apemtembem – Cerita Dewasa Sex Ngentot Gadis Desa Yang Masih Polos
Namaaku Anton, umur 31 tahun tapi di umur 30 gue sudah menduda dengan meninggalkan anak berumur 5 tahun. Jadi pada tahun 2014 gue mengalami konflik rumah tangga yang tidak bisa diselesaikan lagi selain di meja hijau, perceraianaku dengan istriaku meninggalkan banyak masalah dan membuat perubahan besar dalam hidupku antara lain, anak, rumah, hubungan dengan orang tua dan lain-lain, salah satunya adalah nasib pembantuaku, Aisyah yang sudah bekerja mengasuh anakaku selama 2 tahun.
Aisyah adalah sosok gadis desa yang polos. Dua tahun lalu dia gue jemput dari bilangan Serang. Umurnya pada saat baru kerja denganaku baru 17 tahun dimana dia baru tamat SMP dan tidak mampu lagi untuk meneruskan sekolah karena kondisi keluarganya yang sangat memprihatinkan.
Di usianya yang masih belia dia harus menghidupkan keluarganya dan adik-adiknya. Selama kerja di tempataku dia diperlakukan dengan sangat baik dan sudah kuanggap keluargaaku sendiri dan dia pun bekerja sangat rajin dan penuh perhatian dengan anakaku.
Namun konflik rumah tanggaku mempengaruhi nasib Aisyah yang sangat menggatungkan hidupnya dengan keluargaku. Malam itu disaat istriaku minggat dari rumah, dia datang kepadaaku duduk di lantai menundukkan kepalanya sambil menangis, di tangangya menggenggam sebuah tas besar seperti siap-siap mau pergi jauh sambil menangis dia berkata.
“Pak Aisyah pamit, tapi Aisyah bingung mau kemana Aisyah enggak enak dengan keadaan di rumah ini”
Lalu gue berusaha menahannya untuk tidak pergi malam itu.
“Aisyah Ibu sudah pergi dan saya cerai bukan berarti saya mengusir kamu, kamu mau pergi kemana? Malam malam gini bahaya dijalan”
“Dan kamu pikirkan dengan keluarga kamu kalau kamu tidak bekerja”. Kemudian Aisyah kelihatannya mau mengerti dan dia berjalan kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya dia mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya, manyapu, mengepel dan lain-lain. Sedangkan gue disibukkan dengan masalah rumah tangga yang lagi berantakan.
Enam bulan berselang gue hidup di rumah sendirian dan ditemani Aisyah yang membantu mengurusi rumah. Gue stress menghadapi masalah perceraianaku tapi untungnya Aisyah gadis polos itu baik sekali, apa apa yang bisanya di siapkan oleh istriaku dia kerjakan seperti menawarkan sarapan, membuatkan kopi, menyiapkan pakaian. Gue terharu sekali dengan keadaanaku dimana disaat Gue kehilangan seseorang, tapi gue mendapatkan perhatian dari seseorng yang sebelumnya tidak pernah akuduga yaitu Aisyah gadis polos yang baik sekali.
Lalu gue juga membalas kebaikannya dengan memenuhi segala kebutuhannya. Gue jadi sering pergi bareng untuk belanja kebutuhan sehari hari sekaligus membelikan pakaian yang layak untuknya, namun Aisyah tetap menjaga kesopanan dan menjaga jarak antara seorang pembantu dan majikannya. Kalau pergi pun dia selalu duduk di belakang.
Malam itu sepulang gue pergi berbelanja dengan dia, hujan deras sekali dan kita harus berlari kehujanan untuk menurunkan barang dari mobil. Dan setelah selesai kami berdua bergegas ke dapur untuk merapihkan barang tersebut. Dengan tubuh yang basah kuyup Aisyah menyodorkan handuk kering kepadaaku.
“Pak badannya dikeringin dulu nanti sakit”.
Gue terharu sekali dengan perhatiannya, sudah lama gue haus akan kasih sayang seperti itu. Gue terima handuk tersebut sambil memandangi wajah cantiknya yang basah. Air diwajahnya menambah kecatikan polos wajahnya apalagi diterangi oleh lampu dapur yang kekuning kuningan, kemudian dengan handuk yang diberikannya gue seka wajahnya.
“Kamu saja Aisyah, gue enggak mau kamu sakit, gue sayang sama kamu Aisyah”
Dia tekejut sekali dan menunduk”Bapak apa-apaan sih? Aisyah kan pembantu”
“Enggak Aisyah kamu seperti gadis yang lain, kamu cantik sekali”.
Kemudian akupeluk tubuhnya yang pendek dan sintal itu. Kepalanya tepat berada di dadaaku. Pada saat akupeluk dia mengencangkan badannya seolah menolak, tapi melemah seolah menerima.
“Pak jangan pak.. Aisyah takut”.
AKuusap keningnya yang basah dan akukecup jidatnya yang halus.
“Tapi apa gue salah kalau gue sayang sama kamu Aisyah?”
Tubuh Aisyah seperi lemas tanpa daya, bibiraku terus merayap ke mata terus ke hidungnya seolah menyapu wajahnya yang halus dan putih. Suaranya yang halus dan mendesah terus mengucapkan.
“Aisyah takut pak, Aisyah takut”.
Namun gerak tubuhaku terus menggeliat di tubuhnya.
“Tenang Aisyah Kamu aman bersama gue”.
Lalu akuhinggapkan bibiraku di di bibirnya yang tebal, akuhisap lembut bibir bawahnya, sembari gue mainkan lidahaku di mulutnya. Terasa di balik buah dadanya yang montok itu detak jantungnya yang berdegup kencang. Sambil terus berpelukan dan berciuman kami melangkah kecil menuju ruang tengah dekat dapur dan akududukan dia di sofa. AKuberanikan tangan kanan menelusup ke balik kausnya yang basah tersebut dan akususupkan jari jemariaku ke pangkal buah dadanya yang halus sampai berputar putar di sekitar aerolanya. Suara Aisyah semakin melemah.
“Pak.. Pak Anton mmhh”..
Aisyah berusaha melipat badannya agar gue sulit meraih buah dadanya, Tapi Aisyah tidak berdaya. Begitupun ketika tangan kiriaku menelusup ke dalam selangkanya melalui rok panjangnya yang tersingkap ke atas dia berusaha menutup pahanya rapat-rapat, tapi akhirnya melemah ketika jari tengahaku berhasil menyentuh celah kemaluanya yang belendir dibalik celana dalamnya yang kumal, kini tidak ada kata-kata lain yang terucap dibalik desahannya selain.
“Pak Anton mmhh.. Pak.. Pak”.
Sekarang intensitasaku berpusat di kemaluannya, akumainkan clitorisnya dengan gerakan berputar dan sedikit menekan, cairan lendir terus mengalir dari kemaluan Aisyah sampai ke liang duburnya. Memang benar kata orang, kalau wajahnya putih kemaluannya cepat basah. Ketika jari tengahaku mulai menyusup ke liang kemaluannya Aisyah menahan tanganaku sembari berkata.
“Pak Aisyah masih perawan jangan ya pak”.
AKuhormati permintaannya. Dilain pihak akugantikan peran tanganaku yang di dada dengan mulut, kubuka kaus putihnya yang tinggal hanya BH akumal yang sudah kukendorkan. AKumainkan lidahaku di sekitar puting dan arolanya, Aisyah semakin menggelinjang tanpa bisa di kontrol lagi, desahannya berubah menjadi erangan-erangan halus.
“Aaarghh..! Arrghh”
wajahnya yang putih polos berubah menjadi merah seperti udang rebus. Dan di tangan kiriaku kemaluannya menjadi lebih tebal dari sebelumnya. Di telinganya akubisikan.
“Aisyah gue sayang sama kamu, kalau kamu mengijinkan gue untuk memberikan kebahagiaan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya gue akan memberikannya.. Tapi gue tidak mau memaksakan kamu, karena gue tidak mau menyakiti kamu”.
Mata polos Aisyah berbinar sambil memandang ke arah mataaku.
“Nikahi Aisyah ya pak, Aisyah mau memberikan ini untuk bapak” sambil menuntun tangan kiriaku ke arah kemaluannya.
Dari sofa Aisyah akugendong ke kamar dimana sudah lama tempat tidur itu dingin setelah perceraianku. Di tempat tidur itu akutanggalkan seluruh pakaiannya sehingga yang tersisa hanya tubuh bogelnya yang putih. Begitu pun gue menanggalkan pakaianaku tanpa sehelai benang pun.
Gue mulai permainan dari awal dengan menciumi wajahnya, kemudian lehernya.. AKutanamkan kepercayaan kalau gue sayang sama dia. Sambil mengusap keningnya akuciumi putingnya, pelan-pelan akuhisap puting susunya yang bulat dan kemerahan. Tangan kiriaku memainkan clitorisnya yang basah. Tubuh Aisyah menggelinjang kuat sembari mendesah manja.
“Aaah Pak aahh mm aah”.
Setelah puas bergumul dengan buah dadanya bibir gua terus merayap ke bawah.. Dan hinggap di belantara bulu kemaluannya yang halus. Kedua pahanya akubuka lebar-lebar sampai terlihat celah kemaluan yang memerah dan berlendir, kusapukan lendir yang membasai mulai dari celah dubur ke atas sampai ke clitoris dengan lidaahku. AKumainkan biji clitorisnya dengan lidahaku dengan gerakan memutar dan memijat, Lani gadis polos itu berubah menjadi macan betina dia mengelinjang hebat disertai jeritan-jeritan manja ketika bibiraku mengigit pelan clitorisnya. Kedua pahanya terasa keras menjepit kepalaku, sembari memekikan erangan.
“Pak! Aaacgghaahh aagghh pak, Aisyah kenapa nihh rasanya ada yang mau keluar aggrrggh.. Aisyah sudah enggak kuat mau ngeluarin pak!!”
Kemudian jepitannya melemah sambari menggeliat keringat birahi disekujur tubuhnya membuat tubuhnya menjadi seperti berminyak. Rupanya dia mengalami klimaks untuk pertama kalinya, kemudian akuciumi wajahnya yang berkeringat tersebut.
“Kamu bahagia Aisyah?”
Matanya berkaca tapi mengangguk.
“Kamu akan mendapatkan kenikmatan yang lebih dari ini Aisyah”
Sembari akuarahkan penisaku ke liang kemaluannya, terasa degup jantungnya bertambah keras ketika kepala penisaku menyentuh bibir bagian dalam kemaluannya.
“Pak jangan!” dia bergumam
“Tenang sayang enggak sakit kok”.
Sedikit demi sedikit kepala penisaku desapkan ke liang kemaluanya, Aisyah sedikit meringis disertai desahan manjanya, lama juga akutekan-tekan penisaku di liang kemaluannya, agak susah ditembus karena bibir kemaluan bagian dalamnya cukup tebal. Setelah perjuangan yang cukup lama akhirnya baru kepala penisaku yang masuk, gue kemudian memeluk tubuhnya erat sembari membisikkan.
“Maaf ya sayang ini agak sakit, masalahnya kamu masih perawan”
“Pak Aisyah sayang sama bapak”.
Kemudian Sleep! akudorong kuat penisaku diserai jeritan halus Aisyah
“Aaahh!!”
Dari kemaluanya mengalir lendir disertai darah segar yang kemudian menodai sprei.
“Makasih ya sayang” akubisikan ke telinga Aisyah.
Kemudian gerakan kulanjutkan naik turun seirama dengan erangan Aisyah, agghh Pak aagghh! Tubuh Aisyah menggeliat liar mengikuti gerak pinggul, gerakan semakin cepat naik turun semakin kupercepat seiring dengan kenikmatan yang kurasakan. Ketika pinggulnya menarik kebawah terasa sekali bibir kemaluannya seperti menyedot penisaku, akupun mengerang kenikmatan. Sudah tidak terasa sudah 10 menit tubuhaku dan tubuh Aisyah berpacu untuk mendapatkan puncak kenikmatan, kami berdua saling menekan kemaluan kita masing masing, ketika gerakan naik turun kugantikan dengan gerakan memutar sambil menekan keras penisaku ke arah atas, Aisyah menjerit keras.
“Aagghhk!! Aisyah sudah enggak kuat paakk!! aaggkkhh!”
Sembari memeluk tubuhaku erat erat diiringi kemaluannya terasa berdenyut,”Aisyah puas Pak Aisyah puas!”
“Gue juga mau keluar Leenn!!” Gue tekan penis kuat-kuat di kemaluannya sembari menyemburkan sperma hangat di kemluannya”Sayaang!!”.
Lalu dengan tubuh yang dilumuri keringat birahi kami berdua berpelukan, dan berciuman. Aisyah menangis dia menyesal sekali, gue pun menyesal telah menodai wanita yang baik sekali. Isak tangisnya terus menerus sampai akhirnya kami berdua tertidur berpelukan.
Jam tiga pagi malam yang sama gue terbangun menatap tubuh Aisyah yang terkulai, ku bisikan kata-kata cinta di telinganya.
“Aisyah Gue mencintaimu dan ingin menikahimu”.
Ku cium bibirnya, belum lagi kering air matanya ku cium leher dan dadanya, rupanya gue terangsang lagi. Kedua pahanya yang putih ku angkat dan ku bengkek ke atas tanpa basa basi langsung ku desapkan penis ku yang tegang lagi ke liang kemaluannya. Aisyah terbangun dan terkejut tanpa basa-basi telebih dahulu ku mainkan irama keras lagi di kemaluannya dia hanya bisa menjerit kenikmatan.
“Agghh agghh bapak kok enggak bilang-bilang oohh oohh, vagina Aisyah sakit pak!”
Tapi lama kelamaan Aisyah merasakan kenikmatan dari setiap gesekan penis ku.
“Terus Pak.. Terus agghh terus Pak Anton”
Terus ku balik badan Aisyah menjadi dia di atas.
“Coba kamu Aisyah yang gerak”
Aisyah duduk tepat diatas pinggul ku, dengan sedikit kikuk dia berusaha menggerakan pinggulnya.
“Aghh.. Eaghh Aisyah enggak kuat Pak ngilu di memek Aisyah”.
Memang dengan posisi dia di atas tekanan penis ku di clitorisnya semakin kencang. Lalu ku bantu menggerakkan pinggulnya dengan tangan ku.
“Terus sayang gerakin”
Aisyah merajuk manja,”Ahh Pak ngilu”
Gue enggak hiraukan rajukannya sekarang ku bantu gerakan pinggul ku ke atas dan kebawah, Aisyah terus mengerang kuat, tapi lama kelamaan dia bisa menggoyangkan pinggulnya ke depan dan ke belakang, sambil kadang kadang menjerit..
“Terus sayang terus” gue bergumam Aisyah sudah pinter sekarang, Gerakan Aisyah semakin hebat dan menekan semakin kuat..
“Aisyah sudah hampir Pakk!”
“Sudah sayang keluarin aja”
Aisyah kemudian memeluk ku erat-erat sembari menjerit.
“Ooohh! Aaagghh!! Aisyah keluar pak..”
“Gantian gue yaa!”
Kemudian dengan cepat, tanpa melepaskan penis di kemaluannya kubalik, sekarang badanku di atas dan kedua kaki pendek Aisyah melingkar di dadaku, kumainkan lagi gerakan naik turun, kurojok-rojok kemaluannya selama beberapa menit, keras terdengar suara ciplakan air yang membanjiri kemaluan Aisyah, terus kutekan sekuat kuatnya vagina Aisyah dan.
“Aisyah gue keluar lagii Aisyah..”
“Paakk Aisyah jugaa agghh!”
Kemudian kami berdua lemas tertidur dengan raut wajah penuh kepuasan. Malam itu menjadi malam yang sangat bersejarah bagi kami berdua. Dan sejak itu kami menjadi tidak canggung untuk melakukannya dan akhirnya barang dan baju Aisyah pindah ke kamarku.