada pada pikiran bekas boss nya , merasa sakit imbas pukulan dan rasa penyesalan mengakibatkan air matanya sekarang ini mengucur membasahi muka cantiknya
“pak..tolong !! jangan bunuh kakak saya , dianya hanya keluarga saya hanya satu..saya minta ” sekarang ini gantian Tika yang meminta.

Panji tersenyum penuh kemenangan lantas menjelaskan ,
“tenang saja , tidak ada yang wajib matikali ini, asal kalian berdua mengikuti semua perintahku ”
Panji terus dekati Tika yang terduduk pasrah, cemas akan keselamatan kakaknya , Tika tidak lakukan perlawanan saat Panji meraba-raba sekujur badannya , jari Panji membelai perlahan paha mulus Tika seolahsedang mengelus kreasi seni yang benar-benar mahal.
tangan Panji mengarah ke atas ke arah benjolan di dada Tika yang sejak dari barusan menggairahkan kelekakiannya, di remas remasnya berganti-gantian ke-2 toket gadis remaja itu , berasa empuk menjanapabilan sesuatu kepuasan yang tidak ada tara.
dengan perlahan-lahan t-shirt Tika dia sibak ke atas , memberikan perut rata gadis manis itu dan terutama toket yang putih bersih masih tetap terlingkupi oleh bra , ke-2 bukit itu terbuncang guncang karena isakan tangis Tika.

“kakak…” rintih Tika perlahan-lahan seakan minta bantuan pertolongan Ana saat Panji sangat asyik membelai perut rata Tika , dan meremas toket yang masih tetap tertutup bra.
Ana tau-tau bereaksi saat Panji akan luar biasa lepas bra adiknya.
“jangan pak!!! saya minta..!!! jangan kacaukan adik saya, saya minta..!!! kerjakan apa pada saya tp jangan dianya , dianya gak tahu apa apa…saya minta!!!”
Panji stop menggeraygi badan cantik Tika lantas berpindah pada Ana.
“kamu ingin kerjakan apa untuk adikmu ini , ?” bertanya Panji
“iya pak…asal jangan kacaukan dianya pak ” jawab Ana perlahan-lahan
Panji juga melepas Tika yang selanjutnya selekasnya merapihkan lagi bajunya , saat dia akan lari ke atas , Panji hebatnya memerintah lagi untuk masih tetap duduk disitu.
“baik Ana…sekarang kalian berdiri dan membuka semua bajumu ” perintah Panji.
DEngan taat Ana berdiri , termenung sesaat dan selanjutnya masih tetap di bawah todongan pistol gogon , Ana melepas bajunya satu-satu sampai telanjang bundar.
“Tika , sebelumnya sempat saksikan kakakmu telanjang..?” bertanya Panji dan dijawab Tika dengan anggukan.

“sebelumnya pernah saksikan kakakmu ML..?” bertanya Panji selanjutnya sekalian ketawa , Tika cuma merunduk risi tidak menjawab.
“kamu sebelumnya sempat ML Tika..?” bertanya Panji kembali dan dijawab gelengan kepala gadis remaja tersebut.
“hmmm virgin ternyata , baik..bermakna kalian wajib saksikan ini , kira saja seks education , hahahaha” kata Panji
baik Ana atau Tika cuma termenung tidak mampu untuk melakukan perbuatan apa apa.
“baik Ana , kalian sekarang merayap kesini , cepat!!!” perintah Panji
walau merasa terhina , Ana dengan taat merayap dekati Panji yang sedang melepas celananya sendiri, Tika mengalihkan muka saat kont0l Panji terbuka tanpa penghambat terang sekali dia merasa risi.
“menghadap ke adikmu..!!!” perintah Panji kembali.
sekarang ke-2 gadis elok kakak-adik itu sudah sama-sama bertemu , sedangkan Panji ambil posisi ada di belakang Ana , berlutut dan menerobos memek Ana dari belakang yang kenyataannya tidak sesulit yang diprediksi.

Ana mendesah dan mengeluh saat Panji mulai bergerak masukkan kont0lnya terus dalam dan mulai memompanya ,sekalian terus bekerja maju undur , tangannya tidak henti henti memnggeraygi semua badan cantik Ana , terus lama rintihan Ana jadi jeritan kesakitan yang ketahan.
Panji terus berusaha memasukkan kont0lnya terus dalam sekalian terus meremas remas toket Ana , kadang-kadang dia memukul bokong mulus Ana sampai memeras.
Sebelumnya rintihan Ana seperti kesakitan , tapi terus lama rintihannya beralih menjadi rintihan penuh kepuasan dan sementara semua episode itu terjadi , Tika terus lama terus terangsang untuk semua itu , tanpa sadar dia turut meremas remas toketnya sendiri , terkadang tangannya turun sentuh memeknya kadang-kadang, semua itu tidak lepas dari perhatian Panji.
sejumlah lama selanjutnya Panji capai klimaks dan kont0lnya menyembur semua didalamnya di dalam badan Ana dan gadis elok itu juga terbaring lemas di lantai.
Tika sendiri kenyataannya masih tetap terangsang dan tanpa sadar masih tetap meremas remas toketnya sendiri.

bagaimana Tika , sukai melihat yang tadi…??” bertanya Panji menyadarkan Tika yang selanjutnya dengan pergerakan canggung berusaha lagi duduk seperti sebelumnya.
“gak perlu malu , biasa kok yang semacam itu..” kata Panji pada Tika yang berkesan mengambil curi pandang pada kont0l Panji.
Panji mengetahui faktor itu , dia juga dekati gadis remaja itu lantas memberikan kont0lnya.
” ingin mencoba jilat..?” Panji menyentuhkan kont0lnya pada pipi Tika, gadis itu cuma mengalihkan muka karena risi.

“gak apa apa …jilat saja..” lanjut Panji sekalian menyentuhkan kont0lnya ke bibir imut Tika.
saat Tika berusaha mengalihkan muka menghindari malah malahmenyebabkan gesekan penuh nafsu antara ke-2 nya , menjadi pada akhirnya Tika juga luluh , bibirnya terbuka sedikit dan lidahnya coba sentuh kont0l didepannya.
“saran saja ke dalam mulut kalian , tp awas kalau berani coba coba gigit!!!”
Tika menjilat jilat penuh kebimbangan sebelumnya tapi lama-lama bibirnya buka terus lebar dan tanpa sangsi Panji menggerakkan masuk kont0lnya ke dalam mulut gadis manis itu menjadi berkesan penuh.
“nahh..kerens..semacam itu !! mari jilati kembali , kulum dan sedot seperti kalian makan permen loli ” kata
Panji penuh kepuasan waktu mengajarkan gadis remaja ini oral seks.
walaupun masih tetap pemula dan baru , tapi kehangatan mulut seorang remaja apalagi gadis SMA teratur memberbagi sensai yang luar biasa sampai pada akhirnya Panji rasakan lagi dorongan kuat dari dalam badannya , secara cepat Panji meredam kepala Tika menjadi dia secara mau tak mau menelan semua semprotan sperma lelaki untuk pertamanya kali.
Tika berkesan gelagapan karena belum siap terima faktor itu dan terbatuk batuk kelelahan saat pada akhirnya kont0l Panji keluar mulutnya.

“nach..sekarang ini..mari membuka baju kalian ya ?” kata Panji sekalian berusaha menanggalkan baju Tika.
Ana yang 1/2 sadar berusaha menghambat faktor itu , dia tidak ingin adiknya kehilangan keperwanannya dengan panduan semacam ini.
“pak jangan kacaukan adik saya pak..!!!! bapak sudah janji ” teriak Ana histeris.
“well, saya berbohong kok !! ” jawab Panji mudah sekalian memberikan kode pada gogon.
“jangan kacaukan dianya pak..!!! saya minta dianya masih tetap perawan !!!” Ana tidak bisa menlanjutkan
kata-katanya kembali karena gogon sudah membekap mulutnya dan luar biasa gadis malang itu ke salah satunya kamar , tidak butuh waktu yang lama sampai kedengar rintihan dan jeritan kesakitan dari Ana.
gogon bisa dibuktikan berbahagia sekali menganiaya wanita yang ditidurinya ,jeritan memelas korbannya teratur terus membuat preman satu ini benar-benar terangsang.
sementara masih tetap di ruangan depan , Tika tidak lakukan perlawanan apapun itu saat Panji menanggalkan semua bajunya , entahlah pasrah , entahlah takut alami faktor yang sama dengan kakaknya alias bisa dibuktikan sudah terangsang.

sehabis Tika telanjang bundar baru Panji melepas bajunya yang tersisia.
Panji selanjutnya duduk di atas sofa dan memerintah Tika untuk ambil posisi diatasnya , perlahan-lahan gadis itu turunkan bokongnya sampai kont0l Panji menyodok coba masuk kedalam memek yang masih tetap sempit.

Panji tersenyum penuh kepuasan waktu mengenali jika Tika bisa dibuktikan masih tetap perawan.
“aahhwwa…” Tika mendesah perlahan saat kegadisannya terenggut ,darah perawannya terus membuat lancar pergerakan kont0l Panji sementara itu dari dalam kamar jerit tangis kesakitan dari Ana masih tetap kedengar saat gogon terus menindih badannya.
Panji membantu Tika untuk raih kepuasan pada seks pertama kalinya ini ,bokongnya bergerak turun naik membuat toketnya bergoyang memikat , air mata sebelumnya sempat menetes membasahi pipi , entahlah kesakitan alias penyesalan.

Panji tidak memedulikan itu semua , dia justru asyik meremas remas toket cantik didepannya dan pada satu kesempatan mengulum dengan rakus bukit kembar itu , digigit dan dijilatinya gaungs puting gadis perawan yang mulai nikmati seks pertama kalinya , seperti tidak mengenal rasa senang Panji terus mengulum dan mengisap toket remaja yang kenyal,empuk dan nikmat itu. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Sakit hati Si Direktur
rintihan untuk rintihan Tika membuat Panji terus asyik nikmati badan perawan itu , seperti tidak mengenal capek dia terus memacu dan menindih Tika dengan sejumlah posisi , semua lekuk badan Tika sudah habis digerayginya dan saat semua itu kelar Tika tidak sadar diri karena kecapekan.
hari sudah benar-benar terlarut saat Panji dan gogon sudah senang nikmati badan bekas sekretaris dan adiknya itu , ke-2 gadis elok itu tidak sadar diri karena karena sangat capek, semua tenaganya habis. Faktor itu membuat gogon secara gampang bawa dua badan telanjang itu ke mobil dan membawa pergi,
ke-2 gadis itu akan disiapkan untuk melayani relasi usaha Panji , dan Panji memiliki pendapat jika itu adalah faktor yang paling pantas untuk membalas pembelotan bekas sekertarisnya.

Terjerumus Dalam Permainan Bu Dokter

Terjerumus Dalam Permainan Bu Dokter

Aku, Ari (nama samaran), dipanggil singkat Ri. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindah tugaskan ke kota Jakarta barat ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri.

Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas.

Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter gigi, dr Reno, ditemani asistennya, Vina.
Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu. Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.

Sementara itu, dr Reno menugaskan Vina untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah….

Sudah dua minggu Vina tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Vina berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya.

Vina berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus. Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya.

Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.Nah, pagi hari itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor.

Vina pergi ke klinik dokter gigi Reno dengan motor, biasanya di jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, tergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing dari kami membawa kunci rumah sendiri.

Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Vina baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu.

Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun. Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Vina tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah.

“Sudah lama kamu datang, Vina?” Dia mengangguk.
“Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.
”Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi.

Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan tel*njang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Vina ada dalam kamar tidurku.

“Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” tanyanya
Aku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan s*ksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?”Vina tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.

Vina keluar kamar.Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Vina di sofa, duduk di sebelahnya. Dia menjauh.
“Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..
”Aku cuma senyum saja.

“Ada pelu bicara apa, Vina…?” Dia bimbang sebentar, lalu,
“Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…”

Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya. Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…
”Vina tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki membuang kesempatan.

Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya.
“Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.
Dua puluh menit berlalu, Vina sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku.

“Eh, Ri, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?”
Segera aku mengiyakan.Lima menit kemudian Vina dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya.

Sepulangnya, tangan Vina menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah d*d* kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk,
“Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?” Vina tertawa kecil.
Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Vina, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Vina melayani salah satu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi.

Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Vina. Pantes kliniknya ramai setiap hari. Pulang rumah, aku dan Vina duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke d*d*nya. Tetap tidak kelihatan apapun.

Vina seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang erotis. Vina menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel).

Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Vina untuk sikat gigi di sampingnya.Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh b*kongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Vina seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.

Vina berkata, “Jangan mulai nakal… “ Lalu dia membalas mencubit b*kongku dan meninju punggungku.“Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga.Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa.
Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya.“Kamu masih marah, Vina?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk d*d*ku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. d*d*mu basah ya, dengan air mataku.

Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di d*d*ku, l*dahnya menj*lati put*ngku. Bibirnya menc*umi d*d*ku ke kiri dan ke kanan sampai ke lipatan ketiakku. Ketika l*dahnya mau menj*lat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa.
Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?”
Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki.
Vina, aku ada permintaan…”
Vina menjawab lirih, “Minta apa? “

Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?”
Vina diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah.Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?”

Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”Tiba-tiba Vina bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya.

“Kamu saja yang tidur di sini, mau?”
Aku menggelengkan kepala.
“Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…”

Vina tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.”
Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Vina mau lho, tidur denganku…!)Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya.

Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kem*luanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.Belum satu menit, Vina sudah berdiri di depan pintu kamar. Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai.

Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Vina. Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang d*d* sampai pinggang.
Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Vina keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian d*d* sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk B* dan cel*na d*lam kuning, di meja. Selanjutnya para pembaca bayangkan sendiri, aku lanjut nikmat dulu, daaaa.

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Janda Muda

Nama saya Firman, saya berusia 23 tahun dan saat ini saya sedang belajar dan bekerja. Cerita ini bermula ketika saya dan teman saya sedang jalan-jalan di suatu daerah di Jakarta yang sudah populer di kalangan anak muda. Ketika saya sedang melewati Jalan Sudirman, saya melihat seorang wanita, saya menghentikan mobil dan kami pun bertemu.

Wanita tersebut mempunyai nama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dengan tinggi tidak cukup lebih selama 175 dan dengan ukuran bra selama 36 C kesudahannya saya menawarkan dia guna mengantar kembali dan dia juga setuju, maka kesudahannya kami jalan kembali tanpa terdapat apa-apa.

Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi saya via HP saya “Hallo, Firman ya?” “Siapa nih?”, tanya saya “Nia, masa tak sempat yang semalam kenalan..” “Oh, iya.. lagi dimana nih.” “Lagi di Blok M, anda ada acara nggak hari ini?” “Ehmm, nggak terdapat tuh kenapa?”, jawab saya “Bisa jemput?” “Ya udah dimana?” “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00” “Ok” Singkat kisah langsung saya meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kami ngobrol sejenak kemudian kami menyimpulkan untuk pergi.

“Mau kemana nih?” tanya saya “Terserah anda aja..” “Main kerumahku sebentar yuk inginkan nggak?” “Ok”, jawabnya dengan santai. “Ga takut?”, tanya saya “Takut apa?” “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dengan santainya menjawab, “Ga usah diperkosa pun mau kok.. he.. he..” seraya melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku.

Kemudian saya bertanya, “Bener nih?” Dia menjawab, “Siapa takut?” Lalu segera anda meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yang memang sehari-harinya tidak jarang kali kosong. Begitu hingga saya kemudian mempersilahkan Nia guna masuk kemudian kami duduk berdampingan dan saya menggoda dia. “Bener nih nggak fobia diperkosa?” Dia justeru menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya seraya membusungkan dadanya yang montok itu.

Aku tidak tahu siapa yang mengawali tiba-tiba bibir kami telah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku enggan ketinggalan, saya ikut membuka kaos ketatnya tersebut dan melepas BH nya. Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya. “Ahh.. esst.. terus yang..”, Nia udah mulai meracau tidak jelas ketika lidah saya turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.

Lidah saya terus menjalar di buah dadanya tetapi tidak hingga pada pentilnya. Nia mendesah-desah, “Man isep Man mari Man gue pingin elo isep Man..” Namun aku tidak memperdulikannya dan masih be……rmain di dekat pentilnya dan turun ke perut seraya perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya.

Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya teteknya ke mulutku. “Ayo Man isep Man tidak boleh siksa gue Man..” Akhirnya mulutku menghisap tetek sebelah kirinya sementara tangan kanan ku meremas-remas tetek sebelah kanannya. “Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yang keras Man gigit Man ohh..”, racaunya.

Sambil kusedot teteknya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di unsur pangkal pahanya seraya menggosok- gosok klitorsnya dari unsur luar celana dalamnya. Nia juga tidak sabar, kesudahannya dia membuka celanaku tergolong celana dalamku sampai-sampai mencuatlah ‘adekku’ yang telah berdiri tegak tersebut dan Nia terpana. “Gila gede banget Man punya elo.

” Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam mulutnya yang mungil, terasa sarat sekali mulut itu, Nia menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah hingga selurh batangnya terjilat olehnya. “Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menyangga nikmat yang luar biasa.

Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sampai-sampai posisi kami menjadi 69. Sesaat aku menjilati unsur bibir vaginanya Nia mendesah. “Ah.. enak Man esst.. terus Man..” Akhirnya Nia menggelinjang hebat saat lidahku menyentuh unsur klitorisnya. “Ahh.. Man aku hingga Man..” seraya mulutnya terus mengelum penisku sedotan Niapun semakin cepat dan powerful pada penisku maka aku merasakkan denyut-denyut pada penisku.

“Ni, gue pun mau hingga Ni ahh..” “Barengan ya..” Mendengar tersebut Nia kian bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati penisku dan akhirnya.. “Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali penisku menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya sampai-sampai kamipun terbit secara bersamaan.

Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku sesudah menjilati semua penisku sampai bersih. “Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme semenjak suami gue kabur..”, kata Nia “Emang suami anda kemana?” “Ga tau tiba-tiba dia ngilang sesudah gue ngelahirin anak gue” “Lho anda dah punya anak?” “Udah usia setahun, Man” Kemudian Nia mendekap saya dengan eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah saya, kemudian saya cium bibirnya lembut dia juga membalasnya namun lama-kelamaan ciuman itu pulang menjadi ciuman sarat nafsu.

Kemudian Nia memgang kemaluan saya yang masih tersingkap dan meremas-remasnya sampai-sampai secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Nia menaiki tubuh saya lal……u menjilati berakhir seluruh tubuh saya mulai dari mulut sampai ujung kaki. “Ach..” desahku sejalan dengan jilatan di tubuhku.

Kemudian Nia mengulum penisku tampak jelas dari atas bagaimana penisku terbit masuk mulutnya yang mungil itu. “Ah. sst.. enak Sayang terus sedot Sayang achh..” desahanku semakin mengeras. Lalu kuputar tubuhku sampai-sampai posisi 69 dengan Nia diatas tubuhku kemudian aku menjilati vagina Nia dan kuisep klitoris Nia. “Ahh.. enak Man terus Sayang, aku Sayang anda achh..” desah Nia meninggi.

Kemudian Nia memutar tubuhnya pulang dan dia memegang ‘adikku’ yang telah siap tempur itu, dipaskannya ke liang vagina sesudah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia. Sehingga perlahan-lahan masuklah penis saya ke liang senggama Nia “Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya anda yang” lirih Nia. “Punya kamu pun sempit banget Yang, enak.. ah..” kataku. Perlahan-lahan aku tekan terus penisku ke dalam vaginanya yang sempit itu.

Akhirnya sesudah amblas semuanya Nia mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga menciptakan penis saya laksana disedot-sedot. Nia berada diatasku selama 15 menit sebelum kesudahannya dia mengerang. “Ahh.. Sayang aku terbit Yang, ahh..” racaunya.

Setelah tersebut tubuh dia melemas dan mendekap aku namun sebab aku sendiri pun mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya tanpa melepas penisku yang terdapat di dalam vaginanya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus menerus nyaris kurang lebih 20 menit sampai akhirnya Nia merasakan orgasme yang ketiga kali dalam masa-masa yang singkat ini.

“Ahh.. Sayang aku terbit lagi Sayang ahh..” Desah Nia. “Kamu lama banget sih Sayang” desah Nia seraya terus menggoyangkan pinggulnya memutar. “Ahh terus Sayang sstt enak Sayang terus..” racaunya. “Iya aku pun enak Sayang terus Sayang ahh.. enak Sayang mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya. Akhirnya sesudah aku menggenjot Nia selama tidak cukup lebih 40 menit aku menikmati seperti terdapat yang mendesak hendak keluar dari unsur penisku.

“Sayang, aku mau terbit Sayang” “Mau di dalam atau diluar Sayang?” kataku. “Bentar Sayang aku pun mau terbit lagi nih ahh..” desah Nia. “Di dalem aja Sayang biar aku tambah puas” desah Nia lagi. “Ahh.. sst.. Sayang aku terbit Sayang ahh..” racauku “Barengan Sayang aku pun sampai ah.. ahh.. oh..” desah Nia. “Ahh.. Sayang aku terbit Sayang ahh.. sst.. ohh..” desahku. “Aahh” menyemprotlah spermaku sejumlah 9 kali. “Emmhh..” saat tersebut juga si Nia merasakan orgasme….”Makasih ya Sayang” kata Nia sambil menghirup bibirku mesra.

Setelah tersebut kami langsung mencuci diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi juga kami sempat ‘main’ lagi saat kami saling mencuci punya pasangan kami setiap tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku pulang dan au dalam posisi berdidi mencoba menyangga nikmatnya

Namun aku tidak tahan menyangga gejolak yang terdapat maka aku duduk di ws dan Nia duduk di atasku dengan posisi menghadapku dan dia memasukkan pulang penisnya kedalam vaginanya. “Bless.. ahh.. sst.. enak Sayang ahh..” racaunya mulai merasakan permainan.

Namun sesudah 15 menit aku merasa jenuh dengan posisi seperti tersebut maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas penisku dan aku suruh Nia menungging dengan berpegangan pada tepian bak mandi dan saat dia menungging langsung aku genjot maju mundur seraya meremas-remas buah dadanya yang mengayun-ayun.

“Ah.. Man aku mau terbit Man..” desahnya. “Man aah..”, terasa cairan orgasme Nia kembali mengairi penisku. Karena situasi Nia yan lemas maka aku menyimpulkan untuk mencungkil penisku dan Nia melanjutkannya dengan mengulum penisku sampai akhirnya.

“Ni aku mau terbit Sayang.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah penisku sampai-sampai terlihat penisku amblas seluruh ke mulutnya yang mungil itu. Dan saat Nia menyedot penisku maka.. “Ah.. Ni..” kesudahannya aku semprotkan semua spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia menelan seluruh spermaku tanpa terdapat yang tumpah dari mulutnya bahkan dia mencuci penisku dengan menjilati sisa-sisa semua sperma yang ada.

Setelah tersebut kami saling mencuci tubuh kami setiap dan kami pulang ke kamar dengan tubuh yang sama-sama telanjang bulat dan kami tiduran sambil berdekapan tanpa sehelai benang juga yang menutupi tubuh kami dan kami saling menghirup dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

Tanpa terasa kami telah berada di rumahku nyaris selama 4 jam. Maka kesudahannya kami mengenakan baju kami setiap dan setelah tersebut aku mengirimkan Nia kembali ke kostannya di wilayah Blok M dan berjanji guna saling menghubungi. Hingga ketika ini diturunkan kami masih sering mengerjakan hubungan intim.

Kusetubuhi Istri Orang Yang Menyetubuhi Istriku

Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa.

Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen. Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi.

Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu. Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak.

Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami. Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter. Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku.

Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya. Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku. Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari. Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampur aduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.

Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya m***k isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng. “Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang. Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali. “Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”. Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..” Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri. “Ahh…” Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang m***k isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada m***k isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana m***k isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan. “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”. Pelan-pelan dipompanya m***k isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan p****t isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu. “Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..” Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah d**a isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging. Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang m***k isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan anjing yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku. “Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..” Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..” Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri. “Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..” “Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..” “Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh” Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku. Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya.

Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah. “Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk. “Maafkan isteriku yah” Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya. “Ayo ke kamarmu Mbok.” Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. t***k cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain. Kepalanya ditimpakan di dadaku.

Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari d**a laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian d**a dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..” Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya. “Ehh.. Ehhshs..” Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya. “Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya. Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari t***k sampai leher kanan kiri dengan lidahku. “Oohh.. Paakk.. Oohh..” Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya. “Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang. Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. j****t mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul Dia dan menjatuhkannya di ranjang.

Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, t***k, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya. “Oohh.. Paakk.. Ohh..” Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini. “Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..” Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya. “Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.” Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak. Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku. Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu. Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri. Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan s*x party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.